Anda di halaman 1dari 50

CASE REPORT

Closed Fraktur Clavicula Sinistra + Susp. Defisit


Neurologis

Disusun Oleh:
Atikah Rahmawati
Gerri Radiansyah

Pembimbing :
dr. Widyatmiko., Sp.OT

Ilmu Bedah RSUD Waled


Fakultas Kedokteran Unswagati
Cirebon
2018
 Nama : Tn. K
 Umur : 38 tahun
 Jenis kelamin : laki-laki
 Agama : Islam
 Alamat : Kanci, astanajapura
 Agama : Islam
 Suku Bangsa : Jawa
 Pekerjaan : Wiraswasta
 Ruang rawat : Bougenvile Laki-laki
 No CM : 11641192
 Keluhan utama :
Nyeri dibagian bahu kiri
 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poli ortopedi dengan keluhan nyeri
dibagian bahu kiri saat digerakan. Nyeri sejak 10 hari yang
lalu dirasakan terus-menerus. Pasien mengatakan 10 hari
yang lalu terjatuh dari tangga saat membersihkan langit-
langit rumah dengan posisi bahu kiri menopang badan.
Tidak ada perdarahan dari bahu pasien. Pasien juga
merasakan baal di bagian lengan kiri atas, jari jari pasien
masih bisa digerakan. Pasien tidak mengeluhkan mual,
muntah, pusing. Tidak ada riwayat pingsan saat kejadian.
Pasien tidak mengalami gangguan BAK maupun gangguan
BAB. Pasien sudah berobat ke klinik dokter umum dan di
berikan obat antinyeri dan disarankan untuk rontgen daerah
bahu ke RSUD waled.
Riwayat Penyakit Dahulu
 Riwayat trauma sebelumnya tidak ada
 Riwayat alergi, hipertensi, DM, penyakit
jantung, penyakit ginjal, asma, alergi,
hiperkoletesrol, arthritis disangkal pasien.
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat hipertensi, DM, penyakit jantung,
disangkal
Riwayat pribadi sosial
Pasien sekarang cuti bekerja , hanya
berkegiatan dirumah dan banyak istirahat,
makan 3x sehari, merokok (-), alkohol (-)
 Keadaan umum : tampak sakit sedang
 Kesadaran : compos mentis
 Tekanan Darah : 140/90 mmHg
 Suhu : 36,8 °C
 Heart rate : 88 x/menit reguler isi
cukup
 Respirasi rate : 20 x/menit, reguler
* SPO2: 98%
A : Clear
B : RR = 20x/min, simetris, spontan, tipe
: thoracoabdominal. SpO2 98%
C : TD = 140/90 mmHg, HR = 88 x/min, regular,
kuat
D :GCS 15 (E4V5M6), light reflex +/+, pupil isokor,
: d = 3 mm/3 mm
E S = 36,8oC (Axillary)
Status internus:
• Kepala: normochepal, luka terbuka
(-), deformitas (-)
• Mata: konjungtiva anemis -/-,
sklera ikhterik -/-, Refleks cahaya
+/+
• Hidung : deformitas (-), jejas (-)
• Leher: Pembesaran KGB (-), deviasi
tarkhea (-) jejas (-) peningkatan
JVP (-)
- Thorax:
 Inspeksi: simetris, retraksi (-), napas tertinggal (-
), luka terbuka (-), deformitas (-) tampak luka
bekas oprasi dibalut perban di bahu kiri
 Palpasi: nyeri tekan (+) di dada kiri, fremitus
taktil (+) simetris, ictus cordis teraba di ICS V
kuat angkat, reguler isi penuh, ekspansi
pernapasan normal
 Perkusi: sonor seluruh lapang paru, batas paru
hepar di ICS VI, batas jantung kanan di ICS V
LPSD, apex di ICS V LMCS, pinggang jantung di
ICS II LPSD
 Auskultasi: suara napas vesikuler +/+, wheezing
-/-, ronkhi -/- , bunyi jantung I dan II reguler,
murmur (-), Gallop (-)
- abdomen:
 Inspeksi: bentuk datar, luka terbuka (-), bekas
luka (-), umbilikus simetris ditengah, benjolan (-)
 Auskultasi: bising usus (+) 9x/ menit
 Perkusi: timpani seluruh kuadran abdomen, batas
hepar normal, lien normal
 Palpasi: nyeri tekan (-), soepel, hepar tidak
teraba, lien tidan teraba, ginjal tidak teraba, nyeri
ketok ginjal -/-
-Ekstremitas:
Akral hangat, edema -/-, luka terbuka (-), CRT <2
detik pada setiap ektremitas
Pemeriksaan Motorik
Gerakan abnormal/involunter :Tidak ada

