HERNIA
RUANG DAHLIA RSUD BANYUMAS
oleh:
PUSPA RANI DEWI
I4B017084
B. Etiologi
Hernia dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Congenital
Lemahnya dinding akibat defek kongenital yang tidak diketahui, resiko lebih
besar jika ada keluarga terdekat yang pernah terkena hernia.
2. Umur
Penyakit ini dapat diderita oleh semua kalangan tua, muda, pria maupun
wanita. Pada Anak – anak penyakit ini disebabkan karena kurang
sempurnanya procesus vaginalis untuk menutup seiring dengan turunnya
testis. Pada orang dewasa khususnya yang telah berusia lanjut disebabkan
oleh melemahnya jaringan penyangga usus atau karena adanya penyakit yang
menyebabkan peningkatan tekanan dalam rongga perut .
3. Jenis Kelamin
Hernia yang sering diderita oleh laki – laki biasanya adalah jenis hernia
Inguinal. Hernia Inguinal adalah penonjolan yang terjadi pada daerah
selangkangan, hal ini disebabkan oleh proses perkembangan alat reproduksi.
Penyebab lain kaum adam lebih banyak terkena penyakit ini disebabkan
karena faktor profesi, yaitu pada buruh angkat atau buruh pabrik. Profesi
buruh yang sebagian besar pekerjaannya mengandalkan kekuatan otot
mengakibatkan adanya peningkatan tekanan dalam rongga perut sehingga
menekan isi hernia keluar dari otot yang lemah tersebut
4. Penyakit penyerta
Penyakit penyerta yang sering terjadi pada hernia adalah seperti pada kondisi
tersumbatnya saluran kencing, baik akibat batu kandung kencing atau
pembesaran prostat, penyakit kolon, batuk kronis, sembelit atau konstipasi
kronis dan lain-lain. Kondisi ini dapat memicu terjadinya tekanan berlebih
pada abdomen yang dapat menyebabkan keluarnya usus melalui rongga yang
lemah.
5. Obesitas
Berat badan yang berlebihan menyebabkan tekanan berlebih pada tubuh,
termasuk di bagian perut. Ini bisa menjadi salah satu pencetus hernia.
Peningkatan tekanan tersebut dapat menjadi pencetus terjadinya penonjolan
organ melalui dinding organ yang lemah.
6. Kehamilan
Kehamilan dapat melemahkan otot di sekitar perut sekaligus memberi
tekanan lebih di bagian perut. Kondisi ini juga dapat menjadi pencetus
terjadinya hernia.
7. Pekerjaan
Beberapa jenis pekerjaan yang membutuhkan daya fisik dapat menyebabkan
terjadinya hernia. Contohnya, pekerjaan buruh angkat barang. Aktivitas yang
berat dapat mengakibatkan peningkatan tekanan yang terus-menerus pada
otot-otot abdomen. Peningkatan tekanan tersebut dapat menjadi pencetus
terjadinya prostrusi atau penonjolan organ melalui dinding organ yang lemah.
8. Kelahiran prematur
Bayi yang lahir prematur lebih berisiko menderita hernia inguinal daripada
bayi yang lahir normal karena penutupan kanalis inguinalis belum sempurna,
sehingga memungkinkan menjadi jalan bagi keluarnya organ atau usus
melalui kanalis inguinalis tersebut. Apabila seseorang pernah terkena hernia,
besar kemungkinan ia akan mengalaminya lagi.
C. Patofisiologi
Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan tekanan
seperti tekanan pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang air
besar atau batuk yang kuat atau bersin dan perpindahan bagian usus ke daerah
otot abdominal, tekanan yang berlebihan pada daerah abdominal itu tentu saja
akan menyebabkan suatu kelemahan mungkin disebabkan dinding abdominal
yang tipis atau tidak cukup kuatnya pada daerah tersebut dimana kondisi itu ada
sejak atau terjadi dari proses perkembangan yang cukup lama, pembedahan
abdominal, kemudian terjadi hernia. Karena organ - organ selalu saja melakukan
pekerjaan yang berat dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama, sehingga
terjadilah penonjolan yang mengakibatkan kerusakan yang sangat parah.
Sehingga akhirnya menyebabkan kantung yang terdapat dalam perut menjadi
atau mengalami kelemahan.
D. Manifestasi Klinis
Manifestasi hernia
1. Berupa benjolan keluar masuk/ keras dan yang tersering tampak benjolan di
lipat paha.
2. Adanya rasa nyeri pada daerah benjolan bila isinya terjepit disertai perasaan
mual.
