Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA KLIEN DENGAN MENOPAUSE

Disusun Oleh :
Nama Mahasiswa: Yunita R . Anthony
NIM : 1490122073

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


INSTITUT KESEHATAN IMMANUEL BANDUNG
TAHUN 2023
LAPORAN PENDAHULUAN MENOPAUSE

1. Pengertian
Menopause merupakan salah satu fase dari kehidupan normal seorang wanita.
Pada masa menopause kapasitas reproduksi wanita berhenti. Menopause adalah
ketika wanita tidak lagi menstruasi selama satu tahun dan secara umum terjadi
pada usia 50-an tahun (Astuti dkk, 2010). Lebih kurang 70% wanita
premenopause mengalami keluhan vasomotorik, depresi, keluhan psikis, dan
somatik lainnya (Kusmiran, 2012).
Bagi wanita yang menganggap wanita sebagai suatu ketentuan tuhan yang
dihadapi semua wanita, maka dia tidak akan mengalami stress atau
kemungkinan stress wanita tidak sebrat dibanding wanita yang
mempersepsikan menopause sebagai “momok” atau “kiamat” (Khalid, 2012).
2. Anatomi Perubahan Tubuh atau dampak pada Saat Menopause
Perubahan –perubahan yang terjadi akibat berhentinya haid,sebagai berikut :
a. Uterus Uterus mengecil selain disebabkan oleh menciutnya selaput lendir
rahim (Atrofi endometrium ) juga disebabkan hilangnya cairan dan
perubahan bentuk jaringan ikat antar sel.
b. Tuba falopi Lipatan-lipatan tuba menjadi lebih pendek, menipis, dan
mengerut , endosalping menipis, mendatar serta rambut getar dalam tuba
(silia) menghilang
c. Ovarium (indung telur) Semakin tua jumlah folikel primodial tersebut akan
makin berkurang sehingga siklus haid menjadi anovulasi
d. Serviks Servik akan mengerut sampai terselubung oleh dinding vagina,
kripea servikal menjadi atropik, kanalis servikalis memendek.
3. Etiologi
Penyebab menopause adalah “matinya” (burning out) ovarium. Sepanjang
kehidupan seksual seorang wanita kira kira 400 folikel primodial tubuh menjadi
folikel vesikuler dan berevulasi. Sementara beratus ratus dan ribuan ovum
berdegenerasi. Pada usia sekitar 45 tahun, hanya tinggal beberapa folikel
primodial tetap tertinggal untuk dirangsang oleh FSH dan LH, dan
pembentukan estrogen oleh ovarium berkurang bila jumlah folikel primodial
mendekati nol. Bila pembentukan estrogen turun sampai tingkat kritis, estrogen
tidak dapat lagi menghambat pembentukan FSH dan LH yang cukup untuk
menyebabkan siklus ovulasi.
4. Patofisiologi
Saat menopause indung telur masih tetap memproduksi estrogen namun dalam
jumlah yang sangat kecil. Akibat yang ditimbulkan dari keadaan ini adalah
menurunnya fungsi estrogen seperti ovarium, uterus, uterus dan endometrium
serta menurunnya kekuatan serta kelenturan vagina dan jarngan vulva, dan
akhirnya semua jaringan yang bergantung pada estrogen akan mengalami atrofi
atau mengerut (Kusmiran, 2011). Cepat atau lambat gangguan akibat
kekurangan esterogen pasti akan muncul yaitu berupa peningkatan kadar
kolesterol dan trigliserida, pengurangan jaringan tulang yang menjurus ke
osteoporosis, gangguan psikis, kelelahan dan depresi. Sehingga agar kehidupan
berlangsung dalam kepuasan dan kebahagiaan, maka wanita perlu mengadakan
persiapan untuk mengahadapinya dengan mengetahui organ tubuh, fungsinya,
serta mengenal kejadian masa klimakterium dan menopause itu sendiri (Pieter,
2011)
5. Patways

