HERNIA
Ditujukan untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah
Dosen Pengampu : Bayu Brahmantia, M.Kep,.
Disusun Oleh :
Adi Mulyadi E2114401048
2023
A. Definisi
B. Etiologi
C. Epidemiologi
Sekitar 75% hernia terjadi di sekitar lipat paha, berupa hernia
inguinal direk, indirek serta hernia femoralis; hernia insisional 10%, hernia
ventralis 10%, hernia umbilikus 3% dan hernia lainnya sekitar 3%. Pada
hernia inguinalis lebih sering pada laki-laki daripada perempuan.
Data epidemiologi menunjukkan bahwa hernia inguinalis lebih
sering ditemukan pada pria dibandingkan wanita. Insidensi hernia
inguinalis paling banyak ditemukan pada 2 kelompok usia, yaitu sekitar 5
tahun, dan di atas 70 tahun. Hernia inguinalis adalah hernia pada dinding
abdomen yang paling sering ditemukan.
Menurut data global hernia pada dinding abdomen dilaporkan
memiliki prevalensi 1,7% pada seluruh kelompok usia, dan sebesar 4%
pada usia di atas 45 tahun. Hernia inguinalis merupakan hernia tersering
pada dinding abdomen, dan dilaporkan sebesar 75% dari seluruh hernia
dinding abdomen.
Insidensi hernia inguinalis dilaporkan meningkat seiring
bertambahnya usia. Insidensi hernia indirek pada anak-anak mencapai
4,5%, dan lebih sering terjadi pada tahun pertama kehidupan. Hernia
indirek lebih sering terjadi pada bayi prematur, dibandingkan bayi cukup
bulan. Hernia direk lebih sering ditemukan pada pasien lanjut usia, dan
berkaitan dengan melemahnya dinding abdomen, serta penipisan fascia.
Sebagian besar kasus hernia inguinalis terjadi unilateral, hanya
20% kasus terjadi bilateral. Sisi kanan inguinal dilaporkan 2 kali lebih
sering terkena dibanding sisi kiri.
Di Indonesia data nasional angka kejadian hernia inguinalis di
Indonesia belum diketahui. Sementara menurut mortalitas pada operasi
gawat darurat hernia inguinalis, terjadi peningkatan mortalitas sebanyak
10–20 kali, dibandingkan operasi elektif. Secara khusus, tindakan
herniorafi gawat darurat dihubungkan dengan peningkatan mortalitas dan
morbiditas. Pada operasi hernia elektif, tingkat mortalitas tidak lebih tinggi
dibandingkan dengan populasi umum.
Hernia strangulasi dapat menyebabkan terjadinya obstruksi usus.
Jika terjadi hernia strangulasi, risiko mortalitas dilaporkan meningkat
sebesar 6–9 kali pada operasi repair emergency. Operasi hernia juga
berisiko menyebabkan infeksi dan perlengketan intraabdominal.
D. Patofisiologi
E. Manifestasi Klinis
F. Klasifikasi
G. Farmakoterapi
Kategori Nama Dosis, Kerja Obat Kontra Indikasi Efek Samping
Obat Generik Frekuensi
dan Nama
Dagang
Antibiotik Ceftriaxone Dewasa: Ceftriaxone adalah Ceftriaxone • Bengkak,
Sefalosforin obat untuk dikontraindikasikan kemerahan,
. 1.000–2.000 mengatasi penyakit pada individu yang atau nyeri di
mg per hari. akibat infeksi memiliki riwayat tempat
Pada infeksi bakteri, seperti hipersensitivitas suntikan
yang berat, gonore, meningitis, terhadap obat ini • Sakit kepala
dosis dapat otitis media, sifilis, atau obat golongan • Pusing
ditingkatkan dan penyakit sefalosporin • Mual atau
menjadi 4.000 Lyme. Obat ini lainnya. muntah
mg, 1–2 kali
sehari. tersedia dalam Ceftriaxone juga • Diare
Pengobatan bentuk suntik. kontraindikasi pada • Gatal pada
diberikan Cefriaxone bayi prematur vagina atau
dengan merupakan obat berusia koreksi < 41 keputihan
suntikan IM, antibiotik golongan minggu, atau > 41 • Ruam kulit
suntikan IV sefalosporin. minggu dengan • Kantuk
selama 5 ikterus, hipoalbumi • Sakit perut
menit, atau Obat ini bekerja nemia, atau • Keringat
infus IV dengan cara asidosis. berlebihan
selama 30 membunuh dan
menit. menghambat Ceftriaxone
pertumbuhan sebaiknya tidak
Anak bakteri penyebab diberikan pada
usia <15 infeksi di dalam neonatus dengan
hari: tubuh. Selain itu, hiperbilirubinemia
ceftriaxone juga sebab ceftriaxone
20–50 dapat digunakan menggantikan
mg/kgBB, 1 untuk mencegah bilirubin pada area
kali sehari infeksi pada saat pelekatan albumin
yang operasi. dan meningkatkan
diberikan bilirubin tak
melalui infus terkonjugasi.
