A. PENGERTIAN
Penyakit Parkinson merupakan suatu gangguan neurologis progsesif yang mengenai pusat otak yang
bertanggung jawab untuk mengontrol dan mengatur gerakan karateristik yang mucul berupa
bradikinesia (perlambatan gerakan), tremor dan kekakuan otot (Smeltzer dan Bare, 2002).
Parkinsonisme merupakan istilah dari suatu sindrom yang ditandai dengan tremor ritmik, bradikinesia,
kekakuan otot dan hilangnya refleks-refleks postural. Kelainan pergerakan diakibatkan oleh defek
jalur dopaminergik( produksi dopamine) yang menghubungkan subtansia nigra dengan korpus
striatum ( nucleus kaudatus dan nucleus lentikularis). Basal ganglia adalah bagian dari sistem
ekstrapiramidal dan berpengaruh untuk mengawali, modulasi, mengakhiri pergerakan, serta mengatur
gerakan-gerakan otomatis ( Sylvia dan price, 1999).
B. ETIOLOGI
Sebagian besar penyebab kasus ini dianggap tidak diketahui atau idiopatik. Parkinsonisme idiopatik
adalah penyakit Parkinson atau paralisis angitans. Merupakan suatu penyakit progresif lambat yang
menyerang usia pertengahan atau lanjut, dengan awitan ( onset ) khas pada usia lima puluhan dan
enam puluhan. Tidak ditemukan sebab genetic yang jelas dan tidak ada pengobatan yang dapat
menyembuhkannya.
Parkinson disebabkan oleh rusaknya sel-sel otak, tepatnya di substansi nigra. Suatu kelompok sel
yang mengatur gerakan-gerakan yang tidak dikehendaki (involuntary). Akibatnya, penderita tidak bisa
mengatur/menahan gerakan-gerakan yang tidak disadarinya. Mekanis-me bagaimana kerusakan itu
belum jelas benar.
Penyakit Parkinson sering dihubungkan dengan kelainan neurotransmitter di otak faktor-faktor lainnya
seperti :
1. Defisiensi dopamine dalam substansia nigra di otak memberikan respon gejala penyakit Parkinson,
2. Etiologi yang mendasarinya mungkin berhubungan dengan virus, genetik, toksisitas, atau
penyebab lain yang tidak diketahui.
D. KOMPLIKASI
Adapun komplikasi pada penyakit Parkinson ini dapat dilihat dari imobilisasi seperti pneumonia infeksi
saluran perkemihan dan jika penderita terjatuh dapat menyebabkan kematian.
Selain itu penyakit Parkinson dapat menyebabkan komplikasi gangguan fungsi pernafasan, gangguan
okulomotorius (pandangan yang kabur). Kelelahan dan nyeri otot juga dialami penderita Parkinson.
F. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengumpulan data subjektif dan objektif pada klien dengan gangguan system persarafan meliputi
anamnesis riwayat penyakit,pemeriksaan fisik,pemeriksaan diagnostic, dan pengkajian psikososial.
2. Anamnesis
Identitas klien meliputi nama,umur (lebih sering pada kelompok usia lanjut, pada usia 50-an dan 60-
an),jenis kelamin (lebih banyak pada laki-laki), pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa,
tanggal dan jam masuk rumah sakit, nomer register,diagnosis medis.
Keluhan utama yang sering menjadi alas an klien untuk meminta pertolongan kesehatan adalah
gangguan gerakan, kaku otot, tremor menyeluruh,kelemahan otot, dan hilangnya refleks postural.
Apakah klien mengalami dampak yang timbul akibat penyakit seperti ketakutan akan kecacatan, rasa
cemas, rasa ketidak mampuan untuk melakukan aktifitas secara optimal,dan pandangan terhadap
dirinya yang salah (gangguan citra tubuh).
Adanya perubahan hubungan dan peran disebabkan oleh karena klien mengalami kesulitan untuk
berkomunikasi akibat gangguan bicara. Pola persepsi dan konsep diri yang ditemukan adalah klien
merasa tidak berdaya,tidak ada harapan, mudah marah, dan tidak kooperatif.
Perubahan yang terpenting pada klien dengan penyakit Parkinson adalah persepsi dan penurunan
memori(ingatan). Beberapa manifestasi psikiatrik(perubahan kepribadian,psikosis,demensia,konfusi
akut) umumnya terjadi pada lansia.
B1 (BREATHING)
Gangguan fungsi pernafasan yang terjadi berkaitan dengan hipoventilasi, inaktivitas, aspirasi
makanan atau saliva, dan berkurangnya fungsi pembersihan saluran nafas.
Inspeksi,ditemukan klien batuk atau mengalami penurunan kemampuan untuk batuk
efektif,peningkatan produksi sputum, sesak nafas, dan penggunaan otot bantu nafas.
Palpasi, ditentukan taktil premitus seimbang kanan dan kiri.
Perkusi, ditemukan adanya suara resonan pada seluruh lapang paru.
Auskultasi, ditemukan bunyi nafas tambahan seperti nafas berbunyi,stridor,ronkhi pada klien dengan
peningkatan produksi secret dan kemampuan batuk yang menurun yang sering ditemukan pada klien
inaktivitas.
B2(BLOOD)
Hipotensi postural yang terjadi berkaitan dengan efek samping pemberian obat dan juga gangguan
pada pengatur tekanan darah oleh system saraf otonom.
B3(BRAIN)
Pengkajian B3 (BRAIN) merupakan pemeriksaan focus dan lebih lengkap dibandingkan pengkajian
pada system lainnya.
Pada inspeksi umum ditemukan perubahan pada gaya berjalan,tremor secara umum pada seluruh
otot, dan kaku pada seluruh gerakan.
System motorik
· Inspeksi umum, ditemukan perubahan pada gaya berjalan,tremor secara umum pada seluruh
otot, dan kaku pada seluruh gerakan. klien sering mengalami rugiditas deserebrasi.
· Tonus otot, ditemukan meningkat
· Keseimbangan dan koordinasi, ditemukan mengalami gangguan karena adanya kelemahan
otot, kelelahan, perubahan pada gaya berjalan,tremor secara umum pada seluruh otot,dan kuku pada
seluruh gerakan.
Pemeriksaan refleks
Terdapat kehilangan refleks postural, apabila klien mencoba untuk berdiri,klien akan berdiri dengan
kepala cenderung ke depan dan berjalan dengan gaya berjalan seperti di dorong. kesulitan dalam
berputar dan hilangnya keseimbangan (salah satunya ke depan atau ke belakang) dapat
menimbulkan sering jatuh.
Sistem sensorok
Sesuai berlanjutnya usia,klien dengan penyakit Parkinson mengalami penurunan terhadap sensasi
sensorik secara progresif. Penurunan sensorik yang ada merupakan hasil dari neuropati.
B4(BLADDER)
Penurunan refleks kandung kemih perifer di hubungkan dengan disfungsi kognitif dan persepsi klien
secara umum. Klien mungkin mengalami inkontinensia urine, ketidak mampuan mengomunikasikan
kebutuhan, dan ketidak mampuan untuk menggunakan urinal karena kerusakan control motorik dan
postural. Selama priode ini, dilakukan kateterisasi intermiten dengan teknik steril.
B5(BOWEL)
Pemenuhan nutrisi berkurang yang berhubungan dengan asupan nutrisi yang kurangf karena
kelemahan fisik umum, kelelahan otot, dan adanya tremor menyeluruh. Klien sering mengalami
konstipasi karena penurunan aktivitas.
B6(BONE)
Adanya kesulitan untuk beraktivitas karena kelemahan, kelelahan otot,tremor secara umum pada
seluruh otot dan kaku pada seluruh gerakan menyebabkan masalah pada pola aktivitas dan
pemenuhan aktivitas sehari-hari.
Adanya gannguan keseimbangan dan koordinasi dalam melakukan pergerakan Karena perubahan
pada gaya berjalan dan kaku pada seluruh gerakan memberikan risiko pada trauma fisik bila
melakukan aktivitas
7. Intervensi pembedahan
Meskipun banyak pendekatan yang berbeda saat ini, penatalaksanaan pembedahan terhadap
penyakit Parkinson masih menjadi bahan penelitian dan controversial. Pada beberapa klien yang
cacat treamor atau diskinesia akibat levodopa berat, pembedahan dapat di lakukan. Walaupun
pembedahan dapat mengurangi gejala pada klien tertentu, namun hal ini tidak menunjukan adanya
perubahan perjalanan penyakit atau perkembangan kea rah permanen. Prosedur pembedahan
streotatik dapat di lakukan berupa subtalamotomi dan palidotomi.
