Anda di halaman 1dari 13

ASKEP PARKINSON

A.   PENGERTIAN
Penyakit Parkinson merupakan suatu gangguan neurologis progsesif yang mengenai pusat otak yang
bertanggung jawab untuk mengontrol dan mengatur gerakan karateristik yang mucul berupa
bradikinesia (perlambatan gerakan), tremor dan kekakuan otot (Smeltzer dan Bare, 2002).
Parkinsonisme merupakan istilah dari suatu sindrom yang ditandai dengan tremor ritmik, bradikinesia,
kekakuan otot dan hilangnya refleks-refleks postural. Kelainan pergerakan diakibatkan oleh defek
jalur dopaminergik( produksi dopamine) yang menghubungkan subtansia nigra dengan korpus
striatum ( nucleus kaudatus dan nucleus lentikularis). Basal ganglia adalah bagian dari sistem
ekstrapiramidal dan berpengaruh untuk mengawali, modulasi, mengakhiri pergerakan, serta mengatur
gerakan-gerakan otomatis ( Sylvia dan price, 1999).

B.   ETIOLOGI
Sebagian besar penyebab kasus ini dianggap tidak diketahui atau idiopatik. Parkinsonisme idiopatik
adalah penyakit Parkinson atau paralisis angitans. Merupakan suatu penyakit progresif lambat yang
menyerang usia pertengahan atau lanjut, dengan awitan ( onset ) khas pada usia lima puluhan dan
enam puluhan. Tidak ditemukan sebab genetic yang jelas dan tidak ada pengobatan yang dapat
menyembuhkannya.
Parkinson disebabkan oleh rusaknya sel-sel otak, tepatnya di substansi nigra. Suatu kelompok sel
yang mengatur gerakan-gerakan yang tidak dikehendaki (involuntary). Akibatnya, penderita tidak bisa
mengatur/menahan gerakan-gerakan yang tidak disadarinya. Mekanis-me bagaimana kerusakan itu
belum jelas benar.
Penyakit Parkinson sering dihubungkan dengan kelainan neurotransmitter di otak faktor-faktor lainnya
seperti :
1. Defisiensi dopamine dalam substansia nigra di otak memberikan respon gejala penyakit Parkinson,
2. Etiologi yang mendasarinya mungkin berhubungan dengan virus, genetik, toksisitas, atau
penyebab lain yang tidak diketahui.

C.   TANDA DAN GEJALA


Berikut ini 10 tanda awal penyakit Parkinson: 
1. Hilangnya indera penciuman
Hilangnya bau kerap diikuti dengan hilangnya rasa. Dopamin adalah pengantar kimia yang membawa
sinyal antara otak dan otot dan saraf di seluruh tubuh. Seperti yang memproduksi dopamin sel mati,
indera penciuman menjadi terganggu, dan pesan seperti isyarat bau tidak sampai.
"Pasien mengatakan mereka berada di pesta dan semua orang berkomentar tentang seberapa kuat
parfum salah seorang wanita, dan dia tidak bisa mencium baunya," kata Rezak
            
2. Sulit tidur
Ahli saraf tetap waspada terhadap kondisi tidur cepat yang dikenal sebagairapid eye-movement
behavior disorder (RBD). Orang dengan RBD mungkin berteriak, menendang, atau
menggemeretakkan gigi mereka. Mereka bahkan dapat menyerang pasangan tidur mereka.
Sebanyak 40 persen orang dengan RBD akhirnya mengembangkan Parkinson paling tidak 10 tahun
kemudian, kata, Rezak.
Dua masalah tidur lainnya yang umumnya berkaitan dengan Parkinson adalah sindrom kaki gelisah
(kesemutan atau rasa tusukan di kaki dan perasaan bahwa Anda harus memindahkan mereka) dan
tiba-tiba berhenti bernapas sejenak saat tidur (sleep apnea). Tidak semua pasien dengan kondisi ini
memiliki Parkinson, tapi sejumlah besar pasien Parkinson--hingga 40 persen dalam kasus sleep
apnea--memiliki kondisi ini.

3. Mengalami sembelit dan problem berkemih


Salah satu tanda awal yang paling umum dari Parkinson--dan yang paling diabaikan karena ada
banyak kemungkinan penyebab--adalah sembelit dan kentut. Ini hasil dari penyakit Parkinson yang
mulai mempengaruhi sistem saraf otonom, yang mengatur aktivitas otot halus seperti yang bekerja
perut dan kandung kemih. Usus dan kandung kemih dapat menjadi kurang sensitif dan
memperlambat proses pencernaan keseluruhan. Salah satu cara untuk mengenali perbedaan antara
sembelit biasa dan sembelit disebabkan oleh Parkinson adalah bahwa yang terakhir sering disertai
dengan perasaan kenyang, bahkan setelah makan sangat sedikit.
4. Kurangnya ekspresi wajah
Kehilangan dopamin dapat mempengaruhi otot-otot wajah, membuat mereka kaku dan lambat dan
mengakibatkan kurangnya karakteristik ekspresi. "Beberapa orang menyebutnya sebagai wajah batu
atau wajah poker," kata ahli saraf Pam Santamaria, ahli Parkinson di Nebraska Medical Center di
Omaha. 

5. Nyeri pada leher


Tanda ini sangat sering terjadi pada wanita, setelah mengeluhkan tremor dan kekakuan. Nyeri leher
ini sifatnya terus berlanjut, tidak seperti kram otot biasa yang hilang setelah satu atau dua hari. Pada
beberapa orang, muncul mati rasa dan kesemutan.

