Anda di halaman 1dari 13

LANSIA DENGAN

PERUBAHAN SISTEM
NEUROLOGI

KELOMPOK III :

Ema Vinandia Dinda N (2007019)


Fadilah Azzahro Amalia (2007021)
Feby Nur Hidayah (2007022)
Fifi Della Avista (2007023)
Definisi Lansia
Menurut Undang-Undang nomor 13 tahun 1998,
lansia adalah penduduk yang berusia di atas 60
tahun. Lansia adalah suatu proses kehidupan
yang ditandai dengan adanya perubahan dan
penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi
dengan lingkungan (Firdaus et al., 2018). Lansia
merupakan seseorang yang berusia 60 tahun
yang mengalami perubahan anatomis, fisiologis,
dan biokimiawi yang mempengaruhi fungsi dan
kemampuan tubuh secara keseluruhan
(Wulandari, 2018).
Anatomi Fisiologi Sistem
Neurologi Pada Lansia
Sistem persarafan pada manusia yang normal,
maupun pada lansia yang telah mengalami
perubahan adalah sebagai berikut :

1. Otak
Normal Lansia
Otak terletak di dalam rongga kepala, yang pada orang
Penuaan otak kehilangan 100.000 neuron/tahun. Neuron
dewasa sudah tidak dapat lagi membesar, sehingga bila
dapat mengirimkan signal kepada beribu-ribu sel lain
terjadi penambahan komponen rongga kepala akan
dengan kecepatan 200 mil/jam. Terjadi penebalan atropi
meningkatkan tekanan intra cranial. Berat otak ≤ 350
cerebral (berat otak menurun 10%;) antar usia 30-70
gram pada saat kelahiran, kemudian meningkat menjadi
tahun. Berbagai perubahan degenerative ini meningkat
1,375 gram pada usia 20 tahun,berat otak mulai menurun
pada individu lebih dari 60 tahun dan menyebabkan
pada usia 45-50 tahun penurunan ini kurang lebih 5-10%
gangguan persepsi, analisis dan integrita, input sensorik
dari berat maksimal. Berat dan volume otak berkurang
menurun menyebabkan gangguan kesadaran sensorik
rata-rata 5-10% selama umur 20-90 tahun. Otak
(nyeri sentuh, panas, dingin, posisi sendi). Tampilan
mengandung 100 million sel termasuk diantaranya sel
sesori motorik untuk menghasilkan ketepatan melambat
neuron yang berfungsi menyalurkan impuls listrik dari
susunan saraf pusat.
2. Syaraf Otonom

Perbandingan pada saraf otonom yang normal dan


saraf otonom pada lansia yang telah mengalami
perubahan/penurunan fungsi adalah sebagai berikut

Normal Lansia

Pusat penegndalian saraf otonom adalah hipotalamus.


Beberapa hal yang dikatakan sebagai penyebab
1) Saraf simpati Bekerja untuk meningkatkan
terjadinya gangguan otonom pada usia lanjut adalah
denyut jantung dan pernafasan serta penurunan asetolikolin, atekolamin, dopamine,
menurunkan aktifitas saluran cerna. noradrenalin. Hal ini menyebabkan predisposisi
2) Saraf parasimpatis Bekerjanya berlawanan terjadinya hipotensi postural, regulasi suhu sebagai
dari saraf simpatis. tanggapan atas panas atau dingin terganggu,
otoregulasi disirkulasi serebral rusak sehingga mudah
terjatuh.
4. Medula Spinolis
Perbandingan pada sistem saraf perifer yang normal dan
sistem saraf perifer pada lansia yang telah mengalami
perubahan/penurunan fungsi adalah sebagai berikut:

