OLEH :
NOVIA ARDILA, S. Kep
NIM : 23.300.0371
OLEH :
NOVIA ARDILA, S. Kep
NIM : 23.300.0371
B. Anatomi Fisiologi
Pada hernia inguinalis atau selangkangan, lubang terbentuk di otot
oblikus internal dan otot transversus. Jika lubang ini terbentuk lateral (atau
menjauh dari tengah) ke pembuluh darah epigastrium inferior, maka
terbentuklah hernia inguinalis tidak langsung. Jika lubang terbentuk di medial
(atau ke arah tengah) pembuluh darah epigastrium inferior, maka akan
terbentuk hernia inguinalis langsung. Terlepas dari itu, dalam operasi terbuka,
lapisan otot miring eksternal dibuka di atas hernia (otot internal dan
transversus yang melemah). Ditemukan lubang (atau lubang) pada otot oblik
internal dan otot transversus. Jaring dua sisi digunakan untuk memperkuat
cacat hernia dan otot di sekitar lubang.
C. Etiologi
Berdasarkan Nurarif (2015) etiologi dari hernia, yaitu sebagai berikut:
1. Kongenital
2. Obesitas
3. Ibu hamil
4. Mengejan
5. Pengangkatan beban berat
Diyono (2016) menyebutkan bahawa hernia abdominal cenderung terjadi
pada kelemahan struktural yang didapat dari kongenital atau trauma pada
dinding abdominal, yang terjadi karena peningkatan tekanan intra-abdomen
akibat dari mengangkat benda berat, obesitas, kehamilan, mengejan, batuk,
atau kedekatannya dengan tumor.
E. Klasifikasi
Jenis hernia yang diklasifikasikan berdasarkan tempatnya adalah sebagai
berikut (Diyono, 2016) :
1. Hernia inguinal (paling umum), visera menonjol ke dalam kanal inguinal
pada titik di mana tali spermatik muncul pada pria, dan sekitar ligamen
pada wanita. Hernia ingui- nal indirek lengkung usus keluar melalui
kanalis inguinalis dan mengikuti kordo spermatikus (pria) atau ligamen
sekitar (wanita), ini akibat dari gagalnya prosesus vaginalis untuk
menutup sebelah testis turun ke dalam skrotum, atau fiksasi ovarium.
Hernia inguinalis direk lengkung usus keluar melalui kanalis inguinalis
posterior.
2. Hernia femoralis terjadi di mana arteri femoralis masuk ke dalam kanal
femoral, dan muncul di bawah ligamen inguinal di bawah pangkal paha.
Hernia fermoralis terjadi melalui cincin femoral dan lebih umum pada
wanita dari- pada pria. Ini mulai sebagai penyumbat lemak di kanalis
femoralis yang membesar dan secara bertahap menarik peritorium dan
hampir tidak dapat dihindari kandung ke- mih masuk ke dalam kantung.
Ada insiden yang tinggi dari inkarserata dan strangulasi dengan tipe
hernia ini. Hernia fermoralis lengkung usus melalui cincin femoralis
turun ke kanalis fermoral melalui anulus femoralis keyossa ovalis.
3. Hernia umbilikal terjadi karena kegagalan orifisium um- bilikal untuk
menutup. Hal ini paling sering terjadi pada wanita obesitas, anak-anak,
dan pada pasien pada pening- katan tekanan intra-abdominal karena
sirosis dan ascites. Tipe hernia ini terjadi pada sisi insisi bedah
sebelumnya yang telah sembuh secara tidak adekuat, karena masalah
pasca-operasi seperti infeksi, nutrisi tidak adekuat, dis- tensi ekstrem.
4. Hernia insisional atau ventral terjadi melalui dinding abdominal karena
kelemahan, kemungkinan juga terjadi karena penyembuhan insisi bedah
yang buruk.
5. Hernia parastomal menonjol melalui defek fasial di sekitar stoma dan
kedalam jaringan subkutan.
6. Hernia epigastirum tampak melalui defek dilinea alba dan biasanya
ditemukan di garis tengah antara xifisternum dan umbilikus.
7. Hernia ventralis adalah nama umum untuk semua hernia di dinding perut
bagian anteralateral seperti pada hernia sikatrik. Hernia sikatrik
merupakan penonjolan perito- neum melalui bekas luka operasi.
F. Patofisiologi
Hernia inguinalis dimulai dari kelemahan orifisium myopectineal karena
patent processus vaginalis atau karena perubahan degeneratif. Hernia medial
terjadi melalui segitiga Hesselbach karena kelemahan pada fascia
transversalis. Setelah penurunan testis, sel-sel otot polos processus vaginalis
mengalami apoptosis yang menyebabkan pemusnahan processus vaginalis
proksimal. Jika proses ini terganggu, sel-sel otot polos di dalam processus
vaginalis akan tetap bertahan, membuatnya tetap paten sebagai pangkal paha.
Hernia atau hidrokel mengubah sel epitel dari processus vaginalis menjadi
fibroblas mesenkim yang mengeluarkan hepatocyte Growth Factor,
mendorong fusi processus vaginalis, dengan demikian terjadi penurunan
hormon testosteron dan kalsitonin yang berhubungan dengan gen kalsitonin,
yang berperan pada persistensi processus vaginalis. Hernia inguinalis terjadi
ketika jaringan, seperti bagian dari usus, menonjol melalui titik lemah pada
otot perut. Tonjolan yang dihasilkan dapat terasa nyeri, terutama saat batuk,
membungkuk atau mengangkat benda berat. Hernia inguinalis terjadi ketika
bagian dari selaput yang melapisi rongga perut (omentum) atau usus
menonjol melalui titik lemah di perut sering kali di sepanjang saluran
inguinalis, yang membawa korda spermatika pada pria. Hernia inguinalis
tidak selalu berbahaya, namun, kondisi ini tidak akan membaik dengan
sendirinya, dan dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa.
Beberapa hernia inguinalis tidak memiliki penyebab yang jelas. Yang lainnya
mungkin terjadi sebagai akibat dari peningkatan tekanan di dalam perut. Pada
banyak orang, kelemahan dinding perut yang menyebabkan hernia inguinalis
terjadi sebelum kelahiran, ketika kelemahan otot dinding perut tidak menutup
dengan baik, selain itu aktivitas fisik yang berat juga bisa menyebabkan
hernia. Hernia terjadi ketika suatu organ tubuh mendorong dirinya sendiri
melalui suatu lubang pada otot atau jaringan yang seharusnya menahannya
pada tempatnya. Hernia jenis ini paling sering terjadi di daerah perut. Lubang
ini adalah cacat pada lapisan terdalam perut dan hernia berada di luar kantong
peritoneum. Hernia dinding perut hanya terjadi pada area tertentu, yaitu di
mana aponeurosis dan fasia tidak memiliki dukungan pelindung otot lurik.
Hal ini dapat diperoleh melalui atrofi otot, pembedahan atau trauma (Hati,
2023).
G. Penatalaksanaan
Perbaikan hernia dilakukan dengan menggunakan insisi kecil secara
langsung di atas area yang lemah. Usus ini kemudian dikembalikan ke rongga
perineal, kantung hernia dibuang dan otot ditutup dengan kencang di atas area
tersebut. Namun, beberapa perbaikan sulit dilakukan karena adanya
insufisiersi masa otot untuk mempertahankan usus di tempatnya. Pada kasus
ini graf mata jala tembaga (steel mesh) digunakan untuk menguatkan area
herniasi. Klien dengan kesulitan perbaikan biasanya dirawat di rumah sakit 1-
2 hari untuk mendapatkan antibiotik profilaksis (Diyono, 2016).
Pentalaksanaan hernia dapat berupa tindakan operasi, yaitu sebagai
berikut (Nurarif, 2015) :
1. Herniotomy, membuka dan memotong kantung hernia serta
mengembalikan isi hernia ke cavum abdominalis.
2. Heniorafi, mulai dari mengikat leher hernia dan menggantungkannya pada
conjoint tendon (penebalan antara tepi bebas m.obliquus intraabdominalis
dan m.transversus abdominis yang berinsersio di tuberculum pubicum).
3. Hernioplasty, menjahitkan conjoint tendon pada ligamentum inguinale
agar LMR hilang/ tertutup dan dinding perut jadi lebih kuat karena
tertutup otot. Hernioplasty pada hernia inguinalis lateralis ada bermacam-
macam menurut kebutuhannya
H. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah sebagai berikut (Nurarif,
2016):
1. Sinar X abdomen menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus/
obstruksi usus
2. Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan
hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit), peningkatan sel darah putih
dan ketidak seimbangan elektrolit.
3. USG
I. Penatalaksanaan Pembedahan
Pelaksanaan pembedahan pada pasien hernia dapat dilakukan sebagai
berikut (Christy, 2020):
1. Indikasi
a. Hernia tidak dapat dimasukkan kembali
b. Hernia mengganggu aktivitas sehari-hari
c. Hernia menyebabkan gangguan pencernaan, seperti muntah, perut
kembung, tidak kentut dan tidak buang air besar (BAB)
2. Persiapan
a. Pasien dipuasakan (berhenti makan dan minum)
b. Jika pasien meminum obat pengencer darah, dihentikan seminggu
sebelum jadwal operasi
c. Pemeriksaan darah
d. Foto rontgen
3. Tindakan Pembedahan
a. Herniotomi, prosedur operasi yang dilakukan untuk membuang kantong
hernia. Dapat dilakukan dengan tradisional (prosedur terbuka) dan
secara laparoskopi (menggunakan kamera). Pada tradisional dokter
bedah akan melakukan insisi atau membuat sayatan pada daerah hernia
untuk menemukan kantong hernia, mengembalikan isi kantong hernia
ke tempat semula, lalu membuang kantong hernia. Sedangkan pada
laparoskopi, kantong hernia juga akan dibuang. Namun pada prosedur
ini dibuat sayatan sebanyak 3-4 dengan ukuran kecil, berkisar 0,5-1 cm
untuk memasukkan instrumen operasi dan kamera.
b. Herniorafi, prosedur operasi hernia di mana dokter bedah memperbaiki
kekuatan dinding perut. Operasi dilakukan dengan membuat sayatan
pada daerah inguinal atau perut dekat lipatan paha. Ketika kantung
hernia sudah didapatkan, jaringan/organ isi hernia dikembalikan ke
lokasi seharusnya dan kantong hernia di buang. Selanjutnya, dokter
bedah menjahit antar otot atau ligamen di mana hernia terbentuk,
sehingga lubang hernia tertutup.
c. Hernioplasty, merupakan tindakan medis untuk mengatasi hernia
(benjolan pada perut yang muncul akibat kelemahan otot) yang
menggunakan mesh. Apabila defek atau lubang dinding abdomen yang
lemah berukuran kecil, dokter cukup mengembalikan isi kantong
hernia, membuang kantong dan menjahit antar otot yang lubang.
Namun jika lubang hernia cukup besar, maka Anda akan membutuhkan
mesh (mesh merupakan suatu bahan sintetis yang digunakan untuk
menutup daerah lubang atau bagian lemah dinding yang menjadi
rongga hernia).
4. Pasca Pembedahan
a. Pasien diminta beristirahat dan tidak mengangkat beban berat selama 2-
3 minggu
b. Untuk mengurangi bengkak pasca operasi dengan menaruh kain bersih
dan meletakkan es pada daerah luka operasi selama 20 menit. Pastikan
luka tidak basah karena kompres tersebut.
c. Jika mengalami demam, luka menjadi kemerahan dan hangat,
perdarahan banyak pada luka operasi, baal/kerusakan saraf, atrofi atau
mengecilnya testis pada laki-laki setelah operasi segera ke fasilitas
Kesehatan terdekat
5. Efek Samping
a. Resiko infeksi pada luka operasi
b. Resiko perdarahan
c. Resiko timbulnya kembali hernia
d. Resiko alergi terhadap obat anestesi
J. Pathway
Aktivitas berat, bayi prematur,
kelemahan dinding abdominal
Hernia
Nekrosis intestinal
Pembedahan
DAFTAR PUSTAKA
Diyono dan Sri Mulyanti 2016 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah: Sistem
Pencernaan (Dilengkapi Contoh Studi Kasus Dengan Aplikasi NNN
(Nanda NOC NIC)) Jakarta: Kencana.
Hati, Yulis, dkk. 2023. Bunga Rampai Patofisiologi Digestive. Cilacap: PT Media
Pustaka Indo.
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda NIC-NOC Jilid 1.
Jogjakarta: MediAction.