6. Lambat saat menulis


Salah satu gejala Parkinson, yang dikenal sebagai bradykinesia, adalah perlambatan dan hilangnya
gerakan spontan dan rutin. Tulisan tangan adalah salah satu tempat yang paling umum untuk
mengenai tanda bradykinesia. Mencuci dan berpakaian juga digunakan untuk menandai
kemunculanbradykinesia. Seseorang mungkin butuh waktu lama untuk berdandan atau berurusan
dengan ritsleting dan pengencang lainnya
.
7. Perubahan suara 
Suara mulai berubah, sering menjadi jauh lebih lembut dan lebih monoton. Ini adalah tanda yang
sering dilupakan dokter yang mendiagnosis seseorang dengan penyakit ini. Otot-otot wajah yang
kaku membuatnya lebih sulit mengatakan sesuatu dengan jelas. "Beberapa pasien mulai mengalami
kesulitan membuka mulut mereka," kata Rezak. 

8. Lengan tidak berayun bebas


Lengan tak bisa direntangkan dengan bebas, sehingga untuk meraih vas bunga di rak tertinggi akan
mengalami kesulitan. Bisa juga, salah satu lengan tak bebas berayun seperti lengan lainnya.

9. Berkeringat secara berlebihan


Ketika Parkinson mempengaruhi sistem saraf otonom, ia kehilangan kemampuannya untuk mengatur
tubuh, yang dapat menyebabkan perubahan pada kulit dan kelenjar keringat. Beberapa orang
menemukan diri mereka berkeringat secara tak terkendali ketika tidak ada alasan yang jelas, seperti
panas atau kecemasan. Bagi seorang wanita, serangan ini kabur dengan gejala menopause. Istilah
resmi untuk gejala ini adalah hiperhidrosis.

10. Perubahan suasana hati dan kepribadian


Para ahli tidak yakin mengapa, tapi ada berbagai perubahan kepribadian terkait dengan yang datang
dengan Parkinson, termasuk kecemasan diucapkan dalam situasi baru, penarikan sosial, dan
depresi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa depresi pada seseorang yang sebelumnya tidak
mengalaminya adalah tanda pertama pada kebanyakan pasien Parkinson.

Adapun gejala penyakit Parkinson antara lain:


a.    Gemetaran. Seseorang penderita penyakit Parkinson pada saat istirahat atau pada saat tidak
melakukan aktivitas akan mengalami gemetaran. Gemetaran yang timbul dapat terjadi pada tangan,
kaki, rahang atau kepala.
b.    Kekakuan. Penderita akan mengalami rasa kaku pada otot, rasa sakit pada bahu,leher dan
sendi-sendi hingga sulit untuk bergerak.
c.    Hilangnya reflex postural. Penderita akan mengalami gangguan keseimbangan tubuh,
d.    Kebekuan. Gejala ini mengacu terhadap ketidakmampuan untuk melakuakn pergerrakan yang
aktif. Ketika akan berjalan, memutar, berjalan melalui jalan yang sempit penderita akan sulit untuk
melakukannya.
e.    Gejala nonmotor (tidak berhubungan dengan pergerakan). Gejala ini juga timbul pada penderita
penyakit Parkinson antara lain penderita merasakan sakit seperti terbakar, perasaan geli, hilangnya
motifasi, susah tidur ataupun merasakan tekanan. Kebanyakan gejala ini akan memperparah
penderita penyakit Parkinson.

D.   KOMPLIKASI
Adapun komplikasi pada penyakit Parkinson ini dapat dilihat dari imobilisasi seperti pneumonia infeksi
saluran perkemihan dan jika penderita terjatuh dapat menyebabkan kematian.
Selain itu penyakit Parkinson dapat menyebabkan komplikasi gangguan fungsi pernafasan, gangguan
okulomotorius (pandangan yang kabur). Kelelahan dan nyeri otot juga dialami penderita Parkinson.

