BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Definisi
tahun, tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan
Usia lanjut adalah sesuatu yang harus diterima sebagai suatu kenyataan dan
fenomena biologis. Kehidupan itu akan diakhiri dengan proses penuaan yang berakhir
Menua secara normal dari system saraf didefinisikan sebagai perubahan oleh
usia yang terjadi pada individu yang sehat bebas dari penyakit saraf “jelas” menua
normal ditandai oleh perubahan gradual dan lambat laun dari fungsi-fungsi tertentu
1
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan
fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan yang diderita (Constantinides 1994). Proses menua merupakan proses yang
terus menerus (berlanjut) secara alamiah dimulai sejak lahir dan umumnya dialami
pada semua makhluk hidup (Nugroho Wahyudi, 2000).
Kelainan mental yang cukup serius karena seluruh kepribadian orang tersebut
kerusakan fungsi kognitif global yang biasanya bersifat progresif dan mempengaruhi
aktivitas social dan okupasi yang normal juga aktivitas kehidupan sehari-hari (Mickey
Stanley, 2006)
dapat diakibatkan oleh penyakit di otak. Sindrom ini ditandai olah gangguan kognitif,
pada sel yang terletak pada dasar otak depan yang mengirim informasi ke korteks
ini mulai berlangsung, dewasa ini tidak ada tindakan yang dapat dilakukan untuk
secara perlahan, dimana terjadi gangguan ingatan, fikiran, penilaian dan kemampuan
1.2 Etiologi
a. Infeksi
1) Neurosifilis
2) Tuberkolosis
1) Hipotiroidisme
2) Tumor
3) Abses
e. Infark otak
1) Obat-obatan
2) Alkohol
3) Arsen
h. Lain-lain
1) Penyakit Parkinson
4) Depresi
Nugroho (2009) menyatakan jika dilihat secara umum tanda dan gejala
demensia adalah :
1. Menurunnya daya ingat yang terus terjadi. Pada penderita demensia, lupa menjadi
2. Gangguan orientasi waktu dan tempat, misalnya: lupa hari, minggu, bulan, tahun,
3. Penurunan dan ketidakmampuan menyusun kata menjadi kalimat yang benar,
menggunakan kata yang tidak tepat untuk sebuah kondisi, mengulang kata atau cerita
4. Ekspresi yang berlebihan, misalnya menangis berlebihan saat melihat sebuah drama
televisi, marah besar pada kesalahan kecil yang dilakukan orang lain, rasa takut dan
gugup yang tak beralasan. Penderita demensia kadang tidak mengerti mengapa
5. Adanya perubahan perilaku, seperti : acuh tak acuh, menarik diri dan gelisah
1.4 Patofisiologi
Proses menua tidak dengan sendirinya menyebabkan terjadinya demensia.
pusat yaitu berat otak akan menurun sebanyak sekitar 10 % pada penuaan antara umur
30 sampai 70 tahun. Berbagai faktor etiologi yang telah disebutkan di atas merupakan
degeneratif pada otak, gangguan vaskular dan penyakit lainnya, serta gangguan nutrisi,
metabolik dan toksisitas secara langsung maupun tak langsung dapat menyebabkan sel
protein abnormal sehingga jumlah neuron menurun dan mengganggu fungsi dari area
diperlukan untuk proses konduksi saraf juga akan berkurang. Hal ini akan menimbulkan
gangguan fungsi kognitif (daya ingat, daya pikir dan belajar), gangguan sensorium
(perhatian, kesadaran), persepsi, isi pikir, emosi dan mood. Fungsi yang mengalami
gangguan tergantung lokasi area yang terkena (kortikal atau subkortikal) atau
adalah:
c). Pneumonia
2. Thromboemboli, infarkmiokardium
3. Kejang.
4. Kontraktur sendi.
6. Malnutrisi dan dehidrasi akibat nafsu makan dan kesulitan menggunakan peralatan.
c. Pemeriksaan EEG
e. Pemeriksaan genetika
f. Pemeriksaan neuropsikologis
dapat disembuhkan.
gangguan kognitif.
c. Demensia karena stroke yang berturut-turut tidak dapat diobati, tetapi
d. Jika hilangnya ingatan disebabakan oleh depresi, diberikan obat anti-depresi
e. Untuk mengendalikan agitasi dan perilaku yang meledak-ledak, yang bisa
Haloperidol , Quetiapine dan Risperidone). Tetapi obat ini kurang efektif dan
menimbulkan efek samping yang serius. Obat anti-psikotik efektif diberikan kepada
pemeriksaan fisik klien. Riwayat keperawatan meliputi status kesehatan masa lalu klien
yang beresiko terhadap demensia, berupa penyakit-penyakit yang pernah diderita klien
Hidrosefaulus normotensif, Tumor primer atau metastasis, stress mental, heat stroke,
berarti, kerusakan fungsi tubuh, tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara
mandiri
dengan hiperbilirubin
ireversibel)
perawaat
berkomunikasi
tidak kaku
membaca
baik dan baku (mudah dimengerti baik maksud dari kata-kata yang
ditanyakan
BAB II
LAPORAN KASUS
Pada bab ini dibahas mengenai pengkajian pasien yang dirawat (identitas
pasien, riwayat keperawatan, observasi dan pemeriksaan fisik, diagnostik test, data
2.1 Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan meliputi pengkajian identitas pasien, riwayat
keperawatan pemeriksaan fisik dan diagnostik test yang mendukung pengumpulan data
Genogram
panti werdha) dan sudah lupa mengenai lingkuangan tempat hidupnya dulu
Sholat 5 waktu dan mengikuti pengajian di panti setiap hari Jumat bersama
Riwayat keperawatan klien meliputi status kesehatan klien saat ini dan status
Klien tidak mampu mengungkapkan status kesehatannya secara verbal, dari segi
fisik mengalami kyphosis dan saat ini klien mengalami kepikunan atau demensia.
g. Kepala : Simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, tidak
h. Rambut dan kuku : rambut berminyak dan beruban, kuku bersih
m. Leher : Tak ada pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar getah
resonance.
p. Sistem Gastrointestinal : Tampak tumpukan lemak yang berlipat-lipat, tak ada nyeri
q. Anus dan genitalia : Ada sedikit kotoran dan sedikit bau
r. Sistem Perkemihan : Tidak nyeri saat berkemih, frekuensi berkemih 5-7 x/hari
t. Sistem Endokrin : Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid dan kelenjar
getah bening.
Riwayat Psikososial
informasi yang didapatkan oma Utik hanya di bawa oleh seorang wanita yang
menemukannya di jalan dan membawanya ke panti werdha, pada saat itu keadaan oma
Keterangan :
diberikan klien tidak cocok dengan pertanyaan yang diberikan karena klien sudah pikun
(demensia).
Depresi Beck
Nama : Ny. U
Tanggal lahir :-
No 0 1 2 3 NILAI
.
1 ü
2 ü
3 ü 1
4 ü
5 ü
6 ü
7 ü
8 ü
9 ü
10 ü
11 ü
12 ü
13 ü 2
14 ü
15 ü
16 ü
17 ü
18 ü
19 ü
20 ü 2
21 ü 3
JUMLAH TOTAL 8
31 – 40 Depresi parah
10. Kurangi 3 dari 20 dan tetap mengurangi dari setiap nomor baru, semua jalan ke bawah.
= Tidak tahu
INDEKS KATZ
Data analisis yang didapatkan setelah dilakukan pengkajian pada Ny. U seperti
yang diberikan
Ds : “-”
2 11 Hambatan Klien dapat - Kaji - Untuk melihat 11-13 Februay 2013 13 February
February komunikasi berkomunika kemampuan tingkat At 11.00 2013
2013 verbal si dengan klien untuk pengetahuan, - Mengkaji At 12.00
s/d perubahan baik setelah berkomunikas dan bahasa kemampuan S : “__”.
