PENDAHULUAN
2.1.5 PATHWAY
Bayi baru lahir Pekerjaan berat, angkat beban, riwayat jatuh, Riwayat pembedahan
batuk lama, mengejan, bersin abdomen, obesitas, proses
perkembangan yg lama
Prosesus vaginalisperitonei tdk Peningkatan tekanan intra abdomen
terobiliterasi
Otot dinding abdomen tipis
Kanalis inguinalis terbuka Fasia abdomen tdk mampu menahan (mengalami kelemahan)
tekanan
HERNIA
PRE OP
Peningkatan isi abdomen (usus) memasuki kantong hernia Perubahan status kesehatan
Usus terjepit
Odema
Peristaltic usus
Penekanan pemb. Darah (suplai darah terganggu (sumbatan saluran Obstipasi
terhenti) cerna)
Gg. ELIMINASI
Iskemi jaringan Regurgitasi isi usus
Kerusakan Kembung
jaringan
POST OPERASI
Gg.
MOBILITAS
FISIK
2.1.6 Komplikasi
1. Terjadi perlekatan antara isi hernia dengan kantong hernia, sehingga isi hernia tidak
dapat dimasukkan kembali (hernia inguinalis lateralis ireponibilis). Pada keadaan ini
belum ada gangguan penyaluran isi usus.
2. Terjadi penekanan pada cincin hernia, akibatnya makin banyak usus yang masuk.
Cincin hernia menjadi relatif sempit dan dapat menimbulkan gangguan penyaluran isi
usus.Keadaan ini disebut hernia inguinalis lateralis incarcerata.
3. Bila incarcerata dibiarkan, maka timbul edema sehingga terjadi penekanan pembuluh
darah dan terjadi nekrosis. Keadaan ini disebut hernia inguinalis lateralis strangulata
4. Timbul edema bila terjadi obstruksi usus yang kemudian menekan pembuluh darah
dan kemudian timbul nekrosis.
5. Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut kembung, muntah dan
obstipasi.
6. Kerusakan pada pasokan darah, testis atau saraf jika pasien laki-laki,
7. Pendarahan yang berlebihan/infeksi luka bedah,
8. Komplikasi lama merupakan atropi testis karena lesi.
9. Bila isi perut terjepit dapat terjadi: shock, demam, asidosis metabolik, abses
i. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Lemah.
Kesadaran : composmentis
GCS :456
TTV = TD : Normal / hipertensi (n: 120/80 mmHg).
Suhu : Hipotermi (n: 36 o C- 37 o C).
Nadi : Tachicardi (n: 80-120 x/mnt).
RR : Normal / meningkat (n: 30-60 x/mnt).
1) Kepala dan leher
Inspeksi : Ekspansi wajah menyeringai,
Mata : Simetris / tidak, pupil isokhor, skelara pink, konjunctiva tdk anemis
Hidung : Terdapat mukus / tidak, pernafasan cuping hidung.
Telinga : Simetris, terdapat mukus / tidak,.
Bibir : Lembab,tidak ada stomatitis.
Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan limfe pada leher.
2) Dada :
Inspeksi : Simetris,tidak terdapat tarikan otot bantu pernafasan
Palpasi : Denyutan jantung teraba cepat,badan terasa panas,nyeri tekan (-)
Perkusi : Jantung : Dullness
Auskultasi : Suara nafas normal.
3) Abdomen
Inspeksi : terdapat benjolan ingunalis
Palpasi : Teraba massa, terdapat nyeri tekan pada daerah inguinalis
Perkusi : dullnes
Auskultasi : Terdengar bising usus.(n= <5 per menit)
4) Ekstremitas
Atas : simetris, tidak ada odem
Bawah : simetris, tidak ada odem
j. Pemeriksaan penunjang :
1) Dilakukan pemeriksaan seperti ultrasonografi (USG), CT Scan, maupun MRI (Magnetic
Resonance Imaging) untuk melihat lebih lanjut keterlibatan organ-organ yang
terperangkap dalam kantung hernia tersebut.
2) Pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan untuk kepentingan operasi.
3) Sinar X abdomen menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus/ obstruksi usus
4) Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan hemokonsentrasi
(peningkatan hematokrit), peningkatan sel darah putih (Leukosit : >10.000
18.000/mm3) dan ketidak seimbangan elektrolit.
