Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PENDAHULUAN STASE KEPERAWATAN PEDIATRIK

DENGAN DIAGNOSA DENGUE HEMORAGIC FEVER

DISUSUN OLEH :

NENI TRIANA HR SUHIN

NIM
113063C118027

DOSEN PENGAMPU :
DANIA RELINA SITOMPOL,S.KEP,NERS,M.KEP

DOSEN PEMBIMBING :
ELSA SUSANTI,S.KEP.,NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN DAN PROFESI
BANJARMASIN TAHUN 2020/2021
TINJAUAN PUSTAKA

A. ANATOMI DAN FISIOLOGI

Gambar 2.1 Anatomi dan fisiologi sistem sirkulasi


Sumber : (Syaifudin 2011)

Anatomi dan fisiologi yang berhubungan dengan penyakit DHF


adalah sytem sirkulasi.sytem sirkulasi adalah sarana untuk menyalurkan
makanan dan oksigen dari traktus distivirus dari paru-paru ke sela-sela
tubuh.selain itu, sytem sirkulasi merupakan merupakan sarana untuk
membuang sisa-sisa metabolisme dari sel-sel ginjal,paru-paru dan kulit
yang merupakan tempat ekskresi pembuluh darah.
1. JANTUNG

Gambar 2.2 Anatomi jantung dan fisiologi jantung


Sumber :( pearce 2006)
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot.Otot jantung
merupakan jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunanya sama
dengan otot serat lintang.tetapi cara bekerjanya menyerupai otot polos yaitu diluar
kemauan kita.
Bentuk jantung menyerupai jantung pisang,bagian atasnya tumpul ( pangkal
jantung) dan disebut juga basis kordis.Disebelah bawah agak runcing yang disebut
apeks cordis.Letak jantung didalam rongga dada,diatas diagrafragma dan pangkalnya
terdapat dibelakang kiri antara kosa V dan VI dua jari dibawah papilla
mamae.pada tempat ini teraba adanya denyut jantung yang disebut iktus
kordis.Ukuranya lebih kurang sebesar gangguan tangan kanan dan berartnya kira-
kira 250-300 gram. .........................................
2. Pembuluh darah
Gambar 2.3 Anatomi pembuluh darah

Sumber : ( pearce 2006)

Pembuluh darah merupakan sistem peredararan darah darah berbentuk


tabung otot elastis atau pipa yang berfungsi membawa darah dari jantung
kebagian tubuh lain,ataupun sebaliknya. ......................................

Pembuluh darah ada 3 yaitu :


a. Arteri
Arteri merupakan pembuluh darah yang keluar dari jantung yang
membawa darah keseluruh bagian dan alat tubuh pembuluh darah arteri yang
paling besar yang keluar dari ventrikel sinistra disebut aorta.Arteri ini
mempunyai dinding yang kuat dan tebal tetapisifatnya elastic dari 3 lapisan.
Arteri yang paling besar didalam tubuh yaitu aorta dan arteri
pulmonalis,garis tengahnya kira-kira 1-3 cm. Arteri ini mempunyai cabang-
cabang keseluruhan tubuh yang disebut.arteriola yang akhirnya akan menjadi
pembuluh darah rambut ( kapiler). Arteri mendapat darah dari darah yang
mengalir didalamnya tetapi hanya untuk tunika intima. Sedangkan untuk
lapisan lainnya mendapat darah dari pembuluh darah yang disebut vasa
vasorum.
b. vena
Vena ( pembuluh darah balik) merupakan pembuluh darah yang
membawa darah dari bagian alat-alat tubuh masuk ke dalam jantung.
Tentang bentuk susunan dan juga pernafasan pembuluh darah yang
menguasai vena sama dengan pada arteri Katup-katup pada vena kebanyakan
terdiri dari dua kelompok yang gunanya untuk mencegah darah agar tidak
kembali lagi.Vena kava dan vena pulmonalis. Vena ini juga mempunyai
cabang yang lebih kecil.yang disebut vendus yang selanjutnya menjadi
kapiler.

c. Kapiler
Kapiler ( pembuluh darah rambut ) merupakan pembuluh darah yang
sangat halus. Diameternya kira –kira 0,008 mm.
didingnya terdiri dari suatu lapisan endotel.Bagian tubuh yang tidak terdapat
kapiler yaitu : rambut,kuku, dan tulang rawan.pembuluh darah rambut kapiler
pada umunya meliputi sel-seljaringan.Oleh karena itu dindingnya sangat tipis
maka plasma dan zat makanan mudah merembes ke cairan jaringan antar sel.
............................................
3. Darah

Gambar 2.4 Anatomi Darah


Sumber: ( Syaifudin) 2011

Darah adalah jaringan cair dan terdiri dari dua bagian-bagian cair
disebut plasma dan bagian pada disebut sel darah.Warna merah pada drah
keadaanya tidak tetap bergantung pada banyaknya oksigen dan karbon
dioksida didalamnya.Darah yang banyak mengandung karbon dioksida
warnya merah tua. Adanya oksigen dalam darah diambil dengan jalan
bernafas dan zat itu sangat berguna pada peristiwa pembakaran
metabolism di dalam tubuh.pada tubuh yang sehat atau orang dewasa
terdapat sebanyak kira-kira 1/3 dari berat badan atau kira-kira 4 sampai 5
liter.keadaan jumlah.
tersebut pada tiap-tiap orang tidak sama, bergantung pada umur,
perkerjaan ,keadaan jantung atau pembuluh darah.

Fungsi darah antara lain sebagai alat pengangkut,sebagai pertahanan


tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalam tubuh dengan
perantara leukosit dan antibody / zat-zat antiracun serta mengatur panas
keseluruhan tubuh.
Adapun proses pembentukan sel darah (hemopoesis) terdapat tiga tempat,
yaitu : sumsum tulang, hepar dan limpa
a. Sumsum tulang
Susunan tulang yang aktif dalam proses hemopoesis adalah
1. Tulang Vertebrae
Vertebrate merupakan serangkaian tulang kecil yang tidak teratur
bentuknya dan saling berhubungan. sehingga tulang belakang
mampu melaksanakan fungsinya sebagai pendukung dan
penopang tubuh. manusia mempunyai 33 vertebrae,tiap vertebrae
mempunyai korpus ( badan ruas tulang belakang ) terbentuk kotak
dan terletak di depan dan meyangga.Bagain yang menjorok dari
korpus di belakakang disebut arkus neoralis.
( lengkung Neoralis ) yang dilewati medulla spinalis.yang
membawa serabut dan otak kesemua bagian tubuh.pada arkus
terdapat bagian yang menonjol pada vertebrae dan dilekati oleh
otot-otot yang menggeakkan tulang belakang dinamakan.
2. Sternum ( tulang dada )
Sternum adalah tualang dada.tulang dada sebagai pelekat tulang
kosta dan klavikula.Sternum terdiri dari manubrium sterni,corpus
sterni, dan processus xipoideus
3. Costa ( Tulang Iga)
Costa terdapat 12 pasang. 7 pasang costa vertebrio sterno.3 pasang
costa vertebrio condralis dan 2 pasang costa fluktuantes.costa
dibagian posterior tubuh melekat pada tulang vertebrae dan di
bagian anterior melekat pada tulang sternum.bail secara langsung
maupun tidak langsung.bahkan ada yang sama sekali tidak
melekat .
b. Hepar
Hepar merupakan kelenjar terbesar dari beberapa kelenjar pada tubuh
manusia.Organ ini terletak di bagian kanan atas, abdomen di bawah
diafragma,kelenjar ini terdiri dari 2 lobus yaitu lobus dextra dan
ductus hepatikus sinesta.keduanya bertemu membentuk ductus
hepatikus cumunis. Ductus hepaticus comunis menyatu dengan ductus
sistikus membentuk ductus coledakus.

