Ns. Anisa
PEMBALUTAN
DEFINISI
Membalut adalah tindakan medis untuk menyangga atau menahan bagian tubuh tertentu agar tidak bergeser atau berubah dari posisi yang dikehendaki.
TUJUAN
Menahan sesuatu misalnya bidai (spalk), kasa penutup luka, dan sebagainya agar tidak bergeser dari tempatnya Menahan pembengkakan (menghentikan pendarahan: pembalut tekanan) Menunjang bagian tubuh yang cedera Menjaga agar bagian yang cedera tidak bergerak Menutup bagian tubuh agar tidak terkontaminasi.
MACAM
Mitella (pembalut segitiga) Dasi (cravat) Pita (pembalut gulung) Plester (pembalut berperekat) Pembalut lainnya Kassa steril
PROSEDUR PEMBALUTAN
Perhatikan tempat atau letak bagian tubuh yang akan dibalut Pilih jenis pembalut yang akan digunakan. Dapat satu atau kombinasi Sebelum dibalut, jika luka terbuka perlu diberi desinfektan atau dibalut dengan pembalut yang mengandung desinfektan. Tentukan posisi balutan dengan mempertimbangkan
PEMBIDAIAN
DEFINISI
Bidai atau spalk adalah alat dari kayu, anyaman kawat atau bahan lain yang kuat tetapi ringan yang digunakan untuk menahan atau menjaga agar bagian tulang yang patah tidak bergerak (immobilisasi), memberikan istirahat dan mengurangi rasa sakit
PRINSIP PEMBIDAIAN
Lakukan pembidaian di mana anggota badan mengalami cedera (korban jangan dipindahkan sebelum dibidai) Lakukan juga pembidaian pada persangkaan Patah tulang, jadi tidak perlu harus dipastikan dulu ada tidaknya patah tulang Melewati minimal dua sendi yang berbatasan
TUJUAN
Untuk mencegah gerakan fragmen patah tulang atau sendi yang mengalami dislokasi Untuk meminimalisasi / mencegah kerusakan pada jaringan lunak sekitar tulang yang patah Untuk mengurangi perdarahan & bengkak yang timbul
PROSEDUR PEMBIDAIAN
Siapkan alat-alat selengkapnya Apabila penderita mengalami fraktur terbuka, hentikan perdarahan dan rawat lukanya dengan cara menutup dengan kasa steril dan membalutnya. Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah. Sebelum dipasang, diukur dahulu pada sendi yang sehat. Bidai dibalut dengan pembalut sebelum digunakan. Memakai bantalan di antara bagian yang patah agar tidak terjadi kerusakan jaringan kulit, pembuluh darah, atau penekanan syaraf, terutama pada bagian tubuh yang ada tonjolan tulang
Mengikat bidai dengan pengikat kain (dapat kain, baju, kopel, dll) dimulai dari sebelah atas dan bawah fraktur. Tiap ikatan tidak boleh menyilang tepat di atas bagian fraktur. Simpul ikatan jatuh pada permukaan bidainya, tidak pada permukaan anggota tubuh yang dibidai. Ikatan jangan terlalu keras atau kendor. Ikatan harus cukup jumlahnya agar secara keseluruhan bagian tubuh yang patah tidak bergerak. Kalau memungkinkan anggota gerak tersebut ditinggikan setelah dibidai. Sepatu, gelang, jam tangan dan alat pengikat perlu dilep