6. Tanda dan Gejala


Banyak wanita melewati menopause tanpa perlu nasihat atau pengobatan medis
untuk menghilangkan gejala-gejalanya (Dianingtyas dkk, 2008). Akan tetapi,
perubahan kadar hormone (khususnya estrogen) yang memberi ciri menopause
dapat mengakibatkan sejumlah komplikasi dikemudian hari (Agoes dkk, 2011).
a. Perubahan siklus menstruasi
Seseorang akan mengalami perubahan siklus menstruasi. Jumlah darah
yang keluar saat menstruasi juga mungkin akan lebih banyak, lebih
sedikit, atau mungkin hanya berupa flek atau spotting. Durasi
menstruasi juga mungkin menjadi lebih singkat. Jika tidak mengalami
menstruasi pada waktu yang seharusnya, pastikan sudah menyingkirkan
kemungkinan hamil. Jika tidak hamil, tidak mengalami menstruasi
sesuai jadwal mungkin dapat menjadi penanda dimulainya masa
menopause. Jika mengalami spotting setelah tidak mengalami
menstruasi selama 12 bulan berturut-turut, mungkin harus berkonsultasi
pada dokter untuk menyingkirkan kemungkinan kondisi yang lebih
serius seperti kanker
b. Hot flashes
Hot flashes merupakan kondisi di mana mengalami sensasi panas, baik
di bagian atas tubuh atau bahkan seluruhnya. Wajah dan leher mungkin
dapat menjadi merah dan mungkin akan menjadi berkeringat. Intensitas
hot flash dapat bervariasi mulai dari ringan hingga kuat, bahkan sampai
mengganggu tidur. Kondisi ini biasa berlangsung antara 30 detik hingga
10 menit. Sebagian besar wanita mengalami kondisi ini selama satu
hingga dua tahun setelah menstruasi terakhir mereka. Hot flash
mungkin akan terus berlanjut setelah menopause, namun seiring dengan
berjalannya waktu, kondisi ini akan semakin jarang dialami.
Konsultasikan kepada dokter jika gejala yang alami sangat mengganggu
aktivitas
c. Rasa kering di vagina dan nyeri saat berhubungan
Berkurangnya produksi estrogen dan progesteron dapat mempengaruhi
kelembapan lapisan tipis yang melapisi dinding vagina. Gejala yang
alami dapat berupa rasa gatal atau panas di bagian mulut vagina.
Kekeringan di daerah vagina ini dapat menimbulkan rasa sakit saat
berhubungan intim. Untuk mengatasinya, dapat mencoba pelumas
berbahan dasar air, atau pelembap vagina. Berkonsultasilah pada dokter
apabila Anda masih merasa tidak nyaman.
d. Insomnia atau kesulitan tidur
Selama menopause dapat mengalami masalah untuk tidur atau
mempertahankan tidur. Mungkin bangun lebih pagi dari biasanya dan
memiliki kesulitan untuk tidur kembali. Untuk mendapat istirahat yang
cukup, cobalah berbagai teknik relaksasi dan pernapasan. juga dapat
berolahraga pada siang hari sehingga cukup lelah untuk tidur pada
malam harinya. Hindari membuka ponsel atau komputer sebelum tidur
karena cahaya biru dari gadget dapat menyebabkan sulit tidur. Mandi,
membaca, atau mendengarkan lagu pelan mungkin dapat membantu
agar lebih rileks. Cobalah untuk tidur pada waktu yang sama setiap
malam dan hindari makanan atau minuman yang dapat mempengaruhi
tidur seperti coklat, kafein, atau alkohol.
e. Masalah saluran kemih
Kesulitan menahan keinginan untuk buang air kecil merupakan hal yang
wajar dialami oleh wanita menjelang menopause. Lansia mungkin
mengalami keinginan untuk buang air kecil walaupun kandung kemih
belum penuh. Lansia juga mungkin mengalami nyeri saat berkemih. Hal
ini disebabkan karena selama menopause, jaringan di vagina dan
saluran kemih kehilangan elastisitasnya. Selain itu, otototot yang
mengelilingi pelvis juga melemah. Untuk menghadapinya, dapat
minum air putih lebih sering, hindari minuman beralkohol, dan lakukan
latihan kegel untuk memperkuat otot pelvis.Penurunan kadar estrogen
dalam tubuh juga dapat membuat lebih rentan terhadap infeksi.
Beberapa wanita dapat menjadi lebih sering mengalami infeksi saluran
kencing pada masa ini. Jika mengalami keinginan berkemih yang
sering, atau mengalami sensasi panas saat berkemih, mungkin harus
berkonsultasi pada dokter.
f. Penurunan gairah seksual
Penurunan kadar estrogen dapat memperlambat reaksi orgasme,
memperlambat reaksi klitoris, dan menyebabkan keringnya vagina.
Kondisi-kondisi ini dapat menyebabkan menurunnya gairah seksual.
Lansia dapat berkonsultasi pada dokter jika penurunan gairah
disebabkan oleh masalah lain seperti rasa nyeri saat berhubungan.
g. Gangguan suasana hati (mood)
Perubahan produksi hormon dapat mempengaruhi suasana hati wanita
yang sedang menghadapi menopause. Beberapa wanita mengalami
gangguan seperti cepat marah, depresi, dan suasana hati yang mudah
berubah. Penting bagi untuk tahu bahwa perubahan hormon dapat
mempengaruhi otak, dan kondisi ini sangat wajar untuk dialami.
h. Perubahan kulit dan rambut
Seiring dengan bertambahnya usia, penurunan jaringan lemak dapat
membuat kulit lebih kering dan tipis. Berkurangnya estrogen juga dapat
membuat rambut lebih rapuh dan kering. Hindari penggunaan produk
perawatan rambut dengan bahan kimia yang terlalu kuat, karena dapat
memperparah kerusakan rambut.
7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada wanita menopause menurut Indarti (2004) adalah :
a. Gizi seimbang
Mengkonsumsi gizi seimbang antara lain dengan cara makanmakanan
yang mengandung zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh dan dapat