c. Limpa
Limpa terletak dibagian kiri atas abdomen.limpa terbentuk setengah
bulan berwarna kemerahan,limpa adalah organ berkapsula dengan
berat normal 100-150 gram. limpa mempunyai 2 fungsi sebagai organ
limfaed dan menfagosit material tertentu dalam sirkulasi darah.limpa
juga berfungsi menghacurkan sel darah merah yang rusak.
...................................
Anatomi Fisiologi Sistem Hematologi ( sistem penyakit )

Gambar 2.1 Sel Darah

Sumber: ( Soedarto ) 2015.

Menurut Evelyn C.P (2009), darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian.
Bahan interseluler adalah cairan yang disebut lasma dan didalamnya terdapat unsur-
unsur padat, yaitu sel darah. Volume darah secara keseluruhan kira-kira satu per dua
belas berat badan atau kira-kira liter. Sekitar 55 persennya adalah cairan, sedangkan
45 persen sisanya terdiri atas sel darah. Angka ini dinyatakan dalam nilai hematokrit
atau volume darah yang dipadatkan yang berkisar antara 40-47. Plasma darah adalah
cairan berwarna kuning yang dalam reaksi bersifat sedikit alkali. Susunan darah atau
plasma terdiri dari 91,0% air, 8,0% protein meliputi albumin, globulin, protromblin,
dan fibrinogen. Sedangkan 0,9% mineral yang terdiri dari natrium klorida, natrium
bikarbonat, garam kalsium, fosfor, magnesium dan besi. Sisanya di isi sejumlah
bahan organik, yaitu:
glukosa, lemak, urea, asam urat, kreatinin, kolesterol dan asam amino. Adapun sel-
sel darah terdiri dari:

a. Eritrosit (sel darah merah)


Eritrosit merupakan cakram bikonkaf yang tidak berhenti, ukurannya kira-
kira 8 m, tidak dapat bergerak, banyaknya kira-kira 5 juta dalam mm3.Fungsi dari
eritrosit adalah mengikat CO2 dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui paru-
paru. Eristrosit di buat dalam sumsum tulang, limpa dan hati, yang kemudian akan
beredar keseluruh tubuh selama 14-15 hari, setelah itu akan mati. Eritrosit berwarna
kuning kemerahan karena didalamnya mengandung suatu zat yang disebut
hemoglobin. Warna ini akan bertambah merah jika didalamnya banyak mengandung
O2.

Gambar 2.2 Sel Darah Merah


Sumber ( Evely 2012 )

Hemoglobin adalah protein yang terdapat pada sel darah merah.Berfungsi sebagai
pengangkut oksigen dari Paru-Paru dan dalam peredaran darah untuk dibawa ke
jaringan dan membawa karbon dioksida dari jaringan tubuh ke Paru-Paru.
Hemoglobin mengandung kira-kira 95% Besi ( Fe ) dan berfungsi membawa oksigen
dengan cara mengikat oksigen menjadi Oksihemoglobin dan diedarkan keseluruh
tubuh untuk kebutuhan metabolisme.Disamping Oksigen, hemoglobin juga
membawa Karbondioksida dan dengan Karbon monooksida membentuk ikatan
Karbon Monoksihemoglobin (HbCO), juga berperan dalam keseimbangan ph darah.

Sintesis hemoglobin terjadi selama proses Eritropoisis, pematangan sel darah merah
akan mempengaruhi fungsi hemoglobin.Proses pembentukan sel darah merah (
Eritropoeisis) pada orang dewasa terjadi di sumsum tulang seperti pada tulang
tengkorak, vertebra, pelvis, sternum, iga, dan epifis tulang-tulang panjang. Pada usia
0-3 bulan intrauterine terjadi pada yolk sac, pada usia 3-6 bulan intrauterine terjadi
pada hati dan limpa. Dalam proses pembentukan sel darah merah membutuhkan
bahan zat besi, vitamin B12, asam folat, vitamin B6 ( piridoksin ), protein dan faktor
lain. Kekurangan salah satu unsur diatas akan mengakibatkan penurunan produksi sel
darah sehingga mengakibatkan Anemia yang ditandai dengan Kadar hemoglobin
yang rendah/kurang dari normal.

b. Leukosit (sel darah putih)


Sel darah yang bentuknya dapat berubah-ubah dan dapat bergerak dengan
perantara kaki palsu (pseudopodia) mempunyai bermacam-macam inti sel sehingga
dapat dibedakan berdasar inti sel. Leukosit berwarna bening (tidak berwarna),
banyaknya kira-kira 4.000-11.000/mm3.
Leukosit berfungsi sebagai serdadu tubuh, yaitu membunuh dan memakan
bibit penyakit atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh jaringan RES (Retikulo
Endotel Sistem). Fungsi yang lain yaitu sebagai pengangkut, dimana leukosit
mengangkut dan membawa zat lemak dari dinding usus melalui limpa ke pembuluh
darah. Sel leukosit selain didalam pembuluh darah juga terdapat di seluruh jaringan
tubuh manusia. Pada kebanyakan penyakit disebabkan karena kemasukan kuman
atau infeksi maka jumlah leukosit yang ada dalam darah akan meningkat.
Gambar 3.2 Jenis Jenis Leukosit
Sumber : (Nelson 2012 )

