Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

PADA PASIEN DEPRESI

DISUSUN OLEH :

Kelompok 10 Kelas 2 B

1. Ahmad Syarif Silawane (20210910170027)

2. Haryati (20210910170079)

3. Ilham Wiguna (20210910170070)

4. Raynaldi (20210910170086)
Pengertian Depresi

Depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang ditandai dengan kemurungan dan kesedihan
yang mendalam dan berkelanjutan sehingga hilangnya kegairahan hidup, tidak mengalami gangguan
dalam menilai realitas (Reality Testing Ability, masih baik), kepribadian tetap utuh atau tidak
mengalami keretakan kepribadian (Splitting of personality), prilaku  dapat terganggu tetapi dalam
batas-batas normal (Hawari Dadang, 2001).
ETIOLOGI DEPRESI

Etiologi diajukan para  ahli  mengenai depresipada  usia  lanjut  (Damping, 2003) adalah:

• Polifarmasi

Terdapat  beberapa  golongan  obat yang  dapatmenimbulkan  depresi, antara  lain:  analgetika,  obatantiinflamasi  nonsteroid,  antihipertensi,an
tipsikotik, antikanker, ansiolitika, dan lain-lain.

• Kondisi medis umum

Beberapa kondisi medis umum yang berhubungan dengan depresi adalah gangguan endokrin,


neoplasma, gangguan neurologis, dan lain- lain.

• Teori neurobiology

Para ahli sepakat bahwa faktor genetik berperan pada depresi lansia. Pada beberapa penelitian juga ditemukan adanya


perubahan neurotransmiter pada depresi lansia, seperti menurunnya konsentrasi serotonin, norepinefrin, dopamin, asetilkolin, serta
meningkatnya konsentrasi  monoamin oksidase otak akibat proses penuaan. Atrofi otak juga diperkirakan berperan pada depresi lansia.
• Teori psikodinamik
Elaborasi Freud pada teori Karl Abraham tentang proses berkabung menghasilkan pendapat bahwa hilangnya objek cinta diintrojeksikan ke dalam
individu tersebut sehingga menyatu atau  merupakan bagian dari individu itu. Kemarahan terhadap objek yang hilang tersebut ditujukan kepada diri
sendiri. Akibatnya terjadi perasaan bersalah atau menyalahkan diri sendiri, merasa diri tidak berguna,dan sebagainya.
• Teori kognitif dan perilaku
Konsep Seligman tentang learned helplessness menyatakan bahwa terdapat hubungan antara kehilangan yang tidak dapat
dihindari akibat prosespenuaan seperti keadaan tubuh, fungsi seksual, dan sebagainya dengan sensasi passive helplessness padapasien usia lanjut.
Salah satu teori psikologis tentang terjadinya gangguan depresif adalah terjadinya distorsi kognitif. Dalam hal ini berkaitan dengan bagaimana
interpretasi seseorang terhadap peristiwa-peristiwa kehidupan yang dialaminya.
• Teori psikoedukatif
Dukungan social yang buruk dan kegiatan religious yang kurang dihubungkan dengan terjadinya depresi pada lansia. Suatu penelitian komunitas di
Hongkong menunjukkan hubungan antara dukungan social yang buruk dengan depresi. Kegiatan religious dihubungkan dengan depresi yang lebih
rendah pada lansia di Eropa. “Religiouscoping” berhubungan dengan kesehatan emosional dan fisik yang lebih baik.  Religious coping” berhubungan
dengan berkurangnya gejala-gejala depresif  tertentu, yaitu kehilangan ketertarikan, perasaan tidak berguna, penarikan diri dari interaksisosial,
kehilangan harapan, dan gejala-gejala kognitiflain pada depresi (Blazer, 2003).
Gambaran Klinik

Dalam Gallo & Gonzales (2001) disebutkan gejala-gejala depresi lain pada lanjut usia:

1. Kecemasan dan kekhawatiran

2. Keputusasan dan keadaan tidak berdaya

3. Masalah-masalah somatik yang tidak dapatdijelaskan

4. Iritabilitas

5. Kepatuhan yang rendah terhadap terapi medis ataudiet

6. Psikosis
Tingkatan Depresi Pada Lansia

Menurut Depkes RI tahun 2001 tingkatan depresi yaitu:

• Depresi ringan

Suasana perasaan yang depresif, Kehilangan minat, kesenangan dan mudah lelah, konsentrasi dan perhatian kurang, harga diri dan
kepercayaan diri kurang, perasaan salah dan tidak berguna, pandangan masa depan yang suram, gagasan dan perbuatan yang
membahayakan diri, tidak terganggu dan nafsu makan kurang.

