Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


HERNIA

DI SUSUN OLEH
I PUTU AGUS WIDIARTA
2023207209008

PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU - LAMPUNG
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
HERNIA

1. DEFINISI
Hernia adalah kelainan pada dinding abdomen yang memungkinkan isi abdomen menonjol
dari rongga abdomen. Hernia adalah penonjolan dari organinternal melalui pembentukan
abnormal atau lemah pada otot yang mengelilinginya. Hernia adalah tonjolan keluarnya organ
atau jaringan melalui dinding rongga dimana organ tersebut seharusnya berada yang didalam
keadaan normal tertutup. (Jitiwoyono & Kristiyanasari, 2010).
Hernia adalah sering terjadinya dan muncul sebagai tonjolan dilipatan paha atau skrotum.
Biasanya Orang awam menyebutnya turun bero atau hernia. Terjadi Hernia inguinalis yaitu
ketika dinding abdomen bertambah ke bawah melalui dinding sehingga menerobos usus.
(Nurarif&kusuma2016).
2. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Arief Mansjoer (2004), manifestasi klinis dari hernia adalah sebagai berikut :
1. Adanya pembekakan ( asimptomatik)
Keluhan benjolan di daerah inguinal yang timbul berupa adanya atau skrotal yang
hilang timbul. Misalnya nyeri mengedan, batuk-batuk, tertawa, atau menangis. Bila klien
tenang, benjolan akan hilang secara spontan. Timbul bila terjadi peningkatan tekanan intra
peritoneal. Keluhan nyeri pada hernia ini jarang ditemui, walaupun yang dirasakan di daerah
perut epigastrium atau para umbilikal berupa nyeri viseral sewaktu satu segmen usus halus
masuk ke dalam kantung hernia bila usus tidak dapat kembali akibat regangan pada
mesenterium karena jepitan oleh anulus inguinalis, terjadi gangguan pembuluh darah dan
gangguan pasase segmen usus yang terjepit. Secara klinis keluhan klien adalah rasa sakit
yang terus 9 menerus. Keadaan ini disebut hernia strangulata. Gangguan pasase usus seperti
abdomen kembung dan muntah pemeriksaan fisik dan Tanda klinik tergantung pada isi
hernia. Pada Inspeksi : dilihat hernia inguinalis lateralis muncul sebagai penonjolan diregio
ingunalis pada saat klien mengedan dapat yang berjalan dari lateral atas ke medial bawah.
Palpasi: pada funikulus spermatikus kantong hernia yang kosong dapat dirasakan sebagai
geseran dari lapis kantongyang mengutamakan alasan gesekan dua permukaan sutera.
Tangan sutera ini disebut tanda sarung, tetapi umumnya gejala ini sulit ditemukan.
Pemerikasaa bisa teraba pada usus, omentum (seperti karet), atau ovarium. bila ada hernia
berisi bagian maka tergantung pada isinya, Dengan jari kelingking atau jari telunjuk pada
anak kusia dini, bisa dipraktekan mendorong isi hernia dengan menonjolkan kulit skrotum
melalui annulus eksternus sehingga dapat ditentukan apakah isi hernia dapat direposisi atau
tidak. Apabila hernia dapat direposisi, pada saat jari masih berada dalam annulus eksternus,
klien dianjurkan mengedan. Kalau seandai nya hernia teraba diujung jari, maka hernia
inguinalis lateralis, dan kalau stepi jari menyentuh itu menandakan hernia inguinalis
medialis. Didalam hernia pada bayi wanita yang teraba benjolan yang padat biasanya terdiri
dariovarium.
2. Gejala Klinis
Gejala klinis hernia banyak diketahui oleh kondisi isi hernia. 10 tanda yang muncul seperti
berupa adanya pembengkakan di selangkangan dipaha yang timbul saat waktu berdiri, batuk,
bersin, atau mengedan dan tidak ada setelah terlentang. Keluhan nyeri jarang dijumpai bila
ada yang dirasakan di dibagian epigastrium atau periumbilikal berupa nyeri visceral karena
regangan pada mesenterium sewaktu satu segmen usus halus masuk ke dalam kantong
hernia. Hernia inguinalis yang sering pada anak yaitu hernia inguinalis lateralis (indirect).
60%dari kasus hernia inguinalis terjadi saat dibagian sisi kanan,30% pada sisi kiri dan 10%
bilateral.
4
3. ETIOLOGI/ FACTOR RESIKO
1. Hernia Inguinal
a. Terjadi penurunan kekuatan otot dinding abdomen.
1. Kelemahan jaringan
2. Terdapat tempat dibagian lebar diligamen inguinal
3. Trauma
b. Terjadi tekanan pada intra abdominal.
1. Obesitas
2. Mengaambil barang berat
3. Mengejan Konstipasi
4. Kehamilan
5. Batuk dalam jangka waktu lama
6. prostate Hipertropi
2. Hernia Hiatal
Faktor hernia hiatal belum diketahui, namun bisa terjadi karena adanya kelemahan pada
jaringan penyokong. Faktor resiko terjadinya Hernia Hiatal adalah:
a. Pertambahan usia
b. Kegemukan
c. Merokok
3. Hernia Umbilical
Hernia Umbilical/Umbilikus terdapat jika penutupan umbilikus (didapat tali pusar) tidak
sempurna.
4. Hernia Femoralis
Akibat adanya Hernia Femoralis adalah kehamilan multipara, kegemukan dan keturunan
penahan ikat. Faktor kekurangan bagan fascia dan aponeurosis tranversa, degenerasi/atropi,
tekanan intra abdomen meningkat, pekerjaan mengangkat benda-benda berat, batuk kronik,
gangguan BAB, dan gangguan BAK.
5