c. Plasma darah
Bagian darah encer tanpa sel-sel darah warna bening kekuningan hampir 90%
plasma darah terdiri dari :
1. Fibrinogen yang berguna dalam proses pembekuan darah.
2. Garam-garam mineral (garam kalsium, kalium, natrium, dan lain-lain yang
berguna dalam metabolisme dan juga mengadakan osmotik).
3. Protein darah (albumin dan globulin) meningkatkan viskositas darah dan juga
menimbulkn tekanan osmotik untuk memelihara keseimbangan cairan dalam
tubuh.
4. Zat makanan (zat amino, glukosa lemak, mineral, dan vitamin).
5. Hormon yaitu suatu zat yang dihasilkan dari kelenjar tubuh.
(Pearce Evelyn, 2008 : 121-167)
B. DEFINISI
Dengue Hemoragij Fever ( DHF ) adalah penyakit demam akut yang
dapat menyebabkan kematian dan disebabkan oleh empat serotipe virus dari
genus falvirus,virus RNA dari Keluarga falvivirade ( soedarto 2012 ).Dengue
hemoragij fever ( DHF ) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
dan disebarkan oleh nyamuk aedes aegypti yang disertai manifestasi
perdarahan dan cenderung menimbulkan syok dan kematian ( Misnadiarly
2009 ) Demam berdarah dengue ( DBD ) adalah penyakit menular mendadak
yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes
aegypti dan Aedes albopictus ( Kementrian Kesehatan RI 2010 )
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue dan ditularkan oleh vector nyamuk.Aedes aegypt.penyakit ini sebagai
beasar menyerang orang dewasa ( Dinas kesehatan provinsi jawa tengah
2013 ).penyakit demam berdarah Dengue ( DBD ) adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthopod-Borneo Virus,genus
flavivirus,dan family Flaviviride.DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk dari
genus Aedes,terutama Aedes aegyphi atau Aedes albopictus ( Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia 2015)
Demam dengue /DF dan demam berdarah dengue/ DBD ( dengue
hemoragic fever/ DHF ) adalah penyakit infeksi yang disebakan oleh virus
dengue dengan manifestasi klinis dengan nyeri otot atau nyeri sendi yang
disertai leukopenia. ruam,limfadenopati.trombositopenia dan ditesis
hemoragic. pada DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai dengan
hemokonsentrasi ( peningkatan hematocrit ) atau penumpukan cairan
dirongga tubuh.Sindrome renjatan dengue ( dengue shock sydrom ) adalah
demam.berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan /syok ( Nurani &
Hardhi,2015 )
Dengue Hemoragic fever adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue melalui gigitan nyamuk ,penyakit ini telah dengan cepat menyebar di
seluruh wilayah WHO dalam bebearapa tahun terakhir.virus dengue
ditularkan oleh nyamuk betina terutama dari spesies Aedes aegypti dan pada
tingkat lebih rendah. A albopictus. penyakit ini tersebar luas di seluruh daerah
tropis.dengan variasi local dalam risiko dipengaruhi oleh curah hujan,suhu
dan urbanisasi yang cepat tidak direncanakan ( WHO 2015 )
Demam berdarah dengue ( DBD ) merupakan penyakit yang banyak
ditemukan di sebagai besar wilayah tropis dan subtropis, terutama asia
tenggara,Amerika tengah.Amerika dan karibia. Host alami DBD adalah
manusia ,agentnya adalah virus dengue yang termasuk ke dalam famili
Flaviridae dan genus flavivirus ,terdiri 4 serotipe yaitu Den-1,Den-2. Den-3
dan Den-4, ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang
terinfeksikhusunya nyamuk Aedes aegypti dan Ae, albopictus yang terdapat
hampir di seluruh pelosok Indonesia.
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditandai
dengan demam tinggi nyeri otot, dan sendi,syok serta dapat menimbulkan
kematian.
Dengue Berdarah Dengue adalah penyakit yang menyerang anak dan
orang dewasa yang disebabkan oleh virus dengan manifestasi berupa demam
akut, perdarahan, nyeri otot dan sendi (Titik Lestari, 2016).

C. ETIOLOGI
Demam dengue disebabkan oleh virus dengue ( DEN ) , yang
termasuk genus, falvivirus.virus yang ditularkan oleh nyamuk ini tergolong
RNA positive-strand virus dari keluarga falvivirdae.Terdapat empat serotipe
virus DEN yang sifat antigennya berbeda,yaitu virus dengue -1 ( DEN )
,Virus dengue -2 ( DEN 2 ), virus dengue -3 ( DEN ) dan virus dengue -4
( DEN 4 ). spesifikasi virus dengue yang dilakukan oleh Albert sabun pada
tahun 1994 menunjukkan bahwa masing –masing serotipe virus dengan
memiliki genotipe yang berbeda antara serotipe-serotipe virus dengan
memiliki.
Menurut Yekti dan Widayati (2015), demam berdarah disebabkan
oleh virus dengue yang utamanya ditransmisikan melalui gigitan nyamuk
Aedes Aegypti. Setelah penularan melalui gigitan nyamuk, virus dengue
akan terinkubasi selama 3-15 hari. Dengue ini kemudian menyebabkan sakit
mirip flu dan nyeri, demam tinggi, kehilangan nafsu makan, sakit kepala,
dan ruam.

D. EPIDIMIOLOGI
Wabah Dengue pertama kali ditemukan di dunia tahun 1635 di
Kepulauan Karibia dan selama abad 18, 19 dan awal abad 20, wabah penyakit
yang menyerupai Dengue telah digambarkan secara global di daerah tropis
dan beriklim sedang. Vektor penyakit ini berpindah dan memindahkan
penyakit dan virus Dengue melalui transportasi laut.
Selama awal tahun erotype di setiap eroty, penyakit DBD ini
kebanyakan menyerang anak-anak dan 95% kasus yang dilaporkan berumur
kurang dari 15 tahun. Walaupun demikian, berbagai eroty melaporkan bahwa
kasus-kasus dewasa meningkat selama terjadi kejadian luar biasa (Soegijanto
S., 2006).Jumlah kasus dan kematian Demam Berdarah Dengue di Jawa Timur
selama 5 tahun terakhir menunjukkan angka yang fluktuatif, namun secara
umum cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2015 dan 2016 terjadi
lonjakan kasus yang cukup erotyp karena adanya KLB, yaitu tahun 2015
sebanyak 8246 penderita (angka insiden: 23,50 per-100 ribu penduduk), dan
tahun 2016 (sampai dengan Mei) sebanyak 7180

penderita (angka insidens: 20,34 per 100 ribu penduduk). Sasaran


penderita DBD juga merata, mengena pada semua kelompok umur baik anak-
anak maupun orang dewasa, baik masyarakat pedesaan maupun perkotaan,
baik orang kaya maupun orang miskin, baik yang tinggal di perkampungan
maupun di perumahan elite, semuanya bisa terkena Demam Berdarah.
Case Fatality Rate penderita DBD pada tahun 2015 sebesar 0,7 dan
erotype rate sebesar 45. Morbiditas dan mortalitas DBD yang dilaporkan
berbagai eroty bervariasi disebabkan beberapa faktor antara lain status umur
penduduk, kepadatan eroty, tingkat penyebaran virus, prevalensi erotype
virus Dengue, dan kondisi metereologis. DBD secara keseluruhan tidak
berbeda antara laki-laki dan perempuan, tetapi kematian ditemukan
lebih banyak pada anak perempuan daripada anak laki-laki.Distribusi umur
pada mulanya memperlihatkan proporsi kasus terbanyak adalah anak berumur
<15 tahun (86-95%), namun pada wabah selanjutnya jumlah kasus dewasa
Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan pertama dalam
jumlah penderita DBD setiap tahunnya. Sementara itu, terhitung sejak tahun
1968 hingga 2009, WHO mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan
kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara dan tertiggi nomor dua di dunia setelah
Thailand (Depkes, 2010). Pada tahun 2007, jumlah kasus penyakit DBD di
Indonesia adalah 158.115 kasus, sedangkan pada tahun 2008, jumlah kasus
penyakit DBD adalah 136.339 kasus.
Menurut Word Health Organization (WHO) jumlah kematian oleh
penyakit DHF di dunia mencapai 5% dengan perkiraan 25.000 kematian setiap
tahunnya (WHO, 2012). Jumlah kasus kematian akibat penyakit DBD di
Indonesia pada tahun 2007 sebesar 1.01%, pada tahun 2008 jumlah kematian
1.170 orang (CFR= 0,86% dan IR=60,06/100.000 penduduk.

E. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Amin dan Hardin (2015), manifestasi klinis yang dapat terjadi pada
pasien dengan penyakit DBD, antara lain:

a. Demam atau riwayat demam akut antara 2-7 hari.


b. Manifestasi perdarahan yang biasanya berupa:
1) Uji tourniquet positif
2) Petekei, ekimosis, atau purpura
3) Perdarahan mukosa (epistakis, perdarahan gusi),
saluran cerna.
4) Hematemesis atau melana
c. Trombositopenia <100.000/ul
d. Kebocoran plasma yang ditandai dengan
1) Peningkatan nilai hematokrit ≥20% dari nilai baku sesuai umur dan
jenis kelamin
2) Penurunan nilai hematokrit ≥20% setelah pemberian cairan yang
adekuat.
e. Tanda kebocoran plasma seperti:
hipoproteinemi, asites, efusi fleura.

Sedangkan menurut Padila (2013) setelah virus dengue masuk kedalam


tubuh manusia gejala yang akan timbul yaitu meningkatnya suhu tubuh, nyeri
pada otot seluruh tubuh, suara mulai serak, batuk, epistaksis, disuria nafsu
makan menurun, muntah, ptekei, ekimosis, pedarahan pada gusi, dan muntah
darah.

F. PATOPISIOLOGI
Virus Dengue masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk
terjadi viremia, yang ditandai dengan demam mendadak tanpa penyeab
yangjelas disertai gejala lain seperti sakit kepala, mual, muntah, nyeri otot,
pegal diseluruh tubuh, nafsu makan berkurang dan sakit perut, bintik-bintik
merahpada kulit. Kelainan juga dapat terjadi pada sistem retikulo endotel
atauseperti pembesaran kelenjar-kelenjar getah bening, hati dan limpa.
Pelepasan zat anafilaktoksin, histamin dan serotonin serta aktivitasa dari dari
sistem kalikrein menyebabakan peningkatan, permeabilitas dinding
kapiler/vaskuler sehingga cairan intravaskuler keluar ke eksravaskuler
terjadinya perembesan plasma akibat pembesaran plasma terjadi
pengurangan volume plasma yang menyebakan hipovolemia .vaskuler
terjadinya pembesaran.
Plasma merembes sejak permulaan demam dan mencapai puncaknyasaat
renjatan. Pada pasien dengan renjatan berat, volume plasma dapat berkurang
sampai 30% atau lebih. Bila renjatan hipovolemik yang terjadiakibat
kehilangan plasma yang tidak dengan segera diatasi maka akan terjadianoksia
jaringan, asidosis metabolik dan kematian. Terjadinya renjatan inibiasanya
pada hari ke-3 dan ke-7 (Sudoyo, 2000).
Akibat lain dari virus dengue dalam peredaran darah akanmenyebabkan
depresi sumsum tulang sehingga akan terjadi trombositopenia,yang berlanjut
akan menyebabkan perdarahan karena gangguan trombosit dankelainan
koagulasi dan akhirnya sampai pada perdarahan. Reaksi perdarahanpada
pasien DHF diakibatkan adanya gangguan pada hemostasis yangmencakup
perubahan vaskuler, trombositopenia (trombosit <
100.000/mm3),menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor
koagulasi (protrombin,faktor V, IX, X dan fibrinogen). Perdarahan yang
terjadi seperti peteke,ekimosis, purpura, epistaksis, perdarahan gusi, sampai
perdarahan hebat pada traktus gastrointestinal Pembekuan yang meluas pada
intravaskuler (DIC) jugabisa menyebabkan terjadi saat renjatan (Price dan
Wilson, 2000).

PATWAY

Arbovirus (melalui nyamuk beredar dalam aliran infeksi virus


Aedes aegypti) darah dengue (viremia)

PGE2 hipothalamus membentuk & mengaktifkan


sistem
Melepaskab zat C3a,C5a komplemen

v Peningkatan reabsorbsi permeabilitas membran


HipertermiNa+ dan H2O meningkat

Kurangnya
pengetahuan

Agregasi trombosit kerusakan endotel resiko syok


Pembuluh darah hipovolemik

Trombositopeni Merangsang &renjatan hipovolemik


Mengaktivasi faktor& hipotensi
Pembekuan
DIC
Ansietas
Resiko
Perdarahan
pendarahan

Resiko perfusi jaringan


Tidak efektif

Asidosis metabolik Hipoksia jaringan

Resiko syok Kekurangan


Ke extravaskuler volume cairan
(hipovolemik)

Paru-paru hepar abdomen

Efusi pleura hepatomegali ascites

Mual,muntah
Ketidakefektifan Penekanan intraabdomen
pola nafas
Ketidak seimbangan
Nyeri nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh

Sumber : NANDA NIC NOC 2015


G. KOMPLIKASI

Komplikasi DHF menurut Smeltzer danBare (20012) adalahperdarahan,

kegagalan sirkulasi, Hepatomegali, dan Efusi pleura.

1. Perdarahan

Perdarahan pada DHF disebabkan adanya perubahan vaskuler,penurunan

jumlah trombosit (trombositopenia) <100.000 /mm³ dankoagulopati,

trombositopenia, dihubungkan dengan meningkatnyamegakoriosit muda

dalam sumsum tulang dan pendeknya masa hiduptrombosit. Tendensi

perdarahan terlihat pada uji tourniquet positif,peteke, purpura, ekimosis, dan

perdarahan saluran cerna, hematemesisdan melena.

2. Kegagalan sirkulasi

DSS (Dengue Syok Sindrom) biasanya terjadi sesudah hari ke 2–7,

disebabkan oleh peningkatan permeabilitas vaskuler sehingga

terjadikebocoran plasma, efusi cairan serosa ke rongga pleura dan

peritoneum, hipoproteinemia, hemokonsentrasi dan hipovolemi yang

mengakibatkanberkurangnya aliran balik vena (venous return), prelod,

miokardiumvolume sekuncup dan curah jantung, sehingga terjadi disfungsi

ataukegagalan sirkulasi dan penurunan sirkulasi jaringan.DSS juga disertai

dengan kegagalan hemostasis mengakibatkanperfusi miokard dan curah

jantung menurun, sirkulasi darah terganggudan terjadi iskemia jaringan dan

kerusakan fungsi sel secara progresifdan irreversibel, terjadi kerusakan sel

dan organ sehingga pasien akanmeninggal dalam 12-24 jam.