E.   PENATALAKSANAAN MEDIS


Sasaran tindakan adalah untuk meningkatkan transmisi dopamine. Tetapi obat-obatan mencakup
antihistamin, antikolinergik, amantidin, levodopa, anhibitormmonoamin oksodasi (MAO), dan
antidepresi. Beberapa obat-obat ini menyebabkan efek samping psikiatrik pada lansia meliputi:
v  Antihistamin
Antihistamin mempunyai efek sedative dan antikolinergik pusat ringan, dapat membantu dalam
menghilangkan tremor.
v  Terapi antikolinergik
Agen antikolinergik (triheksifenidil, prosiklidin, dan benzotropin mesilat) efeksif untuk mengontrol
tremor dan kekakuan Parkinson. Obat-obatan ini dapat digunakan dalam kombinasi dengan
levodopa. Agen ini menghilangkan aksi asetilkolin pada sistem saraf pusat. Efek samping mencakup
penglihatan kabur, wajah memerah, ruam pada wajah, konstipasi, retensi urine, dan kondisi akut.
Tekanan intraocular dipantau ketat karena obat-obat ini kontraindikasi pada klien dengan glaucoma
meskipun glaucoma yang dialami klien hanya sedikit. Klien dengan hyperplasia prostatic dipantau
terhadap adanya tanda-tanda retensi urine.
v  Amantadin hidrokhlorida
Amantadin hidrokhlorida (symmetrel), agen antivirus yang digunakan pada awal pengobatan penyakit
Parkinson untuk menurunkan kekakuan, tremor, dan bradikinesia. Agen ini diperkirakan bekerja
melalui pelepasan dopamine dari daerah penyimpanan didalam saraf. Reksi efek samping terdiri atas
gangguan psikiatrik (perubahan perasaan hati, konfusi, halusinasi), muntah, adanya tekanan pada
epigastrium, pusing, dan gangguan penglihatan.
v  Terapi levodopa
Walaupun levodopa bukan untuk pengobatan, saat ini merupakan agen tang paling efektif untuk
pengobatan penyakit Parkinson. Levodopa diubah dari (MD4)-dopa menjadi dopamine pada basal
ganglia. Seperti disebutkan diatas dopamine dengan konsentrasi normal yang terdapat didalam sel-
sel subtansia nigra menjadi hilang pada klien dengan penyakit Parkinson. Gejala yang hilang juga
dapat terjadi akibat  kadar dopamine yang lebih tinggi akibat pemberian levodopa.
v  Derivate Ergoet-Agonis Dopamin
Agen-agen ini (bromoktriptin dan pergolid) dianggap sebagai agonis reseptor dopamine. Agen ini
bermanfaat bila ditambahkan pada levodopa dan pada klien yang mengalami reaksi on-off terhadap
fruktuasi klinis yang ringan.
v  Inhibitor MAO
Eldepril adalah salah satu perkembangan dalam farmakoterapi penyakit Parkinson. Obat iniu
menghambat pemecahan dopamine. Sehingga peningkatan jumlah dopamine tercapai, tidak seperti
bentuk terapi lain, agen ini secara nyata memperlambat kemajuan penyakit.
v Antidepresen
Antidepresen trisiklik dapat diberikan untuk mengurangi depresi yang juga terbiasa terjadi pada
penyakit Parkinson.
v  Intervensi pembedahan
Meskipin banyak pendekatan yang berbeda saat ini, penatalaksanaan pembedahan terhadap
penyakit Parkinson masih menjadi bahan penelitian dan controversial. Pada beberapa klien yang
cacat tremor atau diskinesia akibat levodopa berat, pembedahan dapat dilakukan. Walaupun
pembedahan dapat mengurangi gejala pada klien tertentu, namun hal ini menunjukkan adanya
perubahan perjalanan penyakit atau perkembangan kearah permanen. Prosedur pembedahan
stereotaktik dapat dilakukan berupa subtalamotomi dan palidotomi.
Pendekatan lain mencakup transplantasi jaringan saraf kedalam basal ganglia dalam upanya
membuat pelepasan kembali dopamine normal. Transplantasi saraf pada medulla adrenal klien
kedalam basal ganglia efektif mengurangi gejala pada sebagian kecil klien. Transplantasi sel-sel saraf
mengunakan jaringan fetus telah dicoba, bagaimanapun prosedur ini masih diperdebatkan. Penelitian
tentang hal ini dan pembedahan lain pendekatan yang tidak melaui pembedahan lain serta
pendekatan yang tidak melalui pembedahan masih terus dilakukan.

F.    ASUHAN KEPERAWATAN
1.    Pengkajian
Pengumpulan data subjektif dan objektif pada klien dengan gangguan system persarafan meliputi
anamnesis riwayat penyakit,pemeriksaan fisik,pemeriksaan diagnostic, dan pengkajian psikososial.
2.    Anamnesis
Identitas klien meliputi nama,umur (lebih sering pada kelompok usia lanjut, pada usia 50-an dan 60-
an),jenis kelamin (lebih banyak pada laki-laki), pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa,
tanggal dan jam masuk rumah sakit, nomer register,diagnosis medis.

Keluhan utama yang sering menjadi alas an klien untuk meminta pertolongan kesehatan adalah
gangguan gerakan, kaku otot, tremor menyeluruh,kelemahan otot, dan hilangnya refleks postural.

Riwayat penyakit saat ini


Pada anamnesis, sering klien mengeluh adanya tremor pada salah satu tangan dan lengan,
kemudian ke bagian yang lain, dan akhirnya bagian kepala, walaupun tremor ini tetap unilateral.
Karakteristik tremor dapat berupa lambat,gerakan membalik (pronasi-supinasi) pada lengan bawah
dan telapak tangan, dan gerakan ibu jari terhadap jari-jari seolah-olah memutar sebuah pir di antara
jari-jari. Keadaan ini meningkat bila klien sedang berkonsentrasi atau merasa cemas dan muncul
pada saat klien istirahat.
Keluhan lainnya pada penyakit meliputi adanya perubahan pada sensasi wajah,sikap tubuh dan gaya
berjalan. Adanya keluhan rigiditas deserebrasi, berkeringa,kulit berminyak dan sering menderita
dermatitis seboroik, sulit mewnelan, konstipasi, dan gangguan kandung kemih yang diperberat oleh
obat-obat antikolinergik dan hipertrofi prostat.

                Pertanyaan yang bias di sampaikan pada klien pada pengkajian ini  meliputi:

·         Apakah anda mengalami kekakuan tangan atau kaki ?


·         Apakah anda mengalami sentakan tidak teratur pada tangan atau kaki?
·         Apakah anda mengalami”beku” atau terpaku dan tidak mampu bergerak?
·         Apakah air liur anda berlebihan?
·         Pernakah anda (orang lain) melihat anda meringis atau membuat gerakan wajah atau
mengunyah?
·         Aktivitas fisik apa yang sulit anda lakukan?

Riwayat penyakit dahulu


Pengkajian yang dilakukan adalah dengan mengajukan pertanyaan tentang adanya riwayat
hipertensi,diabetes mellitus,penyakit jantung, anemia,penggunaan obat-obat antokoagulan
aspirin,vasodilator, dan penggunaan obat anti kolinergik dalam jangka waktu lama.

