Anda di halaman 1dari 62

Definisi Penyakit Parkinson

Penyakit Parkinson pertama kali diuraikan dalam sebuah


monograf oleh James Parkinson seorang dokter di London, Inggris,
pada tahun 1817. Di dalam tulisannya, James Parkinson
mengatakan bahwa penyakit (yang akhirnya dinamakan sesuai
dengan namanya) tersebut memiliki karakteristik yang khas
yakni tremor, kekakuan, dan gangguan dalam cara berjalan.
Parkinson adalah salah satu jenis penyakit yang disebabkan oleh
adanya gangguan pada organ otak, terutama pada bagian sistem
syaraf pusat otak manusia yang mengalami kemunduran. Hampir di
seluruh bagian daerah di dunia, penyakit Parkinson menyerang
banyak orang, bahkan para penderita Parkinson pria dan wanita
hampir berimbang. Penyakit Parkinson biasanya dimulai antara usia
50 dan 65, menyerang sekitar 1 % dari seluruh populasi. Penyakit
Parkinson lebih sering dialami oleh pria dibandingkan wanita.
Pada awalnya orang yang menderita Parkinson tidak menyadari
akan serangannya itu. Mereka mengetahuinya pada saat Parkinson
telah meradang dan berkembang. Parkinson dapat menjadi suatu
penyakit yang sangat menakutkan. Dikarenakan penderita
Parkinson tidak dapat mengatur hidupnya sendiri dan sangat
bergantung terhadap orang yang di sekitarnya.
Penyakit Parkinson sulit dicegah dan disembuhkan karena
penyebabnya sendiri sulit diketahui pasti. Yang jelas, ketika individu

kehilangan lebih dari 80 suplai dopamine, yaitu zat penting dalam


proses pengiriman sinyal antara sel-sel saraf otak untuk mengatur
gerakan, maka individu akan mengalami beberapa gejala
Parkinson.
Pada tahap awal dan dalam jangka waktu yang lama, penderita
tidak menyadari bahwasanya ia menderita Parkinson. Keluhan yang
biasa disampaikan pada awalnya berupa nyeri pada punggung,
leher, bahu, atau pinggang. Seiring berjalannya waktu, postur tubuh
yang membungkuk, anggota gerak menjadi tidak elastis dan
fleksibel, langkah menjadi kecil-kecil bahkan diseret-seret. Suara
mengecil dan monoton. Adanya sedikit kekakuan dan
keterlambatan eksekusi gerakan atau pengurangan gerakan tangan
saat berjalan biasanya terabaikan, sampai pada suatu saat itu
disadari oleh klinisi ataupun keluarga pasien.
Pada banyak penderita, pada mulanya Parkinson muncul sebagai
tremor (gemetar) tangan ketika sedang beristirahat, tremor akan
berkurang jika tangan digerakkan secara sengaja dan menghilang
selama tidur. Stres emosional atau kelelahan bisa memperberat
tremor.
Orang dengan Parkinson lanjut juga mengalami gangguan motorik
halus. Di antaranya kesulitan memotong makanan, mengancingkan
baju, membuka lembaran buku, tulisan menjadi lebih kecil
ukurannya dari biasanya. Untuk pekerjaan sepele seperti mengetuk
pintu pun, adalah hal yang sulit bagi penderita Parkinson.

Diagnosis penyakit ini didasarkan dari gejala klinis yang dinilai oleh
dokter dan atau didukung dengan pencitraan otak (CT Scan atau
MRI kepala). Pengobatan dasar penyakit ini adalah dengan
kombinasi obat levodopa-karbidopa.
Penyakit Parkinson bersifat progresif, artinya gejala dan tanda
tersebut akan bertambah buruk. Walaupun dalam jangka waktu
yang lama dan bertahap. Penyakit Parkinson yang mulai sebelum
umur 20 tahun disebut sebagai Juvenile Parkinsonism.

Jenis-jenis Penyakit Parkinson

Penyakit Parkinson Primer, terjadi akibat produksi

dopamine rendah yang tidak diketahui penyebabnya.

Penyakit Parkinson Sekunder, yang diakibatkan oleh


faktor luar. Penggunaan obat-obatan hipertensi,
antiaritmia, obat jantung, anti muntah, dll. Penggunaan
obat-obatan ini secara berlanjut dan mengendap di
tubuh dalam jangka waktu yang lama akan menjadi
racun bagi tubuh. Selain itu, keracunan akibat zat-zat
polutan seperti karbonmonoksida, sianida disulfida,
pestisida, dan berbisida dapat menimbulkan penyakit
Parkinson.

Orang-orang terkenal yang menderita


penyakit Parkinson

Banyak orang terkenal menderita penyakit Parkinson. Mereka


antara lain adalah Muhammad Ali (mantan petinju terkenal AS),
Bajin (sastrawan terkenal China), Chen Jingrun (ahli matematika
terkenal China), dan Michael J Fox (bintang film Hollywood).
Michael kini aktif dengan The Michael J Fox Foundation for
Parkinsons Research.

10 Tanda Awal Penyakit Parkinson


Berikut ini adalah 10 tanda awal penyakit Parkinson, yaitu:
1. Hilangnya indera penciuman
Hilangnya bau kerap diikuti dengan hilangnya rasa. Dopamin
adalah pengantar kimia yang membawa sinyal antara otak dan otot
dan saraf di seluruh tubuh. Jika sel yang memproduksi dopamin
terganggu, maka indera penciuman menjadi terganggu, dan pesan
seperti isyarat bau tidak sampai. Misalnya: seseorang mengatakan
mereka berada di pesta dan semua orang berkomentar tentang
seberapa kuat parfum salah seorang wanita, namun oramg itu tidak
bisa mencium baunya.
2. Sulit tidur
Ahli saraf tetap waspada terhadap kondisi tidur cepat yang dikenal
sebagai rapid eye-movement behavior disorder (RBD). Orang
dengan RBD mungkin berteriak, menendang, atau
menggemeretakkan gigi mereka. Mereka bahkan dapat menyerang
pasangan tidur mereka. Sebanyak 40 persen orang dengan RBD

akhirnya mengembangkan Parkinson paling tidak 10 tahun


kemudian.
Dua masalah tidur lainnya yang umumnya berkaitan dengan
Parkinson adalah sindrom kaki gelisah (kesemutan atau rasa
tusukan di kaki dan perasaan bahwa Anda harus memindahkan
mereka) dan tiba-tiba berhenti bernapas sejenak saat tidur (sleep
apnea).
Tidak semua pasien dengan kondisi ini memiliki Parkinson, tapi
sejumlah besar pasien Parkinsonhingga 40 persen dalam
kasus sleep apneamemiliki kondisi ini.
3. Mengalami sembelit dan problem berkemih
Salah satu tanda awal yang paling umum dari Parkinsondan yang
paling diabaikan karena ada banyak kemungkinan penyebab
adalah sembelit dan kentut. Ini hasil dari penyakit Parkinson yang
mulai mempengaruhi sistem saraf otonom, yang mengatur aktivitas
otot halus seperti yang bekerja perut dan kandung kemih. Usus dan
kandung kemih dapat menjadi kurang sensitif dan memperlambat
proses pencernaan keseluruhan.
Salah satu cara untuk mengenali perbedaan antara sembelit biasa
dan sembelit disebabkan oleh Parkinson adalah bahwa yang
terakhir sering disertai dengan perasaan kenyang, bahkan setelah
makan sangat sedikit.
4. Kurangnya ekspresi wajah
Kehilangan dopamin dapat mempengaruhi otot-otot wajah,
membuat mereka kaku dan lambat dan mengakibatkan kurangnya
karakteristik ekspresi. Beberapa orang menyebutnya sebagai wajah
batu atau wajah poker.

5. Nyeri pada leher


Tanda ini sangat sering terjadi pada wanita, setelah mengeluhkan
tremor dan kekakuan. Nyeri leher ini sifatnya terus berlanjut, tidak
seperti kram otot biasa yang hilang setelah satu atau dua hari. Pada
beberapa orang, muncul mati rasa dan kesemutan.
6. Lambat saat menulis
Salah satu gejala Parkinson, yang dikenal
sebagai bradykinesia, adalah perlambatan dan hilangnya gerakan
spontan dan rutin. Tulisan tangan adalah salah satu tempat yang
paling umum untuk mengenai tanda bradykinesia.
Mencuci dan berpakaian juga digunakan untuk menandai
kemunculan bradykinesia. Seseorang mungkin butuh waktu lama
untuk berdandan atau berurusan dengan ritsleting dan pengencang
lainnya.
7. Perubahan suara
Suara mulai berubah, sering menjadi jauh lebih lembut dan lebih
monoton. Ini adalah tanda yang sering dilupakan dokter yang
mendiagnosis seseorang dengan penyakit ini. Otot-otot wajah yang
kaku membuatnya lebih sulit mengatakan sesuatu dengan jelas.
Beberapa pasien mulai mengalami kesulitan membuka mulut
mereka.
8. Lengan tidak berayun bebas
Lengan tak bisa direntangkan dengan bebas sehingga untuk meraih
vas bunga di rak tertinggi akan mengalami kesulitan. Bisa juga,
salah satu lengan tak bebas berayun seperti lengan lainnya.
9. Berkeringat secara berlebihan
Ketika Parkinson mempengaruhi sistem saraf otonom, ia kehilangan
kemampuannya untuk mengatur tubuh, yang dapat menyebabkan

perubahan pada kulit dan kelenjar keringat. Beberapa orang


menemukan diri mereka berkeringat secara tak terkendali ketika
tidak ada alasan yang jelas, seperti panas atau kecemasan. Bagi
seorang wanita, serangan ini kabur dengan gejala menopause.
Istilah resmi untuk gejala ini adalah hiperhidrosis.
10. Perubahan suasana hati dan kepribadian
Para ahli tidak yakin mengapa, tapi ada berbagai perubahan
kepribadian terkait dengan yang datang dengan Parkinson,
termasuk kecemasan diucapkan dalam situasi baru, penarikan
sosial, dan depresi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
depresi pada seseorang yang sebelumnya tidak mengalaminya
adalah tanda pertama pada kebanyakan pasien Parkinson.

Gejala penyakit Parkinson


Gejala dari Penyakit Parkinson merupakan akibat dari degenerasi
sel saraf dopaminergik yang berada di area substansia nigra,
bagian dari otak yang mengontrol dan mengatur gerakan tubuh.
Gejala-gejalanya antara lain otot yang bergetar (tremor), gerakan
yang melambat (bradikinesia), kekakuan otot (rigiditas) dan
gangguan berjalan atau masalah keseimbangan.
Sejalan dengan berlangsungnya penyakit, gejala-gejala ini biasanya
semakin memburuk dan mempengaruhi kemampuan pasien untuk
bekerja dan menjalankan fungsinya.

