Anda di halaman 1dari 23

CEDERA KEPALA BERAT (CKB)

Ns. Nurul Hidayah, MS


CEDERA KEPALA

• Cedera kepala adalah


gangguan traumatik dari
fungsi otak yang disertai
atau tanpa disertai
perdarahan interstisial
dalam subtansi otak tanpa
diikuti terputusnya
kontinuitas otak.
KLASIFIKASI-1

• Cedera kepala terbagi mejadi 2 berdasarkan


penyebabnya yaitu akselerasi dan deselerasi.
– Cedera percepatan (akselerasi) terjadi jika benda yang sedang
bergerak membentur kepala yang dalam seperti trauma
pukulan benda tumpul.
– Cedera perlambatan (deselerasi) adalah bila kepala
membentur objek yang secara relatif tidak bergerak.
KLASIFIKASI-2

• Cedera kepala terbagi menjadi 2 berdasarkan morfologi,


yaitu:
– Fraktur tengkorak (fraktur linear & fraktur basiler)
– Lesi intracranial
• Commotio cerebri (gegar otak)
• Contusio cerebri (memar otak)
• Hematoma epidural (perdarahan extradural)
• Hematoma subdural (perdarahan subdural)
• Hematoma intracranial
LESI INTRACRANIAL-1

• Commotio cerebri (gegar otak) adalah cidera otak ringan


karena terkenanya benda tumpul berat ke kepala dimana terjadi pingsan <
10 menit. Dapat terjadi gangguan yang timbul dengan tiba-tiba dan cepat
berupa sakit kepala, mual, muntah, dan pusing.

• Contusio cerebri (memar otak) adalah gangguan fungsi otak


akibat adanya kerusakan jaringan otak disertai perdarahan yang secara
makroskopis tidak mengganggu jaringan.

• Hematoma epidural (perdarahan extradural) adalah


adanya darah yang mengumpul di area epidural, yaitu area di antara tulang
tengkorak dan lapisan duramater.
LESI INTRACRANIAL-2

• Hematoma subdural (perdarahan subdural) adalah


kondisi di mana darah menumpuk di antara 2 lapisan di otak: lapisan
arachnoidal dan lapisan dura atau meningeal.

• Hematoma intracranial adalah kondisi serius dan mungkin


mengancam nyawa yang biasanya memerlukan pengobatan yang tepat
sesegera mungkin, meskipun cedera pada kepala tampak ringan.
KLASIFIKASI-3

• Cedera kepala terbagi menjadi 3 berdasarkan tingkat


keparahan, yaitu:
– Cedera Kepala Ringan/CKR (GCS:14-15)
– Cedera Kepala Sedang/CKS (GCS: 9-13)
– Cedera Kepala Berat/CKB (GCS: 3-8)
CCC
PENGERTIAN

• Cedera Kepala Berat (CKB) adalah cedera otak


karena tekanan atau benturan keras pada kepala
yang menyebabkan hilangnya fungsi neurologi atau
menurunnya kesadaran.
ETIOLOGI

• Kecelakaan, jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor atau


sepeda, dan mobil.
• Kecelakaan pada saat olah raga.
• Cedera akibat kekerasan.
• Cedera akibat benturan.
MANIFESTASI KLINIS
• Muntah proyektil • Contusio cerebri
• Papil edema (pembengkakan disk • Iritabel (keadaan dimana
optik yang dihasilkan dari seseorang mudah tersinggung dan
peningkatan tekanan intrakranial). dibuat marah).
• Tekanan darah menurun, • Pucat
bradikardia • Terdapat hematoma
• Anisokor (pupil dilatasi atau • Terdapat cairan serebrospinal yang
anisokor menandakan peningkatan keluar dari hidung (rhinorrohea)
tekanan intracranial) dan telinga (otorrhea) bila fraktur
• Suhu tubuh yang sulit dikendalikan tulang temporal.
• GCS 3-8 • Kehilangan kesadaran, terjadi
amnesia lebih dari 24 jam
KOMPLIKASI

