KEPERAWATAN MATERNITAS
CONDYLOMA ACUMINATUM
Disusun Oleh :
1490122099
TAHUN 2022
A. Pendahuluan
Kondiloma akuminata (KA) atau genital warts merupakan infeksi menular seksual
(IMS) yang disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV), yang mengenai mukosa dan
kulit anorektal dan genitalia.1 Pada saat ini dikenal lebih dari 100 tipe HPV yang dapat
menyebabkan kondiloma akuminata yang meliputi varian nononkogenik seperti HPV tipe
6, 11, 42, 43, 44 yang berhubungan dengan kondiloma genital dan varian onkogenik
terutama HPV tipe 16, 18, 31, 33, 35 yang berhubungan dengan risiko keganasan yaitu
intraepithelial neoplasia dan karsinoma sel skuamosa. Berdasarkan potensi untuk terjadi
displasia epitel dan keganasan, HPV dibagi menjadi dua tipe yaitu HPV risiko tinggi dan
risiko rendah. HPV tipe 6 dan 11 merupakan HPV risiko rendah yang dapat
menyebabkan KA sekitar 90% kasus, sisanya oleh HPV risiko tinggi. Human Papilloma
Virus (HPV) hampir selalu ditularkan melalui hubungan seksual, baik genital-genital,
oral-genital maupun genital-anal. Permukaan mukosa yang lebih tipis lebih rentan untuk
inokulasi virus daripada kulit berkeratin yang lebih tebal. 2 3,4,5 Insiden tertinggi pada
wanita usia 20-30 tahun, dan dalam dua dekade terakhir ini cenderung meningkat 4-5 kali
lipat dari sebelumnya. Di Amerika Serikat, setiap tahunnya tercatat 500.000-1.000.000
kasus baru yang ditemukan.6,7 Kondiloma akuminata sering ditemukan pada pasien
dengan infeksi HIV, dapat menyerang semua ras dimana frekuensi laki-laki dan
perempuan adalah sama. Diperkirakan bahwa 30 hingga 50 % orang dewasa yang aktif
secara seksual terinfeksi oleh Human Pappiloma Virus (HPV), paling sering pada usia
16-25 tahun. Terdapat 500 ribu sampai 1 juta kasus baru KA di Amerika Serikat setiap
tahunnya, dengan angka kejadian 3,4% (0,87 kasus per 100 orang). Prevalensi sebesar
1% pada orang yang aktif secara seksual. Insiden kondiloma akuminata pada poliklinik
kulit dan kelamin RSUP Sanglah sebanyak 92 kasus baru per 280 kasus IMS dengan pria
50 dan wanita 42, hamil 3 dan HIV positif 11 pasien.8 3 Berikut dilaporkan kasus
kondiloma akuminata pada seorang wanita yang disertai infeksi HIV. Kasus ini
dilaporkan untuk menambah wawasan mengenai kondiloma akuminata sebagai IMS pada
seorang wanita yang terinfeksi HIV meliputi hubungan antara KA dengan infeksi HIV
dan pilihan pengobatan yang dapat diberikan.