Berikut ini adalah 4 gejala utama dari


penyakit PD (Parkinson Disorder) atau
bisa disingkat TRAP, yaitu:

1. Tremor
Tremor Istirahat (Rest Tremor) yang khas ini merupakan gejala
yang paling jelas, sering terdapat pada awal penyakit dan mudah
diidentifikasi oleh penderita maupun keluarganya sendiri. Rest
tremor ini bersifat kasar (kurang lebih 4 siklus/detik), dan
gerakannya seperti memulung pil (pill-rolling) atau seperti
menghitung uang logam. Tremor dapat dimulai dari satu ekstremitas
saja pada awal gejala dan dapat menyebar sehingga mengenai
seluruh anggota tubuh (lengan, rahang, lidah, kelopak mata,
tungkai) bahkan juga suara. Tremor ini berupa gerakan getar yang
biasanya muncul pada gerak tangan, lengan, atau tungkai saat
rileks. Misalnya saat memegang koran atau gagang telepon.
Tremor dapat menghilang jika otot berelaksasi total ataupun dengan
melakukan gerakan. Faktor fisik dan emosi dapat mencetuskan
timbulnya tremor ini. Ada jenis tremor yang lainnya dengan
frekuensi 7-8 siklus/menit. Tidak seperti yang 4 siklus/menit, tremor
ini dapat tetap ada pada gerakan penderita dan tidak berhubungan
dengan posisi diam dari anggota gerak (bukan rest tremor) dan
lebih mudah hilang pada posisi otot yang relaksasi. Pasien bisa
menampakkan gejala kedua tremor ini atau hanya salah satunya.

Pada awalnya tremor terjadi pada satu tangan, akhirnya akan


mengenai tangan lainnya, lengan dan tungkai. Tremor juga akan
mengenai rahang, lidah, kening, dan kelopak mata. Biasanya
penderita mengeluh tangannya bergetar saat beristirahat, namun
tidak saat melakukan aktivitas. Tremor yang terjadi pada kepala
menyebabkan kepala menggeleng, mulut membuka menutup, dan
lidah terjulur tertarik tarik.
Tremor juga akan muncul atau bertambah berat pada keadaan
stres. Saat konsentrasi pun bisa muncul gejala tremor, namun pada
saat tidur lelap gejala ini tidak muncul. Pada kondisi lanjut, tremor
juga akan muncul meski sedang beraktivitas.

2. Rigiditas
Rigiditas: kekakuan; peningkatan tonus otot. Dikombinasikan
dengan rest tremor, kekakuan ini menghasilkan fenomena cogwheel atau roda gigi saat ekstremitas digerakkan secara pasif. Hal
ini juga sangat jelas dapat dirasakan dengan cara mempalpasi otot
pasien bahkan pada keadaan rileks dan rasa ingin jatuh.
Rigiditas, yang didefinisikan sebagai tahanan terhadap gerakan
pasif sehingga apabila persendian penderita digerakkan orang lain,
akan terasa seperti roda gigi. Penderita mengeluh otot kaku, nyeri
sendi, dan lelah. Keadaan ini terkadang menyerupai gejala rematik.
Postur tubuh dapat menjadi membungkuk ke depan. Pada keadaan
yang lanjut gerakan sendi bisa menjadi terbatas.

Rigiditas disebabkan oleh peningkatan tonus pada otot antagonis


dan otot protagonis dan terdapat pada kegagalan inhibisi aktivitas
motoneuron otot protagonis dan otot antagonis sewaktu gerakan.
Meningkatnya aktivitas alfa motoneuron pada otot protagonis dan
otot antagonis menghasilkan rigiditas yang terdapat pada seluruh
luas gerakan dari ekstremitas yang terlibat.

3. Akinesia/Bradykinesia
Bradykinesia/Akinesia: pengurangan atau tidak adanya gerakan
sama sekali. Gerakan cepat, berulang-ulang menghasilkan sebuah
gerakan disritmik dan pengurangan kekuatan gerakan.
Bradikinesia, berupa menurunnya gerakan motorik tubuh secara
keseluruhan. Misalnya, sulit bangkit dari kursi, memulai berjalan
atau berbalik ke tempat tidur. Wajah tampak murung dan sedih,
kedipan mata berkurang atau tatapan mata kosong seperti orang
melamun. Suara juga dapat berubah menjadi halus dan pelan,
sehingga sulit didengar. Gaya berjalan menjadi kaku seperti robot,
langkah menjadi kecil-kecil dan pendek, langkah diseret, lengan
tidak atau kurang melenggang. Dalam hal makan, penderita juga
mengalami kelambanan, baik mengunyah atau menelan, dan
bahkan dapat mengeluarkan air liur.
Bradikinesia menyebabkan berkurangnya ekspresi muka serta
mimik dan gerakan spontan berkurang sehingga wajah mirip
topeng, kedipan mata berkurang, menelan ludah berkurang
sehingga ludah keluar dari mulut. Gerakan penderita menjadi

lamban sehingga gerak asosiatif menjadi berkurang misalnya: sulit


bangun dari kursi, sulit mulai berjalan, lamban mengenakan pakaian
atau mengancingkan baju, lambat mengambil suatu obyek, bila
berbicara gerak bibir dan lidah menjadi lamban. Terjadi perubahan
pada tulisan tangan. Saat menulis, tulisan penderita Parkinson
biasanya lama-lama akan semakin mengecil sampai tidak terbaca.
Dan jika terjadi di usia produktif, maka akan mengganggu
pekerjaannya.
Bradikinesia merupakan hasil akhir dari gangguan integrasi dari
impuls optik sensorik, labirin, propioseptik dan impuls sensorik
lainnya di ganglia basalis. Hal ini mengakibatkan perubahan pada
aktivitas refleks yang mempengaruhi alfa dan gamma motoneuron.

4. Hilangnya refleks postural


Postural instability (ketidakstabilan postural): tidak adanya refleks
postural sehingga mengakibatkan ketidakseimbangan.
Instabilitas Postural yang ditandai dengan memburuknya
keseimbangan tubuh sehingga penderita mudah jatuh. Ketika
sedang berjalan penderita dapat mengalami kesulitan berhenti
sehingga saat akan berhenti dapat kehilangan keseimbangan.
Meskipun sebagian peneliti memasukkan sebagai gejala utama,
namun pada awal stadium penyakit Parkinson gejala ini belum ada.
Hanya 37% penderita penyakit Parkinson yang sudah berlangsung

selama 5 tahun mengalami gejala ini. Keadaan ini disebabkan


kegagalan integrasi dari saraf propioseptif dan labirin dan sebagian
kecil impuls dari mata, pada level talamus dan ganglia basalis yang
akan mengganggu kewaspadaan posisi tubuh. Keadaan ini
mengakibatkan penderita mudah jatuh.
Gejala Parkinson berbeda pada setiap dari mereka yang
mengalaminya. Gejala umumnya dimulai pada satu sisi bagian
tubuh dan biasanya memburuk pada sisi tersebut bahkan setelah
gejala mulai terjadi pada kedua sisi tubuh.
Berikut ini adalah gejala-gejala Parkinson yang biasa ditunjukkan
oleh penderitanya, yaitu:

Kurangnya ekspresi muka serta mimik. Muka menjadi

seperti topeng, kedipan mata berkurang, disamping itu


kulit muka seperti berminyak dan ludah sering keluar
dari mulut. Wajah penderita menjadi kurang ekspresif
dan datar karena otot-otot wajah untuk membentuk
ekspresi tidak bergerak. Kadang berkurangnya ekspresi
wajah ini disalahartikan sebagai depresi, walaupun
memang banyak penderita Parkinson yang akhirnya
mengalami depresi. Pandangan tampak kosong dengan
mulut terbuka dan matanya jarang mengedip.

Langkah menjadi kecil, yang khas pada penyakit


Parkinson. Pada stadium yang lebih lanjut sikap
penderita dalam posisi kepala difleksikan ke dada, bahu

membongkok ke depan, punggung melengkung ke


depan, dan lengan tidak melenggang bila berjalan.

Pengucapan kata-kata yang monoton dengan volume


yang kecil dan khas pada penyakit Parkinson. Pada
beberapa kasus suara mengurang sampai berbentuk
suara bisikan yang lamban. Bicara sering terdengar
sangat lembut dan seperti menggumam.

Mata kurang berkedip, melirik ke arah atas terganggu,


konvergensi menjadi sulit, gerak bola mata menjadi
terganggu.

Mengalami kesulitan dalam berbicara karena katakatanya sulit dipahami, suara menjadi pelan, lemah, dan
tidak dapat dimengerti. Kata-katanya sulit didengar dan
dipahami.

Mengalami kesulitan atau kekakuan dalam melakukan


gerak tubuh juga merasakan ketegangan atau sakit
seperti terjadi kekakuan pada otot, ketika berjalan,
memutar, jalan di tempat yang sempit yang akan
membuat penderita kesulitan dalam bergerak.

Hilangnya indera penciuman yang diakibatkan oleh


proses penurunan perkembangan syaraf.

Mengalami depresi sebelum terjadinya dalam masalah


pergerakan. Para ahli yakin, kelainan mental merupakan
bagian dari pernyakit Parkinson sendiri, bukan hanya
reaksi dari memiliki penyakit Parkinson.

Terjadi gemetaran pada tangan, kaki, rahang, juga


kepala ketika sedang beristirahat atau sedang tidak
melakukan aktivitas apapun.

Perubahan dalam gerak motorik. Hal yang bisa dilihat

dengan adanya perubahan dalam tulisan tangan yang


menjadi lebih kecil dan berdesakan. Dalam
pergerakannya sangat lambat dan kadang ceroboh.

Mengalami kondisi membeku seperti patung pada


saat berjalan atau berputar arah dan tidak mampu
melangkah.

Mengeluh merasakan tegang atau sakit, kekakuan


pada otot, lengan dan tubuh hingga sulit untuk bergerak.
Bangun dari tempat tidur atau berdiri dari kursi menjadi
sangat sukar. Orang yang menderita Parkinson jarang
membuat gerakan-gerakan spontan.

Tidak bisa bertahan lama dalam posisi berdiri. Petunjuk


umumnya penderita akan kehilangan keseimbangan
tubuh dan bisa terjatuh. Mereka biasanya akan berjalan
dengan langkah-langkah kecil dan lambat. Namun, jika
pasangan Anda mengalami hal seperti ini dan tidak
diikuti gejala Parkinson lainnya, mungkin saja dia
mengalami diagnosa yang berbeda.