Normal Lansia

1. Pusat gerakan otot tubuh terbesar


yaitu, Cornu motorik/ cornu ventralis. Medulla spinalis pada lansia terjadi
Mengurus kegiatan refleks spinalis penurunan fungsi, sehingga mempengaruhi
dan refleks lutut. pergerakan otot dan sendi di mana lansia
2. Menghantarkan rangsangan menjadi sulit untuk menggerakkan otot dan
koordinasi otot dan sendi menuju sendinya secara maksimal
cerebellum.Mengadakan komun ikasi
antara otak dan semua bagian tubuh.
Perubahan Sistem
Neurologis Pada Lansia

1. Berat otak menurun 10-20% (setiap orang berkurang sel saraaf otaknya dalam
setiap harinya).
2. Cepatnya menurun hubungan persarafan.
3. Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stress.
4. Mengecilnya saraf panca indra; berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran,
mengecilnya saraf penciuman dan perasa, lebih sensitiv terhadap perubahan suhu
dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin.
5. Kurang sensitif terhadap sentuhan.
Diagnosa
1 2
Risiko cedera berhubungan dengan Intoleransi aktivitas berhubungan
perubahan fungsi kognitif dengan kelemahan

3
Gangguan persepsi sensori
Gangguan komunikasi verbal
berhubungan dengan gangguan
berhubungan dengan gangguan
penglihatan
Manifestasi Klinis
Menurut Padila (2019), ada beberapa manifestasi klinis pada lansia sebagai berikut pada
perubahan system neurologis:
1. Disorientasi
2. Daya ingat menurun
3. Aphasia: gangguan berbahasa yaitu gangguan dalam mengerti dan mengutarakan
kata-kata yang akan diucapkan
4. Apraxsia: ketidak mampuan dalam melakukan aktivitas motorik walaupun fungsi
motorik masih baik (contohnya mampu memegang gagang pintu tapi tidak tahu apa yang
harus dilakukan)
5. Agnosia: gagal mengenali atau mengidentifikasi objek walaupun sensorinya masihb
baik
6. Amnesia: ketidak mampuan untuk belajar dan mengingat kembali informasi baru yang
didapat sebelumnya
7. Sering bingung
8. Belajar perlu waktu yang loma
9. Penurunan reaksi dan respon
Komplikasi

1. Mata atau penglihatan


masalah yang muncul ada lansia :

a. Penurunan kemampuan penglihatan


b. ARMD (agp- relaed macular degeneration)
c. Glaucoma
d. Katarak
e. Entropion dan ekstropion
2. Glaukoma
3. Stroke
4. Radang otak
Pemeriksaan Penunjang

Tes diagnostik yang sering dilakukan :

1.CT Scan
2.MRI (Magnetic Resonance Imaging)
3.PET (Positron Emission Tomografi)
4.Angiografi Serebral
5.Mielografi
6.EEG (Elektroensefalografi)
7.Pungsi Lumbal
Pemeriksaan Fisik

Hal-hal yang perlu dilakukan pada pemeriksaan fisik neurologis


adalah:
a. Pemeriksaan tingkat kesadaran (GCS)
b. Gerakan, kekuatan dan koordinasi otot ekstremitas.
c. Status mental
d. Refleks
e. Gerakan involunter
f. Tanda vital
g. neuromuskular Saraf kranial
Kesimpulan

Lansia merupakan masa-masa yang rentan terhadap penyakit, oleh


karena itu asuhan keperawatannya pun berbeda-beda tergantung
jenis penyakit dan tingkat ketergantungannya terhadap pelayanan.
Pengkajian adalah komponen kunci dari diagnosis yang akurat,
penentuan tujuan, dan intervensi. Salah satu komponen pengkajian
fisik dalam gangguan neurologis adalah pengujian sensasi ,
koordinasi, fungsi serebral, refleks, dan saraf saraf cranial. Masalah
fisik dan fungsional di masa lalu atau dimasa sekarang seperti defek
fungsi motorik , kejang, cedera otak, kanker, refleks yang abnormal,
kekakuan
Terima
Kasih!

Anda mungkin juga menyukai