Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN POST SECTIO CAESAREA

DENGAN INDIKASI LETAK LINTANG

( Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Stase Keperawatan Maternitas )

Koordinator : Lidya Natalia, S.Kep, Ners,MS

Disusun oleh :

Heldina Sirait : 1490122293

PROGRAM PROFESI NERS XXIX KELAS D

INSTITUT KESEHATAN IMMANUEL

BANDUNG

2022
A. Pengertian
Sectio Caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan
pada dinding uterus melalui dinding depan perut (Nanda, 2015). Sectio
Caesarea adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu
insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan sayatan rahim dalam
keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram (Winkjosastro, 2013)
Post Sectio Caesarea dengan indikasi letak lintang yaitu lemahnya otot-otot
uterus biasanya disebabkan karena sudah lebih dari 2 kali melahirkan secara
normal maupun spontan dan disamping itu juga ada faktor yang belum
diketahui bagaimana penyebab terjadinya janin letak lintang (Kuswindriani,
2015)
Letak Lintang adalah keadaan sumbu memanjang janin kira-kira tegak lurus
dengan sumbu memanjang tubuh ibu .Bila sumbu memanjang itu membentuk
sudut lancip,disebut letak lintang oblik,yang biasanya sementara karena
kemungkinan akan berubah menjadi posisi longitudinal pada
persalinan.(Icesmi,2016).
B. Anatomi dan Fisiologi
a. Anatomi

Gambar 1.1
Gambar 1.2
b. Fisiologi
Menurut Farrer ( 2001 )
1. Vagina
Fungsi vagina antara lain :
a. Lintasan bagi spermatozoa, spermatozoa biasanya akan tertimbun
pada saat senggama
b. Saluran bagi janin dan produk pembuahan lainnya pada saat
persalinan. Saluran keluar bagi darah haid
c. Dengan secretnya yang asam, vagina mampu menghalangi
perjalanan infeksi
2. Uterus
a. Menyediakan tempat yang sesuai bagi ovum yang sudah dibuahi
agar ovum tersebut dapat menanamkan diri
b. Memberikan perlindungan dan nutrisi kepada embrio sampai
tercapai maturitas
c. Mendorong keluar janin dan plasenta pada persalinan
d. Mengendaikan perdarahan dari tempat pelekatan plesenta
3. Tuba Falopi
Tuba falopi merupakan saluran tempat lewat sperma untuk bertemu
ovum dan pada tempat pertemuan ini terjadi fertilisasi atau pembuahaan
4. Ovarium
a. Produksi penyimpanan serta pematangan ovarium dan pelepasan
ovum
b. Produksi hormon ovarium, yaitu estrogen dan progesterone

C. Etiologi
Indikasi ibu dilakukan section caesarea antara lain uteri iminen, perdarahan
antepartum, ketuban pecah dini. Indikasi dari janin adalah fetal distress dan
janin besar melebihi 4.000 gram. Dari beberapa factor diatas dapat diuraikan
beberapa penyebab sectio caesarea sebagai berikut:
1. Chepalo pelvik disproportion (CPD) adalah ukuran lingkar panggul ibu
tidak sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan
ibu tidak dapat melahirkan secara alami.
2. PEB (Pre-Eklamsi Berat) Pre-eklamsi dan eklamsi merupakan kesatuan
penyakit yang langsung disebabkan oleh kehamilan, sebab terjadinya
masih belum jelas. Setelah perdarahan dan infeksi, pre-eklamsi dan eklamsi
merupakan penyebab kematian maternal dan perinatal paling penting.
Karena itu diagnosa dini amatlah penting, yaitu mampu mengenali dan
mengobati agar tidak berlanjut menjadi eklamsi.
3. KPD (Ketuban Pecah Dini) Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban
sebelum terdapat tanda persalinan dan ditunggu satu jam belum terjadi
inpartu. Sebagian besar ketuban pecah dini adalah hamil aterm di atas 37
minggu, sedangkan dibawah 36 minggu. Ketuban dinyatakan pecah dini
bila terjadi sebelum proses persalinan berlangsung.
4. Bayi kembar Tidak selamanya bayi kembar dilahirkan secara Caesarea. Hal
ini karena kelahiran kembar memiliki resiko terjadi komplikasi yang lebih
tinggi daripada kelahiran satu bayi. Selain itu, bayi kembar pun dapat
mengalami sungsang atau salah letak lintang sehingga sulit untuk dilahirkan
secara normal.
5. Faktor hambatan jalan lahir Adanya gangguan pada jalan lahir, misalnya
jalan lahir yang tidak memungkinkan adanya pembukaan, adanya tumor,
dan kelainan bawaan pada jalan lahir, tali pusat pendek dan ibu sulit
bernapas.
6. Kelainan letak janin
a. Kelainan pada letak kepala
• Letak kepala tengadah
Bagaian terbawah adalah puncak kepala, pada pemeriksaan dalam
teraba UUB yang paling rendah. Etiologinya kelianan panggul,
kepala bentuknya bundar, anaknya kecil atau mati, kerusakan
panggul.
• Presentasi muka
Letak kepala tengadah (defleksi), sehingga bagian kepala yang
terletak paling rendah ialah muka. Hal ini jarang terjadi, kira-kira
0,27-0,5 %.
• Presentasi dahi
Posisi kepala antara fleksi dan defleksi. Dahi berada pada posisi
terendah dan tetap paling depan. Pada penempatan dagu, biasanya
dengan sendirinya akan menjadi letak muka atau letak belakang
kepala.