A. DATA PENGKAJIAN
1. Biodata
a) Identitas klien
Nama : An. A
Usia : 7 tahun
Jenis Kelamin : laki - laki
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan :-
Suku/Kebangsaan : Jawa/ Indonesia
Tanggal MRS : 10 Januari 2015
Jam MRS : 09.00 WIB
Tgl pengkajian : 11 Januari 2015
Jam pengkajian : 07.00 WIB
Alamat : Jl Ra kartini Pandaan
Dx medis : Hernia Scrotalis Post Operasi Herniotomy
b) Identitas Penanggung Jawab
Nama Ayah: Tn S
Usia : 35 tahun
Pekerjaan: Swasta
Alamat : Jl Ra kartini Pandaan
Hubungan dengan px: Ayah Klien
Nama Ibu: Ny A
Usia : 27 tahun
Pekerjaan: Swasta
Alamat : Jl Ra kartini Pandaan
Hubungan dengan px: Ibu Klien
2. Riwayat kesehatan
a) Keluhan Utama
P : nyeri pada perut bagian bawah pusat (umbilicus) karena luka operasi,
T : nyeri muncul setiap saat, terutama saat klien bergerak dan sering muncul pada
malam hari
Klien mengatakan bahwa keluarganya ada yang menderita penyakit serupa dengan
klien seperti hernia, yaitu ayahnya,
Sebelum MRS : makan 3x/hr nasi lauk sayur an minum air putih 7-8gls/hr
Setelah MRS : makan 2x/hr, bubur, porsi sedikit (7 sendok), porsi makan tidak habis ,
mual tp tidak muntah dan nafsu makan menurun
b) Pola eliminasi :
Sebelum MRS : BAK 4-5x/hr warna kuning jernih , BAB 2-3x/hr konsistensi lunak,
bau khas warna kuning
Setelah MRS : : BAK 3-4 x/hr warna kuning jernih , BAB 1x/hr konsistensi lembek, bau
khas warna kuning
Setelah MRS : hanya bisa istirahat dan melakukan aktivitasnya seperti mandi, eliminasi,
mobilisasi di bantu oleh keluarga karena kelemahan otot dan kehilangan tonus karena
adanya luka operasi
d) Pola tidur dan istirahat :
Setelah MRS : Klien tidur 4-5 jam dan tidak terbangun pada malam hari karena nyeri
e) Persepsi diri :
f) Nilai keyakinan : Klien dan keluarga berdoa memohon kesembuhan sebelum tidur.
g) Konsep Diri
Pada konsep diri yang meliputi: body image atau gambaran diri, ideal diri, harga diri,
peran diri dan identitas diri tidak dikaji karena klien anak berusia 7 tahun dan tidak
memungkinkan untuk dapat dikaji karena klien belum memahami konsep dirinya
4. Pemeriksaan Fisik
GCS : 456
Tanda-Tanda Vital :
N : 90 x/ menit
R : 26 x/ menit
S : 36,5 C
BB : 15 Kg
2. Kepala
Bentuk kepala : simetris
Hidung : tidak terdapat secret, tdk ada pernafasan cuping hidung, fungsi pembauan
baik
3. Leher
Bentuk simetris, Pada leher tidak ada nyeri tekan dan tdk ada pembesaran kelenjar
tiroid.
4. Kulit
Kulit klien kering, pucat, tidak ada kemerahan. Tdk ada edema, Turgor kulit tidak
elastic, dan kulit klien berwarna sawo matang.
5. Dada
Inspeksi : Dada simetris kanan dan kiri, tidak ada lesi,ada edema.
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan pada dada klien dan tidak terdapat benjolan.
6. Abdomen
Inspeksi : Perut klien terlihat rata, simetris antara bagian dekstra dan sinistra, ada
luka bekas operasi di perut bagian bawah, tdk terdapat edema
7. Ekstremitas
a) Atas :
Simetris, tdk ada edema, tidak terdapat bekas luka pada tangan klien dan tidak ada
kemerahan pada tangan klien,.
b) Bawah :
Simetris, tdk ada odem , tugor kulit tidak elastis, tidak terdapat bekas luka pada kaki
klien. Kulit klien terlihat kering dan berwarna sawo matang.