Terjadi masalah pada sisi lain tubuh Anda. Gejalanya


berupa jari-jari yang bergetar atau kekakuan pada kaki.
Pergerakan motoris pada penderita Parkinson awalnya
hanya mengganggu satu sisi tubuh. Selanjutnya dalam
beberapa tahun ke depan gangguan ini akan menyebar
ke sisi yang lain.

Penderita seperti kekurangan tenaga.

Saat penderita berjalan, satu tangan tidak berayun


sebanyak tangan lainnya dan pergerakan yang lambat

ini akan menjalar pada seluruh tubuh. Sebagai contoh,


awalnya tangan berayun lebih lamban dari biasanya,
selanjutnya diikuti dengan jarang berkedip dan menelan
ludah.

Hilangnya keseimbangan dan kesulitan untuk memutar


tubuh atau menghentikan langkah.

Merasakan gejala timbulnya rasa sakit seperti rasa


terbakar atau rasa geli.

Air liur menetes dan penderita mengalami kesulitan


menelan makanan. Penderita seringkali ileran atau
tersedak karena kekakuan pada otot wajah dan
tenggorokan menyebabkan kesulitan menelan.

Masalah ketidakseimbangan postur dan koordinasi


badan yang dapat mengakibatkan jatuh.

Mengalami kesulitan dalam memulai suatu pergerakan


dan terjadi kekakuan otot. Jika lengan bawah ditekuk ke
belakang atau diluruskan oleh orang lain, maka
gerakannya terasa kaku. Kekakuan dan imobilitas bisa
menyebabkan sakit otot dan kelelahan. Kekakuan dan
kesulitan dalam memulai suatu pergerakan bisa
menyebabkan berbagai kesulitan. Otot-otot kecil di
tangan seringkali mengalami gangguan, sehingga
pekerjaan sehari -hari (misalnya mengancingkan baju,
menulis dan mengikat tali sepatu) semakin sulit
dilakukan.

Mengalami kesulitan dalam melangkah dan seringkali


berjalan tertatih-tatih dimana lengannya tidak berayun
sesuai dengan langkahnya. Jika penderita sudah mulai

berjalan, mereka mengalami kesulitan untuk berhenti


atau berbalik. Langkahnya bertambah cepat sehingga
mendorong mereka untuk berlari kecil supaya tidak
terjatuh. Sikap tubuhnya menjadi bungkuk dan sulit
mempertahankan keseimbangan sehingga cenderung
jatuh ke depan atau ke belakang.

Berbicara sangat pelan dan tanpa aksen (monoton)


dan menjadi gagap karena mengalami kesulitan dalam
mengartikulasikan fikirannya.

Mengalami gangguan keseimbangan tubuh.

Merasakan sakit seperti terbakar, perasaan geli,

hilangnya motivasi, susah tidur, ataupun merasakan


tekanan. Kebanyakan gejala ini akan memperparah
penderita penyakit Parkinson.
Sembelit serta masalah berkemih.
Nyeri pada sekitar leher.
Berkeringat terlalu berlebih.
Pergantian pada suasana hati serta kepribadian.
Tangan dan lengan bergetar dalam keadaan diam atau

sedang santai.

Demensia atau masalah pada mental dan daya ingat.

Berjalan dengan langkah kecil, lambat, terseret, sulit


membelok arah dan sulit berhenti.

Kekakuan otot leher, lengan, punggung dan tungkai,


sampai posisi badan membungkuk.

Gangguan keseimbangan tubuh sehingga mudah


terjatuh ke belakang.

Pada beberapa penderita ditemukan ujung jari tangan

yang keras dan menekuk ke dalam secara tidak normal


(yang dapat dihilangkan dengan pemberian obat
antiparkinson umum).

Sebagian besar penderita memiliki intelektual yang


normal, tetapi ada juga yang menjadi pikun.

Proses terjadinya penyakit Parkinson


Penyebab pasti terjadinya penyakit Parkinson masih belum
diketahui.
Seseorang bisa mengidap penyakit Parkinson jika tubuhnya,
khususnya otak kekurangan zat yang disebut
dopamine.Dopamine adalah mediator yang dibutuhkan otak
untuk mengatur dan mengkoordinasi kapan dan jenis gerakan yang
harus dilaksanakan oleh otot. Normalnya, dopamine dihasilkan oleh
sel-sel saraf tertentu di otak, bila sel saraf tersebut rusak sehingga
produksi dopamine berkurang maka kemampuan otak mengatur
dan mengkoordinasi gerakan akan terganggu dengan risiko timbul
gerakan yang abnormal.
Pada beberapa kasus, Parkinson merupakan komplikasi yang
sangat lanjut dari ensefalitis karena virus (suatu infeksi yang
menyebabkan peradangan otak). Kasus lainnya terjadi jika penyakit
degeneratif lainnya, obat-obatan atau racun mempengaruhi atau
menghalangi kerja dopamin di dalam otak. Misalnya obat anti
psikosa yang digunakan untuk mengobati paranoia berat dan

skizofrenia menghambat kerja dopamin pada sel saraf. Penyebab


dari kemunduran sel saraf dan berkurangnya dopamin terkadang
tidak diketahui. Penyakit ini cenderung diturunkan, walau terkadang
faktor genetik tidak memegang peran utama.

Diagnosis Penyakit Parkinson


Diagnosis penyakit Parkinson berdasarkan klinis dengan
ditemukannya gejala motorik utama antara lain tremor pada waktu
istirahat, rigiditas, bradikinesia dan hilangnya refleks postural.
Kriteria diagnosis yang dipakai di Indonesia adalah kriteria Hughes
(1992):

Possible : didapatkan 1 dari gejala-gejala utama


Probable : didapatkan 2 dari gejala-gejala utama
Definite : didapatkan 3 dari gejala-gejala utama

Untuk kepentingan klinis diperlukan adanya penetapan berat


ringannya penyakit dalam hal ini digunakan stadium klinis
berdasarkan Hoehn and Yahr (1967) yaitu:

Stadium 1: Gejala dan tanda pada satu sisi, terdapat

gejala yang ringan, terdapat gejala yang mengganggu


tetapi menimbulkan kecacatan, biasanya terdapat
tremor pada satu anggota gerak, gejala yang timbul
dapat dikenali orang terdekat (teman).

Stadium 2: Terdapat gejala bilateral, terdapat


kecacatan minimal, sikap/cara berjalan terganggu.

Stadium 3: Gerak tubuh nyata melambat,

keseimbangan mulai terganggu saat berjalan/berdiri,


disfungsi umum sedang.

Stadium 4: Terdapat gejala yang berat, masih dapat


berjalan hanya untuk jarak tertentu, rigiditas dan
bradikinesia, tidak mampu berdiri sendiri, tremor dapat
berkurang dibandingkan stadium sebelumnya.

Stadium 5: Stadium kakhetik (cachactic stage),


kecacatan total, tidak mampu berdiri dan berjalan
walaupun dibantu.

Penyebab penyakit Parkinson


Berikut ini adalah penyebab terjadinya penyakit Parkinson, yaitu:

Faktor keturunan.
Kepala terluka atau pernah mengalami trauma kepala

akibat kecelakaan benturan di kepala.

Efek samping dari penggunaan obat-obatan yang


dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama seperti obat
hipertensi, jantung, dan stroke.

Usia, karena Penyakit Parkinson umumnya dijumpai


pada usia lanjut dan jarang timbul pada usia di bawah 30
tahun.

Ras, di mana orang kulit putih lebih sering


mendapat penyakit Parkinson daripada orang Asia dan
Afrika.

Genetik, faktor genetik amat penting dengan


penemuan pelbagai kecacatan pada gen tertentu yang

terdapat pada penderita Penyakit Parkinson, khususnya


penderita Parkinson pada usia muda.

Toksin (seperti 1-methyl-4-phenyl-1,2,3,6-

trihidroxypyridine (MPTP), CO, Mn, Mg, CS2, methanol,


etanol, dan sianida), penggunaan herbisida dan
pestisida, serta jangkitan.
Tekanan emosional.
Penggunaan obat-obatan terlarang.
Paparan racun lingkungan.
Stroke.
Tiroid dan gangguan paratiroid.
Trauma kepala berulang (misalnya, trauma terkait

dengan tinju).
Tumor otak.
Kelebihan cairan di sekitar otak (disebut hidrosefalus).
Radang otak (ensefalitis) akibat infeksi.
Jenis kelamin. Laki-laki lebih berisiko daripada wanita.
Merokok.
Pekerjaan, khususnya petani karena risiko terpapar
pestisida/herbisida lebih besar.

Penyebab-penyebab Parkinson di Usia Muda


Faktor pertama yang memungkinkan terjadinya Parkinson usia
muda adalah faktor keturunan. Salah satu buktinya adalah sebuah
keluarga di Gresik, dimana dua putri di keluarga tersebut mengidap
penyakit Parkinson, penyakit yang juga diidap oleh sang ayah.
Namun begitu, faktor keturunan bukan satu-satunya penyebab
Parkinson usia muda karena racun yang kuat juga dapat

menyebabkan Parkinson. Pestisida adalah salah satu jenis racun


yang diduga dapat menyebabkan penyakit ini. Selain pestisida,
anipsychotics yang biasanya digunakan dalam penyembuhan
penyakit kejiwaan pun juga dapat mempengaruhi gejala penyakit
yang satu ini mengingat penggunaan anipsychotics berkaitan erat
dengan menurunnya aktivitas dopaminergic.
Tak hanya racun atau toksin, trauma otak juga merupakan salah
satu pemicu Parkinson di usia muda. Mereka yang memiliki bakat
Parkinson juga dapat terkena Parkinson di usia muda.

Komplikasi Penyakit Parkinson


Adapun komplikasi yang harus dicermati ialah:
Dekubitus (luka lecet di bokong, tumit, punggung akibat lama
tertekan).
Malnutrisi karena penderita menolak makan karena
kesusahan mencerna makanan.
Luka karena terjatuh karena badan tidak bisa berjalan
dengan benar.
-

Radang paru akibat kesedot makanan/minuman.

Gangguan BAB (buang air besar) dan BAK (buang air kecil).

Gangguan fungsi seksual.

Depresi.

Demensia.

