DISUSUN OLEH :
Kelompok 10 Kelas 2 B
2. Haryati (20210910170079)
4. Raynaldi (20210910170086)
Pengertian Depresi
Depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang ditandai dengan kemurungan dan kesedihan
yang mendalam dan berkelanjutan sehingga hilangnya kegairahan hidup, tidak mengalami gangguan
dalam menilai realitas (Reality Testing Ability, masih baik), kepribadian tetap utuh atau tidak
mengalami keretakan kepribadian (Splitting of personality), prilaku dapat terganggu tetapi dalam
batas-batas normal (Hawari Dadang, 2001).
ETIOLOGI DEPRESI
• Polifarmasi
Terdapat beberapa golongan obat yang dapatmenimbulkan depresi, antara lain: analgetika, obatantiinflamasi nonsteroid, antihipertensi,an
tipsikotik, antikanker, ansiolitika, dan lain-lain.
• Kondisi medis umum
• Teori neurobiology
Dalam Gallo & Gonzales (2001) disebutkan gejala-gejala depresi lain pada lanjut usia:
1. Kecemasan dan kekhawatiran
2. Keputusasan dan keadaan tidak berdaya
3. Masalah-masalah somatik yang tidak dapatdijelaskan
4. Iritabilitas
5. Kepatuhan yang rendah terhadap terapi medis ataudiet
6. Psikosis
Tingkatan Depresi Pada Lansia
• Depresi ringan
Suasana perasaan yang depresif, Kehilangan minat, kesenangan dan mudah lelah, konsentrasi dan perhatian kurang, harga diri dan
kepercayaan diri kurang, perasaan salah dan tidak berguna, pandangan masa depan yang suram, gagasan dan perbuatan yang
membahayakan diri, tidak terganggu dan nafsu makan kurang.
• Depresi Sedang
Kesulitan nyata mengikuti kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan rumah tangga
Biasanya Gelisah, kehilangan harga diri dan perasaan tidak berguna, keinginan bunuh diri
Dampak Depresi Pada Lansia
Pada depresi dapat dijumpai hal-hal sepertidibawah ini (Mudjaddid, 2003):
3. Metabolisme serotonin yang terganggu padadepresi akan menimbulkan efek trombogenesis.
5. Pada depresi berat terdapat penurunan aktivitas selnatural killer.
Depresi dapat mempengaruhi perilaku dan aktivitas seseorang terhadap lingkungannya. Gejala depresi pada
lansia diukur menurut tingkatan sesuai dengan gejala yang termanifestasi. Jika dicurigai terjadi depresi,
harus dilakukan pengkajian dengan alat pengkajian yang terstandarisasi dan dapat dipercayai serta valid dan
memang dirancang untuk diujikan kepada lansia. Salah satu yang paling mudah digunakan untuk
diinterprestasikan diberbagai tempat, baik oleh peneliti maupun praktisi klinis adalah Geriatric Depression
Scale (GDS). Alat ini diperkenalkan oleh Yesavagepada tahun 1983 dengan indikasi utama pada lanjut usia,
dan memiliki keunggulan mudah digunakan dan tidak memerlukan keterampilan khusus dari pengguna.
Instrument GDS ini memiliki sensitivitas 84 % danspecificity 95 %. Tes reliabilitas alat ini correlates
significantly of 0,85 (Burns, 1999). Alat ini terdiri dari 30 poin pertanyaan dibuat sebagai alat penapisan
depresi pada lansia. GDS menggunakan format laporan sederhana yang diisi sendiri dengan menjawab “ya”
atau “tidak” setiap pertanyaan, yang memrlukan waktu sekitar 5-10 menit untuk menyelesaikannya. GDS
merupakan alat psikomotorik dan tidak mencakup hal-hal somatik yang tidak berhubungan dengan
pengukuran mood lainnya. Skor 0-10 menunjukkan tidak ada depresi, nilai 11-20 menunjukkan depresi
ringan dan skor 21-30 termasuk depresi sedang/berat yang membutuhkan rujukan guna mendapatkan
evaluasi psikiatrik terhadap depresi secara lebih rinci, karena GDS hanya merupakan alat penapisan.
