KEPERAWATAN GERONTIK
DI POLI LANSIA TENTANG DIMENSIA
PUSKESMAS RUPIT KAB. MUSI RAWAS UTARA
Disusun Oleh :
Nama :Nurul
Npm :23.14901.37
Otak adalah organ vital yang terdiri dari 100-200 milyar sel aktif yang saling
berhubungan dan bertanggung jawab atas fungsi mental dan intelektual kita.Otak
terdiri dari sel-sel otak yang disebut neuron (Leonard, 1998). Otak merupakan organ
mengalami regenerasi, kemampuan adaptif atau plastisitas pada otak dalam situasi
tertentu bagian-bagian otak dapat mengambil alih fungsi dari bagian-bagian yang
Secara garis besar, sistem saraf dibagi menjadi 2, yaitu sistem saraf pusat dan
sistem saraf tepi.Sistem saraf pusat (SSP) terbentuk oleh otak dan medulla
spinalis.Sistem saraf disisi luar SSP disebut sistem saraf tepi (SST).Fungsi dari SST
adalah menghantarkan informasi bolak balik antara SSP dengan bagian tubuh lainnya
adalah:
a. Cerebrum
Cerebrum merupakan bagian otak yang terbesar yang terdiridari sepasang
hemisfer kanan dan kiri dan tersusun dari korteks.Korteks ditandai dengan sulkus
(celah) dan girus (Ganong, 2003).Cerebrum dibagi menjadi beberapa lobus, yaitu:
1) Lobus frontalis
seperti kemampuan berpikir abstrak dan nalar, bicara (area broca di hemisfer
gerakan volunter di gyrus presentralis (area motorik primer) dan terdapat area
asosiasi motorik (area premotor).Pada lobus ini terdapat daerah broca yang
mengatur ekspresi bicara, lobus ini juga mengatur gerakan sadar, perilaku
2) Lobus temporalis
ke bawah dari fisura laterali dan sebelah posterior dari fisura parieto-
perkembangan emosi.
3) Lobus parietalis
postsentralis (area sensorik primer) untuk rasa raba dan pendengaran (White,
2008).
4) Lobus oksipitalis
5) Lobus Limbik
b. Cerebellum
dari tiga bagian fungsional yang berbeda yang menerima dan menyampaikan
dari cerebellum adalah lobus anterior, lobus medialis dan lobus fluccolonodularis
(Purves, 2004).
c. Brainstem
bagian otak, anyaman sel saraf dan 12 pasang saraf cranial.Secara garis besar
brainstem terdiri dari tiga segmen, yaitu mesensefalon, pons dan medulla
oblongata.
2. Pengertian Demensia
kerusakan fungsi kognitif global yang biasanya bersifat progresif dan memengaruhi
aktivitas sosial dan okupasi yang normal juga aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS).
Penyakit yang meningkatkan gejala demensia antara lain adalah penyakit Alzheimer,
masalah vascular seperti demensia multi infark, hidrosefalus tekanan normal, penyakit
Demensia dapat diartikan sebagai gangguan kognitif dan memori yang dapat
beberapa gangguan dan perubahan pada tingkah laku harian (behavioral symptom)
3. Klasifikasi Demensia
1) Tipe Alzheimer
intelektual :
a) Stadium I (amnesia)
Amnesia menonjol
Perubahan emosi ringan
b) Stadium II (Bingung)
Berlangsung 2 – 10 tahun
Episode psikotik
Agresif
Setelah 6 - 12 tahun
Inkontinensia urin
2) Demensia Vascular
b. Menurut Umur:
akibat perubahan dan degenerasi jaringan otak yang diikuti dengan adanya
Merupakan demensia yang dapat terjadi pada golongan umur lebih muda
(onset dini) yaitu umur 40-50 tahun dan dapat disebabkan oleh berbagai
(keracunan), anoksia).
sifilis), atau dari proses keracunan (intoksikasi alkohol, bahan kimia lainnya),
gangguan metabolik dan nutrisi (hipo atau hipertiroid, defisiensi vitamin B1,
B12, dll).
