Anda di halaman 1dari 23

ASKEP CEDERA KEPALA

Ns. Diana Irawati.M.Kep.Sp.Kep.MB


DEFINISI
• Cedera kepala adalah cedera yang terjadi pada kulit kepala, tengkorak
dan otak
• Cedera kepala adalah cedera kepala terbuka dan tertutup yang terjadi
karena, fraktur tengkorak, kombusio gegar serebri, kontusio memar,
leserasi dan perdarahan serebral subarakhnoid, subdural, epidural,
intraserebral, batang otak.
• Cedera kepala merupakan proses dimana terjadi trauma langsung
atau deselerasi terhadap kepala yang menyebabkan kerusakan
tengkorak dan otak
INDKASI CEDERA KEPALA
KLASIFIKASI CEDERA KEPALA
• CEDERA KEPALA RINGAN
1. GCS 13-15
2. Kehilangan kesadaran < 30 menit
3. Dapat mengalami amnesia retrograde
4. Tidak ada fraktur serebral
KLASIFIKASI CEDERA KEPALA
• CEDERA KEPALA SEDANG
1. GCS : 9-12
2. Kehilangan kesadaran > 30 menit tetapi < 24 jam
3. Dapat mengalami fraktur tengkorak
KLASIFIKASI CEDERA KEPALA
• CEDERA KEPALA BERAT
1. GCS lebih besar sama dengan 8
2. Kehilangan kesadaran > 24 jam
3. Amnesia post traumatic > 7 hari
4. Terjadi kontusio serebri, laserasi dan hematom intrakranial
LOKASI PERDARAHAN INTRAKRANIAL
MORFOLOGI CEDERA KEPALA
• Fraktur Kranium
• Perdarahan Epidural
• Perdarahan Subdural
• Contusio dan perdarahan intraserebral
• Commotio cerebri
• Fraktur basis cranii
FRAKTUR KRANIUM
ü Fraktur Terbuka : Luka menembus duramater