Kekuatan otot
Ekstremitas atas : kiri 5 / kanan 5
Ekstremitas bawah : 5 / 5

Tonus
Ekstremitas atas : kiri = normotonus/ kanan = normotonus
Ekstremitas bawah : kiri = noromotonus / kanan =
normotonus

Klonus
Achilles : -/- Patella : -/-

Trofi
Ekstremitas atas: eutrofi/eutrofi
Ekstremitas bawah: eutrofi/eutrofi
Pemeriksaan Sensorik
Ekstremitas Atas
Rangsangan raba : = hipoestesia/normoestesia
Rangsangan nyeri : normoalgesia/normoalgesia

Ekstremitas Bawah
Rangsangan raba : normoestesia/normoestesia
Rangsangan nyeri : normoalgesia/normoalgesia

Pemeriksaan system syaraf Otonom


BAB normal
BAK normal
Berkeringat normal
Status lokalisata Regio clavicula sinistra

Look
tampak jejas luka pada clavicula sinistra, tak
tampak Edema (+) perdarahan (-) .
Feel
nyeri tekan setempat (+) kreptasitasi
(+) sensibilitas (+) suhu saat diraba hangat (+)
Move
Gerakan aktif terbatas. gerakan abduksi lengan
kiri terhambat, gerakan rotasi sendi bahu
terhambat, terasa nyeri bila di gerakan.
 Pasien datang ke poli ortopedi dengan keluhan nyeri dibagian
bahu kiri saat digerakan. Nyeri sejak 10 hari yang lalu dirasakan
terus-menerus setelah terjatuh dari tangga saat membersihkan
langit-langit rumah dengan posisi bahu kiri menopang badan.
Tidak ada perdarahan dari bahu pasien. Pasien sulit
menggerakan tangan kiri dan juga merasakan baal di bagian
lengan kiri atas, jari jari pasien masih bisa digerakan. Pasien
tidak mengeluhkan mual, muntah, pusing. Tidak ada riwayat
pingsan saat kejadian. Pasien tidak mengalami gangguan BAK
maupun gangguan BAB. Pasien sudah berobat ke klinik dokter
umum dan disarankan untuk ke poli ortopedi. Pada pemeriksaan
fisik TD : 140/90 mmHg suhu= 36,8⁰C nadi= 80x/m R= 20x/M
spO2 = 98% . Status Generalisata dalam batas normal. Status
lokalis region clavicula sinistra didapatkan oedem
(+), deformitas (+) , tampak pemendekan dibandingkan
dengan clavicula dekstra, nyeri tekan setempat (+), krepitasi
(+),gerakan aktif dan pasif terhambat, Gerakan abduksi lengan
kiri terhambat, gerakan rotasi sendi bahu terhambat, sakit bila
digerakkan tampak gerakan terbatas (+).
a. Laboraturium: Darah lengkap
b. X-ray: Clavicula sinistra
c. EMG
O
Tanggal 31-1-2018
 DARAH RUTIN
Hemoglobin : 12,1 gr/dL
Hematokrit : 37 %
Trombosit : 274.000 /mm^3
Leukosit : 7.700 /mm^3
MCV : 62,6 mikro m3
MCH : 20,5 pg
MCHC : 32,8 g/dl
Clotting time :7
Bleeding time :2