Riwayat penyakit keluarga


Walaupun tidak ditemukan adanya hubungan penyakit Parkinson dengan sebab genetic yang jelas,
perawat perlu melakukan pengkajian riwayat penyakit pada keluarga. Pengkajian dilakukan dengan
menanyakan apakah ada anggota keluarga terdahulu yang menderita hipertensi dan diabetes
mellitus. Hal ini diperlukan untuk melihat adanya komplikasi penyakit lain yang dapat mempercepat
progresifnya penyakit.

3.    Pengkajian psiko-sosio-spiritual


Pengkajian mekanisme koping yang digunakan klien perlu dilakukan untuk menilai respon emosi klien
terhadap penyakit yang di deritanya,perubahan peran klien dalam keluarga dan masyarakat, dan
respons atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-harinya baik dalam keluarga ata pun dalam
masyarakat.

Apakah klien mengalami dampak yang timbul akibat penyakit seperti ketakutan akan kecacatan, rasa
cemas, rasa ketidak mampuan untuk melakukan aktifitas secara optimal,dan pandangan terhadap
dirinya yang salah (gangguan citra tubuh).
Adanya perubahan hubungan dan peran disebabkan oleh karena klien mengalami kesulitan untuk
berkomunikasi akibat gangguan bicara. Pola persepsi dan konsep diri yang ditemukan adalah klien
merasa tidak berdaya,tidak ada harapan, mudah marah, dan tidak kooperatif.
Perubahan yang terpenting pada klien dengan penyakit Parkinson adalah persepsi dan penurunan
memori(ingatan). Beberapa manifestasi psikiatrik(perubahan kepribadian,psikosis,demensia,konfusi
akut) umumnya terjadi pada lansia.

4.    Pemeriksaan fisik


Setelah melakukan anamnesis yang mengarah pada keluhan-keluhan klien, pemeriksaan fisik sangat
berguna untuk mendukung data yang diperoleh dari pengajian anamnesis. Pemeriksaan fisik
sebaiknya dilakukan per system ( B1-B6) dan terarah dengan focus pemeriksaan fisik pada
pemeriksaan B3 dan dihubungkan dengan keluhan klien.

5.    Keadaan umum


Klien dengan penyakit Parkinson umumnya tidak mengalami penurunan kesadaran. Adanya
perubahan pada tanda vital, yaitu brakikardi,hipotensi,dan penurunan frekuensi pernafasan.

B1 (BREATHING)
Gangguan fungsi pernafasan yang terjadi berkaitan dengan hipoventilasi, inaktivitas, aspirasi
makanan atau saliva, dan berkurangnya fungsi pembersihan saluran nafas.
Inspeksi,ditemukan klien batuk atau mengalami penurunan kemampuan untuk batuk
efektif,peningkatan produksi sputum, sesak nafas, dan penggunaan otot bantu nafas.
Palpasi, ditentukan taktil premitus seimbang kanan dan kiri.
Perkusi, ditemukan adanya suara resonan pada seluruh lapang paru.
Auskultasi, ditemukan bunyi nafas tambahan seperti nafas berbunyi,stridor,ronkhi pada klien dengan
peningkatan produksi secret dan kemampuan batuk yang menurun yang sering ditemukan pada klien
inaktivitas.

B2(BLOOD)
Hipotensi postural yang terjadi berkaitan dengan efek samping pemberian obat dan juga gangguan
pada pengatur tekanan darah oleh system saraf otonom.
               
B3(BRAIN)
Pengkajian B3 (BRAIN) merupakan pemeriksaan focus dan lebih lengkap dibandingkan pengkajian
pada system lainnya.
Pada inspeksi umum ditemukan perubahan pada gaya berjalan,tremor secara umum pada seluruh
otot, dan kaku pada seluruh gerakan.

6.    Tingkat kesadaran


Tingkat kesadaran klien biasanya compos mentis dan juga bergantung pada penurunan aliran darah
serebri regional mengakibatkan perubahan pada status kognitif klien.

Pemeriksaan fungsi serebri


Status mental: biasanya mengalami perubahan yang berhubungan dengan penurunan status kognitif,
penurunan persepsi,dan penurunan memori baik jangka pendek dan memori jangka panjang.

Pemeriksaan saraf cranial


Saraf I.Biasanya pada klien cedera tulang belakang tidak ditemukan kelainan dan fungsi penciuman
tidak ada kelainan.
Saraf II.hasil uji ketajaman pengelihatan mengalami perubahan sesuai tingkat usia, biasanya klien
lanjut usia dengan penyakit Parkinson mengalami penurunan ketajaman pengelihatan.
Saraf III,IV,dan VI.gangguan saraf okulomotorius:sewaktu melakukan konvergensi pengelihatan
menjadi kabur karena tidak mampu mempertahankan kontraksi otot-otot bola mata.
Saraf V.pada klien dengan penyakit Parkinson umumnya ditemukan perubahan pada otot
wajah.adanya keterbatasan otot wajah menyebabkan ekspresi wajah klien mengalami
penurunan,saat bicara wajah seperti topeng (sering mengedipkan mata).
Saraf VII.persepsi pengecapan dalam batas normal
Saraf VIII.adanya tuli konduksi dan tuli persepsi yang berhubungan dengan proses senilis dan
penurunan aliran darah regional.
Saraf IX dan X. Ditemukan kesulitan dalam menelan makanan.
Saraf XI. Tidak ada atrofi otot sternokleidomastoideus dan trapezius.
Saraf XII.lidah simetris,tidak di temukan deviasi pada satu sisi dan tidak ada fasikulasi.indra
pengecap normal.

