Anda di halaman 1dari 16

REFERAT

HERNIA

oleh :

Inas Amalia Mahasin


1620221209

Pembimbing :
dr. Shofia Agung Priyanto, SpB, MSi, Med

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN BEDAH UMUM


FAKULTAS KEDOKTERAN UPN “VETERAN” JAKARTA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA
TAHUN 2017/2018

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KASUS

HERNIA

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik


di Departemen BEDAH
Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa

Disusun Oleh:
Inas Amalia Mahasin
162 0221 209

Telah Disetujui Oleh Pembimbing:

dr. Shofia Agung Priyanto, SpB, MSi, Med


Tanggal: Oktober 2017
1. Definisi
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau
bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan pada hernia abdomen, isiperut
menonjol melalui defek atau bagian lemah dari bagian muskulo-aponeurotik dinding
perut. Hernia terdiri atas cincin, kantong dan isi hernia.Semua herniaterjadi melalui
celah lemah atau kelemahan yang potensial pada dinding abdomenyang dicetuskan
oleh peningkatan tekanan intraabdomen yang berulang atau berkelanjutan.1
Hernia adalah tonjolan keluarnya organ atau jaringan melalui dinding rongga
dimana rongga tersebut harusnya berada dalam keadaan normal tertutup (Nanda,
2006)

2. Epidemioloogi
Tujuh puluh lima persen dari semua kasus hernia di dinding abdomenmuncul
didaerah sekitar lipat paha. Hernia indirect lebih banyak daripada herniadirect yaitu
2:1, dimana hernia femoralis lebih mengambil porsi yang lebih sedikit.2,3
Hernia sisi kanan lebih sering terjadi daripada di sisi kiri.
Perbandinganpria:wanita pada hernia indirect adalah 7:1. Ada kira-kira 750000
herniorrhaphydilakukan tiap tahunnay di amerika serikat, dibandingkan dengan 25000
untuk hernia femoralis, 166000 hernia umbilicalis, 97000 hernia post insisi dan 76000
untuk hernia abdomen lainya.3
Hernia femoralis kejadiannya kurang dari 10 % dari semua hernia tetapi40%
dari itu muncul sebagai kasus emergensi dengan inkarserasi atau strangulasi.Hernia
femoralis lebih sering terjadi pada lansia dan laki-laki yang pernahmenjalani operasi
hernia inguinal.. meskipun kasus hernia femoralis pada pira danwanita adalah sama,
insiden hernia femoralis dikalangan wanita 4 kali lebih seringdibandingkan dikalagan
pria, karena secara keseluruhan sedikit insiden herniainguinalis pada wanita. 2,3

3. Anatomi
Region inguinal harus dipahami, pengetahuan tentanag region ini pentinguntuk terapi
operatif ari hernia. Sebagai tambahan, pengetahuan tentangposisirelative dari saraf,
pembuluh darah dan struktur vas deferen, aponeurosis danfascia.3

A. Kanalis Inguinalis
Kanalis inguinalis pada orang dewasa panjangnya kira-kira 4 cm dan terletak 2-4
cm kearah caudal lagamentum inguinal. Kanal melebar diantara cincin internaldan
eksternal. Kanalis inguinalis mengandung salah satu vas deferens atau ligamentum
uterus. Funikulus spermatikus terdiri dari serat-serat otot cremaster,pleksus
pampiniformis, arteri testicularis n ramus genital nervus genitofemoralis,ductus
deferens, arteri cremaster, limfatik, dan prosesus vaginalis. 2,3,4
Kanalis inguinalis harus dipahami dalam konteks anatomi tiga dimensi.Kanalis
inginalis berjalan dari lateral ke medial, dalam ke luar dan cepal ke caudal.Kanalis
inguinalis dibangun oleh aponeurosis obliquus ekternus dibagiansuperficial, dinding
inferior dibangun oleh ligamentum inguinal dan ligamentumlacunar. Dinding
posterior (dasar) kanalis inguinalis dibentuk oleh fasciatransfersalis dan aponeurosis
transverses abdominis. Dasar kanalis inguinalilsadalah bagian paling penting dari
sudut pandang anatomi maupun bedah.3,4
Pembuluh darah epigastric inferior menjadi batas superolateral daritrigonum
Hesselbach. Tepi medial dari trigonum dibentuk oleh membrane rectus,dan
ligamentum inguinal menjadi batas inferior. Hernia yang melewati
trigonumHesselbach disebut sebagai direct hernia, sedangkan hernia yang muncul
lateraldari trigonum adalah hernia indirect.4