B. Definisi Kondiloma
Kondiloma akuminata juga dikenal sebagai anogenital warts terdiri dari epidermis dan
papula atau nodul dermal pada perineum, genitalia, lipatan crural, dan anus. Mereka
bervariasi dalam ukuran dan dapat membentuk besar, exophytic, massa seperti kembang kol,
terutama di lingkungan yang lembab perineum.1 Human papillomavirus (HPV) adalah
penyebab etiologi kondiloma akuminata. Kutil dapat menyebar ke dalam vagina, uretra, dan
epitel perirectal
C. Anatomi Fisiologi
A. Anatomi
Uterus merupakan alat yang berongga dan berbentuk sebagai bola lampu yang
gepengdan terdiri dari 2 bagian : korpus uteri yang berbentuk segitiga dan servix uteri
yang berbentuk silindris. Bagian dari korpus uteri antara kedua pangkal tuba disebut
fundusuteri (dasar rahim).Bentuk dan ukuran uterus sangat berbada-bada tergantung dari
usia, dan pernahmelahirkan anak atau belum. Cavum uteri (rongga rahim) berbentuk
segitiga, melebardi daerah fundus dan menyempit kearah cervix. Sebelah atas rongga
rahim brhubungandengan saluran indung telur (tuba follopi) dan sebelah bawah dengan
saluran leherrahim (kanalis cervikalis). Hubungan antara kavum uteri dengan kanalis
cervikalisdisebut ostium uteri internum, sedangkan muara kanalis cervikalis kedalam
vaginadisebut ostium uteri eksternum. Dinding rahim terdiri dari 3 lapisan :
Perimetrium(lapisan peritoneum) yang meliputi dinding uteru bagian luar, Myometrium
(lapisanotot) merupakan lapisan yang paling tebal, Endometrium (selaput lendir)
merupakanlapisan bagian dalam dari korpus uteri yang membatasi kavum uteri.
- Tuba Fallopi
Tuba Fallopi terdapat pada tepi atas ligamentum latum, berjalan kearah lateral,
muliadari kornu uteri kanan kiri yang panjangnya kurang lebih 12 cm dan diameternya
3-8mm. Fungsi tuba yang utama adalah untk membawa ovum yang dilapaskan ovarium
kekavum uteri.Pada tuba ini dapat dibedakan menjadi 4 bagian, sebagai berikut :
1. Pars interstitialis (intramularis), bagian tuba yang berjalan dalam dinding uterusmulai
pada ostium internum tubae.
2. Pars Ampullaris, bagian tuba antara pars isthmixca dan infundibulum danmerupakan
bagian tuba yang paling lebar dan berbentuk huruf S.
3. Pars Isthmica, bagian tuba sebelahkeluar dari dinding uerus dan merupakan bagiantuba
yang lurus dan sempit.
4. Pars Infundibulum, bagian yang berbentuk corong dan lubangnya menghadap kerongga
perut, Bagian ini mempunyai fimbria yang berguna sebagai alat penangkapovum.
- Ovarium
Ovarium terdapat di dalam rongga panggul di sebelah kanan maupun sebelah kiri dan
berbentuk seperti buah kenari. Ovarium berfungsi memproduksi sel telur,
hormonesterogen dan hormon progesteron.
Genitalia Eksterna
- Mons Veneris
Mons Veneris merupakan bagian yang menonjol dan terdiri dari jaringan lemak
yangmenutupi bagian depan simpisis pubis, dan setelah masa pubertas kulit mons
venerisakan di tumbuhi oleh rambut.
- Labia Mayora
Labia mayora berbentuk lonjong dan menonjol, berasal dari mons veneris dan
berjalanke bawah dan belakang. Yaitu dua lipatan kulit yang tebal membentuk sisi
vulvadanterdiri dari kulit, lemak, pembuluh darah, jaringan otot polos dan syaraf. Labia
mayorasinistra dan dextra bersatu di sebelah belakangdan merupakan batas depan
dariperinium, yang disebut commisura posterior (frenulum), dan panjangnya kira-kira 7,
5cm
B. Fisiologi
Peran wanita dalam reproduksi lebih rumit daripada peran pria. Fungsi esensial
system reproduksi wanita mencakup yang berikut :
Ovarium dan saluran reproduksi wanita terletak di dalam rongga panggul. Saluran
reproduksi wanita terdiri dari : oviduktus (tuba uterine, atau falopii) yang berkaitan erat
dengan kedua ovarium, mengambil ovum saat ovulasi (pelepasan ovum dari ovarium) dan
berfungsi sebagai tempat fertilisasi. Uterus yang berongga dan berdinding tebal terutama
berperan memelihara janin selama masa perkembangannya dan mengeluarkannya pada
akhir kehamilan. Vagina adalah saluran yang mengandung otot dan dapat teregang yang
menghubungkan uterus dengan lingkungan eksternal. Bagian terbawah uterus, serviks
menonjol ke dalam vagina dan mengandung satu pembukaan kecil, kanalis servikalis.