3. Hepatomegali

Hati umumnya membesar dengan perlemahan yang berhubungandengan

nekrosis karena perdarahan, yang terjadi pada lobulus hati dan selsel kapiler.

Terkadang tampak sel netrofil dan limposit yang lebih besardan lebih banyak

dikarenakan adanya reaksi atau kompleks virusantibody.

4. Efusi pleura

Efusipleurakarenaadanyakebocoranplasmayangmengakibatkan ekstravasasi

aliran intravaskuler sel hal tersebut dapatdibuktikan dengan adanya cairan

dalam rongga pleura bila terjadi efusipleura akan terjadi dispnea, sesak napas

Tanda dan gejala yang timbul bervariasi berdasarkan derajat DHF,


dengan masa inkubasi antara 13-15 hari menurut WHO sebagai berikut
1. Demam tinggi mendadak dan terus menerus 2-7 hari
2. Manifestasi perdarahan, paling tidak terdapat uji tourniquet positif, seperti
perdarahan pada kulit (petekie, ekimosis. Epistaksis,
Hematemesis,Hematuri, dan melena)
3. Pembesaran hati (sudah dapat diraba sejak permulaan sakit)
4. Syok yang ditandai dengan nadi lemah, cepat disertai tekanan darah
menurun (tekanan sistolik menjadi 80 mmHg atau kurang dan diastolik 20
mmHg atau kurang) disertai kulit yang teraba dingin dan lembab terutama
pada ujung hidung, jari dan kaki, penderita gelisah timbul sianosis
disekitar mulut.
Selain timbul demam, perdarahan yang merupakan ciri khas DHF
gambaran klinis lain yang tidak khas dan biasa dijumpai pada penderita DHF
adalah:
1. Keluhan pada saluran pernafasan seperti batuk, pilek, sakit waktu
menelan.
2. Keluhan pada saluran pencernaan: mual, muntah, anoreksia, diare,
konstipasi
3. Keluhan sistem tubuh yang lain: nyeri atau sakit kepala, nyeri pada otot,
tulang dan sendi, nyeri otot abdomen, nyeri ulu hati, pegal-pegal pada
saluran tubuh dll.
Temuan-temuan laboratorium yang mendukung adalah thrombocytopenia

(kurang atau sama dengan 100.000 mm3) dan hemokonsentrasi (peningkatan

hematokrit lebih atau sama dengan 20 %

H. COLLABORATIVE CARE MANAGEMENT

Menurut Kusuma,H dan Amin H. N. (2016), penatalaksanaan dari


DBD adalah sebagai berikut:
a. kasus ringan sampai sedang (Derajat I dan II), pemberian terapi cairan
i.v bagi pasien dilakukan selama jangka waktu 2-24 jam.
b. pasien yang menunjukkan kenaikan kadar hematokrit, jumlah trombosit
kurang dari 50.000/mm3 atau menunjukkan perdarahan spontan selain
ptekie harus dirawat.
c. tatalaksana demam DBD adalah memberikan obat antipiretik tetapi
jangan diberikan salisilat.
d. demam tinggi, anoreksia, mual dan muntah akan menyebabkan rasa
haus dan dehidrasi, oleh karena itu harus terus menerus diberi minum
sampai pada batas kemampuannya. Cairan rehidrasi oral yaitu cairan
yang biasa digunakan untuk mengobati diare dan atau jus buah lebih
dianjurkan dari pada air putih.
e. pemeriksaan hematokrit berkala akan mencerminkan tingkat kebocoran
plasma dan kebutuhan pemberian cairan i.v. Kadar hematokrit harus
pula diamati setiap hari, terhitung mulai hari ketiga sampai suhu tubuh
menjadi normal kembali selam satu atau dua hari.
f. penggantian cairan plasma pada pasien Dengue Syok Syndrome.
g. koreksi gangguan elektrolit dan metabolik harus dilakukan secara
berkala. Tindakan awal pemberian cairan pengganti dan tindakan awal
koreksi asidosis dengan natrium bikarbonat akan memberikan hasil
yang memuaskan.
h. pemberian obat sedatif kadang diperlukan untuk menenangkan pasien
yang gelisah.
i. terapi oksigen harus diberikan pada pasien yang mengalami syok.
j. transfusi darah dianjurkan untuk diberikan pada kasus yang
menunjukkan tanda perdarahan.
k. penggantian cairan pada DBD harus sama dengan jumlah cairan
elektrolit yang hilang, jadi harus diberika 10mg/kgBB untuk seiap 1%
hilangnya berat badan.
1. Pemeriksaan Diagnostik
Pada DBD dijumpai trombositopenia dan hemakonsentrasi
Laboratorium:

 Trombositopenia (< 100.000/mm3)


 Hemokonsentrasi (kadar Ht > 20% dari normal)
a. Air Seni, mungkin ditemukan albuminnya ringan
b. Uji Serologi memakai serum ganda yaitu:serum diambil pada masa
c.akut dan konvalesen yaitu uji peningkatan komplemen (PK), uji
d.netralisasi (MT), dan uji dengue Blok. Pada uji ini dicari kenaikan
e.antibodi (antidengue) minimal 4x
f. Isolasi virus, yang diperiksa adalah darah Klien
dan jaringan
.......................................
2. Medikasi

Nama obat,frekuensi
pemberian,Dosis,cara indikasi kontraindikasi Efek samping Cara kerja obat
pemberian
Ringer laktat 24 1.Tetani 1.Alergi 1.Nyeri dada Ringer laktat
tmp/4 jam hipokalsemik terhadap 2.Detak bekerja sebagai
2. sodium laktat jantung tidak sumber air dan
ketidakseimban 2.obat ini tidak normal elektrolit tubuh
gan elektrolit boleh 3.kesulitan serta untuk
tubuh diberikan bernafas menigkatkan
3. diare bersama denga 4.Batuk diuresis
4.luka bakar ceftriaxone 5.Bersin- ( penambahan
5.gagal ginjal pada bayi baru bersin cairan kencing)
6.kadar natrium lahir (<28 hari) 6.Ruam kulit
rendah 3.Demikian 7. Gatal pada
7.kekurangan juga pada kulit
kalium anak-anak > 28 Sakit kepala
8.kekurangan hari dan orang
kalsim dewasa
9.kehilangan pemberian
banyak darah ringer laktat
da cairan dengan
10.hipertensi ceftriaxone
11.Aritmia bersamaan dari
1. satu selang
infus tidak
dianjurkan.