b.Letak sungsang

Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak


memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada
dibagaian bawah kavum uteri.dikenal beberapa jenis sungsang,
yakni presentasi bokong, presentasi bokong kaki, sempurna,
presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki
(Saifuddin,2012).

c. Kelainan letak lintang


Letak lintang ialah jika letak anak di dalam Rahim sedemikian rupa
hingga paksi tubuh anak melintang terhadap paksi Rahim.
Sesungguhnya letak lintang sejati (paksi tubuh anak tegak lurus
pada Rahim dan menjadikan sudut 90°) jarang terjadi (Eni Nur
Rahmawati, 2011)
Pada letak lintang, bahu biasanya berada diatas pintu atas panggul
sedangkan kepala terletak pada salah satu fosa iliaka dan bokong
pada fosa iliaka yang lain. Pada keadaan ini, janin biasa berada pada
presentase bahu atau acromion (Icesmi Sukarni, 2013).
D. Patofisiologi
Letak janin dalam uterus bergabung pada proses adaptasi janin terhadap
ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah
air ketuban relative lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak
dengan leluasa dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam
presentasi kepala, letak lintang atau letak sungsang (Winkjosastro, 2013).
Relaksasi dinding abdomen pada perut yang menggantung menyebabkan uterus
beralih ke depan, sehingga menimbulkan defleksi sumbu memanjang bayi
menjauhi sumbu jalan lahir, menyebabkan terjadinya posisi melintang (Oxorn,
2010)
Pathway

sectio caesare Kurang


informasi

Luka post operasi Ansietas

Psikologis nifas
Jaringan terputus Jaringan terbuka

kurangnya
Proteksi kurang pengetahuan
Merangsang area
motorik sensorik

Invasi bakteri Kurang pengetahuan


Nyeri akut tentang menyusui
yang benar
Resiko infeksi

Gangguan rasa
nyaman Menyusui tidak
efektif

Gangguan pola tidur


E. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala yang muncul sehingga dapat memungkinkan untuk dilakukan
tindakan sectio caesarea adalah sebagai berikut
1. Fetal distres
2. His lemah
3. Janin dalam posisi sungsang atau melintang
4. Bayi besar ( BBL > 4,2 kg )
5. Plasenta previa
6. Kelainan letak
7. Disproporsi cevalo – pelvik ( ketidak seimbangan antara ukuran kepala dan
panggul )
8. Rupture uteri mengancam
9. Hydrocephalus
10. Primi muda atau tua
11. Partus dengan komplikasi
12. Panggul sempit
13. Problema plasenta
F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis dan perawatan setelah dilakukan section caeseria (
prawiroharjo, 2007 ), yaitu:
a. Perdarahan dari vagina harus dipantau dengan cermat
b. Fundus uteri harus sering dipalpasi untuk memastikan bahwa uterus tetap
berkontraksi dengan kuat
c. Pemberian analgesik dan antibiotic
d. Periksa aliran darah uterus paling sedikit 30 ml / jam
e. Pemberian cairan intra vaskuler, 3 liter cairan biasanya memadai untuk 24
jam pertama setelah pembedahan
f. Ambulasi 1 hari setelah pembedahan klien dapat turun sebentar dari tempat
tidur dengan bantuan dari orang lain atau keluarga.
g. Perawatan luka : insisi diperiksa setiap hari, jahitan kulit ( klip ) diangkat
pada hari ke 4 setelah pembedahan
h. Pemeriksaan laboratorium : hematokrit diukur pagi hari setelah pembedahan
untuk memastikan perdarahan pasca operasi atau mengisyaratkan
hipovolemia.