Sperma diendapkan di vagina oleh penis selama berhubungan seks. Kanalis servikalis
adalah jalur bagi sperma untuk mencapai tempaat pembuahan di oviduktus melalui uterus
dan, ketika mengalami pelebaran hebat sewaktu persalinan, merupakan saluran bagi
pengeluaran bayi dari uterus.
Lubang vagina terletak di daerah perinium antara lubang uretra di anterior dan lubang
anus di posterior. Struktur ini ditutupi secara parsial oleh suatu membrane tipis, himen,
yang biasanya mengalami robekan fisik oleh hubungan seks pertama. Lubang uretra dan
vagina dikelilingi di lateral oleh dua pasangan lipatan kulit, labia minora dan labia mayora.
Labia minora yang lebih kecil terletak di sebelah medial daripada labia mayora yang lebih
menonjol. Bagian klitoris (suatu struktur erotic kecil yang terdiri dari jaringan serupa
dengan yang terdapat di penis) yang dapat terlihat dan terletak di eksternal terletak di ujung
anterior lipatan labia minora. Genitalia eksternal wanita secara kolektif disebut sebagai
vulva.
D. Etiologi
Kutil kelamin atau kondiloma disebabkan oleh infeksi pada epidermis oleh jenis Human
Papiloma Virus yang spesifik pada sebagian besar lesi yang terjadi akibat HPV 6 dan 11 yang
dijumpai, namun terkadang HPV 16 atau jenis lain juga dijumpai hubungan antara kutil
kelamin dengan kutil kulit biasanya telah banyak dibahas sebelumnya namun tidak ada bukti
hubungan klinis atau virologis antara keduanya meskipun demikian sejumlah kecil pasien
dengan kutil kulit biasa juga mengalami kutil yang sama pada bagian genital autoinokulasi
dengan HIV 1,2 atau 4 tampaknya merupakan penjelasan yang paling mungkin, karena jenis –
jenis tersebut telah diidentifikasi pada beberapa material kutil.
Beberapa faktor-faktor resiko yang mempengaruhi :
1. Aktivitas Seksual
Kondiloma akuminata atau infeksi HPV sering terjadi pada orang yang mempunyai
aktivitas seksual yang aktif dan mempunyai pasangan seksual lebih dari 1 orang (multiple).
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mahasiswi-mahasiswa yang sering bergonta-ganti
pasangan seksual dapat terinfeksi HPV melalui pemeriksaan DNA. Wanita dengan lima
atau lebih pasangan seksual dalam lima tahun memiliki resiko 7,1% mengalami infeksi
HPV (anogenital warts) dan 12,8% mengalami kekambuhan dalam rentang waktu tersebut.
Pada penelitian yang lebih luas, yang melibatkan wanita berusia 18-25 tahun yang memiliki
tiga kehidupan seksual dengan pasangan yang berbeda berpotensi untuk terinfeksi HPV.
2. Penggunaan Kontrasepsi
Penelitian pada 603 mahasiswa yang menggunakan alat kontrasepsi oral ternyata
menunjukkan adanya hubungan terjadinya infeksi HPV pada servik. Namun hubungan
pasti antara alat kontrasepsi oral dengan angka kejadian terjadinya kondiloma akuminata
masih menjadi perdebatan di dunia.
3. Meroko
Hubungan antara merokok dengan terjadinya kondiloma akuminata masih belum jelas.
Namun pada penelitian ditemukan adanya korelasi antara terjadinya infeksi HPV pada
seviks dengan penggunaan rokok tanpa filter (cigarette) dengan cara pengukuran HPV
DNA.
4. Kehamilan
Penyakit ini tidak mempengaruhi kesuburan, hanya pada masa kehamilan pertumbuhannya
makin cepat, dan jika pertumbuhannya terlalu besar dapat menghalangi lahirnya bayi dan
dapat timbul perdarahan pasca persalinan. Selain itu dapat juga menimbulkan kondiloma
akuminata atau papilomatosis laring (kutil pada saluran nafas) pada bayi baru lahir. Keluhan
keputihan yang di alami dapat terjadi akibat adanya kondiloma di vagina dan serviks, atau
mungkin juga keputihan oleh sebab lain seperti jamur misalnya.
5. Imunitas
Kondiloma juga sering ditemukan pada pasien yang immunocompromised (misal HIV).
E. Patofisiologi
HPV merupakan kelompok virus DNA double-strand. Sekitar 30 jenis HPV dapat
menginfeksi traktus anogenital. Virus ini menyebabkan lokal infeksi dan muncul sebagai lesi
kondiloma papilomatous. Infeksi HPV menular melalui aktivitas seksual. HPV yang
berhubungan dengan traktus genital dibagi dalam kelompok resiko rendah dan resiko tinggi
yang didasarkan atas genotipe masing-masing. Sebagian besar kondiloma genital diinfeksi
oleh tipe HPV-6 atau HPV-11. Sementara tipe 16, 18, 31, 33, 45, 51, 52, 56, 68, 89 merupakan
resiko tinggi.4,6
Papiloma virus bersifat epiteliotropik dan reflikasinya tergantung dari adanya epitel
skuamosa yang berdeferensisasi. DNA virus dapat ditemui pada lapisan bawah epitel, namun
struktur protein virus tidak ditemukan. Lapisan basal sel yang terkena ditandai dengan batas
yang jelas pada dermis. Lapisan menjadi hiperplasia (akantosis), pars papilare pada dermis
memanjang. Gambaran hiperkeratosis tidak selalu ada, kecuali bila kutil telah ditemui pada
waktu yang lama atau pengobatan yang tidak berhasil, dimana stratum korneum hanya
mengandung 2 lapisan sel yang parakeratosis. Koibeytes terpancar – pencar keluar dari
lapisan terluar dari kutil genialia. Merupakan sel skuamosa yang zona mature perinuclear
yang luas dibatasi dari peripheral sitoplasma. Intinya bisa diperluas dan hyperchromasi, dua
atau lebih nuklei/inti bisa terlihat. Penelitian ultrastruktural menunjukkan adanya partikel –
partikel virus pada suatu bagian nuklei sel. Koilositosis muncul untuk menunjukkan kembali
suatu efek sitopatik spesifik dari HPV.4x
F. Manifestasi Klinis
Masa inkubasi KA berkisar antara 2 minggu hingga 9 bulan. Secara umum kelainan
fisik mulai 2-3 bulan setelah kontak. Umumnya tidak menimbulkan keluhan namun
bentuknya dapat menyebabkan stres psikologik. Selama masa infeksi aktif, HPV akan
bereplikasi tanpa bergantung pada pembelahan sel pejamu dan akan memicu pejamu
berproliferasi membentuk banyak lesi berupa kutil datar hingga papilar. Lesi dapat
bertangkai atau melekat di dasar (sessile) dan kadang-kadang berpigmen. Terdapat 3
bentuk klinis KA, yaitu akuminata, keratotik, dan papul. Bentuk akuminata, lunak karena
tidak berkeratin, berbentuk seperti kembang kol, terutama didaerah mukosa yang hangat,
lembab dan tidak berambut sebagaimana. Bentuk keratotik, menyerupai kutil biasa, di
daerah kering, kulit anogenital. Bentuk papul, didaerah dengan keratinisasi sempurna
yaitu dibatang penis, bagian lateral vulva, perineum, perianus, permukaan halus, licin dan
tersebar diskrit. Infeksi subklinis dapat terlihat seperti bercak putih (positif acetowhite)
setelah dilakukan tes asam asetat 5%. Sebagian besar infeksi HPV bersifat sementara atau