• Depresi Sedang

Kesulitan nyata mengikuti kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan rumah tangga

• Depresi berat tanpa gejala manic

Biasanya Gelisah, kehilangan harga diri dan perasaan tidak berguna, keinginan bunuh diri
Dampak Depresi Pada Lansia

Pada depresi  dapat dijumpai hal-hal sepertidibawah ini (Mudjaddid, 2003):

1. Depresi   dapat   meningkatkan   angka   kematian  pada   pasien   dengan penyakit kardiovaskuler.

2. Pada depresi timbul ketidakseimbangan hormonal yang dapat memperburuk penyakit kardiovaskular (Misal:


peningkatan hormone adrenokortikotropin akan meningkatkan kadarkortisol).

3. Metabolisme serotonin yang terganggu padadepresi akan menimbulkan efek trombogenesis.

4. Perubahan suasana  hati (mood)  berhubungandengan gangguan respons imunitas termasuk perubahan fungsi limfosit dan


penurunan jumlah limfosit.

5. Pada depresi berat terdapat penurunan aktivitas selnatural killer.

6. Pasien depresi  menunjukkan  kepatuhan  yang burukpada  program pengobatan maupun rehabilitasi.


Skala Pengukuran Depresi Pada Lansia

Depresi dapat mempengaruhi perilaku dan aktivitas seseorang terhadap lingkungannya. Gejala depresi pada
lansia diukur menurut tingkatan sesuai dengan gejala yang termanifestasi. Jika dicurigai terjadi depresi,
harus dilakukan pengkajian dengan alat pengkajian yang terstandarisasi dan dapat dipercayai serta valid dan
memang dirancang untuk diujikan kepada lansia. Salah satu yang paling mudah digunakan untuk
diinterprestasikan diberbagai tempat, baik oleh peneliti maupun praktisi klinis adalah Geriatric Depression
Scale (GDS). Alat ini diperkenalkan oleh Yesavagepada tahun 1983 dengan indikasi utama pada lanjut usia,
dan memiliki keunggulan mudah digunakan dan tidak memerlukan keterampilan khusus dari pengguna.
Instrument GDS ini memiliki sensitivitas 84 % danspecificity 95 %. Tes reliabilitas alat ini correlates
significantly of 0,85 (Burns, 1999). Alat ini terdiri dari 30 poin pertanyaan dibuat sebagai alat penapisan
depresi pada lansia. GDS menggunakan format laporan sederhana yang diisi sendiri dengan menjawab “ya”
atau “tidak” setiap pertanyaan, yang memrlukan waktu sekitar 5-10 menit untuk menyelesaikannya. GDS
merupakan alat psikomotorik dan tidak mencakup hal-hal somatik yang tidak berhubungan dengan
pengukuran mood lainnya. Skor 0-10 menunjukkan tidak ada depresi, nilai 11-20 menunjukkan depresi
ringan dan skor 21-30 termasuk depresi sedang/berat yang membutuhkan rujukan guna mendapatkan
evaluasi psikiatrik terhadap depresi secara lebih rinci, karena GDS hanya merupakan alat penapisan.
Penatalaksanaan Depresi Pada Lansia

1. Keluarga
a) Dukung lansia tetap berkomunikasi
• Terapi fisik b) Ajak lansia berdiskuasi setiap minggu sekali
a) Obat c) Mendengarkan keluahan lansia
d) Berikan bantuan ekonomi
b) Terapi Elektrokonvulsif
e) Dukung kegiatan lansia
(ECT) f) Ikut serta anak dan cucu merawat lansia
g) Memberikan kesempatan lansia beraktivitas sesuai dengan kemampuan
• Terapi Psikologik

a) Psikoterapi

b) Terapi kognitif 2. Masyarakat


a) Sediakan sarana posbindu untuk pelayanan kesehatan lansia
c) Terapi keluarga
b) Siapkan tempat dan waktu latihan aktivitas lansia
c) Support group
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA LANSIA DENGAN
DEPRESI
PENGKAJIAN

•Deskripsi Kasus

Seorang perempuan berusia 65 tahun tinggal Bersama keluarga, klien mengeluh sejak suaminya
meninggal Ibu D lebih merasa tidak berguna lagi dan lebih suka sendiri. Setiap ada keluarga yang
mengunjungi, Ibu D tidak mau menemui bahkan lebih sering meninggalkan.
Pengakajian
• Identitas.
Ny. D seorang perempuan berusia 65 tahun, beliau tinggal di rumah Bersama keluarganya. Berasal
dari suku Jawa, berstatus janda, beragama islam, pendidikan terakhir SMA, sumber informasi Ny. D
sendiri.
• Riwayat penyakit sekarang
Klien saat ini mengeluh merasa kehilangan suaminya, klien merasa bahwa tanpa ada suaminya klien
tidak berguna lagi, klien merasa sedih atas meninggalnya suaminya. Klien mengatakan susah tidur
karena masih memikirkan almarhum suaminya. Dan nafsu makan klien menurun.
• Riwayat penyakit dahulu
Ny. D mengatakan tidak ada alergi makanan maupun obat-obatan, klien mengatakan tidak pernah
dirawat dirumah sakit dan tidak ada pemakaian obat jangka Panjang.
• Riwayat penyakit keluarga
Keluarga klien meniliki riwayat hipertensi.
Pemeriksaan fisik
• Keadaan umum
Keadaan umum baik, klien masih mampu melakukan aktivitas fisik.
• Keadaan fisik
Kepala klien tampak bersih, mata simetris konjutiva an anemis, sklera tidak ikterik, tidak ada gangguan
penglihatan. Tidak ada nyeri pada hidung, tidak ada gangguan penciuman. Telinga tampak bersih, tidak ada
gangguan pada pendengaran. Mulut bersih, tidak ada karies gigi, mukosa lembab, tidak ada kesulitan dalam
mengunyah dan menelan. Keadaan kulit baik,tidak ada oedem.
• Kesadaran
Kesadaran klien compocmentis E4, V5, M6.
• Tanda-tanda vital
TD : 121/84 mmhg, N : 91 x/menit, S :36,5 ºc, R : 20 x/menit.
Pengakajian Psikogerontik
Pengkajian statsu fungsional Indeks bartel
No. Jenis aktivitas Kemampuan diri Skor Hasil
1 Makan/minum Mandiri 2 
Perlu bantuan orang lain untuk memotong makanan 1  
Tergantung penuh pada pertolongna orang lain 0  
2 Pindah dari kuris roda Mandir 3 
ketempat tidur atau Dibantu 1 orang 2  
sebaliknya Dibantu 2 orang 1  
Tidak mampu 0  
3 Kebersihan diri : cuci Mandiri 1 
muka, menyisisir dll Perlu pertolongan 0   Kesimpulan:
4 Keluar/ masuk kamar Mandiri 2 
mandi Perlu pertolongan 1   ketergantunagn ringan
Tergantung orang lain 0  
5 Mandi Mandiri 1 
Tergantung orang lain 0  
6 Berjalan Mandiri 3 
Skor 20 = lansia mandiri,
Dibantu satu orang/walker 2  
Dibatu kursi roda 1  
Tidak mampu 0   12-19 = ketergantungan ringan,
7 Naik turun tangga Mandir 2  
Perlu pertolongan 1  9-1= ketergantungan sedang,
Tidak mampu 0  
8 Berpakaian Mandiri 2 
Sebagian dibantu 1  
5-8= ketergantungan berat,
Tergantung orang lain 0  
9 Mengontrol BAB Kontinen teratur 2  0-4=ketergantungan total
Kadang-kadang inkontinen 1  
Inkontinen 0  
10 Mengontrol BAK Kontinen teratur 2 
Kadang-kadang inkontinen 1  
Inkontinene 0  
Status kognitif
No Pertanyaan Jawaban