bermanfaat serta dapat diolah oleh tubuh yaitu antara lain:
1) Protein Berfungsi sebagai pertumbuhan, perbaikan sel-sel tubuh
dan produksi enzim senta hormon, Karena ada 2 protein yaitu
protein nabati yang berasal dari kacang-kacangan, serta protein
hewani yang berasal dari hewan, contohnya daging, keju.
2) Kalsium Berfungsi membantu penyerapan kalsium, menguatkan
tulang dalam tubuh. Contohnya susu, keju.
3) Vitamin Berfungsi sebagai pertahanan atau sebagai daya tahan
dan sebagian vitamin bagus untuk menghaluskan kulit.
Contohnya sayur-sayuran.
4) Zat besi Berfungsi untuk memproduksi sel darah merah. Contoh
susu
b. pengendalian emosi
Untuk mengendalikan emosi pada wanita menopause dapat dilakukan
dengan cara olabraga rileks seperti berjalan kaki atau naik sepeda. Ada
4 tips yang dapàt dilakukan untuk olahraga rileks:
1) Tarik nafas dalam-dalam dan keluarkan secara perlahan-lahan
2) Berkeringat adalah hal yang baik, dengan berkeringat berarti
tubuh sedang bekerja keras, otot danjantung dapat menerima
rangsangan secukupnya.
3) Jika belum merasa lelah dan tubuh menjadi lebih enak
hendaknya olahraga tersebut dilakukan tiap hari.
4) Lakukan pemanasan sebelum olahraga, dan lakukan
pendinginan setelah selesai olahraga (Indarti, 2004).
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Identitas umum, perhatikan usia ibu, status perkawinan dan tingkat pendidikan,
range usia reproduksi sehat dan aman antara 20-30 tahun, usia muda juga menjadi
faktor kehamilan resiko tinggi untuk kemungkinan adanya komplikasi obsterti
seperti pre eklamsia, KDP, Persalinan perterm.
b. Keluhan utama
Keluhan saat memasuki menopause
c. Riwayat penyakit sekarang
Riwayat ditanyakan berhubungan dengan keluhan atau masalah kesehatan. Latar
belakang atau faktor pencetus yang berhubungan dengan keluhan.
d. Riwayat penyakit terdahulu
Riwayat penyakit sistemik lainnya yaitu penyakit jantung, paru, ginjal, DM riwayat
alergi makanan atau obat tertentu dan sebagainya.
e. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit sistemik, metabolik, cacat bawaan dan sebagainya.
f. Status kesehatan saat ini
Melakukan penkaajian awal dari penyakit, tmbulnya gejala yang meliputi faktor
yang memperparah gejala dan memperbaiki gejala serta mengidentifikasi lokasi,
kualitas dan kuantitas.
g. Riwayat khusus kehamilan
Adanya riwayat kehamilan/persalinan/abortus sebelumya (dinyatakan dengan kode
GxPxAx, Gravida/Partus?abortus, berapa jumlah anak hidup
h. Riwayat menstruasi
Menanyakan karakteristik menstruasi, apakah teratur atau tidak, berapa lama
siklusnya dan berapa lama menstruasi terjadi.
i. Riwayat menarche
Menanyakan kapan mestruasi pertama dan siklus haid, ada atau tidak nyeri
haid/gangguan haid/gangguan haid lainya, riwayat penyakit kandungan lainnya.
j. Riwayat kontrasepsi, lama pemakaian, ada malasah atau tida
k. Riwayat kehamilan pertama
Menanyakanpada usia berapa mengalami kehamilan pertama dan apakah
mengalami masalah dalam kehamilan saat itu.
l. Pemeriksaan fisik
Objektif :
1) Penilaian keadaan umum, kesadaran, komunikasi
a) Tanda vital ( tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan), tinggi/berat
badan
b) Kemungkinan resiko tinggi pada ibu dengan tinggi <145cm, berat
badan 75kg, batas hipertensi pada kehamilan yaitu 140/90 mmHg.
c) Kepala ada/tidaknya nyeri kepala (anaemic headche nyeri ffrontal,
hypertensive/tension headache nyeri suboksipial berdenyut).
d) Mata konjungtiva pucat/ tidak skeleraikterik/tidak
e) Mulut/THT ada tanda radang/ tidak , lendir, pendarahan gusi,gigi
f) Paru/jantung/abdomen inspeksi palpasi perkusi auskultasi umum.
g) Ektremitas di periksan terhadap edema, pucat, sianosis, varises,
simetris ( kecurigaan polio, mungkin terdapat kelainan bentuk
panggul), jika ada luka terbuka atau fokus infeksi lain harus di
masukan menjadi masalah dan di rencanakan penatalaksanaannya.
2) Riwayat keperawatan
a) Aktivitas atau istirahat
Aktifitas sehari hari biasanya terganggu karena kekelahan dan
istirahat seringkali terganggu karena perasaan cemas
b) Eliminasi
Perubahan pada konsistensi/frekuensi defekasi, peningkatan
frekuensi perkemihan, urinalisis, peningkatan berat jenis, hemoroid.
c) Makanan/cairan
Nutrisi saat memasuki usia menopause apakah sudah terpenuhi atau
belum, karena nutrisi pada ibu yang akan memasuki menopause
sangat penting untuk membantu meningkatkan hormon
d) Nyeri/ketidaknyamanan
Ada atau tidaknya rasa nyeri pada tulang, karena usia yang
memasuki menopause akan lebih rentan terkena osteoporosis.
e) Pernafasan
Mengkaji pernafasan tujuan untuk mengetahui apakah ada
permasalahan pada ibu yang mengalami menopause.
f) Seksualitas
Penghentian mesntruasi, perubahan respon/aktifitas seksual,
leukarea mungkin ada, pengecilan ukuran urterus mungkin ada
karena penurunan hormon estrogen, perubahan payudara yang
mengendur karena ketidak seimbangan hormon pada wanita yang
memasuki usia menipause.
g) Penyuluhan dan pembelajaran
Harapan individu terhadap mempersiapkan usia yang akan
memasuki menopause adalah tetap bisa meminimalisir keluhan
yang mungkin muncul dengan menjaga pola makan yang tepat dan
sesuai anjuran serta tetap melakukan olahraga.
2. Analisa data
No Analisa Data Etiologi Masalah Keperawatan

