Cedera Kepala
By: Alfeus M.
PENGERTIAN
Jenis/tipe cedera:
1. Focal (hanya terbatas pada satu area otak)
2. Diffuse (ex: diffuse axonal injury (DAI)
3. Fraktur cedera Kepala
• Kepala dgn bangunan intrakranial dpt
mengalami jejas oleh: tenaga percepatan
(akselerasi), tenaga perlambatan (deselerasi),
rotasi, penetrasi
• Jejas: karena perbedaan gerakan pada tulang &
otak.
Dasar lobus frontal ---- permukaan kasar fossa
anterior
Lobus temporal ------ pinggiran tulang sfenoid
Korpus kallosum ---- pinggiran falks serebri
Tentorium serebelli ---- permukaan superior
serebellum batang otak.
• Hantaman
Deselerasi mendadak
deformitas tengkorak
volume kranial
tekanan cairan serebrospinal
Hantaman awal ----------- contrecoup, robekan
jaringan rotasi. Robekan pada otak, akson difus,
pembuluh darah, selaput otak.
• Hantaman traumatik
Hematoma intrakranial, H. epidural, H. subdural,
perdarahan subarakhnoid, perdarahan
intrakranial, perdarahan intraserebelar, rinore,
otorea
Penggolongan berdasarkan akibat Jejas
Jejas kepala.
Lesi primer
hantaman langsung pada kepala.
akselerasi, deselerasi, rotasi.
fraktur tulang tengkorak, sel neuron rusak, pembuluh darah
robek.
Lesi sekunder
proses patologik dinamis, komplikasi intrakranial
hematoma intrakranial: epidural, subdural, subarakhnoid,
intraserebral, intraserebelar.
pembengkakan otak, edema otak TIK meningkat, aliran
darah setempat menurun, spasme pemb. darah, infark.
Klasifikasi Cedera Kepala
• Keadaan umum
jejas ringan: keadaan sadar-siaga
• Jalan napas, respirasi, tekanan darah, keadaan
jantung
• Kesadaran
• Fungsi mental
• Saraf otak
• Sistem motorik
• Sistem sensorik, otonom, refleks-refleks
Glascow Coma Scale
• Used to document assessment in three areas
1. Eyes response (E)
2. Verbal response (V)
3. Motor response (M)
• Normal is 15 and less than 8 indicates coma
Other Assessment
• Assess bodily function including respiratory,
circulatory and elimination
• Pupil checks – are pupils equal and how they
react to light
• Extremity strength
• Corneal reflex test
Diagnostic Tests
CT scan
MRI
Cerebral angiography
EEG
PET (Positron Emission Tomography)
No lumbar puncture if there is ICP (intracranial
pressure) because sudden release of pressure can
cause brain to herniate
ABG’s – keep O2 at 100% and PCO2 as related to
ICP (25-35)
PENATALAKSANAAN CEDERA KEPALA
• Penanganan harus ditangani sejak dari tempat kecelakaan,
selama transportasi, di ruang gawat darurat, kamar RoE,
sampai ruang operasi, ruang perawatan/ICU
• Monitor: derajat kesadaran, vital sign, kemunduran motorik,
refleks batang otak, monitor TIK.
• Monitor TIK diperlukan pada:
1. Koma dgn perdarahan intrakranial atau kontusio otak
2. Skala Koma Glasgow <6 (motorik < 4)
3. Hilangnya bayangan ventrikel III dan sisterne basalis pada
CT scan otak
4. “Tight brain” setelah evakuasi hematom
5. Trauma multipel sehingga memerlukan ventilasi tekanan
positif intermitten (IPPV)
PENATALAKSANAAN CEDERA KEPALA
Indikasi CT scan:
Skala Koma Glasgow (GCS) ≤ 14
GCS 15 dgn:
a. Adanya riwayat penurunan kesadaran
b. Traumatik amnesia
c. Defisit neurologi fokal
d. Tanda dari fraktur basis kranii atau tulang kepala
Tindakan Resusitasi CAB (kegawatan)
a. Sirkulasi (circulation)
• Hipotensi– iskemik—kerusakan sekunder otak. Hipotensi
jarang akibat kelainan intrakranial, sering ekstrakranial,
akibat hipovolemi, perdarahan luar, ruptur organ dalam,
trauma dada disertai tamponade jantung atau
pneumotorak, shock septik.
• Tindakan: hentikan sumber perdarahan, perbaiki fungsi
jantung, mengganti darah yg hilang dgn plasma, darah.
• Keseimbangan elektrolit
_ Pada saat awal masuk dikurangi utk mencegah udem otak,
1500-2000 ml/hari parenteral dgn cairan koloid , kristaloid
NaCl 0,9%, Ringer Laktat. Jangan diberikan yg mengandung
glukosa
– hiperglikemi, menambah udem otak
_ Pantau keseimbangan cairan, elektrolit darah.
• Profilaksis: diberikan pada CKB dgn fraktur impresi, hematom
intrakranial, PTA (Plasma Thromboplastin Antecedent) yg
panjang
• Komplikasi sistemik
_Demam, kelainan gastrointestinal, kelainan hematologis perlu
ditanggulangi segera.
