Usia 40 50 Tahun : Penyakit jantung, diabetes, depresi, kanker usus, kandung kemih dan
ginjal.
Penyakit Ataksia
DEFINISI
Ataksia Friedreich merupakan penyakit menurun yang menyebabkan kerusakan progresif terhadap
sistem saraf sehingga menyebabkan gangguan gait dan masalah berbicara sampai penyakit jantung.
Penyakit ini dinamakan seperti dokter Nicholaus Friedreich, yang pertama kali mendeskripsikan kondisi
tersebut pada tahun 1980.
Ataksia Friedreich disebabkan kemunduran jaringan saraf pada urat saraf tulang belakang (spinal cord)
dan saraf yang mengendalikan gerakan otot pada lengan dan kaki. Urat saraf menjadi tipis dan sel-sel
saraf kehilangan serabut myelin.
PENYEBAB
Sebagian besar gangguan yang menghasilkan ataksia menyebabkan bagian dari otak yang disebut
serebelum (otak kecil) memburuk atau atrofi. Kadang urat saraf tulang belakang (spinal cord) juga
terpengaruh. Degenerasi serebelar dan spinosereberal digunakan untuk mendeskripsikan perubahan
yang terjadi pada sistem saraf manusia, namun bukan diagnosa yang spesifik. Degenerasi serebelar dan
spinosereberal memiliki banyak penyebab.
GEJALA
Gejala dan waktu onset tergantung dari tipe ataksia. Bahkan terdapat banyak variasi dalam keluarga
yang sama dengan tipe ataksia yang sama. Kelainan resesif umumnya menyebabkan gejala yang dimulai
sejak masa kanak-kanak dibandingkan dewasa.
Bagaimanapun, dalam tahun-tahun terakhir, sejak tes genetik tersedia, diketahui ataksia Friedreich mulai
terjadi saat dewasa pada beberapa kasus. Ataksia dominan sering muncul pada umur 20 tahun sampai
30 tahun atau bahkan lebih tua lagi. Kadang individu dapat tidak menunjukkan gejala sampai usia 60
tahun.
Biasanya keseimbangan dan koordinasi yang dipengaruhi pertama kali. Tidak adanya koordinasi tangan,
lengan dan kaki dan kemampuan berbicara adalah gejala umum lainnya. Berjalan menjadi semakin sulit
dan ditandai oleh berjalan dengan menempatkan kaki semakin jauh untuk mengimbangi keseimbangan
yang buruk.
Gangguan koordinasi lengan dan tangan mempengaruhi kemampuan seseorang untuk melakukan
kontrol gerak yang baik seperti menulis dan memakan. Gerakan mata yang lambat dapat dilihat pada
beberapa bentuk ataksia. Seiring berjalannya waktu, ataksia dapat mempengaruhi kemampuan
berbicara & menelan.
Ataksia yang diwariskan merupakan kelainan degeneratif yang berkembang selama beberapa tahun.
Seberapa parah dan kemungkinan berujung pada kematian tergantung tipe ataksia, usia dimulainya
gejala dan faktor lain hanya sedikit dipahami saat ini. Komplikasi saluran pernapasan dapat menjadi fatal
pada orang yang ?bed bound? atau memiliki masalah menelan yang parah.
DEFINISI
Parkinson merupakan istilah dari suatu sindrom yang ditandai dengan tremor
ritmik, bradikinesia, kekuatan otot, dan hilangnya refleks-refleks postural. Kelainan
pergerakan diakibatkan oleh defek jalur dopaminergik (produksi dopamin) yang
ETIOLOGI
Sebagian besar kasus ini sebabnya dianggap tidak diketahui atau idiopatik dan
tidak ditemukan sebab genetik yang jelas dan tidak ada pengobatan yang
dapat menyembuhkannya. Penyakit Parkinson belum di ketahui penyebabnya atau
ideopatik. Parkinsonisme ideopatik adalah penyakit Parkinson atau paralysis agitans.
Terdapat beberapa dugaan, di antaranya ialah : infeksi oleh virus yang nonkonvensional (belum diketahui), reaksi abnormal terhadap virus yang sudah umum,
pemaparan terhadap zat toksik yang belum diketahui, terjadinya penuaan yang
prematur atau dipercepat.Parkinson disebabkan oleh rusaknya sel-sel otak, tepatnya di
substansi nigra. Suatu kelompok sel yang mengatur gerakan-gerakan yang tidak
dikehendaki (involuntary). Akibatnya, penderita tidak bisa mengatur/menahan
gerakan-gerakan yang tidak disadarinya. Mekanisme bagaimana kerusakan itu belum
jelas benar.
PATOFISIOLOGI
Lesi utama tampak menyebabkan hilangnya neuron pigmen, terutama neuron
di dalam substansia nigra pada otak. (Substansia nigra merupakan kumpulan
nucleus otak tengah yang memproyeksikan serabut-serabut korpus striatum).
Salah satu neurotransmiter mayor di daerah otak ini dan bagian-bagian lain pada
sistem persarafan pusat adalah dopamin, yang mempunyai fungsi penting dalam
menghambat gerakan pada pusat control gerakan. Walaupun dopamine normalnya ada
dalam konsentrasi tinggi di bagian-bagian otak tertentu, pada penyakit Parkinson
dopamine menipis dalam substansia nigra dan korpus striatum. Penipisan kadar
dopamine dalam basal ganglia berhubungan dengan adanya bradikinesia, kekakuan
dan tremor. Aliran darah serebral regional menurun pada klien dengan penyakit
Parkinson, dan ada kejadian demensia yang tinggi. Data patologik dan biokimia
menunjukkan bahwa klien demensia dengan penyakit Parkinson mengalami penyakit
penyerta Alzheimer.
Pada kebanyakan klien, penyebab penyakit tersebut tidak diketahui.
Parkinsonisme arteriosklerotik terlihat lebih sering pada kelompok usia lanjut. Kondisi
ini menyertai ensefalitis, keracunan, atau toksisitas (mangan, karbon monoksida),
hipoksia atau dapat akibat pengaruh obat. Krisi oligurik : menyertai parkinsonisme
jenis pasca-ensefalitis; spasme otot-otot konjugasi mata, mata terfiksasi biasanya ke
atas, selama beberapa menit sampai beberapa jam; sekarang jarang ditemukan karena
semakin sedikit klien dengan tipe Parkinsonisme ini yang masih hidup.
MANIFESTASI KLINIS
Penyakit Parkinson memiliki gejala klinis sebagai berikut:
1. Bradikinesia (pergerakan lambat), hilang secara spontan,
2. Tremor yang menetap ,
KOMPLIKASI
Komplikasi Psikiatrik
1. Gangguan Mood
2. Depsersi
3. Apatis
4. Emosionalisme
5. Ansietas
6. Psikosis (halusinasi)
Alzheimer, kata yang mungkin asing bagi telinga kita, tetapi itu hanya sebuah istilah asing untuk
menyebut penyakit pikun yang seringakali dialami oleh orang orang lanjut usia.
Penyakit Alzheimer ditemukan pertama kali pada tahun 1907 oleh seorang ahli Psikiatri dan
neuropatologi yang bernama Alois Alzheimer. Ia mengobservasi seorang wanita berumur 51
tahun, yang mengalami gangguan intelektual dan memori serta tidak mengetahui kembali ke
rumahnya, sedangkan wanita tersebut tidak mengalami gangguan anggota gerak,koordinasi
dan reflek.
B. EPIDEMILOGI
Penyakit Alzheimer merupakan penyakit neurodegeneratifyang secara epidemiologi terbagi 2
kelompok yaitu kelompok yang menderita pada usia kurang 58 tahun disebut sebagai early
onset sedangkan kelompok yang menderita pada usia lebih dari 58 tahun disebut
sebagai late onset.
Di Amerika, angka penderita Alzheimer mencapai 123/100.000 penduduk per tahun dan
merupakan penyebab kematian ke-empat atau kelima. Alzheimer dapat diderita oleh semua
umur tetapi sekitar 96% penderitanya berumur 40 tahun keatas. Angka prevalensi poenyakit ini
300/100.000 penduduk usia 60-69 tahun. WHO memperkirakan lebih dari 1 milyar orang
dengan usia lebnih dari 60 tahun mengidap Alzheimer.
Di Indonesia, angka usia
lanjut 18, 5 juta orang tetapi angka insiden dan prevalensi penyakit ini belum diketahui.
Sedangkan berdasarkan sex, prevalensi wanita lebih banyak 3 kali dibandingkan laki-laki, hal ini
sebagai gambaraan usia harapan hidup wanita lebih lama dibandingkan laki-laki.
C. ETIOLOGI
Penyebab yang pasti belum diketahui. Beberapa alternatif penyebab yang telah dihipotesa
adalah intoksikasi logam, gangguan fungsi imunitas, infeksi virus, polusi udara/industri, trauma,
gangguan neurotransmiter, defisit formasi sel-sel filamen, dan adanya presdiposisi herediter.
Penyakit Alzheimer adalah penyakit genetika, tetapi beberapa penelitian telah membuktikan
adanya peran faktor genetika, tetapi beberapa penelitian telah membuktikan bahwa peran
faktor non-genetika (lingkungan) juga ikut terlibat, dimana faktor lingkungan hanya sebagai
pencetus faktor genetika.
D. FAKTOR RISIKO
o
Malas berolahraga
E. DIAGNOSA KLINIS
Alzheimer menyerang bagian otak yang berfungsi mengatur lokasi ingatan dan kecerdasan.
Neuron dalam otak penderita Alzheimer menjadi terbelit sehimgga mengakibatkan
pembentukan plak dan kematian sel otak yang berhubungan dengan pembentukan ingatan baru
dan pengambilan ingatan lama. Kondisi demikian dapat mempengaruhi kehidupan
penderitanya. Gangguan tersebut, antara lain :
Disorieantasi orang, tempat dan waktu, misal : tidak mengenali teman kerja, lupa alamat
kantor
Kesulitan melakukan pekerjaan yang biasa dilakukan seperti tidak mampu untuk
mengenakan sepatu
Terjadi perubahan mood dan perilaku seperti cepat marah, hilang minat terhadap hobi
Hilangnya minat
Perubahan kepribadian seperti menjadi penakut atau malu terhadap orang banyak