transient dan tidak terdeteksi lagi dalam waktu 2 tahun. Meskipun demikian, sekitar 30%
KA akan mengalami regresi dalam 4 bulan pertama infeksi. Periode laten bisa
berlangsung beberapa bulan hinga tahun
G. Penatalaksanaan
Karena virus infeksi HPV sangat bersifat subklinis dan laten, maka tidak terdapat terapi
spesifik terhadap virus ini, maka perawatan diarahkan pada pembersihan kutil – kutil yang
tampak dan bukan pemusnahan virus. Perhatian pada pribadi harus ditekankan karena
kelembaban mendukung pertumbuhan kutil.10
1. Terapi
Farmakologis
a. Podophylin
b. Podofilytocin
Ini merupakan satu bahan aktif resin podophylin dan tersedia sebanyak 0,5 %
dalam larutan etanol. Ini merupakan agen anti mitotis dan tidak disarankan
untuk penggunaan pada masa kehamilan atau menyusui, jenis ini lebih aman
dibandingkan podophylin. Apilkasi mandiri dapat diperbolehkan pada kasus –
kasus keluhan yang sesuai.
c. Asam Triklorasetik ( TCA )
Ini agent topikal alternatif dan seringkali digunakan pada kutil dengan
konsentrasi 30 – 50 % dioleskan setiap minggu dan pemberian harus sangat hati
– hati karena dapat menimbulkan ulkus yang dalam. Bahan ini dapat digunakan
pada masa kehamilan.10
d. Topikal 5-Fluorourasil (5 FU )
Krim 5 FU dapat digunakan khususnya untuk perawatan kutil uretra dan vulva
vagina, konsentrasinya 1 – 5 % pemberian dilakukan setiap hari sampai lesi
hilang dan tidak miksi selama pemberian. Iritasi lokal bukan hal yang tidak
biasa.
e. Interferon
Non Farmakologis
Obat Kutil pada kelamin (Kutil Kondiloma pada pria / Kutil Jengger Ayam pada
wanita). Penggunaan: Bubuk WARTS POWDER dicampur dengan air hangat dan
dioleskan pada bagian yang sakit, secara teratur 2x sehari. Tidak pedih, ampuh dan
aman karena terbuat dari bahan-bahan alami.9,10
1. Terapi pembedahan
2. Kuret atau Kauter ( Elektrokauterisasi )
Kuret atau Kauter (Elektrokauterisasi) dengan kondisi anastesi lokal dapat digunakan
untuk pengobatan kutil yang resisten terhadap pengobatan topikal munculnya bekas
luka parut adalah salah satu kekurangan metode ini.
Bedah beku ini banyak menolong untuk pengobatan kondiloma akuminata pada
wanita hamil dengan lesi yang banyak dan basah.
4. Laser
5. Terapi Kombinasi
Berbagai kombinasi terapi yang telah dipergunakan terhadap kutil kelamin yang
membandel, contohnya kombinasi interferon dengan prosedur pembedahan,
kombinasi TCAA dengan podophylin, pembedahan dengan podophylin. Seseorang
harus sangat berhati – hati ketika menggunakan terapi kombinasi tersebut
dikarenakan beberapa dari perlakuan tersebut dapat mengakibatkan reaksi yang
sangat serius
I. Komplikasi
a. Kanker serviks
c. Infeksi HIV
1. Pencegahan Primer
● Perubahan perilaku
● Memperbaiki gaya hidup seksual yang terkesan ‘bebas’ dan ‘cuek’ ke arah yang lebih
memperhatikan kesehatan pasangan masing – masing. Setia hanya pada 1 pasangan
● Tanggap dan segera periksa ke rumah sakit atau puskesmas bila terjadi hal yang abnormal
di sekitar genitalia untuk menghindari kondisi yang parah
● Akses kondom dan pengadaannya
● Membiasakan penggunaan kondom saat berhubungan seksual
1. Pencegahan sekunder
● Layanan IMS
● Pemerintah daerah atau pusat sebaiknya membuat suatu lembaga yang bisa melayani
masyarakat terkait penyakit – penyakit IMS ( Infeksi Menular Seksual ).