• Obat Neuroprotektor
_Manfaat obat pada CKB masih diteliti manfaatnya seperti
lazaroid, antagonis kalsium, glutamat, citikolin
Diagnosa Keperawatan
1. Risiko bersihan jalan napas tidak efektif b.d akumulasi
sekret
2. Perfusi serebral tidak efektif b.d. perdarahan dan edema
serebral
3. Risiko ketidakseimbangan cairan/elektrolit b.d. intake
inadequate: penurunan kesadaran (soporokoma)
4. Risiko defisit nutrisi b.d. intake inadequate: penurunan
kesadaran (soporokoma)
5. Gangguan integritas kulit b.d. adanya luka laserasi
6. Defisit perawatan diri b.d. kelemahan/keterbatasan
gerak
Intervensi
1. Risiko bersihan jalan napas tidak efektif b.d akumulasi sekret.
Intervensi keperawatan
Mandiri:
• Monitor suara paru tiap 8 jam dan observasi adanya
ronki/penumpukan sekret
• Berikan posisi semi atau elevasi kepala 30 derajat dan kepala
miring 1 sisi bergantian
• Pertahankan hidrasi cairan 2-3 liter/hari, melalui asupan
parenteral yg diberikan.
• Monitor dan lakukan karakterisitik sekret, warna, jumlah, dan
konsistensinya bila terdapat sekret yg keluar melalui
hidung/mulut.
Kolaborasi:
• Berikan obat Antibiotik: (Cefriaxon 2 x 2 g (tiap 12 jam) IV)
2. Perfusi serebral tidak efektif b.d. perdarahan dan edema serebral
Intervensi keperawatan
Mandiri:
• Monitor/observasi tanda vital tiap 4 jam dan memonitor/observasi kesadaran / GCS
setiap 4 jam
• Berikan posisi elevasi kepala 30 derajat setiap 4 jam
• Tentukan faktor2 penyebab penurunan perfusi jaringan otak/risiko TIK meningkat.
• Pantau/mencatat status neurologis secara teratur dan membandingkan dgn nilai
normal
• Pertahankan tirah baring miring kiri/kanan dengan posisi kepala netral
• Kaji kondisi vaskular (suhu, warna, pulsasi dan capillary refill time) tiap 8 jam
• Catat intake dan output.
• Turunkan stimulasi eksternal yang dapat meningkatkan TIK dan berikan kenyamanan
dengan menciptakan lingkungan tenang & suhu ruangan dlm kondisi normal (mengatur
suhu ruangan menyalakan AC).
• Pasang pagar pengaman tempat tidur dan memasang restrain pada daerah ekstremitas
• Penkes pada keluarga dan selalu bicara & komunikasi dgn pasien.
Kolaborasi:
• Berikan O2 kanul 4 l/mnt
• Beri pertimbangan pemeriksaan AGD, LED, leukosit setelah 3 hari perawatan
• Pemasangan cairan IV NaCl 0,9% /12 jam
• Berikan obat-obatan injeksi:
- Citicolin 2 x 500 mg - Ranitidin 2 x 1 ampl
- Vit C 1 x 400 mg - Kaltropen 3 x 1 ampl
- Dexametason 4 x 1 ampl - Cefriaxon 2 x 2 g
3. Risiko ketidakseimbangan cairan/elektrolit b.d intake inadequate: penurunan
kesadaran (soporokoma).
Intervensi keperawatan
Mandiri:
• Monitor tanda-tanda vital, termasuk mengukur JVP setiap 8 jam
• Catat peningkatan suhu dan durasi demam
• Berikan kompres hangat saat temperatur meningkat (demam), dan pertahankan
pakaian tetap kering
• Pertahankan suhu ruangan yang nyaman (mengatur suhu ruangan dengan AC).
• Kaji turgor kulit, membran mukosa bibir
• Ukur intake dan output cairan dan hitung balance cairan setiap hari selama 24 jam.
• Berikan cairan minimal 2,5 lt/hari dengan pemberian sedikit-sedikit dan libatkan
keluarga saat pasien sudah dapat minum per oral.
Kolaborasi:
• Berikan cairan IVFD NaCl 0,9%/12 jam
• Berikan Manitol 20% (bila kondisi TD sudah normal dan stabil)
4. Risiko defisit nutrisi b.d intake inadequate: penurunan kesadaran
(soporokoma)
Intervensi keperawatan
Mandiri:
• Kaji status nutrisi saat masuk rumah sakit/ruangan dengan menimbang
BB/mengukur LL.
• Kaji kemampuan menelan; refleks menelan, gerakan lidah dan bibir dan
kesulitan-kesulitan asupan nutrisi dan dengarkan bising usus, catat adanya
penurunan/hilangnya/suara yang hiperaktif
• Latih makan peroral dikit-demi sedikit dengan melibatkan keluarga
• Berikan makan dalam jumlah kecil dan dalam waktu yang sering dan teratur
dalam bentuk cair
• Jaga keamanan saat memberikan makan; tinggikan kepala tempat tidur selama
makan peroral.
• Kaji pola BAB dan feses, cairan lambung, muntahan darah dan lainnya lalu
mencatat hasil.
Kolaborasi:
• Berikan pertimbangan untuk konsultasi dengan ahli gizi
• Berikan nutrisi parenteral: Triofusin 500 ml/24 jam
• Beri pertimbangan dan pantau hasil pemeriksaan laboratorium: albumin,
transferin, asam amino, zat besi, ureum/kreatinin, glukosa, elektrolit setelah 3
hari perawatan
Pendidikan Kesehatan