Anda di halaman 1dari 30

TRAUMA KEPALA

Pembimbing
dr. Ananda Haris., Sp.BS

Disusun Oleh
Elisa Gondo Asmarani
202220401011077

SMF ILMU BEDAH RSU HAJI SURABAYA


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2022
Anatomi Cranial
1. SCALP 4. Otak
- Cerebrum (Frontal, parietal,
Skin, Connective temporal, occipital)
tissue, Aponeuresis,
Loose areolar tissue, -Cerebellum
Periosteum
-Brainstem (midbrain, pons,
medula oblongata)
2. Tengkorak
(SKULL) 5. Sistem Ventrikel
3. Meningen
Durameter, 6.Kompartemen
Arachnoid, Piamater Intrakranial
Tentorium cerebelli
supratentorial dan
infratentorial.
Scalp Skull

Berisi a.v diploica

Basis skull bersifat irregular. Saat trauma


dapat menyebabkan Laserasi dura, otak, dan
pembuluh darah
n ge n
Meni

Antara dura – skull:


a. meningea media

Ruang Subdural:
bridging vein

Ruang
subarachnoid:
pembuluh darah
otak mayor
Otak
Sistem Ventrikel

Aliran CSF
Plexus choroideus (ventrikel
lateralis)ventrikel III (melalui
foramen monro)ventrikel IV
(melalui aquaductus
sylvii)sub arachnoid space
(foramen magendi) & foramen
luschka) vena & sinus
venosus (diserap vili
araknoidalis)
Kompartemen intrakranial

Herniasi uncalmenekan batang


N. Okulomotor berjalan
otak atas (reticular
sepanjang tepi tentorium
system)penurunan GCS
herniasi  menekan lobus
Penekanan traktus kortikospinal
temporal  kompresi
pada otak tengah contralateral
serat parasimpatis
hemiparesis
dipermukaan NIII blown
pupil
Vaskularisasi
 A. Carotis communis
(interna dan
eksterna)
 A. vertebralis
FISIOLOGI
TRAUMA KEPALA
Suatu ruda paksa atau trauma pada stuktur kepala yang
dapat menimbulkan kelainan stuktural dan atau
gangguan fungsional jaringan otak. Disebabkan oleh
benturan, pukulan, sentakan di kepala, atau cedera
kepala tembus
EPIDEMIOLOGI
Menurut WHO setiap tahun di Amerika Serikat hampir
150.000 kasus cedera kepala. Dari jumlah tersebut
100.000 diantaranya mengalami kecacatan dan
50.000 orang meninggal

Prevalensi cedera kepala nasional adalah


8.2 %

disebabkan oleh kecelakaan sepeda Cedera mayoritas dialami oleh kelompok


motor 40,1%. umur dewasa yaitu sebesar 11,3%.
Cedera otak primer Cedera otak
sekunder
Cedera langsung dari hantaman/benturan yang Cedera setelah terjadi cedera awal (kerusakan otak
dapat merusak otak saat terjadi Trauma di karenan penanganan kurang baik)

(Trauma tumpul, tajam, aselerasi-deselerasi) (hipoksia, hipotensi, hipo/hiperglikemi)


KLASIFIKASI TRAUMA KEPALA
Fraktur Tulang Tengkorak
Tempurung

Gangguan NVII &VIII (paralisis otot wajah &


ganggaun pendengaran
Coup dan Contrecoup
Coup
Lesi yang diakibatkan
adanya benturan pada
tulang tengkorak dan
daerah disekitarnya