IV selama 60 Pemberian
menit. ceftriaxone
bersamaan dengan
Anak usia 15 pelarut kalsium atau
hari pada neonatus yang
hingga 12 menerima nutrisi
tahun: parenteral infus
yang mengandung
50–80 preparat kalsium
mg/kgBB per juga
hari. Dosis dikontraindikasikan
maksimal karena ceftriaxone
4.000 mg per dan kalsium dapat
hari. bereaksi
membentuk
presipitat.
Pemberiannya pada
kasus ini telah
dilaporkan
menimbulkan
toksisitas hingga
kematian pada
neonatus
Obat Ketrolac Dosis awal 10 Jangan • Kantuk
Ketorolac adalah
antiinflamas mg, diikuti menggunakan • Sakit perut
obat untuk
i nonsteroid dengan 10–30 ketorolac jika Anda • Pusing
meredakan
(OAINS) mg setiap 4–6 alergi terhadap obat • Sakit kepala
nyeri sedang hingga
jam bila perlu. ini atau OAINS • Mual dan
berat. Obat ini
Dosis sering digunakan lainnya, muntah
maksimal seperti aspirin dan i • Perut
setelah operasi atau
adalah 90 mg prosedur medis buprofen. kembung
per hari. Pada • Diare
yang bisa
pasien dengan Jangan • Konstipasi
menyebabkan nyeri.
berat badan Ketorolac menggunakan
<50 kg, dosis merupakan ketorolac jika Anda Lakukan
maksimal 60 obat golongan pernah atau sedang pemeriksaan ke
mg per hari. antiinflamasi menderita luka dokter jika efek
Lama nonsteroid (OAINS) atau tukak samping tersebut
penggunaan yang memiliki lambung atau tidak kunjung reda
maksimal bentuk sediaan perdarahan di atau semakin parah.
hingga 2 hari. tablet dan suntik. saluran cerna, Segera ke dokter jika
gangguan fungsi mengalami reaksi
Ketorolac bekerja ginjal atau liver alergi obat atau efek
Tablet dengan cara yang berat, atau samping yang lebih
Dosis awal menghambat gagal jantung . serius, seperti:
10–20 mg, produksi senyawa
diikuti dengan kimia yang bisa Beri tahu dokter • Pingsan
10 mg setiap menyebabkan jika Anda pernah • Jantung
4–6 jam. peradangan dan rasa atau sedang berdebar atau
Dosis nyeri. Ketorolac menderita diabetes, denyut
maksimal dapat digunakan tekanan darah jantung cepat
adalah 40 mg sebagai terapi tinggi, lupus, • Perubahan
per hari. tunggal atau gangguan suasana hati
Lama dikombinasikan perdarahan, • Pembengkaka
penggunaan dengan obat pereda gangguan fungsi n pada kaki
maksimal nyeri lain, termasuk ginjal atau liver atau
hingga 5 hari. obat pereda nyeri yang ringan, pergelangan
golongan opioid. penyakit radang kaki,
usus, seperti kolitis kelelahan
ulseratif atau penya yang tidak
kit Crohn. biasa, atau
kenaikan
Beri tahu dokter berat badan
jika Anda baru saja yang drastis
mengalami • Sulit buang
serangan jantung air kecil atau
atau operasi pada adanya darah
saluran pencernaan. pada urine
• Tinja
Beri tahu dokter berbarwa
jika Anda perokok hitam,
berat atau muntah
mengalami kecandu darah, atau
an alkohol dan muntah
kesulitan untuk dengan
berhenti. ampas yang
terlihat
Jangan seperti bubuk
menggunakan kopi
ketorolac jika Anda • Kehilangan
sedang nafsu makan,
mengonsumsi urine
aspirin, obat berwarna
pengencer gelap, serta
darah (antikoagulan mata dan
atau antiplatelet), kulit
atau OAINS kekuningan
(penyakit
Beri tahu dokter kuning)
bahwa Anda sedang
menjalani
pengobatan dengan
ketorolac jika Anda
direncanakan untuk
menjalani tindakan
medis, termasuk
operasi gigi.