Pencegahan Penyakit Parkinson


Bagaimana mencegah penyakit Parkinson? Berikut ini beberapa
caranya, yaitu:
Menghindari trauma otak dengan menghindari benturan yang
keras karena pada dasarnya penyakit Parkinson disebabkan karena
rusaknya neuron, unit terkecil otak manusia yang berfungsi
menyampaikan pesan dari otak ke syaraf yang kemudian akan
diteruskan ke anggota tubuh lain dan sebaliknya.
-

Meningkatkan latihan fisik dan aktivitas mental

Latihan fisik dan aktivitas mental adalah metode yang efektif dalam
pencegahan dan pengobatan Parkinson dan juga dapat menunda
penuaan jaringan otak. Dalam kehidupan sehari-hari beberapa
latihan fisik dapat membantu menjaga kesehatan serta latihan
membantu untuk mencegah penyakit. Perlu diketahui bahwa
berolahraga, harus memilih bervariasi, misalnya: berjalan di atas
jalan berkerikil sambil membungkuk untuk menunda hypokinesia.
-

Menjauh dari zat beracun

Hindari bahan kimia yang beracun, seperti insektisida, herbisida,


pestisida, dan sebagainya. Menghindari atau mengurangi zat
beracun terhadap sistem saraf manusia, zat beracun seperti karbon
monoksida, karbon dioksida, mangan, merkuri, dll. Knalpot mobil
mengandung banyak karbon monoksida, karbon disulfida, gas
beracun sianida, dan gas beracun lainnya, gas-gas ini dapat
menyebabkan kematian sel.
-

Menghindari kelelahan mental.

Membatasi asupan vitamin B6

Karena vitamin B6 meninggalkan efek Shidopa, oleh karena itu


setiap hari selama melakukan pengobatan harus membatasi
asupan vitamin B6.
Menghindari melakukan kegiatan di luar ruangan jika cuaca
panas. Pada hari-hari yang panas penderita Parkinson sangatlah
sensitif, sehingga selama hari-hari panas pasien sebaiknya tinggal
di dalam rumah, cobalah untuk melakukan kegiatan di luar ruangan
pada pagi atau sore hari.
-

Mengenakan sesuatu yang sederhana

Dalam berpakaian agar dapat memudahkan dalam memilih pakaian


dianjurkan memilih ritsleting yang berada di depan dan tidak perlu
yang tertutup. Cobalah untuk memakai sepatu dengan tidak

mengikat tali sepatu, jangan memakai sepatu karet karena grip


sepatu yang terlalu kuat.
-

Memiliki cara makan yang benar

Karena penderita penyakit Parkinson mengalami kekakuan otot,


maka anggota keluarga pasien jangan memaksa pasien untuk
makan dan minum dengan cepat. Minum minuman dingin dapat
memilih dengan menggunakan sedotan plastik yang fleksibel,
minum minuman panas dengan pegangan lebar, dan gelas yang
ringan.
-

Pencegahan infeksi

Penderita penyakit Parkinson mudah terkena penyakit bronkitis atau


pneumonia, oleh karena itu, batuk atau demam harus ditangani
dengan secepatnya, agar infeksi serius terjadi kemudian.

Pengobatan Penyakit Parkinson


Pengobatan penyakit Parkinson saat ini bertujuan untuk
mengurangi gejala motorik dan memperlambat progresivitas
penyakit. Tetapi selain gangguan motorik penyakit Parkinson juga
mengakibatkan gejala non motorik seperti depresi dan penurunan
kognitif, disamping terdapat efek terapi obat jangka panjang. Tidak
ada obat untuk Parkinson, tetapi banyak jenis obat dan operasi
dapat mengendalikan gejala penyakit tersebut. Perawatan pada
penderita penyakit Parkinson bertujuan memperlambat atau

menghambat perkembangan penyakit dengan pemberian obat dan


terapi fisik untuk melatih sel-sel otot.
Walaupun Penyakit Parkinson sampai dengan saat ini belum dapat
disembuhkan, terdapat kemajuan dalam pengobatan beberapa
tahun belakangan ini, berdasarkan pada pemahaman baru dari
kondisi dan proses penyakitnya. Diagnosa awal, obat-obatan,
strategi rehabilitasi, dan upaya menolong diri sendiri telah
memberikan manfaat pada pasien Penyakit Parkinson dan
meningkatkan kualitas hidup mereka.
A. Pengendalian gejala dengan obat.
Penyakit Parkinson bisa diobati dengan berbagai obat, tetapi tidak
satupun dari obat-obat tersebut yang menyembuhkan penyakit atau
menghentikan perkembangannya, fungsi obat-obat tersebut adalah
untuk membuat penderita lebih mudah melakukan suatu gerakan
dan memperpanjang harapan hidup penderita. Untuk
mempertahankan mobilitasnya, penderita dianjurkan untuk tetap
melakukan kegiatan sehari-harinya sebanyak mungkin dan
mengikuti program latihan secara rutin.
Ada beberapa jenis obat yang bisa dipakai untuk
mengendalikan gejala penyakit Parkison, yaitu:
Obat yang menaikkan kadar dopamine di otak yaitu
levodopa: Madopar,
Obat yang cara kerjanya mirip dopamin (Dopamin agonist):
Sifrol,

Obat yang bekerja menghambat kerusakan dopamine di otak


(MAO B inhibitor): Jumex,
Yang membantu koordinasi kerja otot (antikolinergik) antara
lain: Artane,
-

Lain-lain misalnya: Amantadine

Obat poten (pilihan utama) untuk Parkinson sampai sekarang ini


adalah levodopa, walaupun penggunaannya sudah mulai dikurangi
disebabkan oleh banyaknya efek samping yang ditemukan.
Khusus untuk levodopa masa kerja obat ada batasannya, artinya
suatu saat efek obat tersebut akan berkurang bahkan menghilang
walaupun dosisi telah optimal (fenomena on off) sehingga perlu
dikombinasikan dengan obat lain.
Obat anti Parkinson terdiri atas empat golongan, diantaranya:
Obat Dopaminerik sentral: Prekursor DA (Levodopa)
dan Agonis DA (Bromokriptin, apomorfin, ropinirol, pramipreksol)
Levodopa.
Pengobatan dasar untuk Parkinson adalah levodopa-karbidopa. Di
dalam otak, levodopa diubah menjadi dopamin. Obat ini
mengurangi tremor dan kekakuan otot dan memperbaiki gerakan.
Penderita Parkinson ringan bisa kembali menjalani aktivitasnya
secara normal dan penderita yang sebelumnya terbaring di tempat

tidur menjadi kembali mandiri. Penambahan Karbidopa


dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas Levodopa di dalam
otak dan untuk mengurangi efek Levodopa yang tidak diinginkan di
luar otak. Kini ada kombinasi tiga obat selain Levodopa dan
Karbidopa juga ditambahkan Entacapone. Dimana fungsi
Entacapone membantu kerja kedua obat tersebut dengan
memperlancar masuknya kedua obat tersebut ke otak.
Mekanisme Kerja. Di dalam otak Levodopa dirubah
menjadi Dopamin. Pengubahan levodopa menjadi dopamin
membutuhkan adanya dekarboksilase asam L-amino aromatik.
Efek samping. Yang paling sering terjadi adalah mual, muntah dan
anoreksia. Pada permulaan terapi juga dapat timbul
hipotensi ortostatis dan gangguan pusat ringan seperti gelisah, rasa
takut, bingung dan pikiran kacau.
Interaksi Obat. Piridoksin, sebagai ko-enzim,
mempercepat perombakan perifer levodopa dengan jalan
memperkuat kegiatan dekarboksilase.
Bromokriptin.
Bromokriptin merupakan prototip kelompok ergolin yaitu alkaloid
ergot yang bersifat dopaminergik, yang dikelompokkan sebagai
ergolin.

Mekanisme Kerja. Bromokriptin merangsang reseptor


dopeminergik. Obat ini lebih besar afinitasnya terhadap reseptor D2
dan merupakan antagonis reseptor D1. organ yang dipengaruhi
ialah yang memilki reseptor dopamin yaitu SSP, kardiovaskular,
poros hipotalamus dan saluran cerna.
Efek samping. Efek samping bromokriptin memperlihatkan variasi
individu yang nyata. Gangguan psikis berupa halusinasi penglihatan
dan pendengaran lebih sering ditemukan dibandingkan dengan
pemberian levodopa. Efek samping yang jarang-jarang terjadi
adalah eritromelalgia, kemerahan, nyeri, panas dan edema
ditungkai bawah.
Interaksi Obat. Pemberian obat bersama antasid atau makanan,
mengurangi mual yang berat. Antipsikotropika dan metoklorpromida
sebagai antagonis dopamin, dapat mengurangi efeknya.
-

Obat antikolinergik sentral:

Senyawa antikolinergik sentral: triheksifenidil, biperidin, sikrimin,


prosiklidin, benzotropin mesilat, dan karamifen.
Senyawa antihistamin : Difenhidramin, klorfenoksiamin, orfenadrin,
dan fenindamin.
Derivat fenotiazin : etopropazin, prometazin, dan dietazin.

Antikolinergik merupakan obat alternatif levodopa dalam


pengobatan Parkinsonisme. Prototip kelompok ini adalah
triheksifenidil. Termasuk dalam kelompok ini adalah biperidin,
prosiklidim, benzotropin, dan antihistamin.
Mekanisme Kerja. Dasar kerja obat ini adalah mengurangi
efektivitas kolinergik yang berlebihan di ganglia basal.
Efek samping. Antiparkinson kelompok antikolinergik menimbulkan
efek samping sentral dan perifer. Efek samping sentral dapat
berupa gangguan neurologik yaitu: ataksia, disartria, hipertermia,
gangguan mental, pikiran kacau, amnesia, delusi, halusinasi,
somnolen, dan koma.
Interaksi Obat. Obat Parkinson dapat melawan atau meniadakan
efek antipsikotika dan bisa mencetuskan gejala psikosi pada pasien
yang ditangani dengan dua obat. Dengan demikian dianjurkan
untuk menurunkan dosis obat Parkinson. Sebaliknya antidepresiva
dapat memperkuat efek kognitif dari antikolinergika.
Obat Dopamino-antikolinergik: Amantadin dan Antidepresan
trisiklik
Amantadin
Amantadin adalah antivirus yang digunakan terhadap influenza
Asia. Secara kebetulan penggunaan amantandin pada seorang
pasien yang menderita influenza yang juga menderita Parkinson

memperlihatkan perbaikan gejala neurologik. Kenyataan ini


merupakan titik tolak penggunaan amantandin.
Mekanisme kerja. Amantandin diduga meningkatkan aktivitas
dopaminergik serta menghambat aktivitas kolinergik di korpus
striatum. Amantandin membebaskan DA dari ujung saraf dan
menghambat ambilan prasinaptik DA, sehingga memperpanjang
waktu paruh DA di sinaps.
Efek samping. Efek samping amantandin menyerupai gejala
intoksikasi atropin. Gejala yang dapat timbul adalah depresi,
gelisah, insomnia, pusing, gangguan saluran cerna, mulut kering
dan dermatitis.
-

Penghambat MAO-B: Selegilin

Selegilin merupakan penghambat monoamin oksidase-B (MAO-B)


yang relatif spesifik. Saat ini dikenal dua bentuk penghambat MAO,
tipe A yang terutama berhubungan dengan deaminasi oksidatif
norepinefrin dan serotonin, tipe B yang memperlihatkan aktivitas
terutama pada dopamin.
Mekanisme kerja. Selegilin menghambat deaminasi dopamin
sehingga kadar dopamin sehingga kadar dopamin di ujung saraf
dopaminergik lebih tinggi. Selain itu, ada hipotesis yang
mengemukakan bahwa selegilin mungkin mencegah pembentukan
neurotoksin endogen yang membutuhkan aktivasi oleh MAO-B.