Paracetamul 1.sakit Jangan 1.mual Parasetamol


500 mg kepala digunakan 2.gata-gatal bekerja
2.sakit gigi utuk pasien 3.kehilangan langsung di
3.nyeri yang nafsu makan pusat saraf
otot memiliki 4.reaksi alergi dengan
riwayat yang mempengaruhi
hipersensif menyebabkan ambang rasa
atau alergi ruam bengkak sakit dengan
terhadap 5.kerusakan menghambat
paracetamol hati dan ginjal enzim.

Injeksi Tukak lambungJika terjadi reaksi 1.Rendahnya kadar Omeprazole


omeprazole dan tukak alergi terhadap kalium dalam darah adalah
400 mg duodenum,tukak obat.peringatan 2.Gangguan penghambat
lambung dan untuk tidak pencernaan pompa proton
duodenum yang menggunakan 3.kesemutan pada selektif dan
terkait dengan omerprazole tangan atau kaki bersifat tidak
AINS,lesi dalam jangka 4. alergi obat terbalikkan
lambung dan panjang dan ( irreversible)
duodenum,regime observasi .obat
n eradikasi H. terhadap efek menekan
pylori pada tukak samping sekresi asam
peptic, refluks obat,khususnya lambung oleh
esophagitis,sidrom pada pengguna penghambata
zollinger Ellison obat yang n spesifik
memiliki penyakit pompa
jantung,hepar,oste proton.
oporosis,osteopen
ia atau
hipomagnesemia
..............................................

3.PEMBEDAHAN
pada kasus DHF tidak dilakukan pembedahan

4.Treatment
Penatalaksanaan bersifat suportif yaitu mengatasi kehilangan cairan plasma
sebagai akibat perdarahan.Klien demam DHF dirawat diruang perawatan biasa,tetapi
pada kasus DHF dengan komplikasi diperlukan perawatan intensif.fase kritis
biasanya terjadi pada hari ketiga.Rasa haus dan dehidrasi dapat timbul akibat demam
tinggi,anoreksia dan muntah.klien perlu diberi banyak minum,50 ml/kg BB dalam 4-
6 jam pertama berupa air the dengan gula,sirup susu,sari buah atau oralit.Setelah
dehidrasi dengan antpiretik dan bila perlu surface cooling dengan kompres es dan
alkihol 70%. parasetamol direkomendasikan untuk mengatasi demam dengan dosis
10-15 mg/kg BB kali. ..................................

5.DIET
Untuk makanan dan cairan pada awal berikan makana dalam bentuk saring
atau bubur sampai keluhan nyri epigastrium hilang,suhu normal,dan merasa
nyaman,maka bentuk makanan bisa ditingkatkan .Rasa haus dan keadaan dehidrasi
dapat timbul akibat demam tinggi pasien perlu diberi minum banyak ,50 ml/kg BB
dalam 2-4 jam pertama berupa air the atau gula,sirup,susu dan sari buah.
........................................

6.AKTIFITAS
Karena suhu tubuh yang tinggi dan rasa lemah,pasien dianjurkan tirah baring
ditempat tidur,selama tirah baring pasien dapat melakukan mobilisasi ringan sesuai
dengan kemampuannya. ...................................

7.PENDIDKAN KESEHATAN
a. Menjelaskan pada pasien untuk melakukan teknik distraksi untuk
mengurangi nyeri punggung dan pusing seperti mendengarakan music
kesukaan pasien agar pasien merasa lebih tenang
b. Memberitahu pasien untuk kooperatif dengan semua tindakan yang
dilakukan oleh perawat
c. Menjelaskan kepada pasien bahwa tanda dan gejala yang dirasakan pasien
saat ini merupakan tanda gejala dari penyakit yang masih bisa diobati dan
dapat sembuh dengan mengikuti segala tindakan atau arahan yang
diberikan dokter,perawat mampu tenaga kesehatan lainnya.
.....................................
I. KONSEP TUMBUH KEMBANG
1. Perkembangan kognitif (Piaget)
Tahap pra oprasional (umur 2-7 tahun) dengan perkembangan kemampuan
sebagai berikut anak belum mampu mengoperasionalkan apa yang dipikirkan
melalui tindakan dalam pikiran anak, perkembangan anak masih bersifat
egosentrik
2. Tahun ketiga berada pada fase pereptual, anak cenderung egosentrik dalam
berfikir dan berperilaku, mulai memahami waktu, mengalami perbaikan
konsep tentang ruang, dan mulai dapat memandang konsep dari perspektif
yang berbeda.
3. Tahun keempat anak berada pada fase inisiatif, memahami waktu lebih baik,
menilai sesuatu menurut dimensinya, penilaian muncul berdasarkan
persepsi, egosentris mulai berkurang, kesadaran sosial lebih tinggi, mereka
patuh kepada orang tua karena mempunyai batasan bukan karena memahami
hal benar atau salah.
4. Pada akhir masa prasekolah anak sudah mampu memandang perspektif
orang lain dan mentoleransinya tetapi belum memahaminya, anak sangat
ingin tahu tentang factual dunia (Zae, 2000).
5. Perkembangan psikosexual anak (Freud)
6. Tahap oedipal/phalik terjadi pada umur 3-5 tahun dengan perkembangan
sebagai berikut kepuasan pada anak terletak pada rangsangan autoerotic
yaitu meraba-raba, merasakan kenikmatan dari beberapa daerah erogennya,
suka pada lain jenis. Anak laki-laki cenderung suka pada ibunya dari pada
ayahnya demikian sebaliknya anak perempuan senang pada ayahnya
(Hidayat, Aziz Alimul, 2005).
7. Sedangkan menurut teori Sigmund Freud, anak mulai mengenal perbedaan
jenis kelamin perempuan dan laki-laki. Anak juga akan mengidentifikasi
figur atau perilaku orang tua sehingga mempunyai kecenderungan untuk
meniru tingkah laku orang dewasa di sekitarnya (Nursalam dkk, 2005).
8. Perkembangan psikososial anak (Erikson)
9. Tahap inisiatif, rasa bersalah terjadi pada umur 4-6 tahun (prasekolah)
dengan perkembangan sebagai berikut anak akan memulai inisiatif dalam
belajar mencari pengalaman baru secara aktif dalam melakukan aktivitasnya,
dan apabila pada tahap ini anak dilarang atau dicegah maka akan tumbuh
perasaan bersalah pada diri anak (Hidayat, Aziz Alimul, 2005).
10. Menurut Erikson pada usia (3-5 tahun) anak berada pada fase inisiatif vs
rasa bersalah. Pada masa ini, anak berkembang rasa ingin tahu (courius) dan
daya imaginasinya, sehingga anak banyak bertanya mengenai segala sesuatu
disekelilingnya yang tidak diketahuinya. Apabila orang tua mematikan
inisiatif anak, maka hal tersebut akan membuat anak merasa bersalah. Anak
belum mampu membedakan hal yang abstrak dengan konkret, sehingga
orang tua sering menganggap bahwa anak berdusta, padahal anak tidak
bermaksud demikian (Nursalam dkk, 2005).
11. Menurut Erikson perkembangan kepribadian dari segi psikososial tertentu
yang harus diatasi oleh anak agar dapat melewati stadium selanjutnya.
stadium perkembangan manusia dibagi menjadi 8 tugas yaitu:
a. Basic trust vs mistrust
b. Autonomy vs shame and doubt
c. Initiative vs guilt
d. Industriousness vs sense of inferiority
e. Identity information vs diffusion
f. Intimacy vs isolation
g. Procreation/generativity vs self absorption
h. Ego integrity vs despair
d. Perkembangan moral (Kohlberg)
12. Teori perkembangan moral dikemukakan oleh Kohlberg dengan memandang
tumbuh kembang anak ditinjau dari segi moralitas anak dalam menghadapi
kehidupan, tahapan perkembangan moral yaitu: tahap prakonvensional
(orientasi pada hukum dan kepatuhan), tahap prakonvensional (orientasi
instrumental bijak), tahap konvensional, tahap pasca konvensional (orientasi
kontak sosial) (Wong, 2008, hlm 119). Dalam teori perkembangan moral
anak prasekolah termasuk dalam tahap prakonvensional, dalam tahap
perkembangan ini anak terorientasi secara budaya dengan label baik atau
buruk, anak-anak menetapkan baik atau buruknya suatu tindakan dari
konsekuensi tindakan tersebut. Dalam tahap ini anak tidak memiliki konsep
tatanan moral, mereka menentukan prilaku yang benar terdiri atas sesuatu
yang memuaskan kebutuhan mereka sendiri meskipun terkadang kebutuhan
orang lain. Hal tersebut diinterprestasikan dengan cara yang sangat konkrit
tanpa kesetiaan, rasa terimakasih atau keadilan (Wong, 2008)
13. Perkembangan spiritual
14. Perkembangan spiritual pada anak masa pra sekolah (3-6 tahun)
berhubungan erat dengan kondisi psikologis dominannya yaitu super ego.
Kebutuhan spiritual ini harus diperhatikan karena anak sudah mulai
berfikiran konkrit. Mereka kadang sulit menerima penjelasan mengenai
Tuhan yang abstrak, bahkan mereka masih kesulitan membedakan Tuhan
dan orang tuanya