1. DS : Menopause Disfungsi seksual


• klien mengatakan gairah
seksual menurun
• klien mengungkapkan fungsi Ovarium berhenti merespon FSH

seksual berubah dan LH

• klien mengatakan nyeri saat


berhubungan badan
Penunuran hormon4
• klien mengatakan aktifitas
seksual berubah

Urogenital
DO:
• Klien sudah tidak menstruasi
• Keringat berlebih Penurunan ekstrogen
• Gangguan tidur
• Gangguan otot dan sendi
Penipisan sel mukosa
• Klien mudah berubah mood

Servik emgalami involusi

Penurunan produksi lendir servik

Terjadi kekeringan lender vagina

Disfungsi seksual

2. DS: Menopause Gangguan pola tidur


• Mengeluh sulit tidur
• Mengeluh sering terbangun
tengah malam Ovarium berhenti merespon FSH

• Mengeluh sering kelelahan dan LH

DO:
Penunuran hormon
• Klien tampak menguap
• Klien tidak fokus
• Klien kelelahan Muncul gejala vesamotor

Hot flushes dan keringat hangat di


malam hari

Timbul rasa tidak nyaman pada


malam hari
Kualitas tidur terganggu

Gangguan pola tidur

3. DS: Menopause Defisit pengetahuan


• Klien menanyakan masalah yang
di hadapi
• Klien tidak tau apa yang sedang Ovarium berhenti merespon FSH

terjadi dan LH

DO:
Penunuran hormon
• Menjalani pemeriksaan yang
salah
• Menunjukan perilaku tidak
Perubahan fungsi kognitif
sesuai aturan
• Menunjukan presepsi yang salah

Timbulnya perasaan tertekan akibat


adanya sindrom pre menopause

Ketidak tepatan dalam tatalaksana


syndrom menopause

Defisit pengetahuan

3. Diagnosa keperawatan
a. Disfungsi seksual b.d perubahan fungsi tubuh
b. Gangguan pola tidur b.d kurang kontrol tidur
c. Defisit pengetahuan b.d keterbatasan fungsi kognitif dan kurang terpapar informasi
4. Rencana Asuhan Keperawatan