• Hemorrhagic
• Infeksi
• Oedema
• Herniasi otak
– Kondisi medis yang sangat berbahaya di mana jaringan otak menjadi
berpindah dalam beberapa cara karena peningkatan tekanan intrakranial
(tekanan di dalam tengkorak).
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
• CT-Scan
• MRI (Magnetic Resonance Imaging)
• Cerebral Angiography
• Serial EEG (Electroencephalogram)
• X-Ray
• BAER (Brain Auditory Evoked Response)
• PET (Positron Emission Tomography)
• CSF (Cerebral Perfusion Pressure)
• ABGs (Arterial Blood Gases)
• Kadar Elektrolit
• Screen Toxicologi
PENATALAKSANAAN-1

• Penilaian ulang jalan nafas dan ventilasi: pasien dengan


stupor atau koma harus diintubasi untuk proteksi jalan
nafas.
• Monitor tekanan darah: jika pasien memperlihatkan tanda
ketidakstabilan hemodinamik.
• Pemasangan alat monitor tekanan intrakranial pada
pasien dengan skor GCS < 8, bila memungkinkan.
PENATALAKSANAAN-2

• Penatalaksanaan cairan: pemberian manitol dan larutan


isotonis (larutan RL) yang diberikan kepada pasien
dengan cedera kepala.
• Nutrisi: cedera kepala berat menimbulkan respons
hipermetabolik dan katabolik.
• Pemberian makanan enteral melalui pipa nasogastrik.
• Temperatur badan: demam mengeksaserbasi cedera otak
dan harus ditangani dengan kompres hangat dan
kolaborasi pemberian parasetamol (asetaminofen).
PENATALAKSANAAN-3

• Profilaksis ulkus peptik: pasien dengan ventilasi mekanik


memiliki resiko ulserasi stres gastrik yang meningkat dan
harus mendapat ranitidin 50 mg intravena setiap 8 jam.
• CT Scan lanjutan: umumnya, scan otak lanjutan harus
dilakukan 24 jam setelah cedera awal pada pasien
dengan perdarahan intrakranial untuk menilai perdarahan
yang progresif.
KONSEP GADAR KRITIS

• Pengkajian pada kasus gawat darurat dibedakan menjadi


dua, yaitu: pengkajian primer dan pengkajian sekunder.

• Pertolongan kepada klien gawat darurat dilakukan


dengan terlebih dahulu melakukan survei primer untuk
mengidentifikasi masalah-masalah yang mengancam
hidup klien, selanjutnya dilakukan survei sekunder.
GLASGOW COMA SCALE-1

• GCS (Glasgow Coma Scale) yaitu skala yang digunakan


untuk menilai tingkat kesadaran klien, dengan menilai
respon klien terhadap rangsangan yang diberikan.

• Respon klien, meliputi: reaksi membuka mata (E = Eye),


bicara (V = Verbal), dan motorik (M = Motor).

• Hasil pemeriksaan dinyatakan dalam angka dengan


rentang 1-6 tergantung respon klien.
GLASGOW COMA SCALE-2

• Respon membuka mata (E)


4 : Membuka secara spontan
3 : Membuka dengan rangsang suara
2 : Membuka dengan rangsang nyeri
1 : Tidak ada respon
GLASGOW COMA SCALE-3

• Respon verbal (V)


5 : Orientasi baik
4 : Kata baik, kalimat baik, tetapi isi percakapan
membingungkan
3 : Kata-kata baik, tetapi kalimat tidak baik
2 : Kata-kata tidak dapat dimengerti, hanya mengerang
1 : Tidak keluar suara
GLASGOW COMA SCALE-4

• Respon motorik (M)


6 : Melakukan perintah dengan benar
5 : Mengenali nyeri lokal, tetapi tidak melakukan perintah dengan benar
4 : Dapat menghindari rangsangan dengan tangan fleksi
3 : Hanya dapat melakukan fleksi
2 : Hanya dapat melakukan ekstensi
1 : Tidak ada gerakan

Anda mungkin juga menyukai