Pendekatan lain mencangkup transplantasi jaringan saraf ke dalam basal ganglia dalam upaya
membuat pelepasan kembali dopamine normal. Transplantasi saraf pada medulla adrenal klien ke
dalam basal; ganglia efektif mengurangi gejala pada sebagian kecil klien. Tranplantasi sel-sel saraf
menggunakan jaringan fetus di coba: bagaimanapun prosedur ini masih diperdebatkan. Penelitian
tentang hal ini dan pembedahan lain serta yang tidak melalui pembedahan masih terus dilakukan.
1. Diagnosis keperawatan
1. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan kekakuan dan kelemahan otot.
2. Deficit perawatan diri yang berhubungan dengan kelemahan neoromuskular, menurunnya
kekuatan, kehilangan control otot/koordinasi.
3. gangguan eleminasi alvi (konstipasi)yang berhubungan dengan medikasi dan penurunan
aktivitas.
4. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan tremor, pelambatan
dalam proses makan,kesulitan mengunyah dan menelan.
5. Hambatan komunikasi verbal yang berhubungan dengan penurunan volume bicara, pelambatan
bicara, ketidak mampuan menggerakan otot-otot wajah.
6. Koping individu tidak efektif yang berhubungan dengan depresi dan disfungsi karena
perkembangan penyakit.
7. Deficit pengetahuan yang berhubungan dengan sumber informasi prosedur perawatan rumah
yang tidak adekuat.
1. Rencana intervensi
Sasaran yang ingin dicapai adalah klien mencapai kemandirian dalam melakukan aktivitas sehari-
hari, mencapai eliminasi usus adekuat, mencapai dan mempertahankan kepuasan status nutrisi,
pencapaian komunikasi, dan pengembangan mekanisme koping.
Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan kekakuan dan kelemahan otot.
Tujuan: klien mampu melaksanakan aktivitas fisik sesuai dengan kemampuannya dalam
waktu 2x 24 jam
kriteria hasil:klien dapat ikut serta dalam program latihan, tidak terjadi kontraktur sendi,
bertambahnya kekuatan otot, klien menunjukan tindakan untuk meningkatkan mobilitas.
Intervensi Rasional
Kaji mobilitas yang ada dan observasi Mengetahui tingkat kemampuan klien dalam
peningkatan kerusakan. Kaji secara teratur melakukan aktivitas.
fungsi motorik.
Lakukan program latihan yang meningkatkan Meningkatkan koordinasi dan
kekuatan otot. ketangkasan,menurunkan kekuatan otot dan
mencegah kontraktur bila otot tidak di
gunakan.
Lakukan latihan postural Latihan postural untuk melawan
kecendrungan kepala dan leher tertarik ke
depan dan belakang.
Ajarkan teknik khusus: Teknik berjalan khusus dapat dipelajari untuk
· Ajarkan untuk berkonsentrasi pada berjalan mengimbangi gaya berjalan menyeret dan
tegak,memandang lurus ke depan, dan kecendrungan tubuh condong ke depan.
menggunakan cara berjalan dengan dasar
lebar(misalnya berjalan dengan kaki
terpisah).
· Klien dianjurkan untuk latihan berjalan
dengan diiringan music marching band atau
lagu, karena hal ini memberikan rangsangan
sensorik.
· Latihan bernafas sambil berjalan
membantu untuk menggerakan rangka tulang
rusuk dan transpor oksigen untuk mengisi
bagian paru-paru yang kadar oksigennya
rendah.
· Melakukan periode istirahat yang sering
untuk membantu pencegahan frustasi dan
kelelahan.
Anjurkan mandi hangat dan masase otot Mandi hangat dan masase membantu
otot0otot rileks saat melakukan aktivitas pasif
dan aktif dan mengurangi nyeri otot akibat
spasme yang mengakibatkan kekakuan.
Bantu klien melakukan latihan ROM, Untuk memelihara fleksibilitas sendi sesuai
perawatan diri, sesuai toleransi. kemampuan.
Kolaborasi dengan ahli fisioterapis untuk Peningkatan kemampuan dalam mobilitas
latihan fisik klien. ekstermitas dapat ditingkatkan dengan latihan
fisik oleh tim fisioterapis.
Deficit perawatan diri yang berhubungan dengan kelemahan neoromuskular, menurunnya
kekuatan, kehilangan control otot/koordinasi
Tujuan: Perawatan diri klien terpenuhi dalam waktu 2x24 jam
kriteria hasil:klien dapat menunjukan perubahan gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan
merawat diri, klien mampu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai dengan tingkat
kemampuannya, mengindentifikasi personal/masyarakat yang dapat membantu.
Intervensi Rasional
Mandiri Membantu dalam mengantisipasi dan
Kaji kemampuan dan tingkat penurunan merencanakan pertemuan kebutuhan
dalam skala 0-4 untuk melakukan ADL individual.