8. Genetalia
Terpasang Cateter, urine keluar dengan warna kuning pekat volume 450cc, tidak
terdapat endapan maupun darah, posisi kateter benar/tanpa hambatan, kateter
terpasang hari ke dua dan area scrotum sebelah kanan memerah dan ada nyeri tekan
pada area genetalia klien
5. Pemeriksaan Penunjang
6. Penatalaksanaan
Pada tanggal pengkajian tanggal 11 januari 2015, klien An. A mendapatkan terapi
sebagai berikut:
B. Analisa Data
Nama Pasien : An A
Umur : 7 th
No.Registrasi : 8081
No Data penunjang Problem Etiologi
1 DS : Gangguan Herniasi usus pada
Klien mengatakan nyeri : Rasa scrotum
P : nyeri pada perut bagian Nyaman nyeri Proses pembedahan/
bawah pusat (umbilicus) karena mengembalikan herniasi
luka operasi, keposisi semula
Q : nyeri seperti tertusuk benda Terputusnya kontinuitas
tajam jaringan abdomen
R : di bagian kanan bawah perut Proses inflamasi
S : nyeri skala : 6 (sedang) Peningkatan Nociceptor/
T : nyeri muncul setiap saat, rangsang nyeri
terutama saat klien bergerak
dan sering muncul pada malam
hari Nyeri akut
DO :
K/u : lemah
Kesadaran : composmentis
GCS : 456
Tandatanda vital:
N : 90 x / menit
RR : 26 x / menit
S : 36,5 oC
Ekspresi wajah menyeringai.
Skala nyeri 6 (sedang)
Pasien tampak memegangi
bagian perut dan tampak hati
hati dalam melakukan
pergerakan.
Pada abdomen klien terdapat
luka operasi pada kuadran
abdomen bagian bawah
(umbilicus), panjang luka kurang
lebih 7cm terdapat jahitan
simpul sebanyak 10 simpul,
keadaan luka bersih tidak
terdapat pus.
2 DS : Nutrisi kurang Peningkatan tekanan
Klien mengatakan tidak nafsu dr kebutuhan abdomen
makan, mual, tetapi tidak tubuh
muntah Peristaltic usus terganggu/
DO : sumbatan saluran cerna
K/u : lemah
Kesadaran : composmentis Regurgitasi isi usus
GCS : 456
Tandatanda vital: Kembung
N : 90 x / menit
RR : 26 x / menit Mual muntah
S : 36,5 oC
BB : 15 kg Anoreksia
Tampak pucat
Mukosa bibir kering Nutrisi kurang dr
Porsi makan tidak habis (7 kebutuhan tubuh
sendok)
Anoreksia
Adanya mual & muntah
3 DS : Intoleransi Cidera jaringan/ prosedur
Klien mengatakan tdk bisa aktivitas Infasive
melakukan aktivitasnya secara
mandiri, yaitu dg bantuan Peningkatan rangsang
keluarganya nociceptor
DO :
K/u : lemah Nyeri
Kesadaran : composmentis
GCS : 456 Ketakutan bergerak
Tandatanda vital:
N : 90 x / menit Malaise
RR : 26 x / menit
S : 36,5 oC Keterbatasan rentang
Klien kehilangan tonus otot gerak
karena luka operasi
Mandi, mobilisasi dan eliminasi Intolerasi aktivitas
di bantu oleh keluarga
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Pasien : An A
Umur : 30 Th
No.Regristasi : 8081
Nama Pasien : An A
Umur : 7 Th
No.Regristasi : 8081
E. IMPLEMENTASI
Nama Pasien : An A
Umur : 7 Th
No.Regristasi : 8081
No Tgl Jam Implementasi Respon klien TTd
Dx
1 11 1 07.30 WIB Mengukur tandatanda vital, Px kooperatif dan
2015 N : 90 x / menit keluarga px
RR : 26 x / menit menanyakan
S : 36,5 oC hasil ttv
07.45 WIB mengkaji skala dan kwalitas Px mengtakan
nyeri. nyeri sprt tertusuk
benda tajam
Px mengatakan
08.00 WIB nyaman
Memberikan posisi yang nyaman berbaring
pada pasien. Px kooperatif
08.30 WIB
Menganjurkan pasien untuk Px kooperatif
11.00 WIB nafas dalam untuk mengurangi
nyeri
Kolaborasi dengan tim medis
dalam memberikan :
- Cefotaxime Injeksi 300mg/8 jam
IV
- Cetrolac Injeksi 12mg/12 jam IV
- Paracetamol Syrup 3x1 sendok
oral
- Trijek Injeksi 1 amp/8 jam IV
2 11 1 07.30 WIB Melakukan observasi TTV Px kooperatif dan
2015 N : 90 x / menit keluarga px
RR : 26 x / menit menanyakan
S : 36,5 oC hasil ttv
07.50 WIB Memotivasi px untuk makan Px kooperatif
makanan sesuai dengan diet yg
dianjurkan & suplemen makanan
08.15 WIB Menganjurkan keluarga utk Px kooperatif
memberi makan sedikit tp sering
08.40 WIB Menghidangkan makanan yg Px kooperatif
menarik perfhatian px
11.00 WIB Melakukan kolaborasi dengan Px kooperatif
ahli gisi dalam pemberian
- Cefotaxime Injeksi 300mg/8 jam
IV
- Cetrolac Injeksi 12mg/12 jam IV
- Paracetamol Syrup 3x1 sendok
oral
- Trijek Injeksi 1 amp/8 jam IV
3 11 1 07.30 WIB Melakukan observasi TTV Px kooperatif dan
2015 N : 90 x / menit keluarga px
RR : 26 x / menit menanyakan
S : 36,5 oC hasil ttv
F. EVALUASI
Nama Pasien : An A
Umur : 7 Th
No.Regristasi : 8081
No Tanggal Evaluasi
1. 11 1 2015 S : Klien mengatakan nyeri :
P : nyeri pada perut bagian bawah pusat (umbilicus) karena luka
operasi,
Q : nyeri seperti tertusuk benda tajam
R : di bagian kanan bawah perut
S : nyeri skala : 6 (sedang)
T : nyeri muncul setiap saat, terutama saat klien bergerak dan
sering muncul pada malam hari
O:
K/u : lemah
Kesadaran : composmentis
GCS : 456
Tandatanda vital:
N : 90 x / menit
RR : 26 x / menit
S : 36,5 oC
Ekspresi wajah menyeringai.