Jangan
menggunakan
NSAID lebih dari
10 hari, kecuali atas
saran dari dokter.
H. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Suratan dan Lusianah (2010:321) pemeriksaan
diagnostik pada klien hernia yaitu : 1) Pemeriksaan darah lengkap
Menunjukan peningkatan sel darah putih, serum elektrolit
dapatmenunjukkan hemokonsentrasi (peningkatan hemotokrit),
danketidakseimbangan elektrolit. Pemeriksaan koagulasi darah:
mungkinmemanjang, mempengaruhi homeostastis intraoperasi atau
post operasi. 2) Pemeriksaan urine Munculnya sel darah merah
atau bakteri yang mengidentifikasikaninfeksi. 3) Elektrokardiografi
(EKG) Penemuan akan sesuatu yang tidak normal memberikan
prioritasperhatian untuk memberikan anestesi. 4) Sinar X abdomen
Menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus/obstruksi usus.
I. Penatalaksanaan Medis
Menurut Amin & Kusuma (2015) penanganan hernia ada dua
macam:
a. Konservatif.
Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan
reposisidan pemakaian penyangga atau penunjang untuk
mempertahankan isi herniayang telah direposisi. Bukan
merupakan tindakan definitif sehingga dapatkambuh kembali.
Adapun tindakannya terdiri atas: 1) Reposisi adalah suatu
usaha untuk mengembalikan isi hernia ke dalamkavum
peritoneum atau abdomen. Reposisi dilakukan secara manual.
Reposisi dilakukan pada pasien dengan hernia reponibilis
dengan caramemakai dua tangan. Reposisi tidak dilakukan pada
hernia inguinalisstrangulata kecuali pada anak-anak. 2) Suntikan
dilakukan penyuntikan cairan sklerotik berupa alkohol atau kinin
di daerah sekitar hernia, yang menyebabkan pintu
herniamengalami sklerosis atau penyempitan sehingga isi hernia
keluar darikavum peritoneum. 3) Sabuk hernia Diberikan pada
pasien yang hernia masih kecil dan menolak dilakukan operasi.
J. Komplikasi
Terhadap klien :
1. Dampak biologis
Pada klien hernia ini terjadi perubahan pada aktivitas
gerak tubuh nya karena rasa nyeri yang diakibatkan pasca operasi.
2. Dampak psikologis
Klien akan merasakan cemas yang diakibatkan oleh rasa nyeri
dari post-opherniotomi, perubahan gaya hidup, kehilangan peran baik
dalam keluarga maupun dalam masyarakat, dampak dari hospitalisasi
rawat inap dan harus beradaptasi dengan lingkungannya yang baru.
3. Dampak sosiologis
Klien akan kehilangan perannya dalam keluarga dan
dalam masyarakat karena harus menjalani perawatan yang
waktunya tidak sebentar dan klien juga harus membatasi
pekerjaaan yang akan membuat sakitnya kambuh kembali seperti
mengangkat benda-benda yang berat.
4. Dampak spiritual
Klien akan mengalami sedikit gangguan kebutuhan
spiritual sesuai dengan keyakinannya dalam beribadah yang diakibatkan
karena rasa nyeri yang dialami sesudah operasi.
Terhadap Keluarga :
Masalah yang timbul pada keluarga dengan salah satu anggota
keluarganya yang terkena hernia adalah timbulnya kecemasan akan
keadaan klien. Untuk itu peran perawat disini adalah dalam
memberikan penjelasan terhadap keluarga. Selain itu keluarga
harus bisa menanggung semua biaya perawatan selama klien di
rawat klien di rumah sakit dan biaya untuk operasi klien. Hal ini
tentunya menambah beban dalam keluarga. Masalah-masalah diatas
timbul saat klien masuk rumah sakit, sedangkan masalah juga bisa
timbul saat klien pulang dari rumah sakit dan tentunya keluarga harus bisa
merawat klien.Hal ini tentunya akan menambah beban bagi keluarga dan
bisa menimbulkan konflik dalam keluarga (Haryono, 2012)
K. Diet/Nutrisi
Di bawah ini berbagai makanan untuk penderita hernia hiatal yang
dianjurkan oleh para ahli.
1. Sayuran hijau seperti brokoli dan bayam
2. Kacang-kacangan
3. Biji-bijian utuh seperti oatmeal dan sereal
4. Protein tanpa lemak, misalnya tahu, dada ayam tanpa kulit, dan ikan
5. Buah dan jus yang tidak mengandung asam seperti pisang dan apel
6. Asparagus
7. Kayu manis
8. Jahe
9. Berbagai produk susu yang rendah lemak dan tidak mengandung gula
atau rendah gula
10. Kapulaga
11. Ketumbar
12. Cuka apel
13. Teh tanpa kafein
14. Makanan yang kaya akan probiotik
⚫ Sirkulasi
Gejala : riwayat masalah jantung, GJK, edema pulmonal, penyakit
vascular perifer, atau stasis vascular (peningkatan risiko
pembentukan trombus).
⚫ Integritas ego
Gejala : perasaan cemas, takut, marah, apatis, faktor-faktor stress
multiple misalnya: financial, hubungan, gaya hidup. Tanda : tidak
dapat istirahat, peningkatan ketegangan/peka rangsang, stimulasi
simpatis.
⚫ Makanan / cairan
Gejala: insufisiensi pancreas/DM, (predisposisi untuk
hipoglikemia/ketoasidosis), malnutrisi (termasuk obesitas),
membrane mukosa yang kering (pembatasan pemasukkan / periode
puasa pra operasi)
⚫ Aktivitas atau istirahat
Tanda : mengangkat beban berat, duduk, mengemudi dalam waktu
lama, membutuhkan papan matras untuk tidur, penurunan rentang
gerak, tidak mampu melakukan aktivitas seperti biasa, atrofi otot,
gangguan dalam berjalan.
⚫ Neurosensori
Gejala : kesemutan, kekakuan, kelemahan tangan atau kaki,
penurunan reflek tendon dalam, nyeri tekan atau nyeri abdomen.
⚫ Pernapasan
Gejala : infeksi, kondisi yang kronis/batuk, merokok.
⚫ Keamanan
Gejala : alergi/sensitive terhadap obat, makanan, plester, dan larutan.
Tanda:munculnya proses infeksi yang melelahkan, demam.
⚫ Kenyamanan
Gejala : nyeri seperti ditusuk-tusuk, fleksi pada kaki, keterbatasan
mobilisasi
M. Analisa Data
N. Diagnosa Keperawatan
PRE OPERATIF
1. Nyeri akut berhubungan d agen pencedra fisik
2. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi tentang
tindakanpembedahan
POST OPERATIF
3. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan insisi /pembedahan
4. Devisit perawatan diri berhubungan dengan diskontinuinitas jaringan
O. Perencanaan
No Dx (SDKI) Tujuan (SIKI) Intervensi (SLKI)
1 Nyeri Akut Setelah dilakukan Manajemen nyeri
(D.0077) b.d Agen tindakan Keperawatan Observasi :
pencedera fisik 3x24 jam diharapkan - Identifikasi identifikasi
tingkat nyeri (L.08066) lokasi, karakteristik,
menurun dengan kriteria durasi, frekuensi,
hasil : kualitas,intensitas nyeri
1. Tingkat nyeri - Identifikasi skala nyeri
menurun
2. Penyembuhan luka Terapeutik :
membaik - Berikan teknik non
3. Tingkat cidera farmakologis untuk
menurun mengurangi rasa nyeri
4. Kesulitan tidur
menurun Edukasi:
- Jelaskan penyebab dan
periode dan pemicu nyeri
Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian
analgetik
Terapeutik :
- Sediakan materi dan
media pendidikan
kesehatan
Edukasi:
- Jelaskan tujuan dan
mamafaat teknik nafas
dalam
- Jelaskan prosedur teknik
nafas dalam
2 Ansietas (D.0080) Setelah dilakukan
Observasi :
b.d kurang terpapar tindakan intervensi
- Identifikasi saat tingkat
informasi tentang selama 1 x 24 jam
ansietas berubah
tindakan cemas /ansietas
- Identifikasi kemampuan
pembedahan menurun dengan
mengambil keputusan
kriteria hasil sbb:
- Monitor tanda – tanda
ansietas
- Verbalisasi khawatir
akibat kondisi yang di
Terapeutik :
hadapi menurun
- Ciptakan suasana
- Perilaku gelisah
terapeutik untuk
menurun
menumbuhkan
- Perilaku tegang
kepercayaan
menurun
- Temani pasien untuk
- Pola tidur membaik
mengurangi kecemasan
- Dengarkan dengan
penuh perhatian
- Gunakan pendekatan
yang tenang dan
meyakinkan
-Diskusikan perencanaan
realitas tentang peristiwa
yang akan datang
Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian
analgetik
Perawatan luka
Observasi :
- Monitor karakteristik
luka (drainase, warna
ukuran, bau)
- Monitor tanda tanda
infeksi
Terapeutik :
- Lepaskan balutan dan
plester seccara perlahan
- Bersihkan dengan Nacl
- Bersihkan jaringan
nikrotik
- Berikan salaf yang
sesuai kekulit
- Pertahan teknik steril
saat melakkanperawtan
luka
Edukasi:
- Jelaskan tanda,gejala
infeksi
Kolaborasi:
- Kolaborasi prosedur
debridement
4 Devisit perawatan Setelah dilakukan Dukungan Perawatan
diri (D.0109) b.d tindakan intervensi 1 x Diri
diskontinuinitas 24 jam devisit Observasi :
jaringan perawatan diri - Identifikasi kebiasaan
berkurang dengan aktivitas perawatan diri
kriteria hasil sbb: sesuai usia
- Minat melakukan - Monitor tingkat
perawatan diri kemandirian
meningkat - Identifikasi alat bantu
- Mempertahankan kebersihan diri
kebersihan berpakaian,berhias dan
diri meningkat makan
Terapeutik :
- Sediakan lingkungan
yang terapeutik( mis:
suasana hangat,
rileks,privasi)
- Siapkan keperluan
pribadi ( mis:
parfum,sikat
gigi, dan sabun mandi )
- Dampingi dalam
melakukan perawatan diri
sampai mandiri
- Fasilitasi untuk
menerima keadaan
ketergantungan
- Fasilitasi kemandirian ,
bantu jika tidak mampu
melakukan perawatan diri
Edukasi :
- Anjurkan melakukan
perawatan diri secara
konsisten sesuai
kemampuan
P. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang
dilakukan oleh perawat maupun tenaga medis lain untuk membantu pasien
dalam proses penyembuhan dan perawatan serta masalah kesehatan yang
dihadapi pasien yang sebelumnya disusun dalam rencana keperawatan
(Nursallam, 2011).
Q. Evaluasi Keperawatan
Menurut Nursalam, 2011 , evaluasi keperawatan terdiri dari dua
jenis yaitu :
1. Evaluasi formatif. Evaluasi ini disebut juga evaluasi berjalan dimana
evaluasi dilakukan sampai dengan tujuan tercapai
2. Evaluasi somatif , merupakan evaluasi akhir dimana dalam metode
evaluasi ini menggunakan SOAP.
R. Jurnal Keperawatan
Judul Penurunan Skala Nyeri Pasien Post Op
Appendictomy Menggunakan Teknik Relaksasi
Genggam Jari
Penulis Fitria Wati, Ernawati
I (Introduction) yaitu Pasien post operasi insisi (penyayatan jaringan)
Pendahuluan mengalami nyeri dengn berbagai tingkatan. Hampir
80% pasien post op pembedahan mengalami keluhan
nyeri akut setelah pengaruh obat anastesi yang
hilang. Nyeri akan bertambah dengan adanya suatu
peradangan atau infeksi, hal itu membutuhkan
adanya suatu teknik perawatan untuk mengurangi
rasa nyeri salah satu nya dengan teknik relaksasi
genggam jari.
Nurarif, Amin Huda dan Kusuma, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda NIC-NOC. Yogyakarta:
MediAction.
Mary Baradero, S. P. C., Dayrit, M. W., SPC, M., & Siswadi, Y. (2005).
Prinsip danPraktik Keperawatan Perioperatif. . Jakarta: EGC.