G. Kemungkinan data focus


a. Anamnesa
Pengkajian / wawancara

Menurut Dermawan (2012) pengkajian adalah pemikiran dasar yang bertujuan


untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat
mengidentifikasi, mengenal masalah-masalah kebutuhan kesehatan dan
keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial, dan lingkungan.
1) Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin,agama, alamat, bangsa, pendidikan,
pekerjaaan.
2) Keluhan utama
Nyeri
3) Riwayat penyakit sekarang
Riwayat pada saat sebelum inpartu didapatkan cairan ketuban yang keluar
pervaginam secara spontan kemudian tidak diikuti tanda-tanda persalinan.
4) Riwayat penyakit dahulu
Penyakit kronis atau menular dan menurun seperti jantung, hipertensi, DM,
TBC, hepatitis, penyakit kelamin atau abortus.
5) Riwayat kesehatan keluarga
penyakit keturunan dalam keluarga seperti jantung, DM, Hipertensi, TBC,
penyakit kelamin, abortus, yang mungkin dapat diturunkan kepada pasien.
6) Riwayat Kehamilan dan persalianan
7) Aktivitas sehari – hari
1. Pemeliharaan kesehatan
Pengetahuan tentang keperawatan kehamilan sekarang
2. Makan
Pada pasien nifas biasanya terjadi peningkatan nafsu makan karena dari
keinginan untuk menyususi bayinya
b. aktivitas Pada pasien nifas
pasien dapat melakukan aktivitas seperti biasanya, terbatas pada
aktifitas ringan, tidak membutuhkan tenaga banyak, cepat lelah, dan
didapatkan keterbatasan aktivitas karena mengalami kelemahan dan
nyeri.
c. Eliminasi
Meliputi berapa kali BAB, konsistensi, warna, bau, dan pasien dengan
Post Op Sectio Caesarea untuk BAK melalui dawer kateter yang
sebelumnya terpasang.
d. Istirahat dan tidur
Pada pasien nifas terjadi perubahan pola istirahat dan tidur karena
adanya kehadiran sang bayi dan nyeri setelah persalinan.
e. Hubungan dan peran
Peran pasien dalam keluarga meliputi hubungan pasien dengan keluarga
dan orang lain.
f. persepsi dan konsep diri
Biasanya terjadi kecemasan terhadap keadaan
kehamilannya, lebihl-lebih menjelang persalinan dampak psikologis
pasien terjadi perubahan konsep diri antara lain body image dan ideal
diri.
g. Reproduksi dan social
Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan
dalam hubungan seksual atau fungsi dari seksual yang tidak adekuat
karena adanya proses persalinan dan nifas.
h. Keyakinan dan spiritual
Pasien yang menganut agama islam selama
keluar darah nifas atau masa nifas tidak diperbolehkan melaksanakan
ibadah.

8) Pemeriksaan Umum Pemeriksaan umum


a. Keadaan umum, keadaan umum pasien biasanya lemah
b.Tanda-tanda vital, Tekanan darah normal atau menurun 80 kali
permenit, suhu meningkat > 37,5 C dan respirasi meningkat.
b. Pemeriksaan fisik / Head to toe
Pemeriksaan fisik menurut (Yuli,2017) adalah:
i. Kepala, Meliputi bentuk wajah apakah simetris atau tidak, keadaan
rambut dan keadaan kulit kepala.
b. Muka, Terlihat pucat dan tampak menahan sakit
c. Mata, Anemis atau tidak, dengan melihat konjungtiva merah segar atau
merah pucat, sclera putih atau kuning.
d. Hidung, Ada terdapat polip atau tidak, bersih atau kotor
e. Gigi, Bersih atau kotor, ada karies atau tidak
f. Lidah, Bersih atau kotor
g. Bibir, Lembab atau kering
h. Telinga, Bersih atau kotor, ada benjolan kelenjar tiroid atau tidak.
i. Abdomen, ada tidaknya distensi abdomen, bagaimana dengan luka
operasi adakah perdarahan, berapa tinggi fundus uterinya, bagaimana
dengan bising usus dan adakah nyeri tekan atau tidak.
J Thoraks, Perlu dikaji kesimetrisan dada, ada tidaknya retraksi intercostal,
pernapasan tertinggal, suara wheezing, ronchi, bagaimana irama dan
frekuensi pernapasan.
k. Payudara, Perlu dikaji bentuk payudara, puting susu menonjol atau tidak
dan pengeluaran ASI
l. Genetalia, Ada oedema atau tidak, adakah pengeluaran lochea dan
bagaimana warnanya m. Ektermitas, Simetris atau tidak, ada terdapat
oedema atau tidak