I. KONSEP TUMBUH KEMBANG


a. Tumbuh terjadi secara teratur dan berurutan Proses maturasi dapat
diramalakan dan mengikuti urutan perubahan yang universal.
Pertumbuhan yang sangat pesat terjadi selama satu tahun pertama,
kemudian menjadi lebih lambat selama pertengahan dan akhir masa
kanak-kanak, gigi menjadi ompong pada pertengahan masa kanak-
kanak dan ciri seks sekunder berkembang lebih pesat pada awal masa
remaja.

b. Tumbuh kembang dipengaruh oleh lingkungan sosial ekonomi.


Keluarga. Teman sebaya danlingkungan menciptakan suasana sosial
dan ekonomi bagi anak. Adat istiadat, peraturan, dan nilai yang
berlaku disuatu daerah tertentu berbeda dengan daerah lain sehingga
anak mempunyai perilaku yang berbeda-beda sesuai dengan asal
daerahnya.
c. Kecepatan tumbuh kembang spesifik Tiap sistem tubuh mempunyai
tingkat kecepatan tumbuh kembang yang tidak sama. Berbeda tersebut
mencakup penambahan ukuran, berat dan gunfsi maturasi. Misalnya
sistem syaraf dan kardiovaskuler berkembang lebih awal dari pada
sistem reproduksi
d. Tumbuh kembang terjadi dengan arah chepalocaudal dan
proksimodistal Bagian kepala berkembang lebih dahulu daripada
bagian tarso, kemudian diikuti perkembangan pada tungkai dan kaki.
Bayi baru lahir memiliki kepala yang besar dari pada tubuhnya. Bayi
belajar bergulingan terlebih dahulu sebelum belajar memegang benda
dengan jari tangannya.

e. Tumbuh kembang makin dapat dibedakan Dalam semua aspek


perkembangan bersifat umum dan berkembang ke arah repons yang
spesifik. Misalkan pada saat menangis bayi akan menggerakan
seluruh tubunya sedangkan pada anak toddler saat menagis hanya
melibatkan mata dan gerakan tangannya.

f. Tumbuh kembang makin terintergasi dan berkesinambungan Perilak


berkembang dari yang sederhana ke perilaku yang lebih komplek
sesuai dengan keterampilan, pengetahuan yang dipelajari (Sujono
Riyadi, 2009)

3.Tahap tumbuh kembang


Menurut Hamid Achir (2008), Usia prasekolah (3-5 tahun): anak
prasekolah telah menguasai keterampilan motorik kasar dan motorik halus,
serta sudah mengembangkan kemampuan berkomunikasi baik secara verbal
maupun nonverbal. Selama tahap ini, anak terus menghaluskan
keterampilannya dan belajar keterampilan lain dalam persiapannya agar dapat
meluaskan duniannya ke lingkungan tetangga dan sekolah. Anak prasekolah
memfokuskan pengembangan kemampuan motorik halus melalui gerakkan,
seperti menggunakan pensil dan menggambar. Menurut teori Erikson, pada
tahap prasekolah, anak mengembangkan inisiatif vs rasa bersalah setelah
berhasil menanmkan rasa percaya dan otonomi yang berkembang pada tahap
sebelumnya. Inisiatif dapat berkembang jika anak merasa aman psikososial
melalui interaksi yang sesuai dengan orang tuanya. Karena rasa ingin tahu
yang besar, anak cenderung bertanya mengapa dan merasa lebih yakin akan
kemampuannya dengan fantasi dalam semua situasi. Permainan yang
memfasilitasi interaksi sangat penting untuk mengembangkan kemampuan
bermain bersama, rasa toleransi dan menanmkan sifat-sifat baik.
Kemampuan kognitif terlihat melalui pemikiran magis dan cara
berpikir yang konkret. Anak pra-sekolah masih terbatas kemampuan
menentukan ukuran, bentuk, volume, usia dan waktu. Mereka biasanya
mengulangi perilaku yang memuaskan dirinya dan orang yang berarti bagi
dirinya, serta sudah tidak terlalu bergantung pada orang tua untuk membatasi
perilakunya.
Umur Pencapaian Tahap menurut Freud Tahap menurut Piaget Tahap
menurut Erikson
Balita awal Mengontrol pengeluaran kotoran, bermain secara
kooperatif, menggambarkan bentuk orang, banyak bertanya, lebih lancar
berbicara, belajar melangkahi dan melompati serta berpakaian dan melepas
pakaian Phalik Praoperasional Inisiatif vs rasa bersalah
(Basant Puri, 2011)

J. MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN KEPERWATAN


1. Pengkajian
Identitas Klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, alamat, nomor
rekam medis, diagnosa medis.

