Anda di halaman 1dari 13

REFERAT

HERNIA

Pembimbing
dr. Dhanu Widodharmawan, Sp.B

Oleh :
Siti Maghfiroh Nimas Ayu Putri
202210401011060

SMF ILMU BEDAH SENTER


RSU HAJI SURABAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2023
Tinjauan kepustakaan dengan judul “Hernia” telah diperiksa dan disetujui sebagai salah satu

tugas dalam rangka menyelesaikan studi kepaniteraan Dokter Muda di bagian Ilmu Bedah

Umum.

Surabaya, 12 Januari 2022

Pembimbing

dr. Danu
Widhodarmawan, Sp.B
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan

rahmat-Nya, penulis telah menyelesaikan penyusunan referat dengan topik “Hernia”.

Penyusunan referat ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan pada

program pendidikan profesi dokter pada Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Malang yang dilaksanakan di RSU Haji Surabaya. Ucapan terima kasih penulis sampaikan

kepada seluruh dokter pembimbing khususnya kepada dr. Dhanu Widodarmawan. atas

bimbingan, saran, petunjuk dan waktunya serta semua pihak terkait yang telah membantu

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan referat ini.

Penulis menyadari penyusunan referat ini masih jauh dari kesempurnaan. Dengan

kerendahan hati, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya dan mengharapkan kritik dan

saran yang membangun. Semoga penyusunan referat ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Wassalamualaikum, Wr.Wb.

Surabaya, 12 Januari 2023

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN
Hernia merupakan penonjolan isii suatu rongga bagian teremah dari bagian

muskuloaponeuotik dinding perut, hernia terdiri atas cincin, kantong dan isi hernia. Hernia

merupakan salah satu kasus di bagian bedah yang pada umumnya sering menimbulkan

masalah kesehatan dan memerlukan tindakan operasi. Hernia dapat terjadi akibat kelaianan

kongenetal maupun didapat.hasil penelitian pada populasi hernia ditemukan sekitar 10% yang

menimbulkan masalah kesehatan umumnya pada pria.

Hernia adalah tonjolan atau abnormalitas pada fasia dinding perut. Kelainan ini dapat muncul

di setiap area fasia dinding perut yang terdapat kelemahan anatomi. Hernia biasanya terletak

di dinding perut anterior (umbilikal) dan daerah selangkangan (inguinal dan femoralis).

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi

2.2. Definisi

2.3. Epidemiologi

Menurut World Health Organization (2017), prevalensi penderita hernia adalah 350

per 1000 penduduk. Menurut data Riset Kesehatan Daerah di Indonesia tahun 2017, hernia

merupakan penyakit urutan kedua setelah batu saluran kemih yaitu mencapai 2245 kasus.

Proporsi penderita hernia di Indonesia didominasi oleh pekerja berat sebesar 70,9% (7.347),

terutama di Banten sebesar 76,2% (5.065) dan terendah di Papua sebesar 59,4% (2.563)

(Riskesdas, 2018; Kemenkes RI, 2019). Hernia inguinalis merupakan jenis hernia yang paling

banyak ditemukan, dengan estimasi 800.000 hernia inguinalis yang diperbaiki setiap tahun

dilakukan (Hammound M, 2022). Insiden hernia inguinalis menyumbang sekitar 75% dari
semua hernia dinding perut. Laki-laki menyumbang sekitar 90% dari semua hernia inguinalis

dan perempuan sekitar 10% (Hammound M, 2022).

Hernia sering terjadi, dan diperkirakan 5% individu akan mengalami hernia dinding

perut selama hidup mereka. Hernia inguinalis kira-kira tujuh kali lebih banyak terjadi pada

pria daripada wanita. Jenis hernia yang paling umum pada pria dan wanita adalah hernia

inguinalis indirect. Meskipun hernia inguinalis juga paling sering terjadi pada pria, hernia

femoralis dan umbilikalis lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria. Hernia lebih

sering terjadi pada sisi kanan akibat keterlambatan atau kegagalan penutupan prosesus

vaginalis secara embriologis. Hernia femoralis juga lebih sering terjadi di sisi kanan, yang

mungkin disebabkan oleh kurangnya kolon sigmoid yang menutupi kanal femoralis. Hernia

meningkat seiring bertambahnya usia dan seringn terjadi tekanan pada dinding perut. Risiko

hernia menjadi inkarserata atau tercekik diperkirakan antara 1% sampai 3% seumur hidup

seseorang. Hernia femoralis dapat menjadi inkarserata hingga 30% dari waktu dan harus

selalu diperbaiki melalui pembedahan bila ditemukan (Pastorino & Alshuqayfi, 2021).

