DENGAN DEMENSIA
Nama Kelompok 1 :
1. Dewi Masithoh
2. Imaiz Karimah.
3. Sri Wahyuni (B)
4. Syahrul Nizam
5. Titik Nurhayatiningsih
6. Wazilatul Afkarina
PROBOLINGGO
2020
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN KASUS
2.1 PENGERTIAN
Demensia adalah suatu sindroma klinik yang meliputi hilangnya fungsi
intelektual dan ingatan/ memori sedemikian berat sehingga menyebabkan
disfungsi hidup sehari-hari (Brockle Hurst & Allen dalam Darmojo, 2004).
Demensia adalah sebuah sindrom karena penyakit otak, bersifat kronis
atau progresif dimana ada banyak gangguan fungsi kortikal yang lebih tinggi,
termasuk memori, berpikir, orientasi, pemahaman, perhitungan,
belajar,kemampuan, bahasa, dan penilaian kesadaran tidak terganggu.
Gangguan fungsi kognitif yang biasanya disertai, kadang-kadang didahului,
oleh kemerosotan dalam pengendalian emosi, perilaku sosial, atau motivasi.
Sindrom terjadi pada penyakit Alzheimer, di penyakit serebrovaskular dan
dalam kondisi lain terutama atau sekunder yang mempengaruhi otak (Durand
dan Barlow, 2006)
Demensia adalah suatu sindroma klinik yang meliputi hilangnya fungsi
intelektual dan ingatan/memori sedemikian berat sehingga menyebabkan
disfungsi hidup sehari-hari (Brocklehurst and Allen, 1987 dalam Boedhi-
Darmojo, 2009).
Demensia adalah gangguan fungsi intelektual tanpa gangguan fungsi
vegetatif atau keadaan terjaga. Memori, pengetahuan umum, pikiran abstrak,
penilaian, dan interpretasi atas komunikasi tertulis dan lisan dapat terganggu
serta penurunan fungsi intelektual didapat yang menyebabkan hilangnya
independensi sosial (Elizabeth J. Corwin, 2009).
2.2 ETIOLOGI
D : Drugs ( obat-obatan )
E : Emotional ( gangguan emosi, misal : depresi, dll )
M : Metabolik/ endokrin
N : Nutrisional
I : Infeksi
c. Stadium III
2. Demensia Vaskuler
Untuk gejala klinis demensia tipe Vaskuler, disebabkan oleh gangguan
sirkulasi darah di otak. “Dan setiap penyebab atau faktor resiko stroke dapat
berakibat terjadinya demensia,”. Depresi bisa disebabkan karena lesi tertentu
di otak akibat gangguan sirkulasi darah otak, sehingga depresi itu dapat
didiuga sebagai demensia vaskuler. Gejala depresi lebih sering dijumpai pada
demensia vaskuler daripada Alzheimer. Hal ini disebabkan karena
kemampuan penilaian terhadap diri sendiri dan respos emosi tetap stabil pada
demensia vaskuler.
Dibawah ini merupakan klasifikasi penyebab demensia vaskuker,
diantaranya :
a. Kelainan sebagai penyebab Demensia :
1. Penyakit Degenaratif.
2. Penyakit Serebrovaskuler.
3. Keadaan Anoksi/ Cardiac Arrest, Gagal Jantung, Intioksi Co.
4. Trauma Otak.
5. Infeksi (Aids, Ensefalitis, Sifilis).
6. Hidrosefaulus Normotensif.
7. Tumor Primer Atau Metastasis.
8. Autoimun, Vaskulitif.
9. Multiple Sclerosis.
10. Toksik.
Kelainan lain : epilepsi, stress mental, heat stroke, whipple disease.
b. Gangguan psiatrik :
1. Depresi.
2. Anxietas.
3. Psikosis.
c. Obat-obatan :
1. Psikofarmaka.
2. Antiaritmia.
3. Antihipertensi.
d. Antikonvulsan : Digitalis
e. Gangguan nutrisi :
1. Defisiensi B6 (Pelagra)
2. Defisiensi B12
4. Marchiava-bignami disease
f. Gangguan metabolisme :
1. Hiper/hipotiroidi
2. Hiperkalsemia
3. Hiper/hiponatremia
4. Hiopoglikemia
5. Hiperlipidemia
6. Hipercapnia
7. Gagal ginjal
8. Sindromk Cushing.
9. Addison’s disesse.
2.6 KLASIFIKASI DEMENSIA
1. Menurut Umur:
a. Demensia senilis (>65 th)
b. Demensia prasenilis (<65 th)
2. Menurut perjalanan penyakit
a. Reversibel
b. Ireversibel (Normal pressure hydrocephalus, subdural hematoma, vit B
Defisiensi, Hipotiroidisma, intoxikasi Pb.
3. Menurut kerusakan struktur otak Tipe Alzheimer Tipe non-Alzheimer
a) Demensia vaskular
b) Demensia Jisim Lewy (Lewy Body dimensia)
c) Demensia Lobus frontal-temporal
d) Demensia terkait dengan SIDA(HIV-AIDS)
e) Morbus Parkinson
f) Morbus Huntington
g) Morbus Pick
h) Morbus Jakob-Creutzfeldt
i) Sindrom Gerstmann-Sträussler-Scheinker
j) Prion disease
k) Palsi Supranuklear progresif
l) Multiple sklerosis
m) Neurosifilis
n) Tipe campuran
4. Menurut sifat klinis:
a. Demensia proprius
b. Pseudo-demensia
a) Depresi
b) Agitasi
c) Inkontinensia
d) Gangguan perilaku lain
e) Mengembara dan berbagai perilaku merusak
3. Upayakan perumatan berkesinambungan
DAFTAR PUSTAKA
Askepdemensia,file:///C:/Users/superadmin/Documents/DEMENSIA/ASKEP
%20DEMENSIA.htm. Diakses pukul 19.46 WIB tanggal 30 maret 2014
Caron,V.B.(2000). MentalHealthNursing:TheNurs-Petient
Journey 2nd Ed..Philadelpia : W. B Saunders. C. O
Demensiapadalansia, http://stikeskabmalang.wordpress.com/2009/10/03/demensia
-pada-lansia-3/. Diakses pukul 19.50 WIB tanggal 28 maret 2014
Makalahdemensia.http://gustriag.wordpress.com/2012/11/16/makalah-demensia/.
Diakses pukul 19.40 WIB tanggal 28 maret 2014
Nugroho, Wahjudi. (2000). KeperawatanGerontik.Edisi2. BukuKedokteran.Jakart
a : EGC.
Stanley,Mickey. (2002). Buku Ajar Keperawatan Gerontik.Edisi2. EGC. Jakarta.
http://ners-blog.blogspot.com/2011/09/kumpulan-sp-jiwa.html.diakses pukul
19.34 WIB tanggal 26 maret 2014.
Videbeck L, Sheila ; (2008). Buku ajar keperawatan jiwa, Jakarta : EGC.