3. Terdapat gejala mual dan muntah atau distensi bila telah ada komplikasi.
4. Bila terjadi hernia inguinalis strangulata perasaan sakit akan bertambah hebat
disertai kulit diatasnya menjadi merah dan panas.
5. Hernia femoralis kecil mungkin berisi dinding kandung kencing sehingga
menimbulkan gejala sakit kencing (disuria) disertai hematuria (kencing
darah) disamping benjolan dibawah sela paha.
6. Hernia diafragmatika menimbulkan perasaan sakit didaerah perut disertai
sesak napas.
7. Bila pasien mengejan atas batuk maka benjolan hernia akan bertambah besar
Manifestasi hernia inguinalis
1. Adanya benjolan di daerah inguinal
2. Benjolan bias mengecil atau menghilang.
3. Benjolan akan muncul bila adanya peningkatan tekanan intra abdominal.
4. Rasa nyeri , mual muntah bila ada komplikasi.
5. Sebagian besar tidak memberikan keluha. (Arif, Mansyoer, 2000).
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Sinar X abdomen menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam
usus/obstruksi usus (ileus)
2. Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan
hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit), peningkatan sel darah putih dan
ketidakseimbangan elektrolit.
3. Kultur jaringan untuk mendeteksi adanya adenitis tuberkulis
4. CT Scan untuk mendeteksi adanya hernia ekstrakolon.
5. USG untuk menilai massa hernia inguinal
F. Pathway
G. Pengkajian
1. Identitas klien
Meliputi nama, unsure, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekrjaan, no
register, diagnosa medis, dan tanggal MRS.
2. Keluhan utama
Adanya benjolan di inguinalis masuk bila klien tidur dan klien mengejar,
menangis, berdiri, mual – mual, muntah. Bila adanya komplikasi ini
menciptakan gejala klinis yang khas pada penderita HIL
3. Riwayat kesehatan lalu
Biasanya kx dengan HIL akan mengalami penyakit kronis sebelumnya. Missal
: adanya batuk kronis, gangguan proses kencing (BPH). Kontipasi kronis,
ascites yang semuanya itu merupakan factor predis posisi meningkatnya
tekanan intra abdominal.
4. Riwayat kesehatan sekarang
Pada umunya penderita mengeluh merasa adanya benjolan di selangkangan /
di daerah lipatan pada benjolan itu timbul bila penderita berdiri lama,
menangis, mengejar waktu defekasi atau miksi mengangkat benda berat dsb,
sehingga ditemukan rasa nyeri pada benjolan tersebut. Selain itu juga di
dapatkan adanya gejala lain seperti mual dan muntah akibat dari peningkatan
tekanan intra abdominal
5. Riwayat kesehatam keluarga
Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit HIL atau penyakit menular
lainnya.
Pola Gordon
1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting, jika ada
keluarga yang sakit maka akan segera dibawa ke pelayanan kesehatan
terdekat.
2. Pola nutrisi dan metabolik
Makan : Tidak nafsu makan, porsi makan tidak habis disebabkan Mual
muntah .
Minum : minum air putih tidak banyak sekitar 400-500cc
3. Pola eliminasi
BAK : adanya retensi urin / inkonteninsia urine
BAB : adanya konstipasi
4. Pola aktivitas dan latihan
Pasien tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya karena ada salah satu
ekstermitas yang mengalami gangguan untuk berjalan.
5. Pola istirahat tidur
Pasien tidak bisa istirahat total seperti biasanya karena ada nyeri di
selangkangan
6. Pola persepsi sensori dan kognitif
Pasien sudah mengerti tentang keadaanya dan merasa harus segera berobat
7. Pola hubungan dengan orang lain
Pasien dapat berhubungan dengan orang lain secara baik tetapi akibat ko
ndisinya pasien malas untuk keluar dan memilih untuk istirahat.
8. Pola reproduksi / seksual
Pasien berjenis kelamin laki –laki dan scortumnya mengalami pembesaran
sehingga mengalami kesulitan dalam hubungan seksualitas
9. Pola persepsi diri dan konsep diri
Pasien ingin cepat sembuh dan tidak ingin mengalami penyakit seperti ini
lagi
10. Pola mekanisme koping
Pasien apabila merasakan tidak nyaman selalu memegangi perutnya dan
meringis kesakitan
11. Pola nilai kepercayaan / keyakinan
Pasien beragama islam dan yakin akan cepat sembuh menganggap ini
merupakan cobaan dari Allah SWT.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang didapatkan sesuai dengan manifestasi klinik hernia.