Penatalaksanaan Depresi Pada Lansia
1. Keluarga
a) Dukung lansia tetap berkomunikasi
• Terapi fisik b) Ajak lansia berdiskuasi setiap minggu sekali
a) Obat c) Mendengarkan keluahan lansia
d) Berikan bantuan ekonomi
b) Terapi Elektrokonvulsif
e) Dukung kegiatan lansia
(ECT) f) Ikut serta anak dan cucu merawat lansia
g) Memberikan kesempatan lansia beraktivitas sesuai dengan kemampuan
• Terapi Psikologik
a) Psikoterapi
•Deskripsi Kasus
Seorang perempuan berusia 65 tahun tinggal Bersama keluarga, klien mengeluh sejak suaminya
meninggal Ibu D lebih merasa tidak berguna lagi dan lebih suka sendiri. Setiap ada keluarga yang
mengunjungi, Ibu D tidak mau menemui bahkan lebih sering meninggalkan.
Pengakajian
• Identitas.
Ny. D seorang perempuan berusia 65 tahun, beliau tinggal di rumah Bersama keluarganya. Berasal
dari suku Jawa, berstatus janda, beragama islam, pendidikan terakhir SMA, sumber informasi Ny. D
sendiri.
• Riwayat penyakit sekarang
Klien saat ini mengeluh merasa kehilangan suaminya, klien merasa bahwa tanpa ada suaminya klien
tidak berguna lagi, klien merasa sedih atas meninggalnya suaminya. Klien mengatakan susah tidur
karena masih memikirkan almarhum suaminya. Dan nafsu makan klien menurun.
• Riwayat penyakit dahulu
Ny. D mengatakan tidak ada alergi makanan maupun obat-obatan, klien mengatakan tidak pernah
dirawat dirumah sakit dan tidak ada pemakaian obat jangka Panjang.
• Riwayat penyakit keluarga
Keluarga klien meniliki riwayat hipertensi.
Pemeriksaan fisik
• Keadaan umum
Keadaan umum baik, klien masih mampu melakukan aktivitas fisik.
• Keadaan fisik
Kepala klien tampak bersih, mata simetris konjutiva an anemis, sklera tidak ikterik, tidak ada gangguan
penglihatan. Tidak ada nyeri pada hidung, tidak ada gangguan penciuman. Telinga tampak bersih, tidak ada
gangguan pada pendengaran. Mulut bersih, tidak ada karies gigi, mukosa lembab, tidak ada kesulitan dalam
mengunyah dan menelan. Keadaan kulit baik,tidak ada oedem.
• Kesadaran
Kesadaran klien compocmentis E4, V5, M6.
• Tanda-tanda vital
TD : 121/84 mmhg, N : 91 x/menit, S :36,5 ºc, R : 20 x/menit.
Pengakajian Psikogerontik
Pengkajian statsu fungsional Indeks bartel
No. Jenis aktivitas Kemampuan diri Skor Hasil
1 Makan/minum Mandiri 2
Perlu bantuan orang lain untuk memotong makanan 1
Tergantung penuh pada pertolongna orang lain 0
2 Pindah dari kuris roda Mandir 3
ketempat tidur atau Dibantu 1 orang 2
sebaliknya Dibantu 2 orang 1
Tidak mampu 0
3 Kebersihan diri : cuci Mandiri 1
muka, menyisisir dll Perlu pertolongan 0 Kesimpulan:
4 Keluar/ masuk kamar Mandiri 2
mandi Perlu pertolongan 1 ketergantunagn ringan
Tergantung orang lain 0
5 Mandi Mandiri 1
Tergantung orang lain 0
6 Berjalan Mandiri 3
Skor 20 = lansia mandiri,
Dibantu satu orang/walker 2
Dibatu kursi roda 1
Tidak mampu 0 12-19 = ketergantungan ringan,
7 Naik turun tangga Mandir 2
Perlu pertolongan 1 9-1= ketergantungan sedang,
Tidak mampu 0
8 Berpakaian Mandiri 2
Sebagian dibantu 1
5-8= ketergantungan berat,
Tergantung orang lain 0
9 Mengontrol BAB Kontinen teratur 2 0-4=ketergantungan total
Kadang-kadang inkontinen 1
Inkontinen 0
10 Mengontrol BAK Kontinen teratur 2
Kadang-kadang inkontinen 1
Inkontinene 0
Status kognitif
No Pertanyaan Jawaban
Jumlah 0
1. tahun
2. hari
3. tanggal
4. bulan.