System motorik
·         Inspeksi umum, ditemukan perubahan pada gaya berjalan,tremor secara umum pada seluruh
otot, dan kaku pada seluruh gerakan. klien sering mengalami rugiditas deserebrasi.
·         Tonus otot, ditemukan meningkat
·         Keseimbangan dan koordinasi, ditemukan mengalami gangguan karena adanya kelemahan
otot, kelelahan, perubahan pada gaya berjalan,tremor secara umum pada seluruh otot,dan kuku pada
seluruh gerakan.

Pemeriksaan refleks
Terdapat kehilangan refleks postural, apabila klien mencoba untuk berdiri,klien akan berdiri dengan
kepala cenderung ke depan dan berjalan dengan gaya berjalan seperti di dorong. kesulitan dalam
berputar dan hilangnya keseimbangan (salah satunya ke depan atau ke belakang) dapat
menimbulkan sering jatuh.

Sistem sensorok
Sesuai berlanjutnya usia,klien dengan penyakit Parkinson mengalami penurunan terhadap sensasi
sensorik secara progresif. Penurunan sensorik yang ada merupakan hasil dari neuropati.

B4(BLADDER)
Penurunan refleks kandung kemih perifer di hubungkan dengan disfungsi kognitif dan persepsi klien
secara umum. Klien mungkin mengalami inkontinensia urine, ketidak mampuan mengomunikasikan
kebutuhan, dan ketidak mampuan untuk menggunakan urinal karena kerusakan control motorik dan
postural. Selama priode ini, dilakukan kateterisasi intermiten dengan teknik steril.

B5(BOWEL)
Pemenuhan nutrisi berkurang yang berhubungan dengan asupan nutrisi yang kurangf karena
kelemahan fisik umum, kelelahan otot, dan adanya tremor menyeluruh. Klien sering mengalami
konstipasi karena penurunan aktivitas.

B6(BONE)
Adanya kesulitan untuk beraktivitas karena kelemahan, kelelahan otot,tremor secara umum pada
seluruh otot dan kaku pada seluruh gerakan menyebabkan masalah pada pola aktivitas dan
pemenuhan aktivitas sehari-hari.
Adanya gannguan keseimbangan dan koordinasi dalam melakukan pergerakan Karena perubahan
pada gaya berjalan dan kaku pada seluruh gerakan memberikan risiko pada trauma fisik bila
melakukan aktivitas
7.    Intervensi pembedahan
Meskipun banyak pendekatan yang berbeda saat ini, penatalaksanaan pembedahan terhadap
penyakit Parkinson masih menjadi bahan penelitian dan controversial. Pada beberapa klien yang
cacat treamor atau diskinesia akibat levodopa berat, pembedahan dapat di lakukan. Walaupun
pembedahan dapat mengurangi gejala pada klien tertentu, namun hal ini tidak menunjukan adanya
perubahan perjalanan penyakit atau perkembangan kea rah permanen. Prosedur pembedahan
streotatik dapat di lakukan berupa subtalamotomi dan palidotomi.
Pendekatan lain mencangkup transplantasi jaringan saraf ke dalam basal ganglia dalam upaya
membuat pelepasan kembali dopamine normal. Transplantasi saraf pada medulla adrenal klien ke
dalam basal; ganglia efektif mengurangi gejala pada sebagian kecil klien. Tranplantasi sel-sel saraf
menggunakan jaringan fetus di coba: bagaimanapun prosedur ini masih diperdebatkan. Penelitian
tentang hal ini dan pembedahan lain serta yang tidak melalui pembedahan masih terus dilakukan.
1.    Diagnosis keperawatan

1.      Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan kekakuan dan kelemahan otot.
2.      Deficit perawatan diri yang berhubungan dengan kelemahan neoromuskular, menurunnya
kekuatan, kehilangan control otot/koordinasi.
3.      gangguan eleminasi alvi (konstipasi)yang berhubungan dengan medikasi dan penurunan
aktivitas.
4.      Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan tremor, pelambatan
dalam proses makan,kesulitan mengunyah dan menelan.
5.      Hambatan komunikasi verbal yang berhubungan dengan penurunan volume bicara, pelambatan
bicara, ketidak mampuan menggerakan otot-otot wajah.
6.      Koping individu tidak efektif yang berhubungan dengan depresi dan disfungsi karena
perkembangan penyakit.
7.      Deficit pengetahuan yang berhubungan dengan sumber informasi prosedur perawatan rumah
yang tidak adekuat.
1.    Rencana intervensi
Sasaran yang ingin dicapai adalah klien mencapai kemandirian dalam melakukan aktivitas sehari-
hari, mencapai eliminasi usus adekuat, mencapai dan mempertahankan kepuasan status nutrisi,
pencapaian komunikasi, dan pengembangan mekanisme koping.

Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan kekakuan dan kelemahan otot.
Tujuan: klien mampu melaksanakan aktivitas fisik sesuai dengan kemampuannya dalam
waktu 2x 24 jam
kriteria hasil:klien dapat ikut serta dalam program latihan, tidak terjadi kontraktur sendi,
bertambahnya kekuatan otot, klien menunjukan tindakan untuk meningkatkan mobilitas.
Intervensi Rasional
Kaji mobilitas yang ada dan observasi Mengetahui tingkat kemampuan klien dalam
peningkatan kerusakan. Kaji secara teratur melakukan aktivitas.
fungsi motorik.
Lakukan program latihan yang meningkatkan Meningkatkan koordinasi dan
kekuatan otot. ketangkasan,menurunkan kekuatan otot dan
mencegah kontraktur bila otot tidak di
gunakan.
Lakukan latihan postural Latihan postural untuk melawan
kecendrungan kepala dan leher tertarik ke
depan dan belakang.
Ajarkan teknik khusus: Teknik berjalan khusus dapat dipelajari untuk
·  Ajarkan untuk berkonsentrasi pada berjalan mengimbangi gaya berjalan menyeret dan
tegak,memandang lurus ke depan, dan kecendrungan tubuh condong ke depan.
menggunakan cara berjalan dengan dasar
lebar(misalnya berjalan dengan kaki
terpisah).
·  Klien dianjurkan untuk latihan berjalan
dengan diiringan music marching band atau
lagu, karena hal ini memberikan rangsangan
sensorik.
·  Latihan bernafas sambil berjalan
membantu untuk menggerakan rangka tulang
rusuk dan transpor oksigen untuk mengisi
bagian paru-paru yang kadar oksigennya
rendah.
·  Melakukan periode istirahat yang sering
untuk membantu pencegahan frustasi dan
kelelahan.
Anjurkan mandi hangat dan masase otot Mandi hangat dan masase membantu
otot0otot rileks saat melakukan aktivitas pasif
dan aktif dan mengurangi nyeri otot akibat
spasme yang mengakibatkan kekakuan.
Bantu klien melakukan latihan ROM, Untuk memelihara fleksibilitas sendi sesuai
perawatan diri, sesuai toleransi. kemampuan.
Kolaborasi dengan ahli fisioterapis untuk Peningkatan kemampuan dalam mobilitas
latihan fisik klien. ekstermitas dapat ditingkatkan dengan latihan
fisik oleh tim fisioterapis.
Deficit perawatan diri yang berhubungan dengan kelemahan neoromuskular, menurunnya
kekuatan, kehilangan control otot/koordinasi
Tujuan: Perawatan diri klien terpenuhi dalam waktu 2x24 jam
kriteria hasil:klien dapat menunjukan perubahan gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan
merawat diri, klien mampu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai dengan tingkat
kemampuannya, mengindentifikasi personal/masyarakat yang dapat membantu.

Intervensi Rasional
Mandiri Membantu dalam mengantisipasi dan
Kaji kemampuan dan tingkat penurunan merencanakan pertemuan kebutuhan
dalam skala 0-4 untuk melakukan ADL individual.
Hindari apa yang tidak dapat dilakukan klien Menghindari klien dari keadaan cemas dan
dan bantu bila perlu. ketergantungan untuk mencegahfrustasi dan
harga diri klien rendah
Ajarkan dan dukung klien selama aktivitas Dukungan pada klien selama aktivitas
kehidupan sehari-hari dapat meningkatkan
perawatan diri
Rencanakan tindakan untuk mengatasi Klien akan mampu melihat dan
keterbatasan pengelihatan seperti tempatkan memakan makanan, akan mampu melihat
makanan dan peralatan dalam suatu tempat, keluar masuknya orang ke ruangan.
dekatkan tempat tidur ke dinding.
Modifikasi lingkungan Modifikasi lingkungan diperlukan untuk
mengompensasi ketidak mampuan fungsi.
Gunakan pagar di sekeliling tempat tidur. Gunakan pagar di sekeliling tempat tidur baik
tempat tidur di rumah sakit dan di rumah,atau
sebuah tali yang diikatkan pada kaki tempat
tidur untuk member bantuan dalam
mendorong diri untuk bangun tanpa bantuan
orang lain.
Kaji kemampuan komunikasi untuk buang air Ketidakmampuan berkomunikasi dengan
kecil, kemampuan menggunakan perawat dapat menimbulkan masalah
urinal,pispot, antarkan ke kamar mandi bila pengosongan kandung kemih oleh karena
kondisi memungkinkan. masalah neurogenik.
Identifikasi kebiasaan buang air besar, Meningkatkan latihan dan menolong
anjurkan minum dan meningkatkan aktivitas. mencegah konstipasi.
Kolaborasi pemberian supositoria dan Pertolongan utama terhadap fungsi bowel
pelumas feses/pencahar atau buang air besar.
Konsultasi ke dokter terapi okupasi. Untuk mengembangkan terapi dan
melengkapi kebutuhan khusus.

Gangguan eleminasi alvi (konstipasi)yang berhubungan dengan medikasi dan penurunan


aktivitas.