Rencana Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional

1. Disfungsi Seksual Setelah dilakukan kunjungan Edukasi seksualitas


rumah selama 2x30 menit
O O
diharapkan masalah disfungsi
seksual dapat teratasi dengan - identifikasi kesiapan dan - mengetahui kesiapan dan
kriteria hasil : kemampuan dalam menerima kemampuan dalam menerima
informasi informasi
- Merbalisasi aktivitas seksual terapeutik T
meningkat
- Verbalisasi eksitasi seksual - jadwalkan pendidikan - memastikan waktu yang nyaman
meningkat kesehatan sesuai keseoakatan - menyediakan materi pendidikan
- Verbalisasi fungsi seksual - sediakan materi pendidikan kesehatan
meningkat kesehatan - untuk memastikan klien
- Keluhan nyeri saat - beri kesempatan untuk memahami tentang pendidikan
berhubungan seksual bertanya kesehatan yang di berikan
menurun Edukasi E
- jelaskan tentang meopause - memberi pendididkan kesehatan
tentang emnopause
2. Gangguan pola tidur Setelah dilakukan kunjungan Dukungan tidur
rumah selama 2x30 menit
diharapkan masalah gangguan pola
tidur dapat teratasi dengan kriteria Observasi O
hasil :
- Identifikasi pola aktifitas dan - Mengetahui pola aktifitas dan
- Keluhan sulit tidur menurun tidur tidur klien
- Keluhan sering terjaga - Identifikasi obat tidur yang di - Mengetahui obat tidur yang di
menurun konsumsi konsumsi
- Keluhan tidak puas tidur Terapeutik - T
menurun - Mengurangi waktu tidur di siang
- Keluhan pol tidur berubah • Batasi waktu tidur siang hari
menurun • Tetapkan jadwal tidur rutin - Memberikan jadwal tidur rutin
- Keluhan istirahat tidak cukup Edukasi - E
menurun - Mengetahui pentingnya tidur
• Jelaskan pentingnya tidur yang cukup
cukup - Mengetahui kebiasaan waktu
• Anjurkan menempati tidur
kebiasaan waktu tidur - Mengetahui faktor faktor yang
• Ajarkan faktor faktor yang berkontribusi saat tidur
berkontribusi saat tidur - Memberikan rasa nyaman
• Ajarakn relaksasi dan cara dengan terapi non farmakologi
non farmakologi lainnya
3. Defisit pengetahuan Setelah dilakukan kunjungan edukasi nutrisi
rumah selama 2x30 menit
diharapkan masalah defisit
pengetahuan dapat teratasi dengan observasi O
kriteria hasil :
• Identifikasi kebutuhan dan • Mengetahui kebutuhan dan
- Perilaku sesuai anjuran waktu untuk menerima waktu untuk menerima
- Kemampuan menjelaskan informasi informasi
pengetahuan tentang suatu Terapeutik T
topik meningkat
- Perilaku sesuai dengan • Persiapkan materi dan • untuk memberikan
pengetahuan media pendidikan kesehatan nutrisi
• Jadwalkan pendidikan yang tepat
kesehatan sseuai • Memberikan waktunyaman
kesepakatan bagi klien untuk menerima
• Berikan kesempatan untuk informasi
bertanya • Meberikan kesempatan untuk
Edukasi bertanya
E
• Jelaskan pada pasien
mengenai nutrisi yang tepat • Mengetahui nutrisi yang tepat
pada wanita menopause pada wanita menopause
• Ajarkan cara melaksanakan • Memaksimalkan asupan
diet sesuai program (mis. nutrisi pada klien dengan
Makanan tinggi protein. menopause
5. Evaluasi Keperawatan
Perkembangan dan perubahan setelah dilakukan tindakan keperawatan pada pasien apakah
intervensi keperawatan tercapai sehingga dihentikan atau apakah belum tercapai sehingga
masih di analisa kembali.
DAFTAR PUSTAKA

Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds). (2014). NANDA international Nursing Diagnoses:
Definitions & classification, 2015-2017. Oxford : Wiley Blackwell.

Mulyani,Nina (2013).Menopause.Yogyakarta : Nuha medika

Prabandi F. (2021). Upaya peningkatan derajat keesehatan melalui screening kecemasan dan
edukasi menghadapi premenopause. Jurnal pengabdian kepada masyarakat. Vo. 2

Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tambayong, Miriam. (2011). Buku Panduan Kehamilan Dan Kelahiran. Jakarta: PT. Mitra Media
Publisher

Anda mungkin juga menyukai