Efek samping. Efek samping berat tidak dilaporkan terjadi, efek


samping kardoivaskuler jelas kurang dari penghambat MAO-A.
Hipotensi, mual, kebingungan dan psikosis pernah dilaporkan.

Obat-obatan untuk mengobati penyakit Parkinson:


Obat

Aturan Pemakaian

Keterangan

Levodopa
(dikombinasika
n dengan
karbidopa)

Merupakan pengobatan
utama untuk Parkinson.
Diberikan bersama
karbidopa untuk
meningkatkan
efektivitasnya &
mengurangi efek
sampingnya
Mulai dengan dosis
rendah, yang selanjutnya
ditingkatkan sampai efek
terbesar diperoleh

Setelah beberapa
tahun digunakan,
efektivitasnya
bisa berkurang

Bromokriptin
atau pergolid

Pada awal pengobatan


seringkali ditambahkan
pada pemberian
levodopa untuk
meningkatkan kerja
levodopa atau diberikan
kemudian ketika efek
samping levodopa
menimbulkan masalah
baru

Jarang diberikan
sendiri

Seringkali diberikan
sebagai tambahan pada

Bisa
meningkatkan

Seleglin

pemakaian levodopa

aktivitas levodopa
di otak

Obat
antikolinergik
(benztropin &
triheksifenidil),
obat anti
depresi
tertentu,
antihistamin
(difenhidramin
)

Pada stadium awal


penyakit bisa diberikan
tanpa levodopa, pada
stadium lanjut diberikan
bersamaan dengan
levodopa, mulai diberikan
dalam dosis rendah

Bisa menimbulkan
beberapa efek
samping

Amantadin

Digunakan pada stadium


awal untuk penyakit yang
ringan
Pada stadium lanjut
diberikan untuk
meningkatkan efek
levodopa

Bisa menjadi tidak


efektif setelah
beberap bulan
digunakan sendiri

B. Operasi.
Untuk penderita yang tidak berhasil dikelola dengan obat, tindakan
operasi dengan cara menanamkan elektrode (implant) di otak yang
disebut Deep brain stimulation adalah pilihan yang sangat
membantu.

Metode khusus untuk mencegah


Penyakit Parkinson

Berikut ini adalah metode khusus untuk mencegah penyakit


Parkinson, yaitu:
Mengkonsumsi teh hijau, karena kandungan polifenol di
dalam teh hijau terbukti mengurangi senyawa beracun yang dapat
mengganggu fungsi sel-sel saraf di otak.
Menerapkan pola hidup sehat, dengan konsumsi gizi
seimbang.
-

Melakukan olahraga dan aktivitas fisik secara rutin.

Meningkatkan konsumsi sayuran dan buah yang


mengandung antioksidan, seperti brokoli, raspberry, blueberry, kiwi,
dan sayuran serta buah-buahan lainnya.
Menghindari terpapar senyawa yang banyak terkandung di
dalam pestisida dan herbisida.
Menghindari makanan yang terpapar pestisida dan
herbisida.

Apa yang perlu dilakukan oleh


penderita Penyakit Parkinson
Seorang penderita penyakit Parkinson bisa melakukan beberapa
hal ini untuk mengatasi penyakitnya, yaitu:

Terus berusaha melakukan aktivitas sehari-hari secara


mandiri agar otot tidak semakin kaku karena jarang digunakan. Bisa
juga dilakukan terapi fisik di pusat-pusat rehabilitasi medis yang
terdekat.
-

Mendengarkan musik.

Perbanyak makanan bergizi dan kaya serat karena pada


umumnya penderita mengalami konstipasi (susah buang air besar)
karena berkurangnya aktivitas fisik yang mereka lakukan.
-

Memiliki pola hidup sehat.

Menghindari bergerak dengan cepat.

Menghindari membawa barang saat berjalan.

Mengusahakan selalu menantap ke depan saat berjalan


jangan menunduk ke bawah.
-

Menghindari memutar badan secara paksa.

Mengikuti terapi fisik, terapi bicara, dan terapi


okupasi. Melakukan terapi fisik dan pemakaian alat bantu mekanik
(misalnya kursi roda) bisa membantu penderita tetap mandiri.
Mengkonsumsi makanan kaya serat untuk mengatasi
sembelit akibat kurangnya aktivitas, dehidrasi dan beberapa obat.

Makanan tambahan dan pelunak tinja bisa membantu


memperlancar buang air besar.
-

Memperhatikan porsi makan.

Makan makanan bergizi.

Berolahraga rutin, tapi jangan berlebihan hingga melewati


batas kemampuan tubuh.
-

Usahakan mengistirahatkan tubuh.

Upayakan untuk menghindari stres.

Peritmbangkan memakai peralatan khusus di rumah supaya


membantu gerakan tubuh seperti pegangan pada tangga.
Rutin berkonsultasi dengan dokter guna mengetahui
perkembangan penyakit Anda.
Bagi Anda yang memiliki keluarga penderita penyakit Parkinson,
dampingi dan dukung mereka dalam perjuangan melawan
penyakitnya karena depresi dan kehilangan semangat hidup akan
membuat mereka semakin terpuruk dalam penderitaan.
http://pushup10x.com/penyakit-parkinson-definisi-gejala-penyebab-cara-mencegahdan-pengobatannya/

DEFINISI
Korea berasal dari bahasa yunani yang berarti menari,pada korea gerak otot
berlangsung cepat, sekonyong-konyong, aritmik, dan kasar yang dapat
melibatkan satu ekstremitas, separuh badan atau seluruh badan. Hal ini
dengan khas terlihat pada anggota gerak atas (lengan dan tangan) terutama
bagian distal. Pada gerakan ini tidak didapatkan gerakan yang harmonis
antara otot-otot pergerakan, baik antara otot yang sinergis maupun
antagonis.
Dengan kata lain korea adalah gerakan tak terkenali yang berupa sentakan
berskala besar dan berulang-ulang, seperti berdansa, yang dimulai pda salah
satu begian tubuh dan menjalar kebagian tubuh yang lainnya secara tibatiba dan tak terduga.
Gerak korea dapat dibuat nyata bila pasien disuruh melakukan dua macam
gerakan sekaligus, misalnya ia disuruh menaikkan lengannya keatas sambil
menjulurkan lidah. Gerakan korea didapatkan dalam keadaan istirahat dan
menjadi lebih hebat bila ada aktivitas dan ketegangan. Korea menghilang
bila penderitanya tidur.
ETIOLOG
Korea bukan merupakan penyakit, tetapi merupakan gejala yang bisa terjadi
pada beberapa penyakit yang berbeda. Seseorang yang mengalami korea
memiliki kelainan pada ganglia basalisnya di otak.
Tugas ganglia basalis adalah memperhalus gerakan-gerakan yang kasar
yang merupakan perintah dari otak.

Pada sebagian besar kasus terdapat neurotransmiter dopamin yang


berlebihan, sehingga mempengaruhi fungsinya yang normal. Keadaan ini
bisa diperburuk oleh obat-obat dan penyakit yang menyebabkan perubahan
kadar dopamin atau merubah kemampuan otak untuk mengenal dopamin.
Penyakit yang sering kali menyebabkan korea adalah penyakit huntington.
Berbagai penyebab korea :
1. Gangguan neurodegeneratif
1.

Herediter

Autosomal dominan

penyakit huntington

Neuroacanthocytosis

Ataksia spinoserebelar

Penyakit fahr

Autosomal resesif

neuroacanthocytosis

penyakit Wilson

degenerasi nuronal dengan besi diotak

akumulasi tipe I

ataxia-telengiectasia

ataksia Friedreich

tuberous sclerosis

X-linked recessive

Mc Leod syndrome
1.
1.

Sporadis atau penurunan yang tidak diketahui

Atrofi olivopontocerebellar

korea familial benigna

korea fisiologis infancy

korea senilis

infeksi primer

infeksi oportunistik

1. Gangguan neurometabolik
1.

sindrom Lesch-Nyhan

2.

gangguan lysosomal storage

3.

gangguan aminoacid

4.

penyakit Leights

5.

porphyria

2. Korea benigna
1.

herediter

1.

sporadik

1.

1. Infeksi
1.

penyakit creutzfeldt-jakob

2.

sindrom defisiensi imunitas yang didapat

1.

ensefalitis letargika

1.

2. Inflamatori

Sarkoidosis
1. Lesi desak-ruang
1.

tumor

2.

malformasi arteri-vena

2. Diinduksi obat
1.

anti konvulsan

2.

obat antiparkinson

3.

kokain

4.

amfetamin

5.

anti depresan trisiklik

6.

neuroleptik

sindrom withdrawal emergent

diskinesia tardif

1. Diinduksi toksin
1.

intoksikasi alkohol dan penghentian

2.

anoksia

3.

monoksida karbon

4.

mangan

5.

merkuri

6.

thalium

7.

toluen

1. Gangguan metabolik sistemik


1.

hipertiroidisme

2.

hipoparatiroidisme

3.

kehamilan

4.

degenerasi hepatoserebral akuisita

5.

anoksia

cerebral palsy

hiper-hiponatremia

hipomagnesemia

hipocalcemia

beri-beri

pelagra

defisiensi vitamin B6 pada bayi

1.
1.

imbalans elektrolit

1.

hiper-hipoglicemia

2.

nutrisi

1.

1. Dimediasi imunitas
1.

korea sydenham

2.

korea pasca-infeksi

3.

systemic lupus erythematosus (SLE)

4.

sindrom anti-fosfolipid antibodi

5.

purpura Henoch-Schonlein

6.

penyakit Behcet

7.

polyarteritis nodosa

8.

korea paraneoplastik

9.

multipel sklerosis

2. Vaskular
1.

infark

2.

hemoragi

3.

penyakit Moya-moya

4.

cerebral palsy

PATOFISIOLOGI
Fungsi ganglia basalis yaitu membentuk impuls yang bersifat dopaminergik
dan GABAergik dari substansia nigra dan korteks motoris yang berturut-turut

disalurkan sampai kepallidum didalam thalamus dan korteks motoris. Impuls


ini diatur dalam striatum melalui dua segmen yang paralel, jalur langsung
dan tidak langsung melalui medial pallidum dan lateral pallidum/ inti-inti
subtalamikus.
Aktifitas inti subtalamikus mengendalikan pallidum medial untuk
menghambat impuls-impuls dari korteks, dengan demikian mempengaruhi
parkinsonisme. Kerusakan inti subtalamikus meningkatkan aktifitas motorik
melalui thalamus, sehingga timbul pergerakan involuntar yang abnormal
seperti distonia, korea, dan pergerakan tidak sadar. Contoh klasik kerusakan
fungsi penghambat inti subthalamicus adalah balismus.
Sindrom chorea yang paling sering dipelajari adalah chorea Huntington, oleh
karena itu patofisiologi dari penyakit Huntington berlaku pada chorea dan
akan menjadi focus diskusi dibawah ini.

MEKANISME DOPAMINERGIK

Pada chorea Huntington, komposisi dari striatal dopamine normal,


mengindikasikan bahwa kelainan utama yang mengancam jiwa, tetapi sudah
terkena penyakit, ukuran menengah, pada striatal saraf-saraf dopaminergik.
Zat-zat farmakologik yang dapat menurunkan kadar dopamine (seperti
reserpine, tetrabenazine) atau memblok reseptor dopamine (seperti obatobat neuroleptik) dapat menimbulkan chorea. Sejak obat-obatan yang
menurunkan komposisi dopamine striatal dapat menimbulkan chorea,
meningkatkan jumlah dopamine akan menambah buruk seperti pada chorea
yang diinduksi levodopa yang terlihat pada penyakit Parkinson.

MEKANISME KOLINERGIK

Konsep dari mekanisme ini yaitu menyeimbangkan antara acetylcholine dan


dopamine yang merupakan hal penting bagi fungsi striatum yang normal
memberikan hal penting untuk memahami penyakit parkinson.Pada fase
awal penyakit parkinson obat-obat anti kolinergik digunakan umum,
khususnya saat tremor sebagai gejala predominan. Gejala-gejala parkinson
lain seperti bradikinesia dan rigiditas juga dapat terjadi.
Perkembangan korea pada pasien yang diberikan obat-obat kolinergik seperti
triheksipenidil merupakan pengamatan klinis yang umum. lebih lanjut obat
visostigmin intra vena (antikoliesterase sentral)dapat mengurangi korea
untuk sementara.dengan cara yng sama korea yang diinduksi antikolinergik
dapat menjadi lebih berat dengan pemberian visostigmin.
Dalam ganglia basalis pasien dengan penyakit huntington terjadi
pengurangan kolin asetil transferase, yaitu enzim yang mengkatalisator
sintesis asetil kolin. Berkurangnya reseptor kolinergik muskarinik juga telah
ditemukan. Dua pengamatan ini dapat menjelaskan bermacam-macam
respon terhadap visostigmin dan efek terbatas dari prekursor asetilkolin,
seperti kolin dan lesitin.

MEKANISME SEROTONERGIK

Manipulasi dari sriatal serotonin dapat berperan dalam pembentukan dari


berbagai macam pergerakan abnormal. Penghambatan pengambilan kembali
serotonin seperti fluoksetin dapat menimbulkan parkinsonisme, akinesia,
mioklonus, atau tremor.
Peranan serotonin (5-hidroksi triptamin) dalam pergerakan korea kurang
jelas. Striatum mempunyai konsentrasi serotonin yang relatif tinggi.
Penatalaksanaan farmakologik tuuntuk merangsang atau menghambat

reseptor serotonin pada korea huntington tidak menunjukkan efek,


mengindikasikan kontribusi terbatas serotonin dalam patogenesis korea.

MEKANISME GABAergik

Lesi yang paling konsisten pada korea huntington terlihat dengan hilangnya
saraf-saraf dalam ganglia basalis yang mensintesis dan mengandung GABA.
Arti dari semua ini tidak diketahui. Bermacam-macam tehnik farmakologi
untuk meningkatkan GABA didalam sistem saraf pusat telah dicoba,
bagaimanapun tidak ada manfaat yang diperoleh.

SUBSTANSI P DAN SOMATOSTATIN

Substansi P telah diketahui berkurang pada penyakit huntington, sementara


itu somatostatin meningkat. Arti dari semua ini belum diketahui.
GAMBARAN KLINIS

Diagnosis korea ditegakkan berdasarkan gejala klinis

Gerak korea melibatkan jari-jari dan tangan, diikuti secara gradual oleh
lengan dan menyebar ke muka dan lidah. Bicara menjadi cadel. Bila otot
faring terlibat dapat terjadi disfagia dan kemungkinan pneumonia oleh
aspirasi. Sensibilitas normal.

Gerakan terjadi secara tiba-tiba dan tak terduga, dan akan berkurang atau
menghilang jika penderita tertidur, tetapi akan bertambah buruk jika
melakukan aktivitas atau mengalami tekanan emosional.

Pasien yang menderita korea tidak sadar akan prgerakan yang tidak normal,
kelainan mungkin sulit dipisahkan. Pasien dapat menekan korea untuk
sementara dan sering beberapa gerakan tersama (parakinesia). Ketidak
mampuan untuk mengendalikan kontraksi voluntar (impersisten motorik),
seperti terlihat selama tes menggenggam manual atau mengeluarkan lidah,

adalah gambaran karakteristik dari korea dan menghasilkan gerakan


menjatuhkan objek dan kelemahan. Peregangan refleks otot sering beersifat
hung up dan pendular. Pada beberapa pasien yang terkena gerakan berjalan
seperti menari dapat ditemukan. Berdasarkan pada penyebab dasar korea
gejala motorik lain termasuk disartria, disfagia, ketidakstabilan postural,
ataksia, distonia, dan mioklonus. Suatu diskusi dari manifestasi klinis yang
paling umum pada penyakit korea telah dijelaskan disini.
1. 1. Penyakit Huntington

Penetrance penyakit huntington adalah 100 %. Ekspresi penyakit ini sangat


berfariasi tergantung menifestasi klinis dan onset umur. Saat kelainan muncul
lebih awal, terutama pada pasien berumur kurang dari 20 tahun, hampir bisa
dipastikan akan berkembang cepat dengan adanya kelainan kognitif.

Varian Westhal yaitu kelainan distoni kaku, mungkin dibarengi kejang dan
mungkin mioklonus. Varian ini terutama pada pasien dengan onset pada
masa anak-anak. Sebagai pembanding, ketika kelainan terjadi pada akhir
hidup tanda utama adalah korea.

Onset kelemahan tersembunyi dapat dikenali keliru sebagai kelainan saraf


sederhana. Walaupun korea dan kelainan motorik lain merupakan gejala yang
cepat dikenali, mungkin bukan merupakan gejala yang paling awal dari
timbulnya penyakit huntington.

Perubahan kepribadian dan gangguan psikologis menjadi manifestasi awal


pada 50 % kasus. Gejala yang tetap dengan depresi merupakan yang paling
sering.

Jangka waktu penyakit sampai timbulnya kematian sekitar 15 tahun pada


kasus penyakit huntington dewasa dan 8-10 tahun pada jenis remaja.

1. 2. Penyakit Wilson

Gejala klinis tergantung dari umur. Pada anak-anak, penyakit bermanifestasi


dengan distonia progresif, rigiditas dan disartria, serta disfungsi hati

sedangkan pada orang dewasa terdapat gejala psikiatri, tremor, dan biasanya
disartria predominan.
1. 3. Neuroacanthocytosis

Gejala biasanya berawal dengan menggigit bibir dan lidah (sering


menyebabkan luka sendiri), distonia orolingual, suara dan gerakan tidak
sadar, korea seluruh tubuh, parkinsonisme dan kejang. Pasien dengan
neuroacanthocytosis dapat dilaporkan terjadi ketidakmampuan untuk makan
sendiri karna distonia lidah setiap saat mereka akan makan.

Gambaran lain termasuk gangguan kognitif dan perubahan kepribadian,


disfagia, disartria, hamil trofi, arefleksia, bukti dari neuropati akson dengan
kelainan lingkaran refleks, dan kenaikan serum kreatinin kinase tanpa bukti
adanya miopati.

1. Korea senilis : Kesatuan klinis ditandai oleh serangan korea simetrik yang
perlahan-lahan dan terutama tidak termasuk kelainan mental, gangguan
emosional, atau riwayat keluarga oleh karna itu tes neurogenetik perlu
dilakukan.
2. 5. Korea sydenham

Korea sydenham adalah manifestasi utama dari demam rematik akut dengan
modifikasi kriteria JONES pada tahun 1992, manifestasi ini cukup bagi dokter
untuk membuat diagnosis serangan pertama demam rematik akut. Ini telah
dipertimbangkan sebagai suatu penyakit pada anak-anak, bagaimanapun
mungkin terjadi pada orang dewasa. Korea rematik ditandai dengan
kelemahan otot dan terjadinya korea. Pasien menunjukkan milkman grip sign,
gaya berjalan kaku dan gangguan bicara.

Gejala psikologis muncul dan secara kha mendahului gejala lain bahkan
pergerakan korea. Emosi yang labil merupakan gejala yang umum,
berkurangnya perhatian, gejala obsesif kompulsif, dan delainan anxietas juga
dapat terlihat. Gejala-gejala dapat terjadi disamping infeksi streptokokus
selama 1-6 bulan. Pada orang dewasa korea pos streptokokal generalisata

dapat mempengaruhi pengendalian kelahiran dan kehamilan (korea


gravidarum)
1. 6. Korea herediter benigna

Ini merupakan kelainan genetik autosomal dominan yang ditandai oleh


pergerakan koreiform yang progresif yang terjadi pada masa anak-anak
tanpa kelemahan intelektual. Membedakan secara klinis dari penyakit
huntington tipe remaja dengan tidak adanya kejang, rigiditas atau gejala
serebral.

PEMERIKSAAN FISIK
Sejak penyakit huntington merupakan penyakit koreatik yang paling jelas
ditemukan tanda-tanda fisik sebagai berikut :

Penyakit huntington

Korea secara umum ditandai adanya kedutan pada jari-jari dan pada
wajah. Seiring waktu, amplitudo meningkat, pergerkan seperti menari
mengganggu pergerakan voluntar dari ekstremitas dan berlawanan
dengan gaya berjalan. Berbicara menjadi tidak teratur.

Tanda khas, pasien hipotonus meskipun demikian refleks-refleks


mungkin bertambah dan mungkin ditemukan klonus.

Gerakan volunter terganggu paling awal. Khususnya pergerakan


mungkin tidak teratur.

