DISUSUN OLEH :
• Berdasarkan sejumlah hasil penelitian yang diperoleh data • Jumlah sekarang 16 juta dan akan menjadi 25,5 juta pada tahun
bahwa dimensia seringkali terjadi pada usia lanjut yang 2020 atau sebesar 11,37 %npenduduk dan ini merupakan
peringkat ke empat dunia, dibawah cina, india dan amerika
telah berumur kurang lebih 60 tahun. Dimensa tersebut
serikat.sedangkan umur harapan hidup berdasarkan sensus BPS
dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu :1) dimesnia sinilis
1998 adalah 63 tahun untuk pria dan 67 tahun untuk perempuan
(60 tahun), 2) dimensia pra sinilis ( 60 tahun). Sekita
• Demensia banyak menyerang mereka yang telah memasuki usia
56,8% lansia menlalami demensia dalam bentuk Alzeimer
lanjut. Bahkan, penuirunan fungsi kognitif ini bisa dialami pada
(4% dialami oleh lansia yang telah berusia 75 tahun, 16%
usia kurang lebih 50 tahun. Sebagian besar orang mengira bahwa
pada usia 85 tahun, dan 32% pada usia 90 tahun). Sampai demensia adalah penyakit yang hanya di derita oleh pada lansia,
saat ini diperkirakan kuang lebih 30 juta penduduk duania kenyataannya dememsia diderita oleh siapa saja dari semua
mengalami demensia dengan berbagai sebab ( Oelly tingkat usia dan jenis kelamin (Harvey, R.J.et al, 2003).
Mardi Santoso, 2022).
Tinjauan Teoritis
PENGERTIAN DIMENSIA
• Pikun sebagaimana orang awam mengatakan merupakan
• Dimensia merupakan sindrom yang di
gejala lupa yang terjadi pada orang lanjut usia. pikun ini
tandai oleh berbagai gangguan fungsi termasuk gangguan otak yang kronis, biasanya berkemang
kognitif anatara lain intelegensi, belajar secara perlahan-lahan , dimulai dengan gejala depresi yang
ringan atau kecemasan yang kadang kadang di sertai dengan
dan daya ingat, bahasa, pemecahan gejala kebingungan kemudian menjadi parah dengan diirigi
masalah, orientasi, persepsi, perhatian, kehilangan kemampuan intelektual yang umum atau
dimensia. Jadi istilah pikun yang di pakai oleh kebanyakan
dan konsentrasi penyesuaian dan orang, terminologi ilmiahnya adalah dimensia
kemampuan bersosialisasi (Crowin, 2009). (Schaei&William, 1991).
ETIOLOGI
Menurut Nugroho ( 2009 ) penyebab terjadiya dimensia adalah :
Sindrom dimensia dengan penyakit yang etiologi dasarnya tidak di kenal kelainan
yaitu : terdapat pada tingkat subseluler atau secara biokimiawi pada system enzym
atau pada metabolisme.
Sindrom dimensia dengan etiologi yang di kenal tetapi belum dapat di obati,
penyebab utama dalam golongan ini di antaranya : penyakit degenerasi spino-
sereblar.
2) Khores Hungtington.
3) Syndrom dimensia dengan etiologi penyakit yang dapat di obati dalam golongan
ini di antaranya dalah :
a) Penyakit serebrocardiovaskuler.
b) Penyakit Alzheimer.
PATOFISIOLOGI
• Proses menua tidak dengan sendirinya menyebabkan terjadiya dimensia. Penuaan menyebabkan terjadiya perubahan anataomi dan biokim, di
susunan saraf pusat yaitu berat otak akan menurun sebanyak sekitar 10 % pada penuaan antara umur 30 sampai 70 tahun. Berbagai faktor
etiologi yang telah di sebutkan di atas merupakan kondisi kondisi yang dapat mempengaruhi sel sel neuron korteks serebri.
• Penyakit degeneratif pada otak, gangguan vaskuler dan penyakit lainya serta ganguan nutrisi metabolisme, metabolik dan toksisitas secara
langsung maupun tidak langsung dapat menyebabkan sel neuron mengalami kerusakan melalui mekanisme iskemia, infark, inflamasi, deposisi
protein abnormal sehingga jumlah neuron menurun dan mengganggu fungsi dari area kortikal ataupun sub kortikal.