2.4. Etiologi dan Faktor Resiko

Dua faktor yang meningkatkan risiko hernia adalah otot perut yang lemah dan jaringan ikat

yang lemah. Beberapa orang terlahir dengan jaringan ikat yang lemah, sedangkan yang lain

menjadi lebih lemah di usia yang lebih tua. Penyakit atau pembedahan juga dapat

melemahkan jaringan dan otot.

Menjadi sangat kelebihan berat badan meningkatkan tekanan di perut Anda. Tapi ini hanya

meningkatkan risiko hernia insisional dan umbilikalis. Itu tidak mempengaruhi risiko hernia

inguinalis. Tumor atau penumpukan cairan di perut juga dapat meningkatkan tekanan pada

dinding perut.
Hernia dinding perut juga lebih sering terjadi pada wanita hamil. Merokok dan penyakit

seperti diabetes dapat membuat luka lebih sulit sembuh dengan baik setelah operasi, yang

membuat hernia insisional lebih mungkin terjadi.

Mengangkat benda berat, batuk dan mengejan bisa membuat hernia yang ada bertambah

besar. Apakah hal-hal ini juga dapat menyebabkan hernia mungkin tergantung pada jenis

hernia. Tidak jelas apakah ini kasus hernia inguinalis, misalnya.

2.5. Patofisiologi

Anatomi dinding perut sangat penting saat mengevaluasi pasien hernia. Dinding perut

dibentuk oleh beberapa lapisan jaringan adiposa, fasia, dan otot. Di garis tengah, otot rektus

abdominis memanjang dari simfisis pubis ke tulang dada dan tulang rusuk. Di bagian lateral

terdapat tiga lapisan otot yang berjalan dengan pola miring untuk mencegah herniasi dinding

perut. Oblique eksternal, oblique internal, dan transversus abdominus bersatu membentuk

selubung fasia yang mengelilingi rektus abdominis.

Ada titik lemah di dinding perut di mana lapisan otot dan fasia dilemahkan. Di kanal

inguinalis, beberapa batas anatomi akan membantu menggambarkan jenis hernia yang ada.

Segitiga Hasselbach dibatasi oleh rektus abdominis di medial, kanalis inguinalis inferior di

lateral, dan pembuluh darah epigastrium inferior di superior. Hernia inguinalis langsung

terjadi dalam segitiga ini. Hernia yang terjadi di lateral pembuluh epigastrium inferior dan

sepanjang cincin inguinalis diklasifikasikan sebagai hernia inguinalis tidak langsung. Ada

kelemahan di sini karena penipisan oblik eksternal dan internal membentuk aponeurosis.

Kelemahan ini meninggalkan fasia transversalis dan peritoneum tanpa dukungan otot

tambahan. Hernia femoralis terjadi lebih rendah dari kanalis inguinalis di dalam ruang

femoralis dan medial dari pembuluh darah femoralis.


2.6. Klasifikasi

2.6.1. Berdasarkan Terjadinya

1. Hernia bawaan/kongenetal

2. Hernia dapatan/akuisita

2.6.2. Berdasarkan Sifatya

1. Hernia reponibel

2. Hernia irreponibel

2.6.3. Berdasarkan Jepitan Pada Isi Hernia

1. Hernia inkarserata

2. Hernia strangulata

2.6.4. Menurut Penonjolan Hernia

1. Hernia interna

2. Hernia eksterna

2.6.5. Berdasarkan Lokasinya

1. Hernia inguinal

2. Hernia femoralis

3. Pintu masuk hernia femoralis adalah anulus femoralis. Selanjutnya, isi hernia masuk

ke dalam kanalis femoralis yang berbentuk corong sejajar dengan vena femoralis

sepanjang kurang lebih 2 cm dan keluar pada fosa ovalis. Kanalis femoralis terletak di

tepi medial femoral sheath/sarung femoralis, yang berisi arteria femoralis, vena

femoralis, dan nodi lymphatici. Leher canalis femoralis sangat sempit dan sering

menjadi lokasi terjepitnya intestinum di dalam saccus, sehingga pada hernia tipe ini

massa tidak dapat dimasukkan kembali dan sering menyebabkan strangulasi

intestinum. Hernia femoralis biasanya didapat, dan paling sering terjadi pada populasi
usia pertengahan dan lanjut. Selain itu, biasanya karena wanita memiliki pelvis yang

lebih lebar dibandingkan pria, wanita lebih sering terkena hernia femoralis (Richard,

2012).

4. Semua hernia femoralis memerlukan pembedahan kecuali terdapat kelainan lokal atau

umum yang menjadi kontraindikasi pembedahan.Prinsip kerja hernia femoralis adalah

sebagai berikut;(1) Herniotomi dengan pengangkatan seluruh kantung hernia,(2)

Penggunaan jahitan yang tidak dapat diserap,(3) Hernioplasti dengan perbaikan defek

transversal Fasia dengan ligamen atau mesh Cooper, bertujuan untuk mempersempit

annulus femoralis.Hernia femoralis dapat didekati secara femoralis, inguinalis, atau

kombinasi keduanya. Pendekatan crural dilakukan tanpa membuka kanal inguinalis. ;

prosedur ini lebih disukai pada wanita.Akses inguinalis diperoleh dengan membuka

kanalis inguinalis dan memeriksa dinding posteriornya; Prosedur ini biasanya

dilakukan pada laki-laki, karena hernia femoralis pada laki-laki sering disertai dengan

hernia inguinalis medial (Sjamsuhidajat R, 2017).Pendekatan gabungan dapat dipilih

untuk hernia femoralis inkarserata, hernia berulang, atau kombinasi dengan hernia

inguinalis. Pada femoral approach, hernioplasty dapat dilakukan dengan menjahit

jigamentum inguinalis ke ligamen Cooper (Sjamsuhidajat R, 2017).>Dalam teknik

Bassini, ligamen inguinalis dijahit melalui selangkangan dengan Gimbernati lacunar

band (Sjamsuhidajat R, 2017).

5. Hernia diafragmatika

6. Hernia umbilikalis

7. Hernia epigastrika

8. Hernia lumbalis

2.7. Diagnosis
Diagnosis hernia inguinalis dapat ditegak- kan berdasarkan gejala klinis. Pasien dengan

hernia inguinalis dapat memberikan gambaran klinis seperti munculnya penonjolan di bagian

inguinal pada saat adanya peningkatan tekanan intraabdominal seperti saat mengejan, mena-

ngis, atau defekasi.9 Pada kasus hernia inkar- serata gejala klinis seperti muntah dan distensi

abdomen dapat muncul karena adanya obstruksi.10 Selain dari gejala klinis yang dikeluhkan

pasien, penegakan diagnosis pada hernia inguinalis juga berdasarkan hasil dari anamnesis,

pemeriksaan fisik, dan dapat ditam- bah pemeriksaan penunjang.

Pada anamnesis dapat ditanyakan kepada orang tua pasien mengenai keluhan pasien seperti

lokasi, awal terjadinya keluhan, dan bagaimana urutan kejadiannya serta usaha yang

dilakukan pasien dan orang tua pasien dalam mengatasi keluhan pasien. Bila yang dikeluhkan

ialah adanya benjolan di lipat paha saat batuk atau bersin dan menghilang saat berbaring

maka dapat dicurigai sebagai hernia

reponibel. Jika orang tua pasien mengeluhkan adanya benjolan yang menetap kemudian

pasien terlihat gelisah, rewel, dan disertai mual atau muntah maka dapat dicurigai sebagai

hernia inkarserata.4 Penting juga ditanyakan adanya riwayat benjolan yang hilang timbul

pada daerah inguinal atau skrotal pada pasien bayi yang datang dengan keluhan perut kem-

bung dan muntah-muntah.6,7,8

Pemeriksaan fisik dimulai dari inspeksi, dapat dilihat bila ada benjolan dari regio inguinalis

sampai ke skrotum, atau bila tidak ada benjolan namun saat batuk atau bersin kemudian

muncul benjolan di inguinal. Pada palpasi dapat dinilai bila ada benjolan yang keluar maka

pemeriksa dapat mencoba mendorong isi hernia untuk menilai apakah dapat direposisi atau

tidak. Namun jika tidak ada benjolan saat menangis, maka dapat dilakukan pemeriksaan

funikulus spermatikus untuk memperkirakan penebalannya (silk glove sign). Pemeriksaan ini

dilakukan dengan cara meletakan satu jari di atas funikulus spermatikus setinggi tuberkel

pubis kemudian jari digosok dari sisi ke sisi di atas tuberkel pubis. Tes glove sign positif
ditandai dengan struktur korda di kanalis inguinalis lebih tebal dibanding sisi yang

sehat.4.6,7,8

Tes transiluminasi yang sederhana dapat digunakan untuk membedakan hernia inguinal- lis

dan hidrokel. Namun tes ini dapat memberi- kan hasil positif palsu pada inkarserasi usus

yang berisi udara atau cairan.4,7,8

Untuk menunjang penegakan diagnosis dapat dilakukan pemeriksaan penunjang. Ultra-

sonografi merupakan pemeriksaan penunjang yang umum digunakan karena memiliki keun-

tungan seperti cepat, non-invasif, dan bebas komplikasi. Ultrasonografi juga berpotensi da-

pat berguna pada evaluasi preoperatif dari sisi kontralateral pasien hernia uni- lateral.11,12

LKL I^JIKBMCVIV:.; Kmkomesis Vefkrk agksia pkjk pemjeritk Dermik Imbuimkgis

likskmyk jiteouakmaegudkm-aegudkm kmtkrk gkim (6)(:) 0 Xkjk crkmb jewksk, likskmyk

pemjeritk jktkmb jembkm aegudkmkjkmyk ‗lem`cgkm‟ ji pegipktkm pkdk ktku perut

lkbikm lkwkd. Lem`cgkm terselut jkpkt tiolug ligk oembe`km, lerjiri/ler`kgkm,oemkmbis,

lktua jkm lem`cgkm terselut kakm oembdigkmb ligk pemjeritkimi jkgko pcsisi tijur. Kjk

akgkmyk aegudkm lerupk lem`cgkm ykmb jkpktaegukr oksua ji jkerkd aeokgukm (pkjk gkai-

gkai ji sarctuo jkm pkjkwkmitk ji gkliuo okycr). Akjkmb-akjkmb terksk aeoemb. Lem`cgkm

tiolug pkjk wkatu ter`kji pemimbaktkm teakmkmimtrkkljcoimkg, oiskgmyk oembe`km,

oemkmbis, lktua ktkuoembkmbakt lelkm lerkt. Lem`cgkm kakm oembdigkmb ktku

oembefigaetiak pemjeritk lerlkrimb (repcmiligis), tijka jkpkt aeolkgi ktku tijkaoembdigkmb

aetiak lerlkrimb (irrepcmiligis). Aegudkm myeri `krkmb ji`uopki, akgku kjk likskmyk

jirkskakm ji jkerkdepibkstriuo ktku pkrkuoligiakg lerupk myeri visferkg akremk

rebkmbkmpkjk oesemteriuo sewkatu seboem usus dkgus oksua ae jkgkoakmtcmb dermik.

Myeri ykmb jisertki oukg ktku oumtkd lkru tiolug akgku ter`kjiimakrserktk akremk igeus

(jembkm bkolkrkm clstruasi usus jkmbkmbbukm aeseiolkmbkm fkirkm egeatrcgit jkm ksko

lksk), ktkustrkmbugksi akremk mearcsis ktku bkmbreme (kailkt kjkmyk


bkmbbukmvksaugkrisksi). Nkatcr-nkatcr prejispcsisi kmtkrk gkim0 c Xeaer`kkm

(oembkmbakt lelkm lerkt, ktget kmbakt lesi, temtkrk,augi lkmbumkm, jgg) c Xemykait

ktkupum aebkmkskm arcmis (LXD, lktua arcmis, ksfites,ktku suskd LKL) c Nkatcr usik,

seokaim tuk, ctct-ctct jimjimb kljcoem seokaimgeokd

c Nkatcr aebeouakm (clesitks

2.8. Tatalaksana

Pembedahan adalah satu-satunya pilihan pengobatan untuk hernia. Ini melibatkan mendorong

kantung hernia kembali ke perut atau mengeluarkannya, dan menutup celah di dinding perut

dengan jahitan. Jala sintetis halus biasanya juga dipasang di area yang terkena, untuk

memperkuat dinding perut dan mencegah hernia datang kembali.

Dalam operasi terbuka, operasi dilakukan melalui sayatan yang lebih besar di tempat hernia

berada. Dalam operasi invasif minimal (juga disebut operasi laparoskopi atau lubang kunci),

beberapa sayatan kecil dibuat. Perut atau dinding perut dioperasi dengan memasukkan

instrumen bedah dan tabung halus dengan kamera yang terpasang padanya (laparoskop)

melalui luka. Kamera memungkinkan ahli bedah untuk melihat bagian dalam perut di layar.

Pilihan operasi akan bergantung pada hal-hal seperti jenis dan ukuran hernia.

