8
9
a. Inguinalis indirect
b. Batang usus melewati cincin abdomen dan mengikuti saluran
sperma masuk ke dalam kanalis inguinalis.
c. Inguinalis direct
Batang usus melewati dinding inguinal bagian posterior.
d. Femoral
Batang usus melewati femoral ke bawah ke dalam kanalis
femoralis.
e. Umibilikal
Batang usus melewati cincin umubilikal.
f. Insicional
Batang usus atau organ lain menonjol melalui jaringan perut yang
lemah. (Dermawan, dkk. 2010).
3. Etiologi
Hal yang menyebabkan hernia inguinalis adalah:
1. Kelemahan abdomen
Lemahnya dinding abdomen bisa disebabkan karena cacat bawaan
atau keadaan yang didapat sesudah lahir dan usia dapat
mempengaruhi kelemahan dinding abdomen (semakin bertambah
usia dinding abdomen semakin melemah).
2. Peningkatan tekanan intra abdomen
Mengangkat benda berat, batuk kronis kehamilan, kegemukan dan
gerak badan yang berlebih.
3. Bawaan sejak lahir
Pada usia kehamilan 8 bulan terjadi penurunan testis melalui kanalis
inguinalis menarik peritoneus dan disebut plekus vaginalis,
perinoneal hernia karena kanalis inguinalis akan tetap menutup pada
usia 2 bulan.
4. Kebiasaan mengangkat bendayang berat (heavy lifting)
5. Kegemukan (marked obesity)
6. Batuk
10
4. Manifestasi Klinis
Hernia reponible:
1. Pasien merasa tidak enak di tempat benjolan
2. Ada penonjolan disalah satu lokasi abdomen misalnya inguinal,
femoralis dan lain-lain. Benjolan timbul saat mengejan BAB,
Mengangkat beban berat ataupun aktivitas berat dan hilang pada
waktu istirahat baring.
3. Kadang-kadang perut kembung.
4. Apabila terjadi perlengketan pada kantung hernia dan isi hernia
maka tidak dapat dimasukkan lagi (ireponibel).
Hernia inkarserata:
1. Adanya gambaran obstruktif usus dimana pasien mengalami
obstipasi, muntah, tidak flatus, perut kembung dan dehidrasi.
2. Terjadi gangguan keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa.
3. Bila lelah terjadi strangulasi. Pasien mengalami nyeri hebat di daerah
hernia, dimana nyeri menetap karena rangsangan peritoneum. Pada
pemeriksaan lokal ditemukan benjolan yang tidak dapat dimasukkan
lagi serta nyeri tekan dan tergantung keadaan isi hernia.
4. Dapat dijumpai tanda peritonitis atau terjadi abses lokal keadaan ini
merupakan keadaan gawat darurat dan memerlukan pertolongan
segera.
Manifestasi klinis pada hernia inguinalis yaitu :
1. Tanpa keluhan (asimtomatis).
11
1. WOC Hernia
Pembedahan
6. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi pada hernia adalah:
1. Ileus
2. Terjadi peningkatan antara isi hebura dengan dinding kartona hernia,
sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali.
3. Terjadi penekanan terhadap cincin hernia, akibat makin bertambah/
banyaknya usus yang masuk.
4. Bila inkaserata dibiarkan maka akan timbul edema sehingga terjadi
penekanan pembuluh darah dan terjadi nekrosis (Darmawan, dkk.
2010).
7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien hernia
adalah:
1. Lab darah: hematology rutin, BUN, kreatinin dan elektrolit darah.
2. Radiologi, foto abdomen dengan kontras barium, flouroskopi.
3. Foto rontgen dan barium (Dermawan, dkk. 2010).
8. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Medis
1. Terapi konservatif pada hernia reponibel dilakukan tekanan sacara
terus-menerus pada benjolan seperti dengan bantal pasir, pasien tidur
dengan pada posisi supine antitrendernburg atau memakai korset.
2. Terapi pembedahan dapat dilakukan herniotomi dan herniografi
(menjahit kantong hernia). Tindakan pembedahan lebih efektif pada
hernia reponibel karena dikhawatirkan terjadi komplikasi. Kondidi
usus harus diperhatikan pada hernia inkarserata atau stranglata, bila
terjadi nekrosis harus direseksi.
Metode pembedahan antara lain:
a. Perbaikan bassini: kantung indirect dibuka, diperiksa dan diligasi.
Bagian inguinalis diperkuat dengan menjahit fascia tranversalis
pada ligamentum inguinlis di belakang funikulus.
b. Ligasi tinggi kantong hernia: merupakan tindakan pada hernia
14
3. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan prosedur operasi
17
a. NOC
Pain level, pain control, comfort level
Klien melaporkan nyeri berkurang, mampu mengontrol nyeri,
mampu mengenali nyeri dan menyatakan rasa nyaman setelah
nyeri berkurang.
b. Intervensi
NIC : Pain management
No Intervensi Rasionalisasi
1. Observasi nyeri, perhatikan Pengkajian nyeri mendasari bagi
lokasi, intensitas (skala 1- perencanaan intervensi
10). keperawatan.
2. Latih klien menggunakan Latihan pernafasan dan tehnik
metode distraksi. relaksasi menurunkan
konsumsi O2, frekuensi nafas,
frekuensi jantung, ketegangan
otot yang menghentikan siklus
nyeri.
3. Ubah posisi yang nyaman, Posisi yang tepat dapat
misalnya posisi semifowler mengurangi stres pada area
dengan bagian lutut insisi.
ditopang dengan bantal.
4. Pantau tanda-tanda vital Untuk mengetahui perubahan
tiap 4 jam. KU pasien.
5. Berikan tindakan Rangsang kutan mengaktifkan
kenyamanan (sentuhan serabut besar yang bereaksi
terapeutik, pengubahan terhadap nyeri yang mengatur
posisi, pijatan punggung) pesan nyeri yang dibawa oleh
serabut kecil.
6. Kolaborasi dengan tim Obat-obat anti inflamasi non
medis dalam pemberian steroid dianjurkan untuk nyeri
analgetic sesuai indikasi. pasca operasi ringan sampai
sedang.
18
4. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana keperawatan oleh
perawat dan klien. Perawat bertanggung jawab terhadap asuhan
21
5. Evaluasi
Evaluasi adalah suatu proses yang terencana dan sistematis
dalam mengumpulkan, mengorganisasi, menganalisis, dan
membandingkangkan status kesehatan klien dengan kriteria hasil yang
diinginkan, serta menilai derajat pencapai hasil klien. Evaluasi adalah
suatu aktivitas yang terus menerus (Christensen & Kenney, 2009).
Metode evaluasi dengan pendekatan SOAP, yaitu :
a. Subjective adalah informasi berupa ungkapan yang didapat dari
pasien setelah tindakan yang diberikan
b. Objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan,
penilaian, pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah tindakan
dilakukan
c. Analisi adalah membandingkan antara informasi sebjective dan
objective dengan tujuan dan kriteria hasil, kemudian diambil
kesimpulan bahwa masalah teratasi
d. Planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan dilakukan
berdasarkan hasil analisa.