Tanyakan tentang tempat (dimana kita sekarang)
1. nama tempat Kesimpualan
2. kelurahan.
gangguan
3. kecamatan
4. kabupaten kognitif normal
5. Provinsi
Total skor 24-30
5 5
=kognitif normal,
Registrasi Pemeriksaan membutuhkan 3 nama benda meja kursi lemari (tiap benda disebutkan dalam waktu 1 detik kemudian 3 3
meminta pasien untuk meningat dan mengulang yang disebutka pemeriksa)
17-23 =gangguan
Perhatian dan perhitungan Menghitung mundur mulai dari angka 100 dikurangi 7, berhenti setelah jawaban ke 5 5 3
Mengingat kembali Pasien diminta kembali mengulang 3 nama benda yang tadi disebutkan. 3 3
kognitif ringan,
Bahasa Responden menyebutkan 3 benda yang ditunjuk pemeriksa 2 2
Pengulangan Respon mengulang kata kata yang di ucap pemeriksa 1 1
0-16 = gangguan
Pengertian verbal Pemeriksa meminta pasien melakukan 3 perintah 3 3 kognitif berat.
Perintah tertulis Pemeriksa menulis satu kata, dan meminta responden melakukan perintah yang ditulis pemeriksa 1 1
Menulis kalimat Pemeriksa meminta pasien menulis satu kalimat yang bermakna 1 1
Menggambar konstrusksi Pasienmeminta menirukan gambar yang dibuat oleh pemeriksa 1 1
Skore 28
Analisa data
DO :
No Intervensi Rasional
1 Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi keputusasaannya. Membangun motivasi pada lansia
2 Kaji dan kerahkan sumber-sumber internal individu Individu lebih percaya diri
3 Bantu mengidentifikasi sumber-sumber harapan (misal: hubungan antar sesama, keyakinan, hal- Menumbuhkan semangat hidup lansia
hal untuk diselesaikan).
Klien dapat menggunakan dukungan sosial
4 Kaji dan manfaatkan sumber-sumber ekstemal individu (orang-orang terdekat, tim pelayanan Lansia tidak merasa sendiri
kesehatan, kelompok pendukung, agama yang dianut).
5 Kaji sistem pendukung keyakinan (nilai, pengalaman masa lalu, aktivitas keagamaan, kepercayaan Meningkatkan nilai spiritual lansia
agama).
6 Lakukan rujukan sesuai indikasi (misal: konseling pemuka agama). Untuk menangani klien secara cepat dan tepat
7 Diskusikan tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek samping minum obat). Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan
tepat. Untuk memberi pemahaman kepada lansia
tentang obat
8 Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar pasien, obat, dosis, cara, waktu). Prinsip 5 benar dapat memaksimalkan fungsi obat
secara efektif
9 Anjurkan membicarakan efek dan efek samping yang dirasakan. Menambah pengetahuan lansia tentang efek-efek
samping obat.
10 Beri reinforcement positif bila menggunakan obat dengan benar. Lansia merasa dirinya lebih berharga
• Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pemasukan yang tidak
adekuat akibat penurunan nafsu makan
Tujuan: Tidak ada gangguan kebutuhan nutrisi pada klien
Kriteria hasil:
Nafsu makan meningkat, Tidak ada mual dan muntah
No Intervensi Rasional
1 Observasi porsi makanan yang telah di habiskan. Mengkaji intake makanan
yang telah di habiskan.
2 Diskusikan cara-cara utuk memenuhi kebutuhan tidur (Minum air hangat Mempermudah pasien untuk
atau susu hangat sebelum tidur, hindarkan minum yang mengandung kafein memperoleh kebutuhan tidur yang baik
dan coca cola, dengarkan musik yang lembut sebelum tidur)
3 Anjurkan pasien untuk memilih cara yang sesuai dengan kebutuhannya Cara-cara yang sesuai dapat
mempermudah pasien
4 Berikan lingkungan yang nyaman untuk meningkatkan tidur. Agar pasien dapat kualitas tidur yang
baik
Implementasi Keperawatan
Evaluasi adalah membandingkan efek atau hasil suatu tindakan keperawatan dengan
norma atau kriteria tujuan yang sudah dibuat (Gordon, 1994 dalam Potter dan Pery,
1997) dalam (Marfuah, 2014). Dibuktikan dengan menunjukkan koping efektif dan
menunjukkan penurunan depresi (Wilkinson, 2016)