Tujuan: kebutuhan eleminasi alvi terpenuhi dalam waktu 2x24 jam


kriteria hasil: klien dapat defekasi secara spontan dan lancar tanpa menggunakan
obat,konsistensi feses lembek, tidak teraba massa pada kolon, bising usus normal (15-
30x/menit)
Intervensi Rasional
Monitor adanya konstipasi Klien Parkinson mempunyai masalah
konstipasi berat. Factor-faktor yang
menyebabkan kondisi ini adalah melemahnya
otot-otot yang digunakan dalam defikasi,
kurangnya latihan, tidak adekuatnya asupan
cairan, dan penurunan aktivitas system saraf
otonom dan obat-obatan digunakan untuk
mengobati penyakit, juga menghambat
sekresi normal usus.
Berikan penjelasan pada klien dan keluarga Klien dan keluarga akan mengerti tentang
tentang penyebab konstipasi penyebab obstipasi.
Modifikasi defekasi yang teratur. Anjurkan Defekasi yang teratur dan rutin dapat
pada klien untuk makan makanan yang membangun semangat klien untuk mengikuti
mengandung serat pola yang teraur, sadar untuk meningkatkan
asupan cairan dan makanan yang
mengandung serat.diet seimbang tinggi
kandungan serat merangsang peristatik dan
eleminasi regular.
Atur posisi toilet Dudukan toilet ditinggikan untuk
memudahkan aktivitas toileting karena klien
sulit bergerak dari posisi berdiri ke posisis
duduk
Bila klien mampu minum,berikan asupan Asupan cairan adekuat membantu
cairan yang cukup (2liter/hari)jika tidak ada mempertahankan konsistensi feses yang
kontraindikasi sesuai pada usus dan membantu eliminasi
regular.
Kolaborasikan dengan tim dokter dalam Pelunak feses meningkatkan efisiensi
pelunakanan feses pembasahan air pada usus yang melunakakan
(laksatif,supositoria,enema) massa feses dan membantu eliminasi.

Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan tremor,
pelambatan dalam proses makan,kesulitan mengunyah dan menelan.

Tujuan: terpenuhi dalam waktu 2x24 jam


kriteria hasil:
Intervensi Rasional
Evaluasi kemampuan makan klien Klien mengalami kesulitan dalam
mempertahankan berat badan mereka.mulut
mereka kering akibat obat-obatan dan
mengalami kesulitan mengunyah dan
menelan. Klien berisiko mengalami aspirasi
akibat penurunan refleks batuk.
Obserevasi /timbang berat badan jika Tanda kehilangan berat badan (7-10%) dan
memungkinkan kekurangan asupan nutrisimenunjang
terjadinya masalah katabolisme, kandung
glikogen dalam otot, dan kepekaan terhadap
pemasangan ventilator
Manajemen mencapai kemampuan menelan Meningkatkan kemampuan klien dalam
1.    Gangguan menelan disebabkan oleh menelan dan dapat membantu pemenuhan
tremor pada lidah,ragu-ragu dalam memulai nutrisi klien melalui oral.tujuan lain adalaha
menelan, kesulitan dalam membentuk mencegah terjadinya kelelahan, memudahkan
makanan dalam bentuk bolus. masuknya makanan dan mencegah gangguan
2.    Makanan setengah padat dengan sedikt pada lambung.
air memudahkan untuk menelan
3.    Klien dianjurkanuntuk menelan secara
berurutan
4.    Klien di ajarkan untuk meletakkan
makanan di atas lidah, menutup bibir dan
gigi dan menelan.
5.    Klien di ajurkan untuk mengunyah
pertama kali pada satu sisi mulut dan
kemudian kesisi lain.
6.    Untuk mengontrol air liur, klien di
anjurkan untuk menahan kepala tegak dan
membuat keadaan sadr untuk menelan
7.    Masase otot wajah dan leher sebelum
makan dapat membantu.
8.    Beriikan makanan kecil dan lunak

Monitor pemakaian alat bantu Pemasangan elektrik digunakan untuk


menjaga makanan tetap hangat dan klien
diizinkan untuk istirahat selama waktu yang
di tetapkan untuk makan,alat-alat khusus juga
membantu makan.
Penggunaan piring yang stabil,cangkir yang
tidakpecah bila jatuh, dan alat-alat makan
yang dapat digenggam sendiri digunakan
sebagai alat bantu.
Kaji fungsi system gastrointestinal meliputi Fungsi system gastrointestinal sangat penting
suara bising usus,catat terjadinya perubahan untuk asupan makanan. Ventilator dapat
di dalam lambung seperti mual, menyebabkan kembung pada lambung dan
muntah.observasi perubahan pergerakan pendarahan lambung.
usus misalnya diare, konstipasi
Anjurkan pemberian cairan 2500cc/hari Mencegah terjadinya dehidrasi akibat
selama tidak terjadi gangguan jantung. penggunaan ventilator selama klien tidak
sadar dan mencegah terjadinya konstipasi
Lakukan pemeriksaan laboratorium yang Memberikan informasi yang tepat tentang
diindikasikan, seperti serum,transferin, keadaan nutrisi yang dibutuhkan klien.
BUN/kreatinin dan glukosa