• Kimia klinik
Na : 143,5 mg/dl
K : 3,78 mg/dl
Cl : 108,8 mg/dl
Closed Fraktur Clavicula Sinistra + Susp. Defisit
neurologis
 Non operatif
- Medikamentosa = Infus RL, Analgetik
 Non medikamentosa
- Pemasangan mitela atau ransel verband
 Operatif
- Reposisi terbuka dan fiksasi interna : ORIFa
 Quo ad vitam : dubia ad bonam
 Quo ad functionam : dubia ad bonam
 Quo ad sanactionam : dubia ad bonam
 Clavicula adalah tulang yang membentuk bahu
dan menghubungkan lengan atas pada batang
tubuh. Clavicula berbentuk kurva-ganda dan
memanjang. Terletak di atas tulang rusuk
pertama. Pada ujung medial, clavicula bersendi
pada manubrium dari sternum (tulang dada)
pada sendi sternoclavicularis. Pada bagian ujung
lateral bersendi dengan acromion dari scapula
(tulang belikat) dengan sendi acromioclavicularis.
Pada wanita, clavicula lebih pendek, tipis, kurang
melengkung, dan permukaannya lebih halus.

2 otot berorigo pada klavikula


3 otot berinsersi pada klavikula
Otot-otot ini dapat menjadi gaya yang merubah bentuk
klavikula saat terjadi fraktur dan
displacement fragmen fraktur
Definisi
 Fraktur Clavicula adalah hilangnya kontinuitas
jaringan tulang kortikal clavikula
 Terjadi akibat cedera langsung atau akibat
beban aksial yang terpapar pada ekstremitas
atas
Insidensi fraktur clavicula adalah sekitar 2.6% dari semua
insidensi fraktur, dan sekitar 44-66% dari semua fraktur
di bahu, dari semua fraktur clavicual 80% merupakan
fraktur middle, 15% fraktur lateral dan 5% merupakan
fraktur medial.

Etiologi
Sebagian besar fraktur Clavicula disebabkan oleh
trauma langsung pada bahu dengan insidensi sekitar
87%, 7% akibat benturan pada lengan dan sekitar 6%
disebabkan oleh trauma tidak langsung pada bahu.
 Terjadi akibat jatuh dan bertumpu pada tangan gaya benturan
disalurkan ke lengan kemudian ke sendi bahu, dan selanjutnya
ke sendi acromioclavicularis. Sendi sternoclavicularis yang
terfiksasi menyebabkan gaya ini kemudian menyebabkan
patahnya clavicula

 Pada fraktur sepertiga tengah klavikula otot


stemokleidomastoideus akan menarik fragmen medial keatas
sedangkan beban lengannya akan menarik fragmen lateral ke
bawah. Jika fraktur terdapat pada ligament korako-klavikula
maka ujung medial klavikula sedikit bergeser karena ditahan
ligament ini.

 Pada daerah tengah tulang Clavicula tidak di perkuat oleh otot


ataupun ligament-ligament seperti pada daerah distal dan
proksimal clavicula. Clavicula bagian tengah juga merupakan
transition point antara bagian lateral dan bagian medial. Hal ini
yang menjelaskan kenapa pada daerah ini paling sering terjadi
fraktur dibandingkan daerah distal ataupun proksimal.
MEKANISME CEDERA
 Jatuh pada bahu mendarat terlebih dahulu
merupakan penyebab tersering pada fraktur
klavikula(87%)
 Jatuh pada posisi lengan terlentang lurus(7 %)
 Pukulan langsung di bahu(6%)
 Stanley dkk melaporkan bahwa70 % fraktur
klavikula terjadi karena kecelakaan lalulintas.
Dapat terjadi juga pada perkelahian,
atau dalam olahraga, seperti sepakbola dan
gulat.
KLASIFIKASI
menurut Dr. FL Allman tahun 1967 dan
dimodifikasi oleh Neer pada tahun 1968,