c. Pemeriksaan dignostic
a. Hitung darah lengkap
b. Golongan darah ( ABO ), dan pencocokan silang, tes coombs, Nb
c. Kultur : mengidentifikasi adannya virus herpes simpleks tipe II d.
Hemoglobin/Hematokrit
d. Pelvimetri : menentukan CPD
e. Urinalisis : menentukan kadar albumin/glukosa
f. Amniosentesis terhadap maturitas paru janin sesuai indikasi
g. Penentuan elektronik selanjutnya : memastikan status janin / aktivitas
uterus
h. Ultrasonografi : melokalisasi plasenta menentukan pertumbuhan,
kedudukan, dan presentasi janin
i. Tes stress kontraksi atau tes non-stres : mengkaji respon janin terhadap
gerakan/stress dari pola kontraksi uterus / pola abnormal.
j. Terapi obat
H. Analisa Data
N0 Analisa Data Etiologi Masalah
1 DS: sectio caesare Ansietas
Klien merasa khawatir
Kurang informasi
dengan akibat dari kondisi
yang dihadapi Ansietas
DO:
-Klien tampak gelisah
-Klien tampak tegang
-Merasa binggung

2 DS: Klien mengatakan Post sc – luka OP Nyeri akut


nyeri dibagian abdomen
dan pinggang seperti Jaringan terputus
ditusuk tusuk
DO : klien tampak Merangsang area motorik dan
meringis kesakitan skala 5 sensorik
dari ( 0 – 10 )
TD : 115 / 79 mmhg Nyeri akut
N : 97 x / menit
S : 37
RR : 20 x menit

3 DS : Klien mengatakan Jaringan terbuka Resiko Infeksi


nyeri bertambah ketika
bergerak Proteksi kurang
DO : Luka klien dengan Invasi bakteri
keadaaan tertutup kassa
dan terplester Resiko infeksi
3 DS: Klien mengatakan ASI Psikologis nifas Menyusui tidak efektif
belum keluar
DO : Kurangnya pengetahuan
-Bayi tampak menangis
-Bayi tidak mampu Kurangnya pengetahuan
melekat pada payudara ibu tentang menyusui yang benar

Menyusui tidak efektif

5 DS: Klien mengatakan Gangguan pola tidur


istirahat tidak cukup
DS: Klien tampak
mengantuk
I. Diagnosa Keperawatan ( SDKI )
1. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi tentang SC
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik ( pembedahan, jalan lahir
, episiotomi )
3. Resiko Infeksi berhubungan dengan pasca persalinan
4. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan suplai ASI
5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan aktivitas / istirahat kurang
J. Rencana Keperawatan
NO DX Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1 Ansietas Tupen : Observasi 1.Klien tampak gelisah ,tegang,
berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi 1.Monitor tanda – tanda dan sulit mengambil keputusan
kurang terpapar keperawatan 1x 24 jam maka ansietas 2.Indentifikasi masalah spesifik
informasi tentang SC diharapkan ansietas 2.Pahami situasi yang membuat akan meningkatkan
menurun ansietas kemampuan individu untuk
Tupan: Terapeutik : menghadapinya dengan lebih
Setelah dilakukan intervensi 1.Ciptakan suasana terapeutik realistis
Keperawatan 3x24 jam maka untuk menumbuhkan 3.Klien mengakui dan
tingkat ansietas menurun kepercayaan mendiskusikan rasa takut
dengan kriteria hasil: 2.Diskusikan perencanaan 4.Klien memahami peristiwa
-verbalisasi kebingungan (5) realitas tentang peristiwa yang yang terjadi
-Vervalisasi khawatir akibat akan datang 5.Dukungan keluarga
kondisi yang dihadapi (5) Edukasi : mendapingi klien
-Perilaku tegang (5) 1.Anjurkan keluarga untuk 6.klien bisa tenang dengan
selalu disamping dan menggunakan teknik relaksasi
mendukung keluarga
Kolaborasi :
Latih teknik relaksasi

1 Nyeri akut Tupen : Manajemen Nyeri ( SIKI. 201) 1.Membantu menemukan


berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi Observasi : ketidaknyamanan nyeri secara
agen injuri fisik ( keperawatan 1x 24 jam maka 1.Identifikasi lokasi, durasi, langsung kepada pasien
pembedahan, trauma diharapkan frekuensi, kualitas, intensitas 2.Menemukan tingkat nyeri
jalan lahir , Nyeri menurun nyeri yang dialami pasien
episiotomi ) Tupan : 2.Mengontrol skala nyeri 3.Memberikan kenyamanan
-Setelah dilakukan Terapeutik: kepada pasien
intervensi Keperawatan 1.Kontrol lingkungan yang 4.Agar pasien paham bisa
3x24 jam maka tinggkat memperberat rasa nyeri mengurangi nyeri
Nyeri menurun dengan Edukasi: menggunakan non farmakologi
kriteria hasil : 1.Ajarkan teknik non 5.Kerja sama dengan tim dokter
-Nyeri menurun ( 5) farmakologi untuk mengurangi untuk anaigetik
- Meringis menurun (5 ) rasa nyeri
Tanda – tanda vital batas Kolaborasi :
normal Kolaborasi pemberian
TD : 115 / 79 mmhg analgetik, jika diperlukan
N : 97 x / menit
S : 37
RR : 20 x menit