B. Aponeurosis Obliqus External


Aponeurosis otot obliquus eksternus dibentuk oleh dua lapisan: superficialdan
profunda. Bersama dengan aponeorosis otot obliqus internus dan
transversusabdominis, mereka membentuk sarung rectus dan akhirnya linea alba.
externaloblique aponeurosis menjadi batas superficial dari kanalis inguinalis.
Ligamentuminguinal terletak dari spina iliaca anterior superior ke tuberculum
pubicum.3,4

C. Otot Oblique internus


Otot obliq abdominis internus menjadi tepi atas dari kanalis inguinalis .bagian
medial dari internal oblique aponeurosis menyatu dengan serat dariaponeurosis
transversus abdominis dekat tuberculum pubicum untuk membentuk conjoined
tendon. adanya conjoined tendon yang sebenarnya te;ah banyak diperdebatkan,
tetapi diduga oleh banyak ahli bedah muncul pada 10% pasien.2,3,4
D. Fascia Transversalis
Fascia transversalis dianggap suatu kelanjutanb dari otot transversalis dan
aponeurosisnya. Fascia transversalis digambarkan oleh Cooper memiliki 2
lapisan:"The fascia transversalis dapat dibagi menjadi dua bagian, satu terletak
sedikit sebelum yang lainnya, bagian dalam lebih tipis dari bagian luar; ia keluar
daritendon otot transversalis pada bagian dalam dari spermatic cord dan berikatan
kelinea semulunaris.3,4
E. Ligamentum Cooper
Ligamentum Cooper terletak pada bagian belakang ramus pubis dandibentuk oleh
ramus pubis dan fascia. Ligamentum cooper adalah titik fixasi yangpenting dalam
metode perbaikan laparoscopic sebagaimana pada teknik McVay.3

F. Preperitoneal Space
Preperitoneal space terdiri dari jaringan lemak, lymphatics, pembuluh darahdan
saraf. Saraf preperitoneal yang harus diperhatikan oleh ahli bedah adalahnervus
cutaneous femoral lateral dan nervus genitofemoral. nervus cutaneousfemoral lateral
berasal dari serabut L2 dan L3 dan kadang cabang dari nervus emoralis. Nervus ini
berjalan sepanjang permukaan anterior otot iliaca dandibawah fascia iliaca dan
dibawah atau melelui perlekatan sebelah lateralligamentum inguinal pada spina
iliaca anterior superior.4
Nervus genitofemoral biasanya berasal dari L2 atau dari L1 dan L2 dankadang
dari L3. Ia turun didepan otot psoas dan terbagi menjadi cabang genital danfemoral.
Cabang genital masuk ke kanalis inguinalis melalui cincin dalam sedangkancabang
femoral masuk ke hiatus femoralis sebelah lateral dari arteri. ductusdeferens berjalan
melalui preperitoneal space dari caudal ke cepal dan medial kelateral ke cincin
interna inguinal.
Jaringan lemak, lymphatics, ditemukan di preperitoneal space, dan
jumlahjaringan lemak sangat bervariasi.1,2,3,4