Kelompok 1: Fraktur Kelompok 2: Fraktur


pada bagian middle clavicula pada bagian Kelompok 3:
clavicula lateral (15-25%). Fraktur clavicula pada
(75-80%). Pada daerah Terbagi menjadi 3 tipe bagian medial (5%). Pada
ini tulang lemah dan berdasarkan lokasi kejadian ini biasanya
tipis serta umumnya ligament berhubungan dengan
terjadi pada pasien yang coracoclavicular (conoid cidera neurovaskuler.
muda. dan trapezoid).
Allman
◦ Grup I : 1/3 tengah
◦ Grup II: 1/3 lateral
◦ Grup III: 1/3 medial
 paling banyak ditemui
 terjadi medial ligament korako-klavikula
(antara medial dan 1/3 lateral)
 mekanisme trauma berupa trauma langsung
atau tak langsung (dari lateral bahu)
fraktur klavikula lateral dan ligament korako-kiavikula, yang dapat
dibagi:
type 1: undisplaced jika ligament intak
type 2 displaced jika ligamen korako-kiavikula rupture.
type 3 : fraktur yang mengenai sendi akromioklavikularis.
Tipe I
Terdapat Minimal Displace
Tipe II
Tejadi Displace
Tipe III
Mengenai bagian Intraartikuler
Tipe IV
Fraktur pada bagian epifisis
Tipe V
Fraktur Clavicula terpecah menjadi beberapa
fragmen (Cominutif)
Sulit
mengangkat
Bengkak Krepitasi Nyeri Deformitas lengan dan
bahu
Non
Operatif
Operatif
Immobilisa INDIKASI
si
1. Fraktur terbuka
2. Cedera vaskular
3. Fraktur dengan sindroma
Pemeriksaan kompartemen
4. Fraktur comminuted