• Di samping itu kadar neurotransmiter di otak yang di perlukan untuk proes konduksi syaraf juga akan berkurang hal ini akan menimbulakn
gangguan fungsi kognitf (daya ingat , daya fikir dan belajar), gangguan sensorium (perhatian, kesadaran) , persepsi, isi fikir, emosi, dan mood.
Fungsi yang mengalai gangguan tergantung lokasi area yang terkena (kortikal atau sub kortikal) atau penyebabnya, karena manisfestasinya
dapat berbeda. Keadaan patologis dari hal tersebutakan memicu keadaan konfusio akut demensia ( Boehi – Darmojo, 2009 )
Manifestasi Klinis
• Nugroho(2009) menyakat jika dilihat secara umum tanda dan gejala demensia adalah :
a. Menurunya daya ingat yang terus tejadi, pada penderita demensia, lupa menjadi keseharian yang tidak bisa lepas.
b. Gangguan orientasi waktu dan tempat, misalnya : lupa hari, minggu bulan, tahun, dan tempat demensia berada.
c. Penurunan dan ketidakmapuan demensia menyusun kata menjadi kalimat yang benar, menggunakan kata yang
tidak tepat untuk sebuah kondisi, mengulang kata atau cerita sama berkali-kali.
d. Ekspresi yang berlebihan, misalnya menangis berlebihan saat melihat sebuah drama televisi, marah besara pada
kesalahan kecil yang dilakukan orang lain, rasa takut dan gugup yang tidak beralasa.
f. Adanya perubahan perilaku, seperti : acu tak acuh, menarik diri dan gelisah.
Klasifiksi Dimensia
10)
Morbus jakob crreutzfeldt.
11)
Sindrom grestmann- straussler- scheinker.
Lanjutan...
• Hal yang dapat dilakukan untuk menurunkan resiko demensia diantara nya adalah menjaga ketajaman daya ingat dan
senantiasa mengoptimalakan fungsi otak, seperti :
a. Mencegah masuknya zat-zat yang dapat merusak sel-sel otak seperti alkohol dan zat adiptif yang berlebih.
b. Memabaca buku yang merangsang otak untuk berfikir hendaknya dilakukan setiap hari.
c. Melakukan kegiatan yang membuat mental kita sehat dan aktiv, seperti kegiatan rohani dan memperdalam ilmu agama.
d. Tetap berinteraksi dengan lingkungan, berkumpul dengan teman yang memiliki kesamaan minta dan hobi.
e. Mengurangi stress dalam pekerjaan untuk tetap relaks dalam kehidupan sehari-hari dapat membuat otak kita tetap
sehat.
•
•
Penatalaksanaan
Penalaksanaan pada pasien dengan demensia antara lain sebagai berikut:
A. Farmakoterapi
•Sebagian besara kasus demensia tidak dapat disenbuhkan, untuk mengobati demensia alzheimer digunakan obat-obatan
antikoliesterase. Demensia vaskuler membutuhkan obat-obatan anti platelet untuk melancarkan aliran darah ke otak sehingga
memperbaiki gngguan kognitif. Deemsia karena stroke yang berturut-turut tidak dapat diobati, tetapi perkembangannya bisa
diperlambat atau bahkan dihentikan dengan mengobati tekanan drah tinggi atau kencing manis yang berhubungan dengan stroke.
B. . Dukungan atau peran keluarga
•Mepertahankan lingkungfan yang familiar akan membantu penderita memiliki orientasi. Kalender yang besar, cahaya yang terang,
jam diding.
C. Terapi sistimatik pada penderita penyakit demensia dapat diberikan terapi simtomatik, meliputi :
1)Latihan fisik yang sesuai.
2)Terapi rekreasional dan aktifitas.