Merupakan demensia dengan faktor penyebab yang tidak dapat diobati dan
1) Demensia proprius
2) Pseudo-demensia
4. Etiologi Demensia
Ada berbagai macam penyakit yang menyebabkan demensia. Dalam banyak hal,
a. Demensia pada Penyakit Alzheimer adalah bentuk demensia yang paling umum,
kehilangan daya ingat. Pada penyakit ini terjadi deposit protein abnormal yang
yang mengatur fungsi daya ingat dan mental. Kadar neurotransmiter juga
fungsi motorik masih baik (contohnya mampu memegang gagang pintu tapi
hampir 40% kasus. Demensia ini berhubungan dengan penyakit serebro dan
tahun. Gambaran klinis dapat berupa gangguan fungsi kognitif, gangguan daya
c. Penyakit Lewy body (Lewy body disease) ditandai oleh adanya Lewy body di
bergerak, berpikir dan berkelakuan. Orang yang menderita penyakit Lewy body
berlaku hampir normal dan kemudian menjadi sangat kebingungan dalam waktu
yang pendek saja. Halusinasi visual (melihat hal-hal yang tidak ada) juga
bagian depan (frontal) dan/atau temporal dari lobus (cuping) otak. Gejala-
gejalanya sering muncul ketika orang berusia 50-an, 60-an dan kadang-kadang
5. Patofisiologi Demensia
tampaknya genetika berperan dalam hal itu. Dr. Alois Alzheimer pertama kali
mendeskripsikan dua jenis struktur abnormal yang ditemukan pada otak mayat
penderita penyakit Alzheimer: plak amyloid dan kekusutan neurofibril. Terdapat juga
yang lebih besar, protein precursor amyloid (amyloid precursor protein [APP]).
mengalami mutasi pada gen APP-nya. Mutasi gen APP lainnya yang berkaitan dengan
peningkatan risiko awitan lambat penyakit Alzheimer dengan menurunnya alel apo E4
pada kromososm 19.Simpul neurofibriler adalah sekumpulan serat-serat sel saraf yang
saling berpilin, yang disebut pasangan filament heliks.Peran spesifik dari simpul
tersebut pada penyakit ini sedang diteliti. Asetilkolin dan neurotransmitter lain
merupakan zat kimia yang diperlukan untuk mengirim pesan melewati system saraf.
diantara sel-sel pada sistem saraf. Tau adalah protein dalam cairan serebrospinal yang
temuan yang ada menunjukan bahwa penyakit Alzheimer dapat bermula di tingkat
mengalami awitan penyakit yang tiba-tiba, lebih dari sekerdar deteriosasi linear pada
kognisi dan fungsi dan dapat menujukkan beberapa perbaikan diantara peristiwa-
peristiwa serebrovaskular.
penyakit yang lama dan parah akan mengalami demensia. Pada satu studi, pasien-
levodopa, dan 80% diantaranya menderita demensia sedang atau parah sebelum
Dementia
D. Alzheimer D. Vaskular
Tahapan Demensia
dengan ilangnya
kemampuan untuk
dan paratonia
menggenggam
Menarik diri
bangun, dengan
peningkatan waktu
tidur
b. Imaging
Computed Tomography (CT) scan dan MRI (Magnetic Resonance Imaging) telah
dipertanyakan.
c. Pemeriksaan EEG
sebagian besar EEG adalah normal.Pada Alzheimer stadium lanjut dapat memberi
e. Pemeriksaan Genetika
memiliki 3 allel yaitu epsilon 2, epsilon 3, dan epsilon 4. setiap allel mengkode
meningkat.
f. Pemeriksaan neuropsikologis
ringan untuk membedakan proses ketuaan atau proses depresi. Sebaiknya syarat
demensia.
