ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN HERNIA INGUINALIS LATERAL (HIL)
DI RUANG BANGSAL BEDAH
DISUSUN OLEH :
ZULKIBLI
NIM : 231133112
LAPORAN PENDAHULUAN
, 2023
Telah di persiapkan dan disusun oleh :
Zulkibli
Nim. 231133112
Telah disetujui :
, 2023
A. DEFINISI
B. ETIOLOGI
1. Hernia inguinal
Menurut Black,J dkk (2012) hernia ingunal terjadi karena
2. Hernia Hiatal
Faktor Hernia Hiatal biasanya belum diketahui, namun bisa
3. Hernia Umbilical
Hernia umbilical terdapat jika penutupan umbilikus tidak
sempurna.
4. Hernia Femoralis
Akibat adanya hernia Femoralis adalah kehamilan multipara,
gangguan BAK.
C. KLASIFIKASI
Menurut Suratun dan Lusianah (2010) klasifikasi
Hernia
intra peritoneal.
kantung hernia bila usus tidak dapat kembali akibat regangan pada
terjepit. Secara klinis keluhan klien adalah rasa sakit yang terus
atau ovarium. bila ada hernia berisi bagian maka tergantung pada
isinya, Dengan jari kelingking atau jari telunjuk pada anak kusia
apakah isi hernia dapat direposisi atau tidak. Apabila hernia dapat
diujung jari, maka hernia inguinalis lateralis, dan kalau stepi jari
hernia pada bayi wanita yang teraba benjolan yang padat biasanya
terdiri dariovarium.
2. Gejala Klinis
Gejala klinis hernia banyak diketahui oleh kondisi isi hernia.
10% bilateral.
E. PATOFISIOLOGIS
F. KOMPLIKASI
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
H. PENATALAKSANAAN
antara lain :
1. Reposisi
2. Suntikan
3. Sabuk hernia
4. Pengobatan konservatif
5. Pengobatan operatif
6. Herniotomy
Dilakukan pembebasan kantong hernia sampai kelehernya, kantong
dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlengketan, kemudian
reposisi. Kantong hernia dijahit, ikat setinggi mungkin lalu dipotong.
7. Hernioraphy
9. Medikasi
A. PENGKAJIAN
proses keperawatan sangat bergantuang pada tahap ini. Tahap ini terbagi atas:
1. Anamnesa
a. Identitas Klien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang dipakai,
b. Keluhan Utama
DS ( Data Subjektif ) Pada anemnesis keluhan utama yang lazim
melalui kanalis inguinal bisa bersifat hilang timbul atau juga tidak.
digunakan:
2) Quality of Pain: seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan
3) Region : radiation, relief: apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa sakit
sering didapatkan.
f. Riwayat Psikososial
Merupakan respons emosi klien terhadap penyakit yang
dideritanya dan peran klien dalam keluarga dan masyarakat serta respon
pada pasien dan post operasi dengan Hernia inguinalis lateral dalam buku
1) Aktivitas istirahat
2) Sirkulasi
Apakah pasien menunjukan takikardi, perubahan tekanan darah
(hipotensi, hipertensi).
3) Eliminasi
retensi urine.
h. Neurosensori
Gejala : Hilang gerakan atau sensasi , spasme otot, kesemutan
j. Keamanan
Tanda : Laserasi , avulsi jaringan, perdarahan,
perubahan warna, pembengkakan lokal (dapat meningkat secara
bertahap atau tiba-tiba)
k. Penyuluhan
Gejala : Lingkungan tidak mendukung (menimbulkan cedera)
pengetahuan terbatas.