Risiko untuk akuisisi infeksi HPV genital baru atau serviks berkorelasi dengan
jumlah pasangan seksual. Risiko infeksi genital tampaknya lebih rendah pada laki-laki
yang disirkumsisi dan pasangan seksual mereka, dan ada bukti bahwa penggunaan rutin
kondom sebagian dapat melindungi terhadap akuisisi infeksi HPV genital. Meluasnya
skrining pap smear di Amerika Serikat dan negara-negara maju lainnya telah sangat
mengurangi kejadian kanker serviks invasif.3
Vaksin HPV profilaksis merupakan pendekatan terbaru untuk mencegah infeksi HPV
genital. Vaksin yang tidak menular, didasarkan pada self-assembly dari protein L1 menjadi
virus like particles ( VLPs ) yang morfologi dan antigennya menyerupai authentic capsids.
Vaksin VLP profilaksis melindungi terhadap sebagian besar infeksi HPV yang
menyebabkan kanker serviks
Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis untuk dikaji
dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi pasien baik
fisik, mental, sosial, maupun spiritual dapat ditemukan .
2. Identitas Klien
Meliputi : nama, umur, jenis kelamin, alamat, tempat tinggal, tempat tnggal lahir,
pekerjaan, pendidikan.
3. Pemeliharaan dan persepsi kesehatan.
Kanker vulva dapat diakibatkan oleh penyakit menular seksual atau dapat disebabkan
oleh berganti-ganti pasangan serta melakukan hubungan seksual terlalu dini
4. Pola istirahat dan tidur.
Pola istirahat dan tidur pasien dapat terganggu akibat dari nyeri akibat
progresivitas dari kanker vulva ataupun karena gangguan pada pola tidur juga
dapat terjadi akibat dari depresi yang dialami oleh wanita.
5. Pola eliminasi
Dapat terjadi disuria serta hematuria.
6. Pola nutrisi dan metabolik
Asupan nutrisi pada wanita dengan kanker vulva harus lebih banyak karena dapat
terjadi mual dan muntah. Kaji jenis makanan yang biasa dimakan oleh wanita
serta pantau berat badan karena wanita dengan kanker vulva juga biasanya
mengalami penurunan nafsu makan.
7. Pola kognitif perseptual
Pada wanita dengan kanker vulva biasanya tidak terjadi gangguan pada pada panca
indra meliputi penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, pengecap.
8. Pola persepsi dan konsep diri
Pasien kadang merasa malu terhadap orang sekitar karena mempunyai penyakit
kanker vulva, akibat dari persepsi yang salah dari masyarakat.
Dimana salah satuetiologi dari kanker vulva adalah akibat dari sering
berganti-ganti pasangan seksual.
9. Pola aktivitas dan latihan.
Kaji apakah penyakit serta kehamilan pasien mempengaruhi pola aktivitas dan
latihan. Dengan skor kemampuan perawatan diri (0= mandiri, 1= alat bantu, 2=
dibantu orang lain, 3= dibantu orang lain dan alat, 4= tergantung total). Pasien wajar
jika mengalami perasaan sedikit lemas akibat dari asupan nutrisi yang
berkurang. Wanita yang disertai dengan kanker vulva ibu akan merasa sangat
lemah terutama pada bagian ekstremitas bawah dan tidak dapat melakukan
aktivitasnya dengan baik akibat dari progresivitas kanker vulva sehingga harus
beristirahat total.