dalam Proses 5. Tulang memendek karena


fragmen fraktur tumpang
tindih
Penyembuhan 6. Cedera Multiple
 Displaced fraktur fraktur dengan gangguan kosmetik
diterapi dengan menggunakan commersial strap yang
berbentuk angka 8 (“Verband figure of eight”) sekitar
sendi bahu, untuk menarik bahu sehingga dapat
mempertahankan alignment dan fraktur.
 Penggunaan arm sling
Undisplaced fraktur dan minimal displaced
fraktur diterapi dengan menggunakan sling,
yang dapat mengurangi nyeri.
 Imobilisasi lainnya dapat dilakukan dengan
tindakan operative yaitu Fiksasi internal
dilakukan pembedahan untuk menempatkan
piringan (plate) atau shaft logam pada
pecahan-pecahan tulang atau sering disebut
open reduction with internal fixation (ORIF).
 Fraktur tertutup dengan gangguan NVD (cedera
arteri atau pleksus brakhialis)
 Faktur tertutup dengan tenting skin
 Fraktur dengan “scapulothoracic dissociation”
(floating shoulder)
 Fraktur dengan displaced glenoid neck fracture
 Fraktur terbuka
 Non-union
 Fraktur di lateral dekat acromioclavikular joint
 Separasi fragmen persisten (ada jaringan lunak)
 Cedera akibat traksi/ traumatic traction
injuries merupakan penyebab terbanyak pada
cedera plexus brachialis yang disebabkan
oleh dislokasi pundak atau tangan ke arah
bawah karena adanya tarikan yang kuat,
seringkali disertai fleksi lateral leher pada
arah yang berlawanan.
 Trauma penetrasi pada pundak atau leher,
luka trauma akibat tusukan pisau, laserasi
kaca, luka tembak.
1. Neuropraxia adalah nerve injury yang paling sering terjadi.
Lokasi kerusakan pada serabut myelin. Penyembuhan
sekitar hitungan hari-2 minggu tanpa degenerasi.
2. Axonotmesis (axon cutting) terjadi diskotinuitas myelin
dan aksonal, tidak melibatkan jaringan encapsulating,
epineurium dan perineurium. Pemyembuhan sekitar 3
bulan dengan degenerasi Wallerian.
3. Cedera pada neurotmesis (nerve cutting) melibatkan
pemisahan sempurna dari saraf. Penyembuhan biasanya
harus dilakukan nerve repair, atau metode graft.
 General brachial plexus injury umumnya bersifat
unilateral, tetapi kadang-kadang bersifat bilateral, seperti
cedera akibat diffuse polyneuropathy, inflammatory
demyelinating neuropathy, danmultifocal motor
neuropathy
 Jika seluruh plexus cedera, maka keseluruhan anggota
gerak atas paralisis dan mati rasa, terkadang ditemukan
unilateral Horner’s syndrome, yaitu tanda ptosis, miosis,
dan anhidrosis yang timbul akibat kerusakan saraf di
bagian servikal spinalis.
 Upper radicular syndrome (Erb-
Duchenne palsy)
 adalah akibat dari cedera pada upper
roots (C4, C5, atau C6) atau upper
trunk.Lesi ini paling sering disebabkan
oleh cedera selama persalinan akibat
sulitnya bayi keluar dari birth
canalketika bahu bayi tertinggal
pada birthcanal yang disebut dengan
shoulde dystocia,
penggunaan forceps dan bayi besar
dengan berat >4,5 kg
 Kelainan ini mengakibatkan paralisis m.
deltoid, m. biceps brachii, m.
brachioradialis, m. pectoralis mayor, m.
supraspinatus, m. infraspinatus, m.
subscapularis, dan m. teres major.Jika
lesi berada di dekat akar (roots), m.
serratus, m. rhomboideus, dan m.
levator scapulae juga dapat mengalami
paralisis
 Secara klinis ditemukan
kelemahan fleksi
pada cubiti, kelemahan
abduksi, kelemahan endorotasi
dan eksorotasi brachii. Selain
itu, juga ditemukan paralisis
aposisi gerakan skapula dan
paralisis abduksi dan adduksi
brachii. Sensory loss inkomplit
yang terdiri dari hipestesia
di superficialis
brachii dan antebrachii.Refleks
bisep tidak ada. Jika tidak
dilatih dengan latihan gerakan
pasif, gejala dapat
berkembang menjadi
kontraktur kronik dengan
lengan menyamping, posisi
adduksi, tangan pronasi),
sampai dengan
munculnya waiter’s tip
position.
 Lower radicular syndrome (Klumpke palsy) timbul akibat
cedera lower roots (C7-T1) atau lower trunk, yang
menyebabkan paralisis m. flexor carpi ulnaris, m. flexor
digitorum, m. interossei, m. thenar, dan m.
hypothenar.Sindrom ini merupakan lesi kombinasi n.
medianusdan n. ulnaris.Secara klinis, akan terlihat clawlike
deformity of the hand kelemahan distal fleksicubiti,
ekstensicarpi, hiperekstensi pada articulatio
metacarpophalangeal. Refleks triseps hilang.Sensory loss di
bagian brachii medialis,brachii inferior, dan manus ulnaris.
Jika cabang ganglion servikal inferior ikut cedera, maka
terjadi paralisis nervus simpatetik yang
menyebabkanHorner’s syndrome, yaitu tanda yang timbul
akibat kerusakan saraf di bagian servikal spinalis dengan
karakteristik ptosis, miosis, dan anhidrosis
Thank You
 Salter R. Textbook of disorder and injuries of the
musculoskeletal system. 3rd ed, Baltimore: Williams and Wilkins,
1999.
 Solomon L, Warwick D, Nayagam S. Apley’s System of
Orthopaedics and Fractures, 8th ed. Great Britain, Arnold. 2001
 Canale ST. Campbell's Operative Orthopaedics. 10th ed.
Baltimore. Mosby. 2001
 Nordqvist, Anders; Petersson, Claes J; Redlund-Johnell, Inga.
Mid-clavicle Fractures in Adults: End Result Study After
Conservative Treatment. Journal of Orthopaedic Trauma:
November 1998 - Volume 12 - Issue 8 - pp 572-576.
 Lazarides S, Zafiropoulos G. Conservative treatment of fractures
at the middle third of the clavicle: The relevance of shortening
and clinical outcome. Journal of Shoulder and Elbow Surgery.
Volume 15, Issue 2, March–April 2006, Pages 191–194.

Anda mungkin juga menyukai