Hilangnya optokinetik nistagmus adalah tanda karakteristik setelah


perkembangan penyakit. Kelainan kognitif dalam manifestasi awal dengan
kehilangan memori baru dan pertimbangan melemah. Apraksia dapat juga
terjadi.

Kelainan prilaku neurologi berubah secara khas terdiri dari perubahan


kepribadian, apatis, penarikan sosial, impulsif, depresi, mania, paranoia,
delusi, halusinasi, atau psikosis.

Varian Westphal didominasi oleh rigiditas, bradikinesia dan distoni.


Kejang umum dan mioklonus dapat juga terlihat.

Ataksia dan demensia dapat juga terjadi.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM

Diagnosis utama pada penyakit korea didasarkan pada anamnesa dan


penemuan klinis; akan tetapi pemeriksaan laboratorium sangat bermanfaat
terutama untuk membedakan korea primer dan sekuner diantarany :

Penyakit Huntington; satu-satunya pemeriksaan laboratorium untuk


mengkonfirmasi penyakit ini adalah dengan cara tes genetik. Kelainan ini
terdapat pada kromosom ke 4 yang ditandai dengan adanya pengulangan
abnormal dari trinucleotide CAG, dimana panjang lengan menentukan
lamanya serangan.

Penyakit Wilson; rendahnya kadar seruloplasmin dalam serum dan


meningkatnya kadar tembaga dalam serum pada pemeriksaan urin.
Proteinuria ditemukan pada pasien yang mempunyai gangguan ginjal,
tetapi tidak semua pasien mengalami hal ini. Pada pemeriksaan fungsi
hati umumnya abnormal. Kadar amoniak dalam serum mungkin
meningkat. Jika hasil diagnosa masih belum pasti maka biopsi hati akan
sangat membantu dalam mengkonfirmasi diagnosa tersebut.

Sydenham Korea; Korea dapat terjadi setelah infeksi streptokokus.


Umumnya 1-6 bulan pasca infeksi, kadang-kadang setelah 30 tahun. Oleh
karena itu, maka titer antibody antistreptokokus tidak begitu
dipresentasikan. Tanpa bukti adanya infeksi streptokokus yang
mendahului, maka diagnosa korea harus ditegakkan tanpa penyebab lain.

Neuroachanthocytosis; Diagnosa ditegakan oleh adanya gambaran


acanthosit pada darah perifer. Kadar kreatinin kinase serum mungkin
meningkat.

Pemeriksaan labolatorium lain yang digunakan untuk diferensial diagnosis


dari pada corea adalah pemeriksaan kadar complement, titer antinuclear
antibody (ANA), titer antibody fosfolipid, asam amino dalam serum dan urin,

MRI

tiroid stimulating hormone (TSH), thyroxine (T4), dan parathyroid (PTH).

Pasien dengan HD dan choreo-acantocithosis menunjukkan adanya


penurunan signal pada neostriatum, cauda, dan putamen. Tidak ada
perbedaan penting pada penyakit ini. Penurunan signal neostriatal
dihubungkan dengan adanya peningkatan zat besi.Atrofi umum, seperti
halnya atrofi lokal pada neostriatum, pada sebagian cauda dengan adanya
pelebaran pada bagian cornu anterior menandakan adanya penurunan signal
pada neostriatal.

Kebanyakan kasus sydenham korea tidak menunjukkan adanya kelainan.


Akan tetapi, pada beberapa laporan studi ditemukan adanya perbedaan
volume pada cauda, putamen, dan globus pallidus dimana pada sydenham
korea lebih besar dibanding yang normal. Pasien dengan hemibalimus
menunjukkan adanya perubahan signal pada inti subthalamik kontra lateral,
dan sedikit pada striatum atau nukleus thalamik.

MRI otak pada pasien korea senilis menunjukkan adanya penurunan


intensitas sinyal pada seluruh striatum (diakibatkan deposit besi) dan pada
batas caput caudatus dan putamen, tetapi tidak ada arofi pada struktur
tersebut.

POSITRON EMISSION TOMOGRAPHY (PET)

Uptake fluorodopa (F-dopa) normal atau sedikit berkurang pada pasien


dengan korea. Pada HD dan coreoacanthocytosis terjadi hipermetabolisme
bilateral pada nucleus caudatus dan putamen.

Pada pasien korea dan demensia terjadi menurunan metabolisme glukosa


pada korteks frontal, temporal dan parietal.

Pada pasien korea benigna herediter dapat atau tidak terjadi penurunan
metabolisme glukosa pada kauda.

Penemuan metabolisme normal pada otak didaerah striatal dapat


mengesampingkan kemungkinan HD. Hasil diagnosa HD yang terbatas dibuat
dengan cara neurogenetik.

Pada pasien hemikorea ditemukaan hipometabolisme pada inti kauda dan


putamen kontralateral.

DIAGNOIS BANDING
1. 1. Penyakit Huntington

Penyakit hutington ditandai oleh trias gejala, yaitu gangguan gerak,


gangguan kognitif dan gangguan psikiatri.

Ekspresi penyakit ini sangat berfariasi tergantung menifestasi klinis dan


onset umur. Saat kelainan muncul lebih awal, terutama pada pasien berumur
kurang dari 20 tahun, hampir bisa dipastikan akan berkembang cepat dengan
adanya kelainan kognitif.

Varian Westhal yaitu kelainan distoni kaku, mungkin dibarengi kejang dan
mungkin mioklonus. Varian ini terutama pada pasien dengan onset pada
masa anak-anak. Sebagai pembanding, ketika kelainan terjadi pada akhir
hidup tanda utama adalah korea.

Onset kelemahan tersembunyi dapat dikenali keliru sebagai kelainan saraf


sederhana. Walaupun korea dan kelainan motorik lain merupakan gejala yang
cepat dikenali, mungkin bukan merupakan gejala yang paling awal dari
timbulnya penyakit huntington.

Perubahan kepribadian dan gangguan psikologis menjadi manifestasi awal


pada 50 % kasus. Gejala yang tetap dengan depresi merupakan yang paling
sering.

Jangka waktu penyakit sampai timbulnya kematian sekitar 15 tahun pada


kasus penyakit huntington dewasa dan 8-10 tahun pada jenis remaja.

1. 2. Penyakit Wilson

Gejala klinis tergantung dari umur. Pada anak-anak, penyakit bermanifestasi


dengan distonia progresif, rigiditas dan disartria, serta disfungsi hati
sedangkan pada orang dewasa terdapat gejala psikiatri, tremor, dan biasanya
disartria predominan.

Terdapat gangguan metabolisme tembaga yang mengakibatkan akumulasi


tembaga sampai tingkat toksik di hati, otak, ginjal, mata, tulang.

Gen yang terganggu berlokasi di kromosom 13.

1. 3. Neuroacanthocytosis

Gejala biasanya berawal dengan menggigit bibir dan lidah (sering


menyebabkan luka sendiri), distonia orolingual, suara dan gerakan tidak
sadar, korea seluruh tubuh, parkinsonisme dan kejang. Pasien dengan
neuroacanthocytosis dapat dilaporkan terjadi ketidakmampuan untuk makan
sendiri karna distonia lidah setiap saat mereka akan makan.

Gambaran lain termasuk gangguan kognitif dan perubahan kepribadian,


disfagia, disartria, hamil trofi, arefleksia, bukti dari neuropati akson dengan
kelainan lingkaran refleks, dan kenaikan serum kreatinin kinase tanpa bukti
adanya miopati.

KOMPLIKASI

Pada beberapa pasien dapat berkembang menjadi rhabdomyolysis atau


trauma local berkaitan dengan pergerakan abnormal yang adekuat.

Aspirasi pneumonia dapat mengakibatkan terjadinya kematian pada


beberapa pasien dengan neuroacanthocytosis karena berhubungan dengan
adanya kesulitan menelan (distonia).

PENATALAKSANAAN
Medikamentosa

Hanya bersifat simptomatik terhadap gejala-gejala yang ditemukan.

Penggunaan agen neuroleptik sebagai antagonis reseptor dopamine. Yang


biasa digunakan diantaranya haloperidol dan fluphenazine. Sedangkan yang
jarang digunakan yaitu risperidone, olanzapine, clozapine, dan quetiapine.
Dopamin depleting agen diantaranya reserpine dan tetrabenazine dapat
diberikan sebagai pengganti.

Obat GABAergik, seperti clonazepam dan gabapentin dapat digunakan sebgai


terapi adjuvantif.

Imunoglobulin intra vena dan plasmapharesis dapat digunakan untuk


mengurangi gejala sydenham korea.

Korea yang disebabkan oleh kelainan jantung dapat diobati dengan


pemberian steroid.

PENGOBATAN
Tujuan akhir dari farmakoterapi adalah mengurangi angka kejadian dan
mencegah komplikasi.korea akan membaik setelah pemakaian Jika
penyebabnya obat dihentikan. Untuk membantu mengendalikan pergerakan
yang abnormal bisa diberikan obat yang menghalangi efek dopamin
(misalnya obat anti psikosa).
Kategori obat : Antipsikotik Berfungsi sebagai antagonis dopamine dan
mempunyai efek sebagai anti spasmodik.

Nama Obat

Haloperidol (Haldol) Biasanya digunakan untuk mengobati


pergerakan irregular pada otot-otot muka.

Dosis Dewasa

Dosis rendah: 0.5-1 mg/d PO; dosis >10 mg/d dapat sedikit
atau tidak bermanfaat disbanding dosis yang rendah.

Dosis Anak

Tidak ada

Kontraindika

Hipersensitifitas, glaucoma sudut sempit, depresi sumsum

si

tulang, penyakit kronis jantung dan hati, hipotensi,


kerusakan otak subkortikal.

Interaksi

Dapat meningkatkan konsentrasi TCAs serum dan kadar

Obat

obat-obat anti hipertensi: phenobarbital atau


carbamazepine dapat mengurangi efek; anticholinergics
dapat meningkatkan tekanan intraocular ; lithium dapat
mengakibatkan encephalopathy-like syndrome

Ibu Hamil

Keamanan penggunaan pada kehamilan belum dilaporkan.

Efek Samping

Pasien dapat mengalami gejala ekstrapiramidal seperti


kekekuan, akinesia, distonik akut, diskineia tardive, sindrom
neuroleptic.

Nama Obat

Fluphenazine (Prolixin) Inhibitor Di dopaminergik

mesolimbic dan D2 yang sensitive didalam otak dan


mengakibatkan perangsangan yang kuat terhadap alpa
adrenergic dan anticholinergic. Dapat mendepresi reticular
system.

Dosis Dewasa

0.5-1 mg/d PO dosis awal

Dosis Anak

Tidak dilaporkan

Kontraindika

Hipersensitivitas; glaucoma sudut sempit.

si

Interaksi

Dapat meningkatkan potensiasi efek narkotika. Depresi

Obat

pernafasan; litium dapat mengakibatkan peningkatan efek


CNS; barbiturate dapat meningkatkan pengurangan efek.

Ibu hamil

Penggunaan pada kehamilan belum dilaporkan.

Efek Samping

Menimbulkan gejala extrapyramidal sebagai efek dari


haloperidol, leukocytosis, eosinophilia.reaksi imun
dermatologi, mulut kering dan konstipasi sebagai efek dari
antikolinergik.

Nama Obat

Clozapine (Clozaril) Sebagai neuroleptic atypical, sediaan


dalam tablet 25 mg dan 100 mg. Inhibitor norepinephrine,

serotonergic, cholinergic, histamine, dan reseptor


dopaminergic. Mekanisme kerja obat belum jelas.

Dosis Dewasa

Chorea: 12.5 mg PO qd; dosis ditingkatkan setiap menggu


sampai 50-75 mg PO qd
Dystonia: Doses sampai 700 mg/d mungkin diperlukan.
PD: 25-50 mg PO qd diperlukan untuk mengendalikan
halusinasi.

Dosis Anak

Tidak ada

Kontraindika

Hypersensitivity; agranulocytosis; pulmonary embolism,

si

diabetes mellitus, hepatitis, glaucoma sudut sempit,


pembesaran prostat

Interaksi

Epinephrine dan phenytoin dapat mengurangi efek; agent

Obat

dopamine-depleting lain, TCAs, neuroleptics, CNS


depressants, guanabenz, and anticholinergics dapat
meningkatkan efek.

Ibu Hamil

Penggunaan pada kehamilan belum dilaporkan.

Efek Samping

agranulocytosis dan orthostatic hypotension; Obat yang


dapat menyebabkan agranulocytosis, seperti
carbamazepine dan ticlopidine; anticholinergic dapat
menyebabkan pulmonary embolism atau hepatitis; dapat

meningkatkan LFTs

Nama Obat

Olanzapine (Zyprexa) inhibitor serotonin, muscarinic, dan


dopamine.

Dosis Dewasa

Dosis awal 5-10 mg qd PO ; ditingkatkan sampai 10 mg PO


qd tidak boleh lebih dari 20 mg/d

Dosis Anak

Tidak ada

Kontraindika

hypersensitivitas

si

Interaksi

Dapat meningkatkan efek Fluvoxamine; antihypertensi

Obat

dapat meningkatkan resiko hypotensi dan orthostatic


hypotensi; levodopa, pergolide, bromocriptine, charcoal,
carbamazepine, omeprazole, rifampin, dan rokok dapat
mengurangi efek.

Ibu Hamil

Penggunaan pada kehamilan belum dilapokan.

Efek Samping

Agranulocytosis belum dilapokan sampai saat ini; resiko


efek extrapyramidal lebih kecil dibandingkan neuroleptic
tradisional;

Nama Obat

Risperidone (Risperdal) Mengikat reseptor dopamin D2


dengan kekuatan 20 kali lebih lemah dibandingkan dengan
reseptor 5-HT2. Meningkatkan gejala negatif dari psikosis
dan mencegah timbulnya gejala extrapiramidal.

Dosis Dewasa

1 mg PO dosis awal; ditingkatkan perlahan-lahan sampai 4-6


mg/d

Dosis Anak

Tidak ada

Kontraindika

hypersensitivitas

si

Interaksi

Dapat meningkatkan efek Carbamazepine; dapat

Obat

menghambat efek levodopa; dapat meningkatkan efek


clozapine.

Ibu Hamil

Penggunaan pada kehamilan belum dilaporkan.

Efek Samping

efek extrapyramidal kecil; dapat menyebabkan


extrapyramidal reactions, hypotension, tachycardia, dan
arrhythmia.

Nama Obat

Quetiapine (Seroquel) antagonis dopamine dan serotonin.

Dosis Dewasa

25 mg PO dosis awal; dinaikkan pelan-pelan dalam 2-3 dosis


terbagi; tidak boleh melebihi 800 mg/d

Dosis Anak

Tidak ada

Kontraindika

hypersensitivitas

si

Interaksi

antagonize levodopa and agonis dopamine; phenytoin,

Obat

thioridazine, dan enzyme hati dapat mengurangi efek.

Ibu Hamil

Penggunaan pada kehamilan belum dilaporkan.

Efek Samping

orthostatic hypotension, tachycardia, dan syncope;


neuroleptic malignant syndrome dihubungkan dengan
perawatan ini.

Kategori obat : Agen depleting dopamin Agen ini mengurangi kadar


dopamin pada sistem saraf pusat

Nama Obat

Reserpine (Serpasil) Pengurangan norepinephrine dan


epinephrine, pada giliranya dapat menekan fungsi saraf
simpatis.

Dosis Dewasa

0.5 mg PO qd; menetap pada 1.0 mg PO qd

Dosis Anak

Tidak ada rekomendasi

Kontraindika

Hypersensitivitas; depresi mental.

si

Interaksi

Tricyclic antidepressants dapat mengurangi efek

Obat

antihypertensi; baik digitalis maupun quinidine dapat


meningkatkan resiko terjadinya aritmia jantung.

Ibu Hamil

Penggunaan pada kehamilan belum dilaporkan.

Efek Samping

Sedasi dan ketidakmampuan berkonsentrasi atau


melaksanakan tugas kompleks adalah efek yang kurang
baik secara umum; depresi psychotic dapat terjadi, itu
dapat mendorong kearah bunuh diri; harus dihentikan bila
ada tanda tanda depresi; jangan diberikan kepada pasien
dengan riwayat depresi; efek lain berupa suara sengau,
kekakuan dan exacerbasi ulcer peptik; orthostatic hypotensi
dapat terjadi,tetapi umumnya tidak; parkinsonisme dapat
terjadi.

Nama Obat

Tetrabenazine (Nitoman) Dopamine-depleting agent


tersedia diseluruh dunia kecuali di Amerika Serikat. Kerja
depleting dopamine neuron presynaptic dan menghambat

reseptor dopamine postsynaptic.

Dosis Dewasa

25 mg PO qd dosis awal; dosis ditingkatkan sesuai dengan


keadaan klinisdan keadaan-keadaan kurang baik.

Dosis Anak

Tidak ada

Kontraindika

Hypersensitivitas; depresi

si

Interaksi

Dapat meningkatkan efek dopamine-depleting agents

Obat

(reserpine) dan dopamine-blocking agents seperti


neuroleptics

Ibu Hamil

Kontraindikasi pada ibu hamil

Efek Samping

Pasien dapat mengalami anxiety, akathisia, confusi, tremor,


dan pusing; Perhatikan penggunaanya dalam pemberian
dengan obat hypotensi dan hypotensi ortostatik; karna
tetrabenazin dapat mngurangi kadar dopamin maka
cenderung memperberat gejala parkinson.

Kategori obat : Benzodiazepine Mengurangi kadar konsentrasi GABA dalam


kauda, putamen, substantia nigra, dan globus pallidus. Dengan analogi
peningkatan aktivitas GABA mungkin memperbaiki korea.

Nama Obat

Clonazepam (Klonopin, Rivotril) yang sering digunakan


seperti antiepileptic, hypnotic, dan anxiolytic untuk
perawatan korea. Golongan benzodiazepine meningkatkan
transmisi GABAergik di CNS.

Dosis Dewasa

0.5 mg PO qd; meningkatatkan dosis mingguan sesuai


dengan keperluan dan respon obat.

Dosis Anak

Tidak ada

Kontraindika

hypersensitivitas; penyakit hati; glaucoma sudut sempit.

si

Interaksi

Phenytoin dan barbiturates dapat mengurangi efek;

Obat

Ibu Hamil

Penggunaan pada kehamilan belum dilaporkan

Efek Samping

Menyebabkan penyakit pernafasan kronik atau kelemahan


fungsi ginjal; sedasi, kehilangan keseimbangan, depresi dan
kebingungan (konfusi)

PROGNOSIS

Prognosis tergantung pada penyebab dari korea. HD mempunyai prognosa


yang buruk, dimana pasien akan meninggal diakibatkan oleh adanya

komplikasi. Hal yang sama juga ditemukan pada pasien dengan


neuroacanthocytosis yang mengalami pneumonia.

KESIMPULAN
korea adalah gerakan tak terkenali yang berupa sentakan berskala besar dan
berulang-ulang, seperti berdansa, yang dimulai pada salah satu begian
tubuh dan menjalar kebagian tubuh yang lainnya secara tiba-tiba dan tak
terduga.
Korea bukan merupakan penyakit, tetapi merupakan gejala yang bisa terjadi
pada beberapa penyakit yang berbeda. Seseorang yang mengalami korea
memiliki kelainan pada ganglia basalisnya di otak.
Pada sebagian besar kasus terdapat neurotransmiter dopamin yang
berlebihan, sehingga mempengaruhi fungsinya yang normal. Keadaan ini
bisa diperburuk oleh obat-obat dan penyakit yang menyebabkan perubahan
kadar dopamin atau merubah kemampuan otak untuk mengenal dopamin.
Korea secara umum ditandai adanya kedutan pada jari-jari dan pada wajah.
Seiring waktu, amplitudo meningkat, pergerkan seperti menari mengganggu
pergerakan voluntar dari ekstremitas dan berlawanan dengan gaya berjalan.
Berbicara menjadi tidak teratur. Tanda khas, pasien hipotonus meskipun
demikian refleks-refleks mungkin bertambah dan mungkin ditemukan klonus.
Pengobatan hanya bersifat simptomatik terhadap gejala-gejala yang
ditemukan. Prognosis tergantung pada penyebab dari korea.

DAFTAR PUSTAKA
1. Mardjono M, Prof., DR., dan Sidharta P, Prof., DR., Neurologi Klinis
Dasar, Dian Rakyat, Jakarta, 2003; 60-6.

2. Lumbantombing S.M.,Prof., DR., dr., Neurologi Klinik Pemeriksaan


Fisik Dan Mental, Balai Penerbit FKUI, Jakarta 2006; 92-3.
3. Lumbantobing S.M., Prof., DR., dr., Gangguan Gerak, Balai Penerbit
FKUI, Jakarta 2005; 116-35.
4. www.emedicine.com: http://www.emedicine.com/neuro/topic62.htm.
5. www.medicastore.com: http://www.medicastore.com/med/detail_pyk
.php?iddtl=325&idktg=4&UID=20060902131205202.93.47.196.
About these ads

Anda mungkin juga menyukai