Hindari apa yang tidak dapat dilakukan klien Menghindari klien dari keadaan cemas dan
dan bantu bila perlu. ketergantungan untuk mencegahfrustasi dan
harga diri klien rendah
Ajarkan dan dukung klien selama aktivitas Dukungan pada klien selama aktivitas
kehidupan sehari-hari dapat meningkatkan
perawatan diri
Rencanakan tindakan untuk mengatasi Klien akan mampu melihat dan
keterbatasan pengelihatan seperti tempatkan memakan makanan, akan mampu melihat
makanan dan peralatan dalam suatu tempat, keluar masuknya orang ke ruangan.
dekatkan tempat tidur ke dinding.
Modifikasi lingkungan Modifikasi lingkungan diperlukan untuk
mengompensasi ketidak mampuan fungsi.
Gunakan pagar di sekeliling tempat tidur. Gunakan pagar di sekeliling tempat tidur baik
tempat tidur di rumah sakit dan di rumah,atau
sebuah tali yang diikatkan pada kaki tempat
tidur untuk member bantuan dalam
mendorong diri untuk bangun tanpa bantuan
orang lain.
Kaji kemampuan komunikasi untuk buang air Ketidakmampuan berkomunikasi dengan
kecil, kemampuan menggunakan perawat dapat menimbulkan masalah
urinal,pispot, antarkan ke kamar mandi bila pengosongan kandung kemih oleh karena
kondisi memungkinkan. masalah neurogenik.
Identifikasi kebiasaan buang air besar, Meningkatkan latihan dan menolong
anjurkan minum dan meningkatkan aktivitas. mencegah konstipasi.
Kolaborasi pemberian supositoria dan Pertolongan utama terhadap fungsi bowel
pelumas feses/pencahar atau buang air besar.
Konsultasi ke dokter terapi okupasi. Untuk mengembangkan terapi dan
melengkapi kebutuhan khusus.
Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan tremor,
pelambatan dalam proses makan,kesulitan mengunyah dan menelan.
Hambatan komunikasi verbal yang berhubungan dengan penurunan volume bicara, pelambatan
bicara, ketidak mampuan menggerakan otot-otot wajah
Tujuan: terpenuhi dalam waktu 2x24 jam
kriteria hasil:
Intervensi Rasional
Kaji kemampuan klien untuk berkomunikasi Gannguan bicara ditemukan pada banyak klien
dengan penyakit Parkinson. Bicara mereka yang
lemah, monoton, dan terdengar halus mmenuntut
kesadaran berupaya untuk bicara dengan dengan
lambat, dengan penekanan perhatian pada a[a
yang mereka katakan.
Menentukan cara-cara komunukasi seperti Mempertahankan kontak mata akan membuat
mempertahankan kontak mata,memberikan klien tertarik selama komunikasi.jika klien dapat
pertanyakan dengan jawaban ya dan tidak, menggerakan kepala, mengedipkan mata atau
menggunakan kertas dan pensil /bolpoin, senang dengan isyarat-isyarat sederhana,lebih
gambar, atau papan tulis, bahasa isyarat, baik dengan menggunakan pertanyaan ya/tidak.
perjelas arti dari komunikasi yang Kemampuan menulis kadang-kadang
disampaikan. melelahkan klien, selain itu dapat
mengakibatkan frustasi dalam upaya memenuhi
kebutuhan komunikasi. Keluarga dapat bekerja
sama untuk membantu memenuhi kebutuhan
klien.
Pertimbangkan bentuk komunikasi bila Kateter intervena yang terpasng di tangan akan
terpasang kateter intravena mengurangi kebebasan klien dalam menulis atau
member isyarat
Letakkan bel pemanggil dalam jangkauan Ketergantungan klien pada ventilator akan
klien dan berikan penjelaskan cara membuat klien lebih baik dan rileks, merasa
menggunakannya.jawab panggilan tersebut amat, dan mengerti bahwa selama menggunakan
dengan segera. Penuhi kebutuhan ventilator, perawat akan memenuhi segala
klien.katakan kepada klien bahwa perawat kebutuhannya.
siap membantu jika dibutuhkan.
Buatlah catatan di kantor perawatan tentang Mengingatkan staf perawat untuk berespons
keadaan klien yang tak dapat berbicara. dengan klien selama memberikan perawatan.