10. Pola seksualitas dan reproduksi
Kaji apakah terdapat perubahan pola seksulitas dan reproduksi pasien selama
pasien menderita penyakit ini. Pada pola seksualitas pasien akan terganggu akibat
dari rasa nyeri yang selalu dirasakan pada saat melakukan hubungan seksual (dispareuni)
serta adanya perdarahan setelah berhubungan. Serta keluar cairan encer (keputihan)
yang berbau busuk dari vagina.
11. Pola manajemen koping stress
Kaji bagaimana pasien mengatasi masalah
masalahnya. Bagaimana manajemen koping pasien. Apakah pasien dapat menerima
kondisinya setelah sakit. Wanita dengan kanker vulva biasanya mengalami
gangguan dalam manajemen koping stres yang diakibatkan dari cemas yang
berlebihan terhadap risiko terjadinya keselamatandirinya sendiri.
12. Pola peran hubungan
Bagaimana pola peran hubungan pasien dengan keluarga atau lingkungan sekitarnya.
Apakah penyakit ini dapat mempengaruhi pola peran dan hubungannya. Wanita
dengan kanker vulva harus mendapatkan dukungan dari suami serta orang-orang
terdekatnya karena itu akan mempengaruhi kondisi kesehatannya. Biasanya koping
keluarga akan melemah ketika dalam anggota keluarganya ada yang menderita
penyakit kanker vulva.
13. Pola keyakinan dan nilai
Kaji apakah penyakit pasien mempengaruhi pola keyakinan dan nilai yang diyakini.
Respon radang
Persepsi gatal
Tidak terkendali
Pecah/muncul lesi
Pelepasan virus
Bereplikasi
Tidak terkendali
Bereplikasi
Tidak terkendali
Pecah/muncul lesi
Gangguan integritas
D. Metode
Ceramah, Tanya jawab
E. Media
Leaflet
F. Proses Pelaksanaan Penyuluhan
1. Aktivitas Seksual
2. Penggunaan Kontrasepsi
3. Meroko
4. Kehamilan
5. Imunitas
4. Membersihkan ganitalia
1. Rutin Mengganti Pembalut saat Menstruasi
2. Bersihkan Vagina Setelah Buang Air
3. Menggunakan Alat Kontrasepsi
4. Menjaga Keseimbangan PH Dalam Vagina
5. Jangan Mencukur Habis Rambut Kemaluan
6. Jangan Menggunakan Pakaian Dalam Ketat
H. Evaluasi
Dari hasil evaluasi selama penyuluhan ibu dapat memahami dan menyebutkan kembali
pengertian dan penyebab dari kondiloma, ibu juga dapat mempraktikan cara membersihkan
area genitalia nya dan di lakukan setiap hari. dari hasil pendidikan kesehatan ibu mengatakan
merasa lebih nyaman dan tidak terlalu gatal karna area genitalia selalu di bersihkan dan dalam
keadaan kering tidak lembab.
DAFTAR PUSTAKA
Chang GJ, Welton M. Human Papilloma Virus, Condylonata Acuminata, and Anal
Naoplasia. Clinic in Colon and Rectal Surgery. 2004., 17(4), p. 221-230.
Djuanda A. Penyakit Virus. In: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editors. Ilmu Penyakit
Kulit dan Kelamin. 6th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2010.
p. 112-4.
Suryani, D. P. A., Sibero, H. T. 2014. Syphilis. J Majority. Vol. 3, No. 7. Hal 9 dan 12
Ratnasari, D. T. Kondiloma Akuminata. Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma. Vol. 5,
No. 2. Hal 18-21
Rahman, S., Budiman, B. J., Swanda, D. 2016. Diagnosis dan Penatalaksanaan Karsinoma
Sel Skuamosa Glotis Stadium Dini. Jurnal Kesehatan Andalas. Vol. 5, No. 2