Hambatan komunikasi verbal yang berhubungan dengan penurunan volume bicara, pelambatan
bicara, ketidak mampuan menggerakan otot-otot wajah
Tujuan: terpenuhi dalam waktu 2x24 jam
kriteria hasil:
Intervensi Rasional
Kaji kemampuan klien untuk berkomunikasi Gannguan bicara ditemukan pada banyak klien
dengan penyakit Parkinson. Bicara mereka yang
lemah, monoton, dan terdengar halus mmenuntut
kesadaran berupaya untuk bicara dengan dengan
lambat, dengan penekanan perhatian pada a[a
yang mereka katakan.
Menentukan cara-cara komunukasi seperti Mempertahankan kontak mata akan membuat
mempertahankan kontak mata,memberikan klien tertarik selama komunikasi.jika klien dapat
pertanyakan dengan jawaban ya dan tidak, menggerakan kepala, mengedipkan mata atau
menggunakan kertas dan pensil /bolpoin, senang dengan isyarat-isyarat sederhana,lebih
gambar, atau papan tulis, bahasa isyarat, baik dengan menggunakan pertanyaan ya/tidak.
perjelas arti dari komunikasi yang Kemampuan menulis kadang-kadang
disampaikan. melelahkan klien, selain itu dapat
mengakibatkan frustasi dalam upaya memenuhi
kebutuhan komunikasi. Keluarga dapat bekerja
sama untuk membantu memenuhi kebutuhan
klien.
Pertimbangkan bentuk komunikasi bila Kateter intervena yang terpasng di tangan akan
terpasang kateter intravena mengurangi kebebasan klien dalam menulis atau
member isyarat
Letakkan bel pemanggil dalam jangkauan Ketergantungan klien pada ventilator akan
klien dan berikan penjelaskan cara membuat klien lebih baik dan rileks, merasa
menggunakannya.jawab panggilan tersebut amat, dan mengerti bahwa selama menggunakan
dengan segera. Penuhi kebutuhan ventilator, perawat akan memenuhi segala
klien.katakan kepada klien bahwa perawat kebutuhannya.
siap membantu jika dibutuhkan.
Buatlah catatan di kantor perawatan tentang Mengingatkan staf perawat untuk berespons
keadaan klien yang tak dapat berbicara. dengan klien selama memberikan perawatan.
Buat rekaman pembicaraan klien. Rekaman pembicaraan klien dalam pita kaset
secara periodic dibutuhkan dalam memantau
perkembangan klien. Ampilifier kecil membantu
bila klien mengalami kesulitan mendengar.
Anjurkan keluarga/ orang lain dekat dengan Keluarga dapt merasa akrab dengan klien dan
klien untuk berbicara dengan klien, berada dekat klien selama berbicara.
memberikan informasi tentang keluarganya, Pengalaman ini dapat membantu atau
dan keadaan yang sedang terjadi. mempertahankan kontak nyata seperti
merasakan kehadiran anggota keluarga yang
dapat mengurai perasaan kaku.
Kolaborasi dengan ahli wicara bahasa. Ahli terapi wicara bahasa dapat membantu
dalam membentuk peningkatan latihan
percakapan dan membantu petugas kesehatan
untuk mengembangkan metode komunikasi
untuk memenuhi kebutuhan klien.

Koping individu tidak efektif yang berhubungan dengan depresi dan disfungsi karena
perkembangan penyakit.
Tujuan: terpenuhi dalam waktu 2x24 jam
kriteria hasil:
Intervensi Rasional
Kaji perubahan gangguan persepsi dan Menentukan bantuaan individual dalam
hubungan dengan derajat ketidakmampuan menyusun rencana perawatan atau pemilihan
intervensi
Dukung kemampuan koping klien Kepatuhan terhadap program latihan dan
berjalan membantu memperlambat kemajuan
penyakit.dukungan dan sumber bantuan dapat
diberikan melalui ketekunan berdoa dan
penekanan keluar terhadap aktivitas dengan
mempertahankan partisipasi aktif
Catat ketidak klien menyatakan sekarat atau Mendukung penolakan terhadap bagian tubuh
mengingkari dan menyatakan inilah kematian. atau perasaan negative terhadap gambaran
tubuh dan kemampuan yang menunjukkan
kebutuhan dan intervensi serta dukungan
emosional.
Pernyataan pengakuan terhadap penolakan Membantu klien untuk melihat bahwa perawat
tubuh, mengingatkan kembali fakta kejadian menerima kedua bagian sebagai bagian dari
tentang realitas bahwa masih dapat seluruh tubuh. Mengizinkan klien untuk
menggunakan sisi yang sakit dan belajar merasakan adanya harapan dan mulai
mengontrol sisi yang sehat menerima situasi baru.
Beri dukungan psikologis secara menyeluruh. Klien penyakit Parkinson sering malu,apatis,
tidak adekuat,bosan,dan sering
sendiri.perasaan ini dapat disebabkan akibat
keadaan fisik yang lambat dan upaya yang
besar dibutuhkan terhadap tugas-tugas kecil.
Klien harus aktif berpartisipasi dalam program
terapi yang mencangkup program social dan
rekreasi.
Bantu dan ajarkan perawatan yang baik dengan Membantu meningkatkan perasaan harga diri
memperbaiki kebiasaan. dan mengontrol lebih dari satu area kehidupan.
Buat rencana program aktivitas harian pada Program aktivitas pada keseluruhan hari
keseluruhan hari mencegah waktu tidur yang terlalu banyak
yang dapat mengarah pada tidak adanya
keinginan beraktivitas.
Anjurkan orang terdekat untuk mengizinkan Menghidupkan kembali perasaan kemandirian
klien melakukan sebanyak mungkin hal untuk dan membantu perkembangan harga diri serta
dirinya. mempengaruhi proses rehabilitasi.
Dukung perilaku atau usaha seperti peningkatan Klien dapat beradaptasi terhadap perubahan
minat atau partisipasi dalam aktivitas dan pengertian tentang peran individu masa
rehabilitasi. datang.
Monitor gangguan tidur,peningkatan kesulitan Dapat mengindikasikan terjadinya
konsentrasi, letargi, dan penolakan. depresi.depresi umumnya terjadi sebagai
pengaruh dari stroke yang memerlukan
intervensi dan evaluasi lebih lanjut.
Kolaborasi :rujuk pada ahli neuropsikologi dan Dapat memfasilitasi perubahan peran yang
konseling bila ada indikasi. penting untuk perkembangan perasaan.kerja
sama fisioterapi,psikoterapi,terapi obat-obatan
dan dukungan partisipasi kelompok dapat
menolong mengurangi depresi yang sering
muncul dalam ke adaan ini.
Diposkan 26th October 2013 oleh enny afsari
http://ennyafsari935.blogspot.co.id/2013/10/asuhan-keperawatan-parkinson.html

Anda mungkin juga menyukai