4. Etiologi
Penyebab dari hernia adalah adanya peningkatan tekanan intra abdominal
akibat adanya tindakan valsava maneuver seperti batuk, mengejan, mengangkat benda
berat atau menangis.
Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomaly congenital atau karena sebab
yang didapat. Berbagai faktor penyebab berperan pada pembentukan pintu masuk
hernia pada anulus internus yang cukup lebar, sehingga dapat dilalui oleh kantong dan
isi hernia. Selain itu diperlukan pula faktor yang dapat mendorong isi hernia melewati
pintu yang sudah terbuka cukup lebar itu.
Faktor yang dipandang berperan kausal adalah adanya prosesus vaginalis yang
terbuka, peninggian tekanan di dalam rongga perut dan kelemahan otot dinding perut
karena usia. Tekanan intra abdominal yang meninggi serta kronik seperti batuk
kronik, hipertrofi prostat, konstipasi dan asites sering disertai hernia inguinalis.
Anak yang menjalani operasi hernia pada waktu bayi mempunyai
kemungkinan mendapat hernia kontralateral pada usia dewasa (16%). Bertambahnya
umur menjadi faktor risiko, dimungkinkan karena meningkatnya penyakit yang
meninggikan tekanan intra abdomen dan berkurangnya kekuatan jaringan penunjang.
Setelah apendektomi menjadi faktor risiko terjadi hernia inguinalis karena
kelemahan otot dinding perut antara lain terjadi akibat kerusakan nervus ilioinguinalis
dan nervus iliofemoralis.(Jong, 2004).
5. Jenis
a. Menurut lokasinya :3,4,5
- Hernia inguinalis adalah hernia yang terjadi dilipatan paha. Jenis ini merupakan
yang tersering dan dikenal dengan istilah turun berok atau burut.
- Hernia umbilikus adalah di pusat.
- Hernia femoralis adalah di paha.
b. Menurut isinya :3,4
- Hernia usus halus
- Hernia omentum
c. Menurut penyebabnya :2,3,4
- Hernia kongenital atau bawaan
- Hernia traumatic
- Hernia insisional adalah akibat pembedahan sebelumnya.
d. Menurut terlihat dan tidaknya :5
- Hernia externs, misalnya hernia inguinalis, hernia scrotalis, dan sebagainya.
- Hernia interns misalnya hernia diafragmatica, hernia foramen winslowi,
hernia obturaforia.
e. Menurut keadaannya :1,2,3,4,5
- Hernia inkarserata adalah bila isi kantong terperangkap, tidak dapat kembali
kedalam rongga perut disertai akibat yang berupa gangguan pasase atau
vaskularisasi.Secara klinishernia inkarserata lebih dimaksudkan untuk hernia
irrenponibel.
- Hernia strangulata adalah jika bagian usus yang mengalami hernia terpuntir atau
membengkak, dapat mengganggu aliran darah normal dan pergerakan otot
sertamungkindapat menimbulkan penyumbatan usus dan kerusakan jaringan.
f. Menurut nama penemunya :4,5
- Hernia petit yaitu hernia di daerah lumbosacral.
- Hernia spigelli yaitu hernia yang terjadi pada linen semi sirkularis diatas
penyilangan vasa epigastrika inferior pada muskulus rektus abdominalis
bagian lateral.
- Hernia richter yaitu hernia dimana hanya sebagian dinding usus yang terjepit.
g. Menurut sifatnya : 3,4,5
- Hernia reponibel adalah bila isi hernia dapat keluar masuk. Isi hernis keluar
jikaberdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk,
tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus.
- Hernia irreponibel adalah bila isi kantung hernia tidak dapat dikembalikan
kedalam rongga.
h. Jenis hernia lainnya :1,2
- Hernia pantolan adalah hernia inguinalis dan hernia femuralis yang terjadi
pada satu sisi dan dibatasi oleh vasa epigastrika inferior.
- Hernia scrotalis adalah hernia inguinalis yang isinya masuk ke scrotum
secara lengkap.
- Hernia littre adalah hernia yang isinya adalah divertikulum meckeli
6. Patofisiologi
Terjadinya hernia disebabkan oleh dua faktor yang pertama adalah faktor
kongenital yaitu kegagalan penutupan prosesus vaginalis pada waktu kehamilan yang
dapat menyebabkan masuknya isi rongga perut melalui kanalis inguinalis, faktor yang
kedua adalah faktor yang didapat seperti hamil, batuk kronis, pekerjaan mengangkat
benda berat dan faktor usia, masuknya isi rongga perut melalui kanal ingunalis, jika
cukup panjang maka akan menonjol keluar dari anulus ingunalis eksternus. Apabila
hernia ini berlanjut tonjolan akan sampai ke skrotum karena kanal inguinalis berisi tali
sperma pada lakilaki, sehingga menyebakan hernia. Hernia ada yang dapat kembali
secara spontan maupun manual juga ada yang tidak dapat kembali secara spontan
ataupun manual akibat terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong
hernia sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali. Keadaan ini akan
mengakibatkan kesulitan untuk berjalan atau berpindah sehingga aktivitas akan
terganggu. Jika terjadi penekanan terhadap cincin hernia maka isi hernia akan
mencekik sehingga terjadi hernia strangulate yang akan menimbulkan gejala ileus
yaitu gejala obstruksi usus sehingga menyebabkan peredaran darah terganggu yang
akan menyebabkan kurangnya suplai oksigen yang bisa menyebabkan Iskemik. Isi
hernia ini akan menjadi nekrosis.
Kalau kantong hernia terdiri atas usus dapat terjadi perforasi yang akhirnya
dapat menimbulkan abses lokal atau prioritas jika terjadi hubungan dengan rongga
perut. Obstruksi usus juga menyebabkan penurunan peristaltik usus yang bisa
menyebabkan konstipasi. Pada keadaan strangulate akan timbul gejala ileus yaitu
perut kembung, muntah dan obstipasi pada strangulasi nyeri yang timbul letih berat
dan kontineu, daerah benjolan menjadi merah (Syamsuhidajat 2004)

7. Manifestasi klinis
Pada umumnya keluhan orang dewasa berupa benjolan di inguinalis yang
timbul pada waktu mengedan, batuk, atau mengangkat beban berat dan menghilang
pada waktu istirahat berbaring. Pada inspeksi perhatikan keadaan asimetris pada
kedua inguinalis, skrotum, atau labia dalam posisi berdiri dan berbaring. Pasien
diminta mengedan atau batuk sehingga adanya benjolan atau keadaan asimetris dapat
dilihat. Palpasi dilakukan dalam keadaan ada benjolan hernia, diraba konsistensinya,
dan dicoba mendorong apakah benjolan dapat direposisi. Setelah benjolan dapat
direposisi dengan jari telunjuk, kadang cincin hernia dapat diraba berupa anulus
inguinalis yang melebar (Jong, 2004).
Gejala dan tanda klinis hernia banyak ditentukan oleh keadaaan isi hernia.
Pada hernia reponibel keluhan satu-satunya adanya benjolan di lipat paha yang
muncul pada waktu berdiri, batuk bersin, atau mengejan dan menghilang setelah
berbaring. Keluhan nyeri jarang dijumpai, kalau ada biasanya dirasakan di daerah
epigastrium atau paraumbilikal berupa nyeri viseral karena regangan pada
mesenterium sewaktu satu segmen usus halus masuk ke dalam kantong hernia. Nyeri
yang disertai mual atau muntah baru timbul kalau terjadi inkarserasi karena ileus atau
strangulasi karena nekrosis atau gangren
Tanda klinis pada pemeriksaan fisik bergantung pada isi hernia. Pada inspeksi
saat pasien mengedan, dapat dilihat hernia inguinalis lateralis muncul sebagai
penonjolan di regio ingunalis yang berjalan dari lateral atas ke medial bawah.
Kantong hernia yang kosong kadang dapat diraba pada vunikulus spermatikus sebagai
gesekan dari dua lapis kantong yang memberikan sensasi gesekan dua permukaan
sutera. Tanda ini disebut tanda sarung tangan sutera, tetapi umumnya tanda ini sukar
ditentukan. Kalau kantong hernia berisi organ, tergantung isinya, pada palpasi
mungkin teraba usus,omentum (seperti karet), atau ovarium. Dengan jari telunjuk atau
kelingking pada anak, dapat dicoba mendorong isi hernia dengan menekan kulit
skrotum melalui anulus eksternus sehingga dapat ditentukan apakah isi hernia dapat
direposisi atau tidak. Dalam hal hernia dapat direposisi, pada waktu jari masih berada
dalam anulus eksternus, pasien diminta mengedan. Kalau ujung jari menyentuh
hernia, berarti hernia inguinalis lateralis, disebut hernia inguinalis lateralis karena
menonjol dari perut di lateral pembuluh epigastrika inferior. Disebut juga indirek
karena keluar melalui dua pintu dan saluran yaitu, anulus dan kanalis inguinalis. Pada
pemeriksaan hernia lateralis akan tampak tonjolan berbentuk lonjong, sedangkan
hernia medialis berbentuk tonjolan bulat. Dan kalau sisi jari yang menyentuhnya,
berarti hernia inguinalis medialis. Dan jika kantong hernia inguinalis lateralis
mencapai skrotum, disebut hernia skrotalis. Hernia inguinalis lateralis yang mencapai
labium mayus disebut hernia labialis. Diagnosis ditegakkan atas dasar benjolan yang
dapat direposisi, atau jika tidak dapat direposisi, atas dasar tidak adanya pembatasan
yang jelas di sebelah cranial dan adanya hubungan ke cranial melalui anulus
eksternus. Hernia ini harus dibedakan dari hidrokel atau elefantiasis skrotum. Testis
yang teraba dapat dipakai sebagai pegangan untuk membedakannya.(Jong, 2004).

8. Diagnosis
A. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Hernia reponibel terdapat benjolan dilipat paha yang muncul pada waktu
berdiri, batuk, bersin atau mengedan dan menghilang setelah berbaring. Pada hernia
inguinallateralis muncul benjolan di regio inguinalis yang berjalan dari lateral ke
medial, tonjolan berbentuk lonjong. Hernia skrotalis yaitu benjolan yang terlihat
sampai skrotum yangmerupakan tojolan lanjutan dari hernia inguinalis lateralis. Pada
hernia inguinalis medialistonjolan biasanya terjadi bilateral, berbentuk bulat. 11
Palpasi
Titik tengah antar SIAS dengan tuberkulum pubicum ditekan lalu pasien
disuruhmengejan. Jika terjadi penonjolan di sebelah medial maka dapat diasumsikan
bahwa ituhernia inguinalis medialis.Titik yang terletak di sebelah lateral tuberkulum
pubikumditekan lalu pasien disuruh mengejan jika terlihat benjolan di lateral titik
yang kita tekanmaka dapat diasumsikan sebagai nernia inguinalis lateralis. Titik
tengah antara kedua titik tersebut di atas (pertengahan canalis inguinalis) ditekan lalu
pasien disuruh mengejan jikaterlihat benjolan di lateralnya berarti hernia inguinalis
lateralis jika di medialnya herniainguinalis medialis.11
Pada hernia inguinalis, kantong hernia yang kosong kadang dapat diraba
padafunikulus spermatikus sebagai gesekan dua permukaan sutera, tanda ini disebut
sarungtanda sarung tangan sutera. Kantong hernia yang berisi mungkin teraba usus,
omentum(seperti karet), atau ovarium. Dalam hal hernia dapat direposisi pada waktu
jari masih berada dalam annulus eksternus, pasien mulai mengedan kalau hernia
menyentuh ujung jari berarti hernia inguinalis lateralis dan kalau samping jari yang
menyentuh menandakanhernia inguinalis medialis. lipat paha dibawah ligamentum
inguinal dan lateral tuberkulum pubikum.11
Perkusi.
Bila didapatkan perkusi perut kembung maka harus dipikirkan
kemungkinanhernia strangulata.11
Auskultasi.
Hiperperistaltis didapatkan pada auskultasi abdomen pada hernia
yangmengalami obstruksi usus (hernia inkarserata).11

Tiga teknik pemeriksaan sederhana yaitu finger test, Ziemen test dan Tumb test.

Cara pemeriksaannya sebagai berikut :


1. Pemeriksaan Finger Test, menggunakan jari ke 2 atau jari ke 5. Dimasukkan lewat
skrotum melalui anulus eksternus ke kanal inguinal. Penderita disuruh batuk: Bila
impuls diujung jari berarti Hernia Inguinalis Lateralis. Bila impuls disamping jari
Hernia Inguinnalis Medialis.11

2. Pemeriksaan Ziemen Test, posisi berbaring, bila ada benjolan masukkan


dulu(biasanya oleh penderita). Hernia kanan diperiksa dengan tangan kanan.
Penderita disuruh batuk bila rangsangan pada jari ke 2 merupakan hernia
inguinalis lateralis, jari ke 3merupakan hernia ingunalis medialis, jari ke 4
merupakan hernia femoralis
3. Pemeriksaan Thumb Test, anulus internus ditekan dengan ibu jari dan
penderitadisuruh mengejan, bila keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis
medialis. Bila tidak keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis Lateralis.

B. Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaan radiologis tidak diperlukan pada pemeriksaan
rutinhernia.Ultrasonografi dapat digunakan untuk membedakan adanya massa
pada lipat pahaatau dinding abdomen dan juga membedakan penyebab
pembengkakan testis.
PemeriksaanUltrasound pada daerah inguinal dengan pasien dalam posisi
supine dan posisi berdiridengan manuver valsafa dilaporkan memiliki sensitifitas
dan spesifisitas diagnosismendekati 90%. Pemeriksaan ultrasonografi juga
berguna untuk membedakan hernia inkarserata dari suatu nodus limfatikus
patologis atau penyebab lain dari suatu massa yangteraba di inguinal. Pada pasien
yang sangat jarang dengan nyeri inguinal tetapi tak ada bukti fisik atau sonografi
yang menunjukkan hernia inguinalis. CT scan dapat digunakanuntuk
mengevaluasi pelvis untuk mencari adanya hernia obturator.
9. Diagnosis banding
a. Keganasan
- Limfoma
- Retroperitoneal sarcoma
- Metastasis
- Tumor testis
b. Penyakit testis primer
- Varikokel
- Epididimitis
- Torsio testis
- Undescenden testis
c. Aneurisma arteri femoralis
d. Nodus limfatikus
e. Kista sebasea
f. Hidraenitis
g. Psoas abses
h. Hematoma
i. Ascites

10. Penatalaksanaan
Hampir semua hernia harus diterapi dengan operasi. Karena
potensinyamenimbulkan komplikasi inkarserasii atau strangulasi lebih berat
dibandingkan resiko yang minimal dari operasi hernia (khususnya bila menggunakan
anastesilocal). Khusus pada hernia femoralis, tepi kanalis femoralis yang kaku
meningkatkan resiko terjadinya inkarserasi.

11. Teknik operasi

Berdasarkan pendekatan operasi, banyak teknik herniorraphy dapat diklompokkan


dalam 4 kategori utama :

o Kelompok 1: Open Anterior Repair 6,7,8


Kelompok 1 operasi hernia (teknik Bassini, McVay dan Shouldice)melibatkan
pembukaan aponeurosis otot obliquus abdomins ekternus danmembebaskan funikulus
spermatikus. fascia transversalis kemudian dibuka,dilakukan inspeksi kanalis spinalis,
celah direct dan indirect. Kantunghernia biasanya diligasi dan dasar kanalis spinalis di
rekonstruksi.
a. Teknik Bassini 7,8
Komponen utama dari teknik bassini adalah
- Membelah aponeurosis otot obliquus abdominis eksternus dikanalisingunalis
hingga ke cincin ekternal
- Memisahkan otot kremaster dengan cara reseksi untuk mencari herniaindirect
sekaligus menginspeksi dasar dari kanalis inguinal untuk mencari hernia
direct.
- Memisahkan bagian dasar atau dinding posterior kanalis inguinalis
(fasciatransversalis)
- Melakukan ligasi kantung hernia seproksimal mungkin
- Rekonstuksi didinding posterior dengan menjahit fascia tranfersalis,
otot transversalis abdominis dan otot abdominis internus ke
ligamentuminguinalis lateral.

b. Teknik McVay
Teknik kelompok ini berbeda dalam pendekatan mereka dalam rekontruksi,
tetapi semuanya menggunakan jahitan permanen untuk mengikat fascia
disekitarnya dan memperbaiki dasar dari kanalis inguinalis, kelemahannya yaitu
tegangan yang tejadi akibat jahitan tersebut, selain dapat menimbulkan nyeri juga
dapat terjadi neckosis otot yang akan menyebakan jahitan terlepas dan
mengakibatkan kekambuhan.

o Kelompok 2 : Open posterior Repair9


Posterior repair (iliopubic tract repair dan teknik Nyhus) dilakukan
denganmembelah lapisan dinding abdomen superior hingga ke cincin luar
danmasuk ke properitoneal space. Diseksi kemudian diperdalam kesemuabagian
kanalis inguinalis. Perbedaan utama antara teknik ini dan teknik open anterior
adakah rekonrtuksi dilakukan dari bagian dalam. Posteriorrepair sering digunakan
pada hernia dengan kekambuhan karenamenghindari jaringan parut dari operasi
sebelumnya. Operasi ini biasanyadilakukan dengan anastesi regional atau anastesi
umum.

o Kelompok 3 : Tension-Free repair with mesh 8,9


Kelompok 3 operasi hernia (teknik Lichtenstein dan Rutkow)
menggunakanpendekatan awal yang sama degan teknik open anterior. Akan tetapi
tidak menjahit lapisan fascia untuk memperbaiki defek , tetapi
menempatkansebuah prostesis, mesh yang tidak diserap. Mesh ini dapat
memperbaikidefek hernia tanpa menimbulkan tegangan dan ditempatkan disekitar
fascia. Hasil yang baik diperoleh dengan teknik ini dan angkakekambuhan
dilaporkan kurang dari 1%.

Beberapa ahli bedah meragukan keamanan jangka panjang penggunaanimplant


prosthesis, khususnya kemungkinan infeksi atau penolakan. Akan tetapi
pengalaman yang luas dengan mesh hernia telah mulai menghilangkan anggapan
ini, dan teknik ini terus populer.Teknik ini dapat dilakukan dengan anastesi local,
regional atau general.

o Kelompok 4 : Laparoscopic
Operasi hernia Laparoscopic makin populer dalam beberapa tahun
terakhir,tetapi juga menimbulkan kontroversi. Pada awal pengembangan teknik
ini,hernia diperbaiki dengan menempatkanpotongan mesh yang besar diregion
inguinal diatas peritoneum. Teknik ini ditinggalkan karena potensiobstruksi usus
halus dan pembentuka fistel karena paparan usus terhadapmesh.
Saat ini kebanyakan teknik laparoscopic herniorrhaphies dilakukanmenggunakan
salah satu pendekatan transabdominal preperitoneal (TAPP)atau total
extraperitoneal (TEP) . pendekatan TAPP dilakukan denganmeletakkan trokar
laparoscopic dalam cavum abdomendan memperbaikiregion inguinal dari dalam.
Ini memungkinkan mesh diletakkan dankemudian ditutupi dengan
peritoneum.sedangkan pendekatan TAPP
adalahprosedur laparoskopic langsung yang mengharuskan masuk ke cavumperiton
eal untuk diseksi. Konsekuensinya, usus atau pembuluh darah bisacidera selama
operasi.