Buat rekaman pembicaraan klien. Rekaman pembicaraan klien dalam pita kaset
secara periodic dibutuhkan dalam memantau
perkembangan klien. Ampilifier kecil membantu
bila klien mengalami kesulitan mendengar.
Anjurkan keluarga/ orang lain dekat dengan Keluarga dapt merasa akrab dengan klien dan
klien untuk berbicara dengan klien, berada dekat klien selama berbicara.
memberikan informasi tentang keluarganya, Pengalaman ini dapat membantu atau
dan keadaan yang sedang terjadi. mempertahankan kontak nyata seperti
merasakan kehadiran anggota keluarga yang
dapat mengurai perasaan kaku.
Kolaborasi dengan ahli wicara bahasa. Ahli terapi wicara bahasa dapat membantu
dalam membentuk peningkatan latihan
percakapan dan membantu petugas kesehatan
untuk mengembangkan metode komunikasi
untuk memenuhi kebutuhan klien.
Koping individu tidak efektif yang berhubungan dengan depresi dan disfungsi karena
perkembangan penyakit.
Tujuan: terpenuhi dalam waktu 2x24 jam
kriteria hasil:
Intervensi Rasional
Kaji perubahan gangguan persepsi dan Menentukan bantuaan individual dalam
hubungan dengan derajat ketidakmampuan menyusun rencana perawatan atau pemilihan
intervensi
Dukung kemampuan koping klien Kepatuhan terhadap program latihan dan
berjalan membantu memperlambat kemajuan
penyakit.dukungan dan sumber bantuan dapat
diberikan melalui ketekunan berdoa dan
penekanan keluar terhadap aktivitas dengan
mempertahankan partisipasi aktif
Catat ketidak klien menyatakan sekarat atau Mendukung penolakan terhadap bagian tubuh
mengingkari dan menyatakan inilah kematian. atau perasaan negative terhadap gambaran
tubuh dan kemampuan yang menunjukkan
kebutuhan dan intervensi serta dukungan
emosional.
Pernyataan pengakuan terhadap penolakan Membantu klien untuk melihat bahwa perawat
tubuh, mengingatkan kembali fakta kejadian menerima kedua bagian sebagai bagian dari
tentang realitas bahwa masih dapat seluruh tubuh. Mengizinkan klien untuk
menggunakan sisi yang sakit dan belajar merasakan adanya harapan dan mulai
mengontrol sisi yang sehat menerima situasi baru.
Beri dukungan psikologis secara menyeluruh. Klien penyakit Parkinson sering malu,apatis,
tidak adekuat,bosan,dan sering
sendiri.perasaan ini dapat disebabkan akibat
keadaan fisik yang lambat dan upaya yang
besar dibutuhkan terhadap tugas-tugas kecil.
Klien harus aktif berpartisipasi dalam program
terapi yang mencangkup program social dan
rekreasi.
Bantu dan ajarkan perawatan yang baik dengan Membantu meningkatkan perasaan harga diri
memperbaiki kebiasaan. dan mengontrol lebih dari satu area kehidupan.
Buat rencana program aktivitas harian pada Program aktivitas pada keseluruhan hari
keseluruhan hari mencegah waktu tidur yang terlalu banyak
yang dapat mengarah pada tidak adanya
keinginan beraktivitas.
Anjurkan orang terdekat untuk mengizinkan Menghidupkan kembali perasaan kemandirian
klien melakukan sebanyak mungkin hal untuk dan membantu perkembangan harga diri serta
dirinya. mempengaruhi proses rehabilitasi.
Dukung perilaku atau usaha seperti peningkatan Klien dapat beradaptasi terhadap perubahan
minat atau partisipasi dalam aktivitas dan pengertian tentang peran individu masa
rehabilitasi. datang.
Monitor gangguan tidur,peningkatan kesulitan Dapat mengindikasikan terjadinya
konsentrasi, letargi, dan penolakan. depresi.depresi umumnya terjadi sebagai
pengaruh dari stroke yang memerlukan
intervensi dan evaluasi lebih lanjut.
Kolaborasi :rujuk pada ahli neuropsikologi dan Dapat memfasilitasi perubahan peran yang
konseling bila ada indikasi. penting untuk perkembangan perasaan.kerja
sama fisioterapi,psikoterapi,terapi obat-obatan
dan dukungan partisipasi kelompok dapat
menolong mengurangi depresi yang sering
muncul dalam ke adaan ini.
Diposkan 26th October 2013 oleh enny afsari
http://ennyafsari935.blogspot.co.id/2013/10/asuhan-keperawatan-parkinson.html