Sebagai suatu esesmen awal pemeriksaan Status Mental Mini (MMSE) adalah test
g. Pemeriksaan status mental MMSE Folstein adalah test yang paling sering dipakai
saat ini, penilaian dengan nilai maksimal 30 cukup baik dalam mendeteksi
Penyandang dengan pendidikan yang rendah dengan nilai MMSE paling rendah
Crum R.M 1993 didapatkan median skor MMSE adalah 29 untuk usia 18-24
tahun, median skor 25 untuk yang > 80 tahun, dan median skor 29 untuk yang
lama pendidikannya >9 tahun, 26 untuk yang berpendidikan 5-8 tahun dan 22
untuk yang berpendidikan 0-4 tahun.Clinical Dementia Rating (CDR) merupakan
suatu pemeriksaan umum pada demensia dan sering digunakan dan ini juga
merupakan suatu metode yang dapat menilai derajat demensia ke dalam beberapa
pada pemeriksaan ini adalah merupakan suatu derajat penilaian fungsi kognitif
yaitu; Nilai 0, untuk orang normal tanpa gangguan kognitif. Nilai 0,5, untuk
Golomb,2001)
8. Komplikasi Demensia
1) Ulkus Dekubitus
3) Pneumonia
c. Kejang
d. Kontraktur sendi
f. Malnutrisi dan dehidrasi akibat nafsu makan kurang dan kesulitan menggunakan
peralatan
a. Pengkajian
Indentitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa/latar belakang
kebudayaan, status sipil, pendidikan, pekerjaan dan alamat.
b. Keluhan utama
Keluhan utama atau sebab utama yang menyebabkan klien datang berobat. Gejala
utamanya adalah kesadaran menurun.
c. Pemeriksaan fisik
Kesadaran yang menurun dan sesudahnya terdapat amnesia. Tekanan darah
menurun, takikardia, febris, BB menurun karena nafsu makan yang menurun dan
tidak mau makan.
d. Spiritual
Keyakinan klien terhadap agaman dan keyakinan masih kuat tetapi tidak atau
kurang mampu dalam melaksanakan ibadahnya sesuai dengan agama dan
kepercayaannya.
e. Status mental
Penampilan klien tidak rapi dan tidak mampu untuk merawat dirinya sendiri,
pembicaraan keras, cepat dan koheren, aktivitas motorik dan perubahan motorik
dapat dimanifestasikan adanya peningkatan kegiatan motorik, gelisah, impulsif.
f. Alam perasaan
Klien tampak ketakuan dan putus asa
g. Afek dan emosi
Perubahan afek terjadi karena klien berusaha membuat jarak dengan perasaan
tertentu, jika langsung mengalami perasaan tersebut dapat menimbulkan ansietas.
Keadaan ini menimbulkan perubahan afek yang digunakan klien untuk
melindungi dirinya, karena afek yang telah berubah klien mengingkari dampak
emosional yang menyakitkan dari lingkungan eksternal. Respon emosional klien
mungkin biasa dan tidak sesuai karena datang dari kerangka pikir yang telah
berubah. Perubahan afek adalah tumpul, datar, tidak sesuai dan berlebihan.
h. Persepsi
Persepsi melibatkan proses berpikir dan pemahaman emosional terhadap suatu
objek. Perubahan persepsi dapat terjadi padaa satu atau lebih panca indera yaitu
pendengaran, penglihatan, perabaan, penciuman dan pengecapan. Perubahan
persepsi dapat ringan, sedang, dan berat atau berkepanjangan. Perubahan persepsi
yang paling sering ditemukan adalah halusinasi
i. Proses berpikir
Klien yang terganggu pikirannya suka berperilaku kohern, tindakannya cenderung
berdasarkan penilaian pribadi klien terhadap realitas yang tidak sesuai dengan
penilaian umum. Penilaian realitas secara pribadi oleh klien merupakan penilaian
subjektif yang dikaitkan dengan orang, benda atau kejadian yang tidak logis.