ü Fraktur Tertutup : Fraktur yag terjadi dimana fragmen tulang utuh


PERDARAHAN EPIDURAL
Ø Adanya penumpukkan darah pada duramater dan tabula interna
Ø Lokasi paling umum terjadi fosa temporal, regio subfrontal dan area
oksipital-suboksipital
Ø Disertai dengan kontusi kulit kepala ditempat cedera, fraktur tulang
temporal, atau hematoma subgaleal temporal yang diakibatkan oleh
ekstravasasi darah epidural melalui fraktur tulang tengkorak dan laserasi
periosteum.
Ø Karakteristik yang disebut "talk and die patient"
Ø Penurunan kesadaran
Ø Kerusakan pada cedera arteri meningeal media,
Ø Gejala dan tanda yang umum termasuk sakit kepala, perubahan
kepribadian dan anisocoria, dysmetria, ataxia dan defisit nervus kranialis
PERDARAHAN SUBDURAL
• Sumber perdarahan dapat berasal dari arteri kortikal, aneurisma, malformasi
arterivena dan tumor metastasis.
• Hematoma subdural akut terjadi didalam 1 minggu setelah cedera
• Terbagi menjadi: Akut (gejala timbul3 hari pertama setelah cidera), Subakut (hari
ke 4-20), Kronik(timbul gejala > 3 minggu)
• Tanda-tanda umum : penurunan kesadaran, dilatasi pupil ipsilateral, dan
hemiparesis kontralateral
• Homonimus hemianopia akibat dari trombosis arteri serebral posterior pada
herniasi unkal, tatapan/pandangan abnormal yang disebabkan oleh cedera
batang otak, dan, kadang-kadang, dilatasi pupil kontralateral karena kompresi
nervus okulomotor terhadap tentorium.
• Subakut biasanya terjadi di dalam 7 sampai 10 hari setelah cedera.
• Mortalitas 60-70%
PERDARAHAN INTRASEREBRAL
• Terjadi kerusakan jaringan subkutan dimana pembuluh darah (kapiler)
pecah sehingga darah meresap ke jaringan sekitarnya.
• Kulit tidak rusak, menjadi bengkak dan berwarna merah kebiruan.
• Luka memar pada otak terjadi apabila otak menekan tengkorak.
• Contusio cerebri sering terjadi di lobus frontal dan lobus temporal,
walaupun dapat juga terjadi pada setiap bagian dari otak.
• Contusio cerebri dapat terjadi dalam waktu beberapa jam atau hari,
berubah menjadi perdarahan intraserebral yang membutuhkan
tindakan operasi
COMMOTIO CEREBRI
• Commusio cerebri atau gegar otak merupakan keadaan pingsan yang
berlangsung kurang dari 10 menit setelah trauma kepala.
• Tidak disertai kerusakan jaringan otak
• Pasien mungkin akan mengeluh nyeri
FRAKTUR BASIS CRANII
• Fraktur pada dasar tengkorak
• Pasien biasanya masuk rumah sakit dengan kesadaran yang menurun,
bahkan tidak jarang dalam keadaan koma yang dapat berlangsung
beberapa hari.
• Dapat mengalami amnesia retrogade dan amnesia pascatraumatik.
• Gejala tergantung letak frakturnya
MANIFESTASI KLINIS
• Battle sign (warna biru atau ekhimosis dibelakang telinga di atas os
mastoid)
• Hemotipanum (perdarahan di daerah membran timpani telinga)
• Periorbital ekhimosis (mata warna hitam tanpa trauma langsung)
• Rhinorrhoe (cairan serebrospinal keluar dari hidung)
• Otorrhoe (cairan serebrospinal keluar dari telinga).
• Gangguan tidur dan nafsu makan yang menurun
• Perubahan ukuran pupil (anisocoria)
• Trias Cushing (denyut jantung menurun
• Hipertensi
• Depresi pernafasan
PEMERIKSAAN FISIK
• Jejas di kepala meliputi; hematoma sub kutan, sub galeal, luka terbuka,
luka tembus dan benda asing.
• Tanda patah dasar tengkorak, meliputi; ekimosis periorbita (brill
hematoma), ekimosis post auricular (battle sign), rhinorhoe, dan otorhoe
serta perdarahan di membrane timpani atau leserasi kanalis auditorius.
• Tanda patah tulang wajah meliputi; fraktur maxilla (Lefort), fraktur rima
orbita dan fraktur mandibula
• Tanda trauma pada mata meliputi; perdarahan konjungtiva, perdarahan
bilik mata depan, kerusakan pupil dan jejas lain di mata.
• Auskultasi pada arteri karotis untuk menentukan adanya bruit yang
berhubungan dengan diseksi karotis
• Kaji status neurologis
MASALAH
KEPERAWATAN
PENATALAKSANAAN EPIDURAL HEMATOM
• Volume perdarahan lebih besar dari 30 cc tanpa memperhitungkan
GCS, perlu dilakukan tindakan operatif
• Volume kurang dari 30 cc/ ketebalan hematom kurang dari 15
mm/,idline shift kurang dari 5 mm/GCS > 8 dapat dilakukan prosedur
non bedah
PENATALAKSANAAN SUBDURAL HEMATOM
• Tebal perdarahan > 10mm/midline shift > 5 mm dilakukan operasi
• GCS < 9 dilakukan pemantauan ICP
• Tebal perdarahan < 10mm/midline shift < 5 mm dilakukan operasi bila
GCS berkurang 2 point atau lebih, dibandingkan saat pasien masuk.
Atau terdapat reflex pupil abnormal atau ICP lebih dari 20 mmHg
PENATALAKSANAAN UMUM
• Head Up 30o
• Berikan cairan secukupnya (normal saline) untuk resusitasi agar tetap normovolemia
• Atasi hipotensi yang terjadi dan berikan transfuse darah jika Hb kurang dari 10 gr/dl.
• Periksa tanda vital, adanya cedera sistemik di bagian anggota tubuh lain, GCS dan
pemeriksaan batang otak secara periodik.
• Kolaborasiobat-obatan analgetik (misal: acetaminophen, ibuprofen untuk nyeri ringan
dan sedang) bila didapatkan keluhan nyeri pada pasien
• Kolaborasi pemberian obat-obatan anti muntah (misal: metoclopramide atau
ondansentron) dan anti ulkus gastritis H2 bloker (misal: ranitidin atau omeprazole) jika
pasien muntah.
• Kolaborasi pemberian cairan hipertonik
• Kolaborasi pemberian terapi anti kejang
Penatalaksanaan
CK Berat
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai