Ns. Anisa
MENINGEN
Tiga lapisan meningen yang mengelilingi otak dan medula spinalis: Dura mater. Aracnoid mater. Pia mater
Definisi
Cedera kepala adalah trauma yang mengenai kulit kepala, tengkorak, dan otak yang disebabkan oleh trauma tumpul atau trauma tembus Menyebabkan fraktur pada tengkorak dan trauma jaringan lunak / otak atau kulit seperti kontusio / memar otak, edema otak, perdarahan atau laserasi, dengan derajat yang bervariasi tergantung pada luas daerah trauma
Komusio Serebri
Kontusio Serebri
Subdural Hematom
Intraserebral Hematom
Kontusio Serebri
Berdasarkan atas lokasi benturan, lesi dibedakan atas koup kontusio dimana lesi terjadi pada sisi benturan, dan tempat benturan. Pada kepala yang relatif diam biasanya terjadi lesi koup, sedang bila kepala dalam keadaan bebas bergerak akan terjadi kontra koup.
Kontusio Serebri
Gejala perdarahan epidural yang klasik atau temporal berupa kesadaran yang makin menurun, disertai oleh anisokoria pada mata ke sisi dan mungkin terjadi hemiparese kontralateral. Perdarahan epidural di daerah frontal dan parietal atas tidak memberikan gejala khas selain penurunan kesadaran (biasanya somnolen) yang tidak membaik setelah beberapa hari.
Subdural Hematoma
Merupakan perdarahan antara duramater dan arakhnoid, yang biasanya meliputi perdarahan vena. Perdarahan subdural dibedakan atas akut, subakut, dan kronis Perdarahan subdural akut
Subdural Hematoma
Perdarahan subdural subakut
Sering dihubungkan dengan cedera otak besar dan cedera batang otak Tanda-tanda akan gejala klinis berupa sakit kepala, perasaan kantuk, dan kebingungan, respon yang lambat, dan gelisah Keadaan kritis terlihat dengan adanya perlambatan reaksi ipsilateral pupil Berkembang 7 sampai 10 hari setelah cedera dan dihubungkan dengan kontusio serebri yang agak berat Tekanan serebral yang terus-menerus menyebabkan penurunan tingkat kesadaran yang dalam
Perdarahan Subdural
Perdarahan subdural kronik
terjadi karena luka ringan Mulanya perdarahan kecil memasuki ruang subdural Beberapa minggu kemudian menumpuk di sekitar membran vaskuler dan pelan-pelan meluas Gejala mungkin tidak terjadi dalam beberapa mingggu atau bulan Keadaan ini pada proses yang lama akan terjadi penurunan reaksi pupil dan motorik.
Intraserebral Hematoma
Penumpukan darah pada jaringan otak Perdarahan mungkin menyertai contra coup phenomenon Kebanyakan dihubungkan dengan kontusio dan terjadi dalam area frontal dan temporal Akibat adanya substansi darah dalam jaringan otak akan menimbulkan edema otak Gejala neurologik tergantung dari ukuran dan lokasi perdarahan.
Manifestasi Klinis
Faktor kardiovaskuler
Trauma kepala menyebabkan perubahan fungsi jantung mencakup aktivitas atipikal miokardial, perubahan tekanan vaskuler dan edema paru. Tidak adanya stimulus endogen saraf simpatis mempengaruhi penurunan kontraktilitas ventrikel penurunan curah jantung dan meningkatkan tekanan atrium kiri tubuh berkompensasi dengan meningkatkan tekanan sistolik edema paru.
Manifestasi Klinis
Faktor Respiratori Adanya edema paru pada trauma kepala dan vasokonstriksi paru atau hipertensi paru menyebabkan hiperpnoe dan bronkokonstriksi Konsentrasi oksigen dan karbon dioksida mempengaruhi aliran darah. PO2 vasodilatasi aliran darah bertambah PCO2 alkalosis vasokonstriksi (arteri kecil) dan penurunan CBF (cerebral blood fluid). Edema otak kematian otak (iskemik) dan PTIK herniasi dan penekanan batang otak atau medulla oblongata.
Manifestasi Klinis
Faktor metabolisme
Kecenderungan retensi natrium dan air dan hilangnya sejumlah nitrogen Retensi natrium juga disebabkan karena adanya stimulus terhadap hipotalamus, yang menyebabkan pelepasan ACTH dan sekresi aldosteron.
Manifestasi Klinis
Faktor gastrointestinal
Setelah trauma kepala (3 hari) terdapat respon tubuh dengan merangsang aktivitas hipotalamus dan stimulus vagal. Hal ini akan merangsang lambung menjadi hiperasiditas.
Manifestasi Klinis
Faktor psikologis
Selain dampak masalah yang mempengaruhi fisik pasien, trauma kepala pada pasien adalah suatu pengalaman yang menakutkan. Gejala sisa yang timbul pascatrauma akan mempengaruhi psikis pasien. Demikian pula pada trauma berat yang menyebabkan penurunan kesadaran dan penurunan fungsi neurologis akan mempengaruhi psikososial pasien dan keluarga.
Pemeriksaan Diagnostik
X-Ray tengkorak CT-Scan Angiografi
terbentuk kalimat, tetapi tidak gerakan menolak, terhadap sesuai dengan pertanyaan rangsang nyeri ada kata, tetapi tidak terbentuk kalimat gerakan fleksi abnormal, dengan rangsang nyeri
2
1
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan umum ABS (Airway, Breathing, Sirkulasi) Penatalaksanaan Khusus Konservatif : Pemberian monitol, gliserol, furosemid, steroid, antibiotik, barbiturat. Simptomatik : Mengatasi kejang, agitasi, gelisah, encephalopathy Penatalaksanaan Lain Manajemen respiratori Surgical repair : Craniotomy, ventrikulotomy, cranioplasti Pengobatan Monitor TIK Managemen cairan dan elektrolit Gizi dan diit Therapifisik Rehabilitasi
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Pengumpulan data klien baik subyektif atau obyektif pada gangguan sistem persarafan b/d cedera kepala tergantung pada bentuk, lokasi, jenis injuri dan adanya komplikasi pada organ vital lainnya
Diagnosa Keperawatan
Tidak efektifnya pola napas b/d depresi pada pusat napas di otak. Tidakefektifnya kebersihan jalan napas b/d penumpukan sputum. Gangguan perfusi jaringan otak b/d udem otak Keterbatasan aktifitas b/d penurunan kesadaran (soporos - coma) Resiko tinggi gangguan integritas kulit b/d immobilisasi, tidak adekuatnya sirkulasi perifer.