Penilaian autistik, klien tidak menelaah ulang kebenaran realitas. Pemikiran
autistik dasar perubahan proses pikir yang dapat dimanifestasikan dengan
pemikiran primitif, hilangnya asosiasi, pemikiran magis, delusi.
j. Tingkat kesadaran
Kesadaran umum klien bingung, disorientasi waktu, tempat dan orang
1. Memori : gangguan daya ingat sudah lama terjadi
2. Tingkat konsentrasi : klien tidak mampu berkonsentrasi
3. Kemampuan penilaian : gangguan dalam penilaian atau keputusan
k. Kebutuhan sehari – hari
1. Tidur : klien susah tidur karena cemas, gelisah. Kadang – kadang terbangun
tengah malam dan susah untuk tidur kembali. Tidur yang terganggu di tengah
malam sehingga klien tidak merasakan segar dipagi hari.
2. Selera makan : klien tidak mempunyai selera makan atau makan hanya sedikit,
karena merasa putus asa dan tidak berharga, aktivitas terbatas sehingga dapat
terjadi penurunan berat badan.
3. Eliminasi : klien terganggu pada proses buang air kecil, kadang – kadang lebih
sering daripada biasanya, karena susah tidur dan stres. Dapat juga terjadi
konstipasi karena pola makan yang terganggu.
l. Mekanisme koping
Klien mengurangi kontak mata, memakai kata – kata yang cepat dan keras dan
menutup diri
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kriteria Hasil 1 2 3 4 5
Verbalisasi mendengar
bisikan
Distorsi sensori
Perilaku Halusinasi
Keterangan
1. Meningkat
2. Cukup Meningkat
3. Sedang
4. Cukup Menurun
5. Menurun
Observasi:
Teraupetik
Edukasi
Kolaborasi
Kriteria Hasil 1 2 3 4 5
Kemampuan memenuhi
Perilaku asertif
Keterangan
1. Menurun
2. Cukup Menurun
3. Sedang
4. Cukup Meningkat
5. Meningkat
Observasi:
Teraupetik
perawatan
Edukasi
tujuan sama
Kriteria Hasil 1 2 3 4 5
Verbalisasi keinginan
melakukan perawatan
diri
BAB
Kemampuan mandi
Keterangan
1. Menurun
2. Cukup Menurun
3. Sedang
4. Cukup Meningkat
5. Meningkat
Observasi:
diri,berpakaian,berhias,dan makan
Teraupetik
perawatan diri
Edukasi
kemampuan
9. Penatalaksanaan Medis Demensia
a. Farmakoterapi
tekanan darah tinggi atau kencing manis yang berhubungan dengan stroke.
efektif dan menimbulkan efek samping yang serius. Obat anti-psikotik efektif
memiliki orientasi. Kalender yang besar, cahaya yang terang, jam dinding
dengan angka-angka yang besar atau radio juga bisa membantu penderita tetap
memiliki orientasi.
2) Menyembunyikan kunci mobil dan memasang detektor pada pintu bisa
berjalan-jalan.
3) Menjalani kegiatan mandi, makan, tidur dan aktivitas lainnya secara rutin, bisa
memperburuk keadaan.
c. Terapi Simtomatik
1) Diet
http://hanifsakala.blogspot.co.id/2013/03/asuhan-keperawatan-gerontik-pada-lansia.html
http://lpkeperawatan.blogspot.co.id/2014/01/aporan-pendahuluan-demensia.html
http://nursingbegin.com/asuhan-keperawatan-gerontik-pada-lansia-dengan-demensia/
https://www.academia.edu/11691943/
LAPORAN_PENDAHULUAN_PADA_PASIEN_DENGAN_DEMENSIA_askep_2003
https://www.fightdementia.org.au/files/helpsheets/Helpsheet-AboutDementia01-
WhatIsDementia_indonesian.pdf