5. PATOFISIOLOGI
Hernia terdiri dari 3 unsur yaitu kantong hernia yang terdiri dari peritonium, isi hernia
yang biasanya terdiri dari usus, omentum, kadang berisi organ intraperitonial lain atau organ
ekstraperitonial seperti ovarium, apendiks divertikel dan bulu-bulu. Unsur terakhir adalah
struktur yang menutupi kantong hernia yang dapat berupa kulit (skrotum) umbilikus atau
organ-organ lain misalnya paru dan sebagainya. Biasanya hernia pada orang dewasa ini terjadi
karena usia lanjut, karena pada umur tua otot dinding rongga perut melemah. Sejalan dengan
bertambahnya umur, organ dan jaringan tubuh mengalami proses degenerasi. Pada orang
dewasa kanalis tersebut telah menutup. Namun karena daerah ini merupakan locus minoris
resistance, maka pada keadaan yang menyebabkan tekanan intraabdominal meningkat seperti
batuk kronik, bersin yang kuat, mengejan dan mengangkat barang-barang yang berat. Kanal
yang sudah tertutup dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis lateralis karena
terdorongnya sesuatu jaringan tubuh dan keluar melalui defek tersebut (Deden Dermwan &
Tutik Rahayuningsih, 2010).
Potensial komplikasi terjadi pelengketan antara inti hernia dengan dinding kantong hernia
sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali. Terjadi penekanan terhadap cincin hernia,
akibat semakin banyaknya usus yang masuk, cincin hernia menjadi sempit dan menimbulkan
perut kembung, muntah, konstipasi. Bila inkarserata dibiarkan, akan menimbulkan edema
sehingga terjadi penekanan pembuluh darah dan terjadi nekrosis. Komplikasi hernia tergantung
pada keadaan yang dialami oleh isi hernia. Antara lain obstruksi usus sederhana hingga
perforasi usus yang akhirnya dapat menimbulkan abses local, peritonitis (Jitiwoyono Dan
Kristiyanasari, 2010).
6
6. TANDA DAN GEJALA
a. Tampak benjolan dilipatan paha
b. Bila isinya terjepit akan menimbulkan perasaan sakit ditempat itu disertai perasaan
mual.
c. Bila terjadi hernia inguinalis strangulate perasaan sakit akan bertambah hebat disertai
kulit diatasnya menjadi merah dan panas
d. Hernia femolaris kecil mungkin berisi dinding kandung kencing sehingga menimbulkan
gejala sakit kencing (disuria) disertai hematuria (kencing darah), benjolan dibawah sela
paha.
e. Hernia diafragmatika menimbulkan perasaan sakit didaerah perut disertai sesak nafas.
f. Bila pasien mengejan atau batuk maka benjolan hernia akan bertambah besar (Rudi
Haryono, 2012)

7. KOMPLIKASI
Sekitar 75% hernia terjadi di sekitar lipat paha, berupa hernia inguinal direk, indirek serta
hernia femoralis; hernia insisional 10%, hernia ventralis 10%, hernia umbilikus 3% dan hernia
lainnya sekitar 3%. Pada hernia inguinalis lebih sering pada laki-laki daripada perempuan
(Sjamsuhidajat, 2011).
7

8. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan penunjang pada hernia inguinalis menurut Nurarif (2015) antara lain :

1. Hitungan darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan hemokonsentrasi atau
peningkatan hematokrit, peningkatan sel darah putih dan ketidakseimbangan elektrolit
pada hernia.
2. Sinar X abdomen dapat menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus atau
obstruksi usus.
8
9. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan medis hernia menurut Sjamsulhidayat antara lain :


1. Terapi umum

Terapi konservatif sambil menunggu proses penyembuhan melalui proses


selama dapat dilakukan pada hernia umbilikalis pada anak usia dibawah 2 tahun.
Terapi konservatif berupa alat penyangga dapat dipakai sebagai pengelolaan
sementara, misalnya adalah pemakaian korslet pada hernia ventralis sedangkan pada
hernia inguinal pemakaian tidak dilanjutkan karena selalu tidak dapat menyebuhkan
alat ini dapat melemahkan otot dinding perut.
2. Reposisi
Tindakan memasukkan kembali isi hernia ketempatnya semula secara hati-hati
dengan tindakan yang lembut tetapi pasti. Tindakan ini di hanya dapat di lakukan pada
hernia repobilis dengan menggunakan kedua tangan. Tangan yang satu melebarkan
leher hernia sedangkan tangan yang lain memasukkan isi hernia melalui leher hernia
tadi. Tindakan ini terkadang dilakukan pada hernia irrepobilis apabila pasien takut
operasi, yaitu dengan cara : bagian hernia di kompres dingin, penderita di beri
penenang valium 10 mg agar tidur, pasien di posisikan trandelenbrerg. Jika posisi tidak
berhasil jangan dipaksa, segera lakukan operasi.
3. Suntikan
Setelah reposisi berhasil suntikan zat yang bersifat sklerotok untuk memperkecil pintu
hernia
4. Sabuk hernia
Digunakan pada pasien yang menolak operasi dan pintu hernia relative kecil.
5. Herniotomy
Dilakukan pembedahan kantong hernia sampai kelehernya. Kantong dibuka dan isi
hernia di bebaskan jika ada perlengketan, kemudian reposisi, kantong hernia dijahit,
diikat setinggi mungkin kemudian di potong
9
10. PENGKAJIAN
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas Pasien
b. Keluhan Utama
c. Riwayat Penyakit Keluarga
d. Riwayat psiko-sosial-spiritual
e. Pola kebiasaan sehari-hari
f. Pemeriksaan fisik (Head to Toe)
g. Pemeriksaan penunjang (Pemeriksaan Laboratorium dan diagnostik)

11. DIAGNOSA KEPERAWATAN SESUAI PRIORITAS


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
2. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri
3. Risiko infeksi b.d efek prosedur invasif
10
12. Rencana keperawatan
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan Intervensi
Nyeri akut Setelah dilakukan intervensi - Identifikasi lokasi, karakteristik,
berhubungan keperawatan diharapkan masalah
dengan agen nyeri teratasi dengan kriteria hasil : durasi, frekuensi, kualitas,
pencedera fisik - Keluhan nyeri menurun intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Meringis menurun
- Identifikasi respon non verbal
- Sikap protektif menurun
- Identifikasi factor yang
- Gelisah menurun memperberat dan memperingan
- Frekuensi nadi menurun nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri
terhadap kualitas hidup
- Berikan teknis farmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
- Jelaskan penyebab
2. Gangguan Setelah dilakukan intervensi - Identifikasi kesiapan pasien dan
mobilitas fisik keperawatan diharapkan gangguan kemampuan menerima informasi
berhubungan mobilitas fisik teratasi dengan kriteria Pertahankan istirahat tirah
dengan nyeri, hasil : baring/duduk jika diperlukan
- Pergerakan ekstremitas - Sediakan materi dan media
meningkat pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan
- Rentang gerak (ROM)
sesuai kesepakatan
meningkat - Berikan kesempatan untuk
- Nyeri menurun bertanya
- Jelaskan tujuan dan manfaat teknik
- Kelemahan fisik napas
menurun - Jelaskan prosedur teknik
- napas dalam
- Anjurkan memposisikan
tubuh senyaman mungkin
- Anjurkan menutup mata
dan berkonsentrasi penuh
Risiko infeksi Setelah dilakukan intervensi - Monitor tanda dan gejala infeksi
berhubungan keperawatan diharapkan kurangnya
pengetahuan teratasi dengan kriteria lokal dan sistemik
dengan efek
hasil : - Berikan perawatan kulit pada area
prosedur invasif - Demam menurun
luka
- Nyeri menurun
- Bengkak menurun - Cuci tangan sebelum dan setelah
kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien
- Pertahankan tehnik aspetik
- Jelaskan tanda dan gelaja infeksi
- Ajarkan cara memeriksa kondisi
luka operasi
- Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi.
11

DAFTAR PUSTAKA

Dermawan deden & Tutik Rahayuningsih.2010. Keperawatan Medikal


Bedah Sistem Pencernnaan.Yogyakarta:Gosyen publising.
Haryono, Rudi. 2012. Keperawatan Medical Bedah Sistem
Pencernaan. Yogyakarta: Gosyen Publisher
Jitowiyono, S dan Kristiyanasari, W. 2010. Asuhan Keperawatan Post
Operasi.
Yogyakarta : Nuha Medika

Mutaqin,Arif & Kumala Sari.2011.Gangguan Gastrointestinal Aplikasi


Keperawatan
Medikal Bedah. Jakarta:Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai