PADA LANSIA
Pada lansia, sistem saraf pusat telah mengalami beberapa
perubahan, antara lain sebagai berikut :
1. Otak
2. Sistem Saraf Otonom
3. Sistem Saraf Perifer
4. Medulla spinalis
Otak
Saraf aferen
Lansia terjadi penurunan fungsi dari saraf aferen, sehingga terjadi
penurunan penyampaian informasi sensorik dari organ luar yang
terkena ransangan.
Saraf diferen
Lansia sering mengalami gangguan persepsi sensorik, hal tersebut
dikarenakan terjadinya penurunan fungsi saraf diferen pada sistem
saraf perifer.
Medulla spinalis
Perubahan fisik
Dampak dari perubahan SSP sukar untuk ditentukan karena hubungan fungsi ini
berkaitan dengan sistem tubuh yang lain seperti : gangguan perfusi, terganggunya
aliran darah serebral, penurunan kecepatan konduksi saraf, reflek yang melambat,
dan perubahan pada pol tidur lansia.
Perubahan fungsi
Defisit fungsional pada gangguan neurologis berhubungan dengan penurunan
mobilitas pada lansia yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, rentang gerak,
dan kelenturan. Penurunan pergerakan merupakan akibat dari kifosis, pembesaran
sendi, kekejangan, dan penurunan tonus otot.
Perubahan kognisi-komunikasi
Perubahan kognisi dan komunikasi dan bervariasi dan berat. Memori mungkin
berubah dalam proses penuaan. Pada umumnya, memori untuk kejadian masa lalu
lebih banyak diretensi dan lebih banyak diingat daripada informasi yang masih
baru.
Perubahan psikososial
Defisit neurologis yang menyebabkan penarikan diri, isolasi, dan rasa asing dapat
menyebabkan lansia lebih bingung dan mengalami disorientasi. Hilangnya fungsi
tubuh dan gangguan gambaran diri mungkin turut berperan terhadap hilangnya
harga diri klien. Perubahan fisik dan sosial yang terjadi bersamaan tidak dapat
dipisahkan dari perubahan psikologis selama proses penuaan.
Penyakit yang berhubungan dengan gangguan system
neurologis pada lansia