persepsi. tindakan i. yang sering berkomuniakasi
keperawatan digunakan klien. O : klien masih
Ds : “-” klien saat belum dapat
berkomunikasi - Menggunakan berkomunikasi
Do : Klien tidak komunikasi non dengan baik,
bisa mendengar, - Memperlancar verbal dengan klien tidak dapat
klien tidak tahu komunikasi menuliskan di buku menjawab
hari dan tanggal - Gunakan agar tidak hal-hal yang ingin pertanyaan-
saat ini, susah komunikasi kaku. diperbincangkan pertanyaan
mengingat orang, non-verbal. agar dapat dibaca yang mudah
hanya klien. dijawab.
mengetahui - Membuat - Menggunakan
bahasa sunda klien lebih bahasa tubuh A: Masalah
dan kurang tahu - Gunakan mengerti seperti pergerakan belum teratasi.
bahasa indonesia bahasa tubuh dalam bibir, dan tangan.
untuk berkomunikasi P: Lanjutkan
menyampaika selain - Menggunakan intervensi
n sesuatu. membaca. bahasa Indonesia
yang baik dan baku
- Klien dapat
memahami
- Gunakan dengan baik
bahasa maksud dari
Indonesia kata-kata yang
yang baik dan ditanyakan
baku (mudah
dimengerti)
BAB III
PENDIDIKAN KESEHATAN
Setelah dilakukan pengkajian pada klien, didapatkan tanda dan gejala yang
perilaku, seperti : acuh tak acuh, menarik diri dan gelisah. Dengan hasil tersebut
maka penulis memutuskan untuk memilih demensia sebagai materi penulisan grand
case gerontik.
1. Pengertian Demensia
2. Gejala Demensia
3. Penyebab Demensia
Sasaran : Ny. U
Waktu : 1 x 30 menit
3.3 Materi
Pengertian Demensia
Kelainan mental yang cukup serius karena seluruh kepribadian orang tersebut
1. Menurunnya daya ingat yang terus terjadi. Pada penderita demensia, lupa menjadi
2. Gangguan orientasi waktu dan tempat, misalnya: lupa hari, minggu, bulan, tahun,
3. Penurunan dan ketidakmampuan menyusun kata menjadi kalimat yang benar,
menggunakan kata yang tidak tepat untuk sebuah kondisi, mengulang kata atau
4. Ekspresi yang berlebihan, misalnya menangis berlebihan saat melihat sebuah drama
televisi, marah besar pada kesalahan kecil yang dilakukan orang lain, rasa takut dan
gugup yang tak beralasan. Penderita demensia kadang tidak mengerti mengapa
5. Adanya perubahan perilaku, seperti : acuh tak acuh, menarik diri dan gelisah.
Penyebab Demensia
a. Infeksi
1) Neurosifilis
2) Tuberkolosis
1) Hipotiroidisme
2) Tumor
3) Abses
e. Infark otak
1) Obat-obatan
2) Alkohol
3) Arsen
h. Lain-lain
4) Depresi
penjelasan penyuluh.
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Menurut Hutapea, 2005, Usia lanjut adalah sesuatu yang harus diterima
sebagai suatu kenyataan dan fenomena biologis. Kehidupan itu akan diakhiri
dengan proses penuaan yang berakhir dengan kematian. Dan Menua (menjadi tua)
sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang
dan bisa terjadi kemunduran kepribadian. Dengan adanya perubahan dalam proses
4.2 Saran
cara untuk pencegahan, maka penulis memberi saran kepada Panti Werdha Budi
berhubungan dengan demensia dengan materi yang sederhana yang dapat di cerna
oleh klien dengan mudahnya sehingga klien dapat mengerti tentang demensia mulai