Pada surveu umum pasien hernia reponibel berada pada kondisi optimal.
Sedangkan pada pasien hernia inkarserata dan strangulata pasin terlihat lemah
dan kesakitan, TTV mengalami perubahan sekunder dari nyeri dan gejala
dehidrasi. Suhu badan pasien akan naik ≥ 38,5 oC dan tejadi takikardi.
Inspeksi: secara umum akan terlihat penonjolan abnormal pada lipatan paha.
Apabila tidak terlihat dan terdapat riwayat adanya penonjolan, maka dengan
pemeriksaan sederhana pasien didorong untuk melakukan aktivitas peningkatan
intra abdominal, serta mengedan untuk menilai adanya penonjolan pada lipatan
paha.
Palpasi: turgor kulit < 3 detik menandaka gejala dehidrasi, palpasi pada
kantong hernia yang kosong kadang dapat diraba pada funikulus spermatikus
sebagai gesekan dari dua lapis kantong yang memberikan sensasi gesekan dua
permukaan sutera. Tanda ini disebut tanda sarung tanga sutera, tetapi umumnya
tanda ini sukar ditemukan. Kantong hernia mungkin berisi organ, tergantung
isinya, pada palpasi mungkin teraba usus, omentum, (seperti karet), atau
ovarium. Dengan jari telunjuk atau jari kelingkingan, pada anak dapat dicoba
mendorong isi hernia dengan menekan kulit skrotum melalui anulus eksternus
sehingga dapat ditentukan apakah ini hernia dapat direposisi atau tidak. Dalam
hal hernia dapat direposisi, pada waktu jari masih berada dalam anulus
eksternus, pasien diminta mengedan. Apabila ujung jari menyentuh henia,
berarti hernia inguinalis lateralis, dan apabila bagian sisi jari yang
menyentuhnya, berarti hernia inguinalis medialis. Sjamsuhidayat dalam
muttaqin, (2013).
Perkusi: nyeri ketuk dan timpani terjadi akibat adanya flatulen, menandakan
sekunder dari adanya obstruksi intestinal atau hernia srangulasi.
Auskultasi: penurunan bising usus atau tidak ada bising usus menandakan
gejala obstruksi intestinal
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d diskontinuitas jaringan akibat tindakan operasi
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual muntah.
3. Gangguan rasa nyaman
4. Resiko perdarahan
5. Resiko infeksi b.d luka insisi bedah/operasi
B. Intervensi Keperawatan
Pre operasi
No
DiagnosaKeperawatan NOC NIC
.
1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat nyeri, lokasi dan
dengan agen injuri biologi tindakan keperawatan karasteristik nyeri.
(distensi jaringan intestinal selama 3 x 24 jam 2. Jelaskan pada pasien tentang
oleh inflamasi) nyeri berkurang penyebab nyeri
dengan kriteria : 3. Ajarkan tehnik untuk
- Klien mengatakan pernafasan diafragmatik
nyeri berkurang. lambat / napas dalam.
- Klien tidak 4. Berikan aktivitas hiburan
gelisah. (ngobrol dengan anggota
- Durasi nyeri keluarga)
berkurang. 5. Observasi tanda-tanda vital
- Wajah klien tidak 6. Kolaborasi dengan tim medis
meringis dalam pemberian analgetik
kesakitan.
2. Ketidakseimbangan nutrisi Setelah dilakukan 1. Tinjau faktor-faktor individual
kurang dari kebutuhan tubuh tindakan keperawatan yang mempengaruhi
berhubungan mual/muntah, selama 2 hari nutrisi kemampuan untuk mencerna
anorexia. terpenuhi dengan makanan.
kriteria : 2. Auskultasi bising usus;
Adanya palpasi abdomen; catat
peningkatan berat pasase flatus.
badan sesuai 3. Identifikasi kesukaan /
dengan tujuan. ketidaksukaan diet dari pasien.
Berat badan ideal Anjurkan pilihan makanan
sesuai dengan tinggi protein dan vitamin C.
tinggi badan. 4. Kolaborasi dalam pemberian
Mampu obat-obatan sesuai indikasi:
mengidentifikasi Antimetik, mis: proklorperazin
kebutuhan nutrisi. (Compazine). Antasida dan
Tidak ada tanda- inhibitor histamin, mis:
tanda malnutrisi. simetidin (tagamet).
Tidak terjadi
penurunan berat
badan yang berarti
Tidak ada
nyeriperut
Post operasi