Hernia tidak selalu harus dioperasi. Jika tidak menimbulkan masalah dan risiko

komplikasinya rendah, pembedahan tidak diperlukan. Ini juga berlaku pada orang yang

sangat tua, lemah atau sakit parah dan memiliki hernia yang tidak menimbulkan risiko akut.

Sebaliknya, orang yang menderita hernia inguinalis biasanya disarankan untuk menjalani

operasi.
Penyangga hernia atau sabuk hernia (ketat, perban seperti sabuk) sering digunakan di masa

lalu untuk mencoba menghentikan hernia agar tidak menonjol keluar dari perut. Hal ini tidak

dianjurkan saat ini, karena tidak membuat hernia hilang dan dapat memiliki efek samping

seperti ulkus tekan (luka baring).

Tindakan operatif herniotomi terencana (elektif) merupakan

tatalaksana utama setelah diagnosis ditegakan untuk menghindari

terjadi- nya inkarserasi.13,14 Bayi aterm dengan berat badan ≥2,5

kg telah memungkinkan untuk dilakukan operasi elektif hernia

sedangkan pada bayi prematur operasi elektif dapat dilakukan jika

berat badan telah mencapai 2 kg. Namun bila terjadi komplikasi

inkerserata, operasi emergensi dapat dilakukan.

Pada bayi yang mengalami hernia inker- serata, reduksi manual dapat dilakukan sebagai

pertolongan pertama dengan syarat tidak ada tanda-tanda peritonitis. Bayi dibaringkan dan

diusahakan agar tenang tanpa diberi makanan, dan kaki dielevasikan jika memungkinkan.

Pemeriksa berdiri di sisi ipsilateral hernia atau mengahadap bagian kaki bayi dan meletakkan

jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan pada sisi ipsilateral spina iliaka anterior superior

dan menyapukan jari-jari ke bawah kanalis ingui- nalis menuju skrotum sisi ipsilateral,

sambil menjaga tekanan di testis, massa inguinal, atau kulit skrotum dengan tangan kiri. Pada

cincin internal ipsilateral, digunakan jari telunjuk dan ibu jari tangan kanan untuk

memberikan

tekanan pada kedua sisi leher hernia. Dengan melakukan hal tersebut dan traksi pada

skrotum, akan membantu meluruskan dan menjaga agar cincin internal dan eksternal tetap

terbuka. Selanjutnya, dengan tangan kiri di puncak massa, dan tekanan konstan pada cincin

internal dari jari telunjuk dan ibu jari tangan kanan, jari-jari tangan kiri digerakkan perlahan-

lahan ke atas inguinal menuju cincin internal, dengan menjaga tekanan konstan pada bagian
bawah isi hernia. Jika berhasil, isi hernia akan secara bertahap menghilang ke dalam cincin

internal. Reduksi usus tidak direkomendasikan di bawah anestesi umum karena cedera usus

dapat terjadi. Usus gangren juga dapat terdorong kembali ke dalam rongga peritoneum dan

tidak dikenali. Seringkali penggunaan sedasi saja mungkin cukup untuk mendorong reduksi

spontan. Dalam melaku- kan reduksi usus sebaiknya, anak diawasi di rumah sakit selama 24

jam setelah kesulitan reduksi. Perbaikan definitif hernia ditunda paling tidak selama 24-48

jam untuk mem- biarkan edema sembuh.4 Jika hernia pada anak tidak bisa direduksi maka

tindakan yang harus dilakukan ialah tindakan operatif.15 Berbeda halnya dengan hidrokel

kongenital yang dapat sembuh dengan sendirinya, hernia inguinal pada bayi jika dibiarkan

dapat memiliki risiko inkarserasi yang tinggi.2,16

Sebelum operasi, pasien dipersiapkan de- ngan cara diberikan cairan intravena sesuai

kebutuhan dan untuk koreksi bila ada dehi- drasi. Selanjutnya untuk memantau ketercu-

kupan cairan dilakukan evaluasi urine output setiap jam. Pemberian antibiotik spektrum luas

dapat diindikasikan. Untuk dekompresi akibat adanya obstruksi maka dilakukan pemasangan

nasogastric tube (NGT). Persiapan ini harus dilakukan sebelum pasien dirujuk bilamana,

fasilitas pembedahan tidak tersedia.17w

Daftar Pustaka

Hammoud M, Gerken J. Inguinal Hernia. [Updated 2022 Jun 7]. In: StatPearls [Internet].

Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from:

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513332/

Pastorino A, Alshuqayfi AA. Strangulated Hernia. 2021 Dec 28. In: StatPearls [Internet].

Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan–. Available from:

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK555972/

Anda mungkin juga menyukai