Skala nyeri 6 (sedang)
Pasien tampak memegangi bagian perut dan tampak hati
hati dalam melakukan pergerakan.
Pada abdomen klien terdapat luka operasi pada kuadran
abdomen bagian bawah (umbilicus), panjang luka kurang
lebih 7cm terdapat jahitan simpul sebanyak 10 simpul,
keadaan luka bersih tidak terdapat pus
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan no 2,3,4,5
2 11 1 2015 S : Klien mengatakan tidak nafsu makan, mual, tetapi tidak
muntah
O:
K/u : lemah
Kesadaran : composmentis
GCS : 456
Tandatanda vital:
N : 90 x / menit
RR : 26 x / menit
S : 36,5 oC
BB : 15 kg
Tampak pucat
Mukosa bibir kering
Porsi makan tidak habis (7 sendok)
Anoreksia
Adanya mual & muntah
A : Masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan no 2,3,4
3 11 1 2015 S : Klien mengatakan tdk bisa melakukan aktivitasnya secara
mandiri, yaitu dg bantuan keluarganya
O:
K/u : lemah
Kesadaran : composmentis
GCS : 456
Tandatanda vital:
N : 90 x / menit
RR : 26 x / menit
S : 36,5 oC
Klien kehilangan tonus otot karena luka operasi
Mandi, mobilisasi dan eliminasi di bantu oleh keluarga
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan no 2,3
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hernia adalah penonjolan sebuah organ, jaringan atau struktur melewati dinding
rongga yang secara normal memang berisi bagian-bagian tersebut (nettina, 2001 :
253).
Hernia dapat terjadi karena ada sebagian dinding rongga lemah. Lemahnya
dinding ini mungkin merupakan cacat bawaan atau keadaan yang didapat sesudah
lahir, contoh hernia bawaan adalah hernia omphalokel yang terjadi karena sewaktu bayi
lahir tali pusatnya tidak segera berobliterasi (menutup) dan masih terbuka.
Komplikasi hernia adalah terjadi perlengketan antara isi hernia dan dinding
kantung hernia sehingga isi hernia tidak dapat di masukkan kembali, terjadi penekanan
terhadap cincin hernia akibat banyak unsur yang masuk.
4.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan kita sebagai seorang perawat mampu
mendiagnosis secara dini mengenai penyakit hernia pada anak, sehingga kita mampu
memberikan asuhan keperawatan yang maksimal terhadap anak tersebut.
Tentunya dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan
sehingga kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim A. (2011) Asuhan kepeperawatan Hernia Scrotalis Pada Pasien Pasca Operasi. Dikutip
dari http://askep-kesehatan. Jurnal keperawatan
indoesia.com/2009/01/Herrniascrotalis.html. Diakses tanggal 12 Juli 2011
Biggs WS, Dery WH. (2008) Evaluation and Treatment of Constipation in Infants and Children.
http://www.aafp.org/afp/20060201/469.html. Di akses tanggal 22 Juli 2011.
Carpenito L, Juall. (2001) Buku Saku Diagnosa keperawatan (terjemahan) EGC. Jakarta.
Kozier & Erb. (2004) Hernia Scrotalis Post Surgery Management dan Wounds. Fundamentals of
nursing: Concepts, process, and practice (7th ed.). New Jersey: Pearson prentice hall.
Available from http://www.pewarta-kabarindonesia.blogspot.com/april 2009. Di akses
tanggal 22 Juli 2011.