c. Edukasi
D. Implementasi Keperawatan
Nyeri akut menjadi salah satu masalah utama pada post operasi hernia
ingunalis lateralis yang belum ditemukan asuhan keperawatan yang terbaik
Tanda dan gejala mayor diantaranya yaitu subyektif (mengeluh nyeri),
obyektif (tampak meringis, bersikap protektif (mis.waspada, posisi
menghindari nyeri), gelisah, frekuensi nadi meningkat dan sulit
tidur). Tanda dan gejala minor diantaranya yaitu obyektif (tekanan
darah meningkat, pola nafas berubah, nafsu makan berubah, proses
berpikir terganggu, menarik diri, berfokus pada diri sendiri, dan
diaphoresis. Pada pasien didapatkan data sebagai berikut pada pasien
mengeluh nyeri pada bagian yang dioperasi di lipat paha, tampak
meringis menahan nyeri, gelisah saat merasakan nyeri atau saat nyeri
timbul, frekuensi nadi meningkat, mengalami kesultan tidur dan
nafsu makan berubah (Sekar siwi, 2022).
Intervensi yang diberikan dapat berupa mengajarkan terapi relaksasi
napas dalam, mengkolaborasi pemberian analgetik, dengan hasil
yang diharapkan keluhan nyeri cukup menurun, meringis cukup
menurun tekanan darah membaik, frekuensi nadi membaik, dan
kesulitan tidur cukup membaik (Sekar siwi, 2022).
Intervensi lainnya yakni berupa distraksi. Distraksi mengalihkan
perhatian pasien ke hal yang lain dan dengan demikian menurunkan
kewaspadaan terhadap nyeri bahkan meningkatkan toleransi terhadap
nyeri. Salah satu distraksi yang efektif adalah distraksi audio dengan
musik, yang dapat menurunkan nyeri fisiologis, stres dan kecemasan
dengan mengalihkan perhatian seseorang dari nyeri. Penelitian telah
menunjukkan terdapat pengaruh terapi musik klasik terhadap penurunan
intensitas nyeri pada pasien post operasi hernia (Agustini, 2018).
Selain itu, intervensi pengembangan dalam dekade terakhir ini adalah
terapi zikir untuk mengurangi nyeri. Penelitian yang dilakukan oleh
Yorpina & Safriati (2020) menunjukkan bahwa Pemberian terapi audio
dzikir efektif dalam menurunkan nyeri luka post operasi yang dirasakan
individu. Selain tujuan tersebut terdapat beberapa tujuan lain diantaranya
dzikir dapat memberikan ketenangan jiwa dan terlindung dari bahaya dan
godaan setan.
DAFTAR PUSTAKA
Sekar Siwi, A., Friska Olyfia Shelen, & Wibowo, T. H. (2022). ASUHAN
KEPERAWATAN NYERI AKUT DENGAN POST OPERASI HERNIA
INGUINALIS LATERALIS DEXTRA : ACUTE PAIN NURSING CARE
WITH POST OPERATION OF DEXTRA LATERALIS INGUINAL
HERNIA. Jurnal Keperawatan Notokusumo, 10(2), 30–36. Retrieved from
http://ojs33.stikes-notokusumo.ac.id/index.php/jkn/article/view/223
Agustini, A. (2018). Pengaruh Terapi Musik Klasik terhadap Penurunan Intensitas
Nyeri pada Pasien Post Operasi Hernia. Jurnal Kampus STIKES YPIB
Majalengka, 6(2), 1-16.
Yorpina & Syafriati, A. (2020). Pengaruh Pemberian Terapi Dzikir Dalam
Menurunkan Nyeri Pada Pasien Post Operasi. Jurnal Kesehatan dan
Pembangunan, 10(20), 106-113.
Abdillah, Alvin. 2018. Pengaruh Pemberian Terapi SEFT dan Mendengarkan
Bacaan Al-Qur’an Terhadap Nyeri Pasien Post Operasi Hernia
Amin Huda Nurarif & Hardhi Kusuma 2015. Aplikasi asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & Nanda NIC-NIC Jilid 1. Jogjakarta :
MediAction.
Andarmoyo, Sulistyo 2013 Konsep & Proses Keperawatan Nyeri. Jogjakarta : Ar-
Ruzz Media
Badan Penelitian dan Pengembangan dan Kesehatan. (2018). Prevalensi Penyakit
Provinsi Jawa Timur.
Badan Stastistik Kabupaten Ponorogo. (2019). https://ponorogo.bps.go.id
Black, J, dkk. 2002. Medical Surgical Nursing. Edisi 4. Pensylvania : W.B
Sounders Company.
Dokter, DA dan Perry, A G. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan :
Konsep, Proses, Dan Praktek Edisi 4 vol 2. EGC : Jakarta.
Hermanus, A. 2015.Riset Kesehatan Jogjakarta : Penerbit Ombak.
Hidayat, A. A. A. 2014. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Dan Teknik
Analisis Data : Contoh Aplikasi Studi Kasus, Jakarta : Salemba Medika.
Jitowoyo & Kristiyanasari, W. 2010. Asuhan Keperawatan Post Operasi.
Yogyakarta : Nuha Medika . Mitayani.
Kusnadi, E & Elang Muhammad Atoilah, 2013. Askep Pada Klien Dengan
Gangguan Keburuhan Dasar Manusia. Garud : In Medika.
Nuhan, Khairun . 2018. Pengaruh Murottal Al-Quran Terhadap Intensitas Nyeri
Pada Pasien Post Operasi Hernia Sectio Caesarea pada Jurnal
Keperawatan vol 14, No 1, Diakses tanggal 30 juni 2020 dari
http://ejurnal.ung.ac.ia.
Olfah, Y. 2016. Dokumentasi Keperawatan, Jakarta Selatan : Pusdik SDM
Kesehatan.
Oswari, E. 2000. Bedah Dan Perawatannya. Jakarta : Salemba Medika.
R Syamsyuhidayat & Wim De Jong. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta : EGC.
Schwartz, S. I. Hernia Dinding Abdomen. Dalam : Hartanto, Huriawati,
ed,
Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta : EGC ; 2006.
Halaman : 147-200
Sjamsuhidayat, dkk. 2012. Buku Ajar Ilmu Bedah Samsuhidayat – De Jong. Edisi
ke 3. Jakarta : EGC
Smeltzer & Bare. (2011) Buku Ajar Kperawatan Medikal Bedah.
Suhartono, Muhammad.2019. Pengaruh Pemberian Terapi Murottal Al-Quran
Terhadap Tingkat Nyeri Pada Pasien Post Operasi Hernia Inguinalis pada
Jurnal Ners Widia Husada Vol 6 No 1, Hal 23-30 Maret 2019, p-ISSN
2356-3060. Diakses tanggal 30 Mei 2020 dari http://ejurnal.ung.ac.ia. Tamsuri A.
(2006) Konsep & Penatalaksanaan Nyeri, EGC : Jakarta.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
(SDKI) Edisi 1, Jakarta : Persatuan Perawat Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SIKI) Edisi 1, Jakarta : Persatuan Perawat Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI) Edisi 1, Jakarta : Persatuan Perawat Indonesia.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:
Definisi Indikator Diagnostik. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
SuratandanLusinah(2010) pemekriksaan diagnostic pada pasien Hernia Inguinalis
lateral.
Nursing Diagnoses: Definitions & classification, 2015-2017. Oxford : Wiley
Blackwell.
Lewis, SL., Dirksen, SR., Heitkemper, MM, and Bucher, L.(2014).Medical
surgical Nursing. Mosby: ELSIVER
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
PPNI (2019). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Ackley, B. J., Ladwig, G. B., Msn, R. N., Makic, M. B. F., Martinez-Kratz, M., &
Zanotti, M. (2019). Nursing Diagnosis Handbook E-Book: An Evidence-
Based Guide to Planning Care. Mosby.
Carpenito-Moyet, L. J. (2006). Handbook of nursing diagnosis. Lippincott
Williams & Wilkins.