Contrecoup
Lesi di daerah yang
letaknya berlawanan
dengan lokasi benturan
EPIDURAL HEMATOM (EDH)
• Perdarahan yang terjadi di antara
duramater dan tulang tengkorak →
epidural space
• MOI = coup dan benturan langsung
• Disebabkan oleh rupture a. Meningea
media (85%) dan a. v. Diploica
• Gejala: Lucid interval, penurunan
kesadaran, nyeri kepala, mual, muntah
• CT scan kepala: hiperdens bikonveks
SUBDURAL HEMATOM (SDH)
• Perdarahan yang terjadi di antara
duramater dan arachnoid → subdural space
• MOI = coup (a. v. kortikal), contrecoup
(bridging veins)
• Gejala: penurunan kesadaran, nyeri kepala,
mual, muntah
• CT scan kepala: crescent shape
SUBARACHNOID HEMORRHAGE
• Perdarahan yang terjadi di ruang
subarachnoid (antara arachnoid dan
piamater)
• Bisa karena trauma (ruptur a. cerebral
mayor, a. leptomenigeal), aneurisma
• Gejala : nyeri kepala, penurunan
kesadaran, muntah, meningeal sign +
• Bentuk perdarahan mengikuti gyrus dan
sulcus otak
INTRACEREBRAL HEMORRHAGE
• Perdarahan yang terjadi karena pecahnya pembuluh darah di dalam jaringan
otak
• Ruptur pembuluh darah intraserebral
• Bisa karena trauma atau CVA bleeding
• Gejala: nyeri kepala, mual, muntah, penurunan kesadaran
PRIMARY SURVEY
• Airway & C-spine
Cek apakah ada sumbatan jalan napas, pertahankan airway tetap bebas
Apakah ada suara tambahan
Pasang collar brace sampai terbukti tidak ada trauma servikal, posisikan spine tetap
netral
• Breathing
Inspeksi adanya sianosis, pergerakan dinding dada simetris/tidak
Auskultasi suara napas simetris/tidak
Evaluasi apakah oksigenasi efektif
• Circulation
Evaluasi nadi, CRT, TD
Evaluasi adanya perdarahan eksternal
Evaluasi urine output → pasang kateter
PRIMARY SURVEY
• Disability
Cek kesadaran → GCS
Cek reflek cahaya
Cek ukuran pupil
• Exposure
Cek adanya cedera di anggota
tubuh lainnya: jejas,
deformitas, dst
Secondary Survey
 AMPLE

○ Alergi, Medication Use. Past illness, last meal, event/environment related injury

 Head to toe

 Rongent, Ct-scan kepala


 Pemeriksaan berkala

○ GCS

○ Tanda lateralisasi

○ Pelebaran pupil & reflek cahaya


TERAPI
Cairan Intravena Manitol
• Cairan intravena, • Sediaan 20% larutan
darah, dan produk (20g manitol per
darah 100 ml larutan)
• Larutan Ringer • hati-hati pada
Laktat / Normal pasien hipotensi
Salin

Barbiturat Cairan salin


hipertonis
• Menurunkan TIK
• Mengurangi
• KI : Pasien Hipotensi peningkatan TIK
• Lebih aman untuk
pasien hipotensi
TERAPI
Antikonvulsan
obat anti muntah (bila pasien muntah)
• Mengontrol kejang
• Fenitoin & fosfenitoin pada fase akut -H2 receptor bloker
• Diazepam atau lorazepam sebagai
tambahan thd fenitoin sampai kejang
berhenti

Hiperventilasi
• Menurunkan PCO2 menjadi 25-30mmHG dalam waktu
singkat
 Vasokontriksi PD cerebral
 Menurunkan perfusi sementara
 Menurunkan TIK sembari menunggu terapi lain
diberikan
Penanganan cedera
kepala ringan

Kondisi dengan adanya riwayat


disorientasi,

amnesia, atau hilangnya


kesadaran sesaat pada
pasien yang sadar dan bisa
berbicara
Penanganan cedera
kepala sedang

 Pasien masih bisa


mengikuti perintah
sederhana,

 biasanya tampak bingung


atau somnolen

 memiliki deficit neurologi


fokal seperti hemiparesis
Penanganan cedera kepala
berat

 Pasien tidak mampu


melakukan perintah
sederhana karena
kesadaran menurun
Tatalaksana Pembedahan:
Hematom Subdural Hematom Epidural

ketebalan hematom ­>10 mm atau midline shift


>5mm dengan gcs berapapun volume hematoma ­>30 cc dengan gcs berapapun

pasien gcs <9, TIK bila >20mmhg atau pupil pasien gcs <9
anisokor atau terdilatasi
hematom epidural progressif
pasien gcs <9 hematom ­<10 mm atau midline
shift <5mm`dengan nilai gcs turun ≥2 nilai
dari saat kejadian sampai tiba dirumah sakit.
Tatalaksana Pembedahan:
Hematom Hematom
Intraserebral Subaraknoid

deficit neurologis progresif Bila gcs<9

peningkatan tekanan intracranial yang refrakter Bila terdapat hydrocephalus

cushing reflex (hipertensi, bradikardi, tanda-tanda mengikuti indikasi bedah pada perdarahan
gangguan nafas) intracranial lainnya

Operatif: Craniotomi dan evakuasi hematom

Anda mungkin juga menyukai