Komplikasi
PENGKAJIAN
a.Data subyektif
•Pasien mengatkan mudah lupa akan peristiwa yang baru saja terjadi, dan
tidak mampu mengenali orang, tempat dan waktu.
a.Data obyektif
•Pasien kehilangan kemampuan untuk mengenaliwajah, tempat dan objek
yang sudah dikenalnya dan kehilangan suasana keluarganya (belum
spesifik), pasien sering mengulang-ngulang cerita yang sama karena lupa
telah menceritakannya. Terjadi perubahan ringan dalam pola berbicara.
Penderita menggunakan kata-kata yang lebih serdehan, menggunkan kata-
kata yang tidak tepat atau tudak mampu mennemukan kata-kata yang tepat .
Keadaan Umum
Tingkat kesadaran
•Compos mentis dengan nilai GCS 15 yang dihitung dari nilai E:5, V:4, c). Peran, transisi peran dapat dari sehat ke sakit,
M :6, tekanan darah sistolik/diastolik, BB, TB, postur tulang belakang ketidaksesuaian anatara satu peran dengan peran yang lain dan
lansia. peran yang ragu dimainkan individu tidak tahun dengan jelas
Identitas perannya, serta peran berlebihan sementara tidak mempunyai
•Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa/latar kemapuan dan sumber yang cukup.
belakang kebudayaan, pendidikan, perkrjaan dan alamat.
d). Idela diri, keingina yang tidak sesuai dengan kenyataan dan
Riwayat psikososial konsep diri
kemapuan yang ada.
a) Ganabaran diri, stresor yang menyebabakan berubahnya gambaran diri
e). Harga diri, ketidakmapuan dalam mencapai tujuan sehingga
karena proses patologi penyakit
klien merasa harga dirinya rendah karena kegagalannya.
b). Identitas, bervariasi sesuai dengan tingkat perkembangan individu.
Status mental Persepsi
•Persepsi melibatkan proses berfikir dan pemahaman emosional terhadap
a)Penampilan klien tidak rapi dan tidak mampu untuk merawat
suatu objek. Perubahan persepsi dapat terjadi pada satu atau lebih panaca
dirinya sendiri.
indra. Perubahan persepsi dapat ringan, sedang dan berat atau
b)Pembicaraan keras, cepat dan inkoheren. berkepanjangan.
adanya peningkatan kegiatan motorik, gelisah, implusif, •Klien yang terganggu pikirannya sukar berprilaku kohern, tindakannya
manerisme, otomatis, steriotipi. cenderung berdasarkan penilaian priabadi klie, terhadap realitas yang tidak
sesuai dengan penilaian umum yang diterima.
d)Alam perasaan, klien nampak ketakutan dan putus asa.
a)Tingkat kesadaran, kesadaran yang menurun, bingung disorientasi waktu,
e)Afek dan emosi, respon emosional klien mungkan tampak bizar tempat dan orang.
dan tidak sesuai dari kerangka pikir yang telah berubah. b)Memori, gangguan daya ingat sudaj lam terjadi (kejadiaan beberapa tahun
Perubahan afek adalah tumpul, datar tidak sesuai, berlebiha dan yang lalu).
ambivalen. c)Tingkat konsentarsi, klien tidaka mapu berkonsetrasi.
f)Interaksi selama wawancara. d)Kmapuan penilaian gangguan berat dan penilaian atau keputusan.
•
No.
Makan/minum mandiri 2
Perlu bantuan orang lain untuk 1
Pengkajian Statsu Fungsional memotong makanan
Tergantung penuh pada 0
Tabel 1. Index Bartel pertolongna orang lain
2
mandi Mandiri 1
Tergantung orang lain 0
6
berjalan Mandiri 3
Dibantu satu orang/walker 2
Dibatu kursi roda 1
Tidak mampu 0
7
berpakaian Mandiri 2
Sebagian dibantu 1
Tergantung orang lain 0
9
a. Kerusakan memori
b. Resiko jatuh.
2 Resiko jatuh. (D.0143) Setelah dilakukan Tindakan Keperawatan ….. X…. Observasi :
• Identifikasi factor resiko jatuh misalnya
diharapkan keadekuatan aliran darah serebral untuk usia > 65 tahun, deficit koginitf
menunjang fungsi otak. Dengan kriteria hasil : • Identifikasi factor lingkungan yang
1. Kejadian jatuh tidak terjadi. meningkatkan risiko jatuh
• hitung risiko jatuh menggunakan FMS
2. Pengetahuan pemahan tentang jatuh.
atau hampty dumpty
3. Gerakan otot terkoordinasi. • monitor kemam[uan berpindah klien
Terapeutik
• orientasi ruangan pada klien dan keluarga
• pasang handrail tempat tidur
• dekatkan bel pada tempat tidur pasien
Edukasi
• anjurkan memanggil perawat apabila akan
berpindah tempat
• anjurkan untuk menggunakan alas kaki
tidak licin
• anjurkan untuk menggunakan alat bantu
jalan
INTERVENSI KEPERAWATAN
• Berdasarkan diagnosa keperawatan sesuai prioritas langkah selanjutnya adalah pelaksanaan tindakan keperawatan. Tindakan
keperawatan yang dilakukan pada klien dapat berupa tindakan mandiri maupun kolaborasi. Pelaksanaan pada klien meliputi
melakukan, membantu, mengarahkan kebutuhan, dan aktivitas kehidupan.sehari-hari klien yang disesuaikan dengan kemampuan dan
kondisi saat itu.
• Dalam pelaksanaan tindakan langkah-langkah yang dilakukan pertama kali adalah mengatasi kembali keadaan klien untuk
menentukan apakah tindakan keperawatan yang direncakan masih disesuaikan dengan kondisi saat ini. Memvalidasi rencana
keperawatan yang direncanakan masih dilanjutkan atau dimodifikasi. Menentukan kebutuhan dan bantuan yang diberikan pada klien
baik dalam bentuk pengetahuan.maupun keterampilan serta penetapan strategi tindakan yang akan dilakukan dalam
pendokumentasian hal yang perlukan dilakukan adalah waktu tindakan dan respon klien setelah diberikan tindakan dan paraf perawat
sebagai aspek legal.
Evaluasi Keperawatan
a. Evaluasi formatif
• Evaluasi ini menggambarkan hasil observasi dan analisis perawat terhadap respon klien setelah tindakan.
Biasanya digunakan dalam catatan keperawatan.
b. Evaluasi sumatif
• Mengabarkan rekapitulasi dari observasi dan analisis dan status kesehatan klien dalam satu periode. Evalusi
sumatif menjelaskan perkembangan kondisi dengan menilai apakah hasil yang diharapkan telah tercapai telah
tercapai perawat dengan menggunakan pendokumentasian dari pengkajian dan kriteria hasil yang diarapkan
sebagai data.
CONTOH KASUS
A. Identitas.
• Tn. H seorang laki-laki berusia 60 tahun, beliau tinggal di PSTW. Memiliki riwayat sakit sroke 3 minggu yang lalu.
B. Keluhan utama
• Klien saat ini mengeluh lupa nama hari, tanggal dan bulan, klien juga mengatakan sulit untuk mengingat nama-
nama orang yang baru dikenal. Klien mengalami kesulitan untuk melakukan olahraga bersama kelompok lansia
dipanti, klien kadang mulai mengalami kesulitan mengingat dimana meletakkan barang-barang seperti kunci.
Menurut petugas klien pernah mengalami stroke 3 minggu yang lalu, saat pemeriksaan fisik didapatkan data klien
mengalami gangguan pada gerakan spontan namun masih mampu melakukan aktivitas fisik.
C. Riwayat penyakit sekarang
• Klien saat ini mengeluh lupa nama hari, tanggal dan bulan, klien juga mengatakan sulit untuk mengingat nama-
nama orang yang baru dikenal. Klien mengalami kesulitan untuk melakukan olahraga bersama kelompok lansia
dipanti, klien kadang mulai mengalami kesulitan mengingat dimana meletakkan barang-barang seperti kunci
• Keadaan umum sedang, klien mengalami gangguan pada gerakan spontan namun masih mampu melakukan aktivitas fisik.
2). Kesadaran
•Kesadaran klien biasanya compocmentis E4, V5, M.
3). Tanda-tanda vital
• TD : 158/98 mmhg, N : 94 x/menit, S :36,7 ºc, R : 20 x/menit.
RESUME
Klien bernama Tn. H klien berusia 60 tahun, tinggal di PSTW saat ini mengeluh lupa nama hari,
tanggal dan bulan, klien juga mengatakan sulit untuk mengingat nama-nama orang yang baru
dikenal. Klien mengalami kesulitan untuk melakukan olahraga bersama kelompok lansia dipanti,
klien kadang mulai mengalami kesulitan mengingat dimana meletakkan barang-barang seperti
kunci. Menurut petugas klien pernah mengalami stroke 3 minggu yang lalu, saat pemeriksaan fisik
didapatkan data klien mengalami gangguan pada gerakan spontan namun masih mampu melakukan
aktivitas fisik. Hasil TTV TD : 158/98 mmhg, N : 94 x/menit, S :36,7 ºc, R : 20 x/menit. Keluarga
klien meniliki riwayat hipertensi. Klien meniliki riwayat hipertensi.
PENGAKAJIAN PSIKOGERONTIK
1). PENGKAJIAN STATSU FUNGSIONAL
INDEKS BARTEL
1 Makan/minum Mandiri 2 v
Perlu bantuan orang lain untuk 1
memotong makanan
Tergantung penuh pada pertolongna 0
orang lain
2 Pindah dari kuris roda ketempat tidur atau Mandir 3
sebaliknya Dibantu 1 orang 2 v
Dibantu 2 orang 1
Tidak mampu 0
5 mandi Mandiri 1
Tergantung orang lain 0 V
6 berjalan Mandiri 3
Dibantu satu orang/walker 2 V
Dibatu kursi roda 1
Tidak mampu 0
7 Naik turun tangga Mandir 2
Perlu pertolongan 1 V
Tidak mampu 0
8 berpakaian Mandiri 2
Sebagian dibantu 1 V
Tergantung orang lain 0
9 Mengontrol BAB Kontinen teratur 2 V
Kadang-kadang inkontinen 1
Inkontinen 0
10 Mengontrol BAK Kontinen teratur 2 V
Kadang-kadang inkontinen 1
Inkontinene 0
Jumlah 20 12
No Pertanyaan Jawaban
1 Tanggal berapa hari ini ? Tidak Kesimpulan : Kerusakan Inteletual Berat
Kesalahan 0-2 = Fungsi Intelektual Utuh, Kesalahan 3-4 =
2 Hari apa sekarang ? Tidak
Kerusakan Intelektual Ringan, Kesalahan 5-6 =Kerusakan
3 Dimana alamat rumah anda dan berapa nomor telepon)? Tidak
Intelektual Sedang, Kesalahan 7-10 =Kerusakan Intelektual Berat
4 Kapan anda lahir ? Tahu
5 Berapa umur anda ? Tahu
6 Siapa presiden indonesia sekarang ? Tahu
Registrasi Pemeriksaan membutuhkan 3 nama benda meja kursi lemari (tiap benda 3 0
disebutkan dalam waktu 1 detik kemudian meminta pasien untuk meningat
dan mengulang yang disebutka pemeriksa)
Menulis Pemeriksa meminta pasien menulis 1 1
kalimat satu kalimat yang bermakna
Perhatian dan perhitungan Menghitung mundur mulai dari angka 100 dikurangi 7, berhenti setelah 5 0
Menggambar Pasienmeminta menirukan gambar 1 1
jawaban ke 5
konstrusksi yang dibuat oleh pemeriksa
Mengingat kembali Pasien diminta kembali mengulang 3 nama benda yang tadi disebutkan. 3 0
•Implementasi Keperawatan Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari
masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994 dalam
potter dan pery, 1997) dalam (Marfuah, 2014).
Evaluasi
•Evaluasi adalah membandingkan efek atau hasil suatu tindakan keperawatan dengan norma atau kriteria tujuan yang sudah dibuat (Gordon,
1994 dalam Potter dan Pery, 1997) dalam (Marfuah, 2014). Dibuktikan dengan menunjukkan koping efektif dan menunjukkan penurunan depresi
(Wilkinson, 2016)
THANK YOU