12. Komplikasi
Komplikasi setelah operasi herniorraphy biasanya ringan dan dapat
sembuhsendiri, hematom dan infeksi luka adalah masalah yang paling sering
terjadi.Komplikasi yang lebih serius seperti perdarahan, osteitis atau atropy testis
terjadi kurang dari 1% pada pasien yang menjalani herriorraphy. Perbandingan
komplikasi berat dan ringan dari teknik open dan laparoscopic herniorrhaphies.6,8,9,10

Open repair Laparoscopic repair


Hemoragi Hemoragi
Atrofi testis Cedera usus
Berat Terpotongnya vas deferens Cedera kandung kemih
Cedera usus Cedera pembuluh darah besar
Cedera kandung kemih
Ekimosis scrotal Retensi urin
Infeksi luka Hernia di lokasi
Retensi urin Cedera saraf
Kekambuhan Infeksi luka
Ringan Hidrokel Obstruksi usus halus
Terpotongnya saraf
Terepit saraf

13. Prognosis
 Lebih cepat dikoreksi dengan cara operasi, lebih baik prognosisnya. Makin
lama hernia dibiarkan, makin besar kemungkinan untuk terjadi strangulasi.
 Resiko terjadinya komplikasi strangulasi juga tergantung dari lokasi terjadinya
hernia, besar kecilnya lubang, serta sedikit banyaknya bagian usus yang
menonjol.
 7% pasien setelah dioperasi, hernianya timbul kembali. Bukan karena
kegagalan operasi, tapi karena memang otot perutnya yang lemah. Kasus
seperti ini dapat dioperasi kembali dengan aman.
Daftar Pustaka

1. R. Sjamsuhidajat & Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi I. Penerbit
bukukedokteran EGC. Jakarta. 1997. Hal 700-718
2. A. Mansjoer, Suprohaita, W.K. Wardhani, W. Setiowulan. Kapita
SelektaKedokteran. Edisi III, Jilid II. Penerbit Media Aesculapius,Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2000. Hal313-317
3. Dr. P. Bhatia & Dr. S. J. John. Laparoscopic Hernia Repair (a step by
stepapproach). Edisi I. Penerbit Global Digital Services, BhatiaGlobal Hospital &
Endosurgery Institute. New Delhi. 2003.(Ebook, di akses 10 juli 2010)
4. H G, Burhitt & O.R.G. Quick. Essential Surgery . Edisi III. 2003. Hal 348-356
5. C. Palanivelu. Operative Manual of Laparoscopic Hernia Surgery. Edisi I.
Penerbit GEM Foundation. 2004. Hal 39-58
6. Brian W. Ellis & Simon P-Brown. Emergecy surgery. Edisi XXIII. Penerbit
HodderArnold. 2006.
7. Gary G. Wind. Applied Laparoscopic Anatomy (Abdomen and Pelvis). Edisi
I.Penerbit Williams & Wilkins, a Waverly Company. 1997
8. Michael M. Henry & Jeremy N. T. Thompson. Clinical Surgery. Edisi II. 2005.
9. R. Bendavid, J. Abrahamson, Mauruce E. A, dkk. Abominal Wall Hernias
(Principlesand Management). Edisi I. Penerbit Sringer-Varlag. New York.2001.
(Ebook, di akses 10 Juli 2010)
10. Michael S. Kavic. Laparoscopic Hernia Repair. Edisi I. Penerbit
HarwoodAcademic Publishers. Amsterdam. 1997. (Ebook, diakses 10Juli 2010)
11. Inguinal hernia.Accesed on 30 september 2017 Available
athttp://www.healthsystem.virginia.edu/toplevel/home/

Anda mungkin juga menyukai