1 Tanggal berapa hari ini ? Tahu

2 Hari apa sekarang ? Tahu

3 Dimana alamat rumah anda dan berapa nomor telepon? Tahu

4 Kapan anda lahir ? Tahu

5 Berapa umur anda ? Tahu

6 Siapa presiden indonesia sekarang ? Tahu

7 Siapa presiden indonesia sebelumnya ? Tahu

8 Siapa nama ibu anda ? Tahu

9 Berapa angka bila 5-2 ? Tahu

10 Apa nama tempat ini ? Tahu

Jumlah 0

Kesimpulan : fungsi intelektual utuh

Kesalahan 0-2 = fungsi intelektual utuh, kesalahan

3-4 = kerusakan intelektual ringan, kesalahan

5-6 =kerusakan intelektual sedang, kesalahan 7-10 =kerusakan intelektual berat.


Minimental status exam (MMSE)
Tes Penilaian Skor Skolr
max lansia
Orientasi Tanyakan kepada lansia tentang waktu : 5 5

1. tahun    
2. hari
   
3. tanggal
4. bulan.    
Tanyakan tentang tempat (dimana kita sekarang)
   
1. nama tempat Kesimpualan
2. kelurahan.    
gangguan
3. kecamatan
4. kabupaten     kognitif normal
5. Provinsi
   
Total skor 24-30
5 5
=kognitif normal,
Registrasi Pemeriksaan membutuhkan 3 nama benda meja kursi lemari (tiap benda disebutkan dalam waktu 1 detik kemudian 3 3
meminta pasien untuk meningat dan mengulang yang disebutka pemeriksa)
17-23 =gangguan
Perhatian dan perhitungan Menghitung mundur mulai dari angka 100 dikurangi 7, berhenti setelah jawaban ke 5 5 3
Mengingat kembali Pasien diminta kembali mengulang 3 nama benda yang tadi disebutkan. 3 3
kognitif ringan,
Bahasa Responden menyebutkan 3 benda yang ditunjuk pemeriksa 2 2
Pengulangan Respon mengulang kata kata yang di ucap pemeriksa 1 1
0-16 = gangguan
Pengertian verbal Pemeriksa meminta pasien melakukan 3 perintah 3 3 kognitif berat.
Perintah tertulis Pemeriksa menulis satu kata, dan meminta responden melakukan perintah yang ditulis pemeriksa 1 1

Menulis kalimat Pemeriksa meminta pasien menulis satu kalimat yang bermakna 1 1
Menggambar konstrusksi Pasienmeminta menirukan gambar yang dibuat oleh pemeriksa 1 1
  Skore   28
Analisa data

No. Data Etiologi Problem


1. DS : Koping mal Depresi
adaptif
- Klien saat ini mengeluh merasa kehilangan suaminya,
- klien mengatakan merasa bahwa tanpa ada suaminya klien tidak berguna lagi
- klien merasa sedih atas meninggalnya suaminya.
DO :
- Setiap ada keluarga yang mengunjungi, Ny. D tidak mau menemui bahkan lebih sering
meninggalkan.
 2 DS : penurunan nafsu Gangguan nutrisi
makan kurang dari
- Klien mengatakan nafsu makannya menurun karena sedih mengingat almarhum suaminya
kebutuhan tubuh
DO :

- Klien tidak menghabiskan porsi makanannya


- Klien terlihat lemas
3. DS : Kecemasan Gangguan pola tidur

- Klien mengatakan susah tidur karena masih memikirkan almarhum suaminya

DO :

- klien terlihat letih dan lesu


DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Depresi berhubungan dengan koping mal adaptif


2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan penurunan nafsu makan
3. Kecemasan berhubungan dengan gangguan pola tidur
Intervensi Keperawatan
• depresi berhubungan dengan koping maladaptive
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam lansia merasa tidak stres dan depresi.
Kriteria Hasil:
Klien dapat meningkatkan harga diri, dukungan social dan menggunakan obat dengan benar dan tepat

