Klafikasi Hernia
1. Fisiologi
Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke-8
kehamilan terjadi desensus testis melalui kanal tersebut. Penurunan testis tersebut akan
menarik peritoneum kedaerahskrotum sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang
disebut dengan prosesus vaginalis peritonei.
Pada bayi yang sudah lahir, umumnya proses ini telah mengalami obliterasi
sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut namun dalam beberapa
hal, seringkali kanalis ini tidak menutup. Karena testis kiri turun terlebih dahulu , maka
kanalis inguinalis kanan lebih sering terbuka. Bila kanalis kiri terbuka maka biasanya
yang kanan juga terbuka. Dalam keadaan normal, kanalis yang terbuka ini akan
menutup pada usia 2 bulan (Mansjoer,2002).
4. PATHWAY HERNIA INGUINALIS
Tekanan intra
Abdomen
Herniasi
Cincin hernia
Hernia Inguinalis
6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Laboratorium
Rontsgen
EKG
USG
Keadaan umum penderita biasanya baik. bila benjolan tidak tampak maka
penderita disuruh menejan dengan menutup mulut dalam keadaan berdiri. Bila ada
hernia maka akan tampak benjolan. Bila benjolan itu dapat dimasukan kembali.
Penderita dalam posisi tidur, bernafas dengan mulut untuk mengurangi tekanan
intra abdominal, lalu angkat skrotum perlahan-lahan. Bila benjolan itu dapat
masuk, maka diagnosis pasti hernia dapat ditegakan. Diagnosis pasti hernia juga
dapat ditegakan bila terdengar bising usus pada benjolan tersebut.
Keadaan cicin hernia perlu pula diperiksa. Caranya adalah dengan mengikuti
fasikulus spermatikus sampai ke anulus inguinalis interna. Pada keadaan normal,
maka jari tangan tidak dapat masuk, maka penderita disuruh mengejan dan rasakan
apakah ada massa yang menekan. Bila massa itu menekan ujung jari, maka itu
adalah hernia inguinalis lateralis. Sedang bila menekan sisi jari, maka
diagnosisnya adalah hernia ingunalis medialis.
7. PENATALAKSANAAN
Pada hernia inguinalis lateralis responibilis, maka dilakukan tindakan bedah elektif,
karena ditakutkan terjadi komplikasi.
Pada yang ireponibilis, maka diusahakan agar isi hernia dapat dimasukan kembali.
Penderita istirahat baring dan dipuasakan atau mendapat diat halus. Dilakukan
tekanan yang kontinyu pada benjolan misalnya dengan bantal pasir. Baik juga
dilakukan kompres untuk mengurangi pembengkakan. Lakukan usaha ini berulang-
ulang sehingga isi hernia masuk utuk kemudian dilakukan bedah elektif dikemudian
hari, atau menjadi inkarserasi. Pada inkarserasi dan strangulasi maka perlu
dilakukan bedah darurat.
Tindaan bedah pada hernia ini disebut herniotomi (memotong hernia) dan hernior
(menjahit kantong hernia).
Pada bedah elektif, maka kanalis dibuka, isi hernia dimasukan, kantong diikat dan
dilakukan “Bassini plasty” untuk memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.
Pada bedah darurat, maka prinsipnya seperti bedah elektif. Cincin hernia langsung
dicari dipotong. Usus dilihat apakah vital atau tidak. Bila vital dikembalikan ke
rongga perut dan bila tidak dilakukan reseksi usus anastomosis “End to end”.
Untuk fasilitas dan keahlian terbatas, setelah cin-cin henria dipotong dan usus
dinyatakan vital langsung tutup kulit dan dirujuk ke rumah sakit yang lebih lengkap.
8. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Data Subjektif
b. Data objektif.
Sebelum operasi : Nyeri bila benjolan tersentuh, pucat, gelisa, spasme otot,
demam dehidrasi, terdengar bising usus pada benjolan.
Sesudah Operasi : Terdapat luka pada selangkang, puasa, selaput mukosa mulut
kering, anak bayi rewel.
c. Data Laboratorium
Darah leukosit > 10.000 – 18.000 / mm3, serum elektrolit meningkat.
d. Data pemeriksaan diagnostik : X ray
e. Potensial komplikasi :
Terjadi perlekatan antara isi hernia dengan dinding kantung hernia
Terjadi penekanan terhadap cincin hernia akibat semakin banyak usus
yang naik.
Timbul edema bila terjadi obstruksi usus yang menekan pembuluh
darah dan kemudian timbul nekrosis.
Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut kembung,
muntah dan okstipasi.
Bila isi perut terjepit dapat terjadi shock, demam asidosis metabolik
dan akses.
2. Diagnosa Keperawatan, Intervensi
a. Sebelum operasi :
Intervensi :
Intervensi :
Intervensi :
Intervensi :
Intervensi :
Anjurkan kepada orang tua cara merawat luka operasi dan menjaga
kebersihannya.
Diskusikan tentang keinginan keluarga yang ingin diketahuinya.
Beri kesempatan keluarga untuk bertanya.
Anjurkan untuk meneruskan pengobatan / minum obat secara teratur
di rumah dan kontrol kembali ke dokter.
LAPORAN PENDAHULUAN
Disusun Oleh :
PAJARAKAN-PROBOLINGGO
2019