2 Resiko Infeksi Tupen : Observasi ( SIKI 1.14539)) 1. Agar mempermudah untuk


berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi 1.monitor tanda dan gejalanya penanganan jika infeksi terjadi
pasca persalinan keperawatan 1x 24 jam maka Terapeutik : 2.Agar mengurangi terjadinya
diharapkan 1.Terapkan untuk mencuci kontaminasi akibat bacteri
Infeksi menurun tangan yang benar 3.Menjadwalkan perawatan
Tupan: 2 Berikan perawatan kulit pada kulit pada area adema
Setelah dilakukan intervensi area adema 4.Agar pasien bisa beristirahat
Keperawatan 3x24 jam maka 3.batasi jumlah pengunjung 5.Agar meningkatkan energi
tinggkat Nyeri menurun Edukasi : dan dayatahan tubuh
dengan kriteria hasil: 1.Tingkatkan asupan nutrisi 6.Agar dapat membunuh
-Irama nafas teratur yang cukup mikroorganisme penyebab
-Integritas kulit baik Kolaborasi : infeksi
-RR : 30 x/ menit Berikan antibiotik sesuai
-suhu 36 – 37 program
- Leukositdalam batas
normal
3 Menyusui tidak Tupen : Observasi: 1.Mengetahiu penyebab
efektif berhubungan Setelah dilakukan intervensi 1.Kaji adanya faktor penyebab kesulitan menyusui
dengan keperawatan 1x 24 jam kesulitan menyusui 2. Merangsang pengeluaran
ketidakadekuatan diharapkan 2.Ajarkan bayi menghisap ASI
suplai ASI kemampuan memberikan putting susu ibu 3.Merangsang kerja hormon
ASI lancar Terapeutik oksitosin
Tupan : 1.Ajarkan teknik pijat oksitosin 4. Memperlancar aliran ASI
-Tetesan / pancaran ASI (5) 2.Ajarkan teknik pijat marmed 5. Menghangatkan payudara
-Suplai ASI edukuat (5) Edukasi : 6. Memperbanyak asupan
-Inteke bayi (5) 1.Berikan kompres hangat pada nutrisi ibu untuk memproduksi
-Hisapan bayi (5) areola ASI
2.Anjurkan klien konsumsi 7. Membantu menonjolkan
sayur dan buah segar putting susu
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian pompa
payudara
5 Gangguan pola tidur Tupen Observasi : 1.Untuk mendata masalah yang
berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi 1.Identifikasi pola aktivitas dan dialami pasien
aktivitas / istirahat keperawatan 1x 24 jam maka tidur 2.Untuk memberikan
kurang diharapkan gangguan pola Terapeutik : lingkungan yang nyaman
tidur teratasi 1.Modifikasi lingkungan ( terhadap pasien
Tupan : Pecahayaan, kebisingan ) 3.Menetapkan waktu untuk
-Keluhan istirahat tidak 2.Tetapkan jadwal tidur rutin tidur
cukup (5) Edukasi: 4. Memberikan waktu untuk
Keluhan pola tidur berubah 1.Jelaskan penting tidur cukup istirahat tidur
(5) 2.Kaji faktor yang 5.Mengidentifikasi penyebab
-kemampuan beraktivitas (5) menyebabkan ganguan tidur ( aktual dari gangguan tidur
misal Nyeri , stress, )
Daftar Pustaka

PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia ( SDKI). Jakarta


PPNI. 2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia ( SIKI ). Jakarta
Fauziah Siti, ( 2015 ). Keperawatan Maternitas , Jakarta : Prenadamedia Group
Judda Mohamad., Sudarti., Afroh Fauziah ( 2018 ), Teori Pengukuran Nyeri
dan Nyeri Persalinan,Yogyakarta : Nuha Medika
Oxorn Hary & Forte. R. William ( 2010 ) Ilmu Kebidanan Patologi & Fisiologi
Persalinan. Jogjakarta : AND

Anda mungkin juga menyukai