No Intervensi Rasional
1 Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi keputusasaannya. Membangun motivasi pada lansia
2 Kaji dan kerahkan sumber-sumber internal individu Individu lebih percaya diri
3 Bantu mengidentifikasi sumber-sumber harapan (misal: hubungan antar sesama, keyakinan, hal- Menumbuhkan semangat hidup lansia
hal untuk diselesaikan).
Klien dapat menggunakan dukungan sosial
4 Kaji dan manfaatkan sumber-sumber ekstemal individu (orang-orang terdekat, tim pelayanan Lansia tidak merasa sendiri
kesehatan, kelompok pendukung, agama yang dianut).
5 Kaji sistem pendukung keyakinan (nilai, pengalaman masa lalu, aktivitas keagamaan, kepercayaan Meningkatkan nilai spiritual lansia
agama).
6 Lakukan rujukan sesuai indikasi (misal: konseling pemuka agama). Untuk menangani klien secara cepat dan tepat
7 Diskusikan tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek samping minum obat). Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan
tepat. Untuk memberi pemahaman kepada lansia
tentang obat
8 Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar pasien, obat, dosis, cara, waktu). Prinsip 5 benar dapat memaksimalkan fungsi obat
secara efektif
9 Anjurkan membicarakan efek dan efek samping yang dirasakan. Menambah pengetahuan lansia tentang efek-efek
samping obat.
10 Beri reinforcement positif bila menggunakan obat dengan benar. Lansia merasa dirinya lebih berharga
• Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pemasukan yang tidak
adekuat akibat penurunan nafsu makan
Tujuan: Tidak ada gangguan kebutuhan nutrisi pada klien
Kriteria hasil:
Nafsu makan meningkat, Tidak ada mual dan muntah

No   Intervensi Rasional
1 Observasi porsi makanan yang telah di habiskan. Mengkaji intake makanan
yang telah di habiskan.

2 Anjurkan makanan sedikit-sedikit tapi sering Menghindari mual dan


muntah
3 Berikan makanan selagi hangat Memberikan makanan hangat
dan lunak tidak
menyebabkan mual dan
muntah.
4 Hindari makanan pantangan bagi klien. Menghindari komplikasi
penyakit
5 Kolaborasi dengan dokter dengan pemberian terapi Menghilangkan atau
mengurangi keluhan pasien
• Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan kecemasan
Tujuan: Klien mampu mengidentifikasi penyebab gangguan pola tidur
Klien mampu memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur
Kriteria Hasil:
a. Klien mampu memahami faktor penyebab gangguan pola tidur.
b. Klien mampu memahami rencana khusus untuk menangani atau mengoreksi penyebab tidur tidak adekuat.
c. Klien mampu menciptakan pola tidur yang adekuat dengan penurunan terhadap pikiran yang melayang-layang
(melamun).
d. Klien tampak atau melaporkan dapat beristirahat yang cukup.
No Intervensi Rasional
1 Bersama klien mengidentifikasi gangguan pola tidur Untuk mengetahui apa saja penyebab
gangguan pola tidur pada pasien

2 Diskusikan cara-cara utuk memenuhi kebutuhan tidur (Minum air hangat Mempermudah pasien untuk
atau susu hangat sebelum tidur, hindarkan minum yang mengandung kafein memperoleh kebutuhan tidur yang baik
dan coca cola, dengarkan musik yang lembut sebelum tidur)

3 Anjurkan pasien untuk memilih cara yang sesuai dengan kebutuhannya Cara-cara yang sesuai dapat
mempermudah pasien
4 Berikan lingkungan yang nyaman untuk meningkatkan tidur. Agar pasien dapat kualitas tidur yang
baik
Implementasi Keperawatan

Implementasi Keperawatan Implementasi keperawatan adalah


serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu
klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan
yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan
(Gordon, 1994 dalam potter dan pery, 1997) dalam (Marfuah, 2014).
Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah membandingkan efek atau hasil suatu tindakan keperawatan dengan
norma atau kriteria tujuan yang sudah dibuat (Gordon, 1994 dalam Potter dan Pery,
1997) dalam (Marfuah, 2014). Dibuktikan dengan menunjukkan koping efektif dan
menunjukkan penurunan depresi (Wilkinson, 2016)

Anda mungkin juga menyukai