a) Riwayat keperawatan

a. Keluhan utama
b. Demam tinggi dan mendadak, perdarahan (petekie, ekimosis,
purpura pada ekstremitas atas, dada, epistaksis, perdarahan gusi),
kadang – kadang disertai kejang dan penurunan kesadaran.
c. Riwayat penyakit sekarang
Badan panas, suhu tubuh tinggi secara mendadak dalam waktu 2 –
7 hari, terdapat bintik merah pada ektremitas dan dada, selaput
mukosa mulut kering, epistaksis, gusi berdarah, pembesaran
hepar, kadang disertai kejang dan penurunan kesadaran.
d. Riwayat penyakit dahulu
e. Apakah pernah menderita DHF, malnutrisi.
f. Riwayat kesehatan keluarga
g. Apakah ada keluarga yang terserang DHF.
h. Riwayat kesehatan lingkungan
i. Apakah lingkungan tempat tinggal sedang terserang wabah DHF.

b) pemeriksaan fisik

1. Status Present :

a. Penampilan atau kesan umum

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos mentis

b. Pemeriksaan tanda - tanda vital ( TD, S, N, Rr )

2. Pengkajian persisten

a. Sistem Pernapasan
Sesak, perdarahan melalui hidung, pernapasan dangkal, epistaksis,
pergerakan dada simetris, perkusi sonor, pada auskultasi terdengar
ronchi, krakles.
b.   Sistem Persyarafan
Pada grade III pasien gelisah dan terjadi penurunan kesadaran
serta pada grade IV dapat trjadi DSS
c.    Sistem Kardiovaskuler
Pada grde I dapat terjadi hemokonsentrasi, uji tourniquet positif,
trombositipeni, pada grade III dapat terjadi kegagalan sirkulasi,
nadi cepat, lemah, hipotensi, cyanosis sekitar mulut, hidung dan
jari-jari, pada grade IV nadi tidak teraba dan tekanan darah tak
dapat diukur.
d.    Sistem Pencernaan
Selaput mukosa kering, kesulitan menelan, nyeri tekan pada
epigastrik, pembesarn limpa, pembesaran hati, abdomen teregang,
penurunan nafsu makan, mual, muntah, nyeri saat menelan, dapat
hematemesis, melena.
e.    Sistem perkemihan
Produksi urine menurun, kadang kurang dari 30 cc/jam, akan
mengungkapkan nyeri sat kencing, kencing berwarna merah.
f.    Sistem Integumen.
Terjadi peningkatan suhu tubuh, kulit kering, pada grade I terdapat
positif pada uji tourniquet, terjadi pethike, pada grade III dapat
terjadi perdarahan spontan pada kulit.

c) Analisa data
1) Data subjektif adalah data yang dikumpulkan berdasarkan keluhan
yang dinyatakan oleh pasien : lemah, panas atau demam, sakit
kepala, anoreksia ( tidak nafsu makan ), mual, haus, sakit saat
menelan, nyeri ulu hati, nyeri pada oto dan sendi, pegal-pegal pada
seluruh tubuh, konstipasi ( sembelit )
2) Data objektif adalah data yang diperoleh berdasarkan pengamatan
perawat atau kondisi pasien
 Suhu tubuh tinggi : menggigil, wajah tampak kemerahan
( flusing )
 Mukosa mulut kering : perdarahan gusi, lidah kotor ( kadang-
kadang )
 Tampak bintik merah pada kulit ( ptichie ), uji tourniqut positif,
epistaksis ( perdarahan hidung ), ekimosis, hematoma,
hematemesisi, melena
 Hiperemia pada tenggorokan
 Nyeri tekan pada epigastrik
 Pada palpasi teraba adanya pembesaran limpe dan hati
 Pada renjatan ( derajat IV ): nadi cepat dan lemah, nafas dangkal

K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas mengenai status
kesehatan atau masalah aktual atau resiko dalam rangka mengindentifikasi
dan menentukan intervensi keperawatan untuk mengurangi, menghilangkan,
atau mencegah, masalah kesehatan klien yang ada ada tanggung jawabnya.
(Nanda, 2015)
Menurut Nanda 2015 diagnosa keperawatan yang muncul antara lain:
a. Hipertermia berhubungan dengan proses inveksi virus dangue
b. ganguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
mual muntah anoreksia.
c. Resiko syok berhubungan dengan hipovolemik.

Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional


keperawatan kriteria hasil ( Nic )
( Nanda ) ( Noc )

1. Hipertermia Setelah Fever - Tanda - tanda


berhubungan dilakukan Treatme vital merupakan
dengan proses tindakan nt : acuan untuk
infeksi virus keperawatan      Observasi mengetahui
dangue selama ... x 24 tanda -tanda keadaan umum
jam, pasien akan vital pasien.
: tiap 3 jam. - Kompres hangat
      Menunjukkan dapat
suhu tubuh     Beri mengembalikan
dalam rentang kompres suhu normal
normal. hangat pada memperlancar
       TTV normal. bagian sirkulasi.
lipatan - Untuk
tubuh mengetahui
( Paha dan adanya
aksila ). ketidakseimbang
an cairan tubuh.
- Dapat
     Monitor menurunkan
intake dan demam
output
-  Peningkatan
suhu tubuh akan
    Berikan obat menyebabkan
anti piretik. penguapan tubuh
meningkat
  Temperature sehingga perlu
Regulation diimbangi
     Beri banyak dengan asupan
minum ( ± cairan yang
1-1,5 banyak.
liter/hari) - Pakaian yang
sedikit tapi tipis menyerap
sering keringat dan
membantu
mengurangi
     Ganti penguapan tubuh
pakaian akibat dari
klien peningkatan
dengan suhu dan dapat
bahan tipis terjadi kondusi
menyerap
keringat.


2. Gangguan
Setelah  Nutr -     - Memudahkan
pemenuhan
dilakukan ition untuk intervensi
kebutuhan
tindakan managem selanjutnya
nutrisi
keperawatan en -     - Merangsang
kurang dari
selama ... x 24  -   K nafsu makan
kebutuhan
jam, pasien akan aji keadaan klien sehingga
tubuh b.d
: umum klien klien mau makan.
mual,
     Menunjukkan -   Beri -     - Makanan dalam
muntah,
kebutuhan makanan porsi kecil tapi
anoreksia.
nutrisi sesuai sering
terpenuhi. kebutuhan memudahkan
       Memperlihatka tubuh organ pencernaan
n adanya selera klien. dalam
makan -   Anjurkan metabolisme.
klien -    - Makanan dengan
untuk komposisi TKTP
makan berfungsi
makanan membantu
sedikit mempercepat
tapi proses
sering. penyembuhan.
-   Anjurkan
klien
untuk
makan -    - Berat badan
makanan merupakan salah
TKTP satu indikator
dalam pemenuhan
bentuk nutrisi berhasil.
lunak -      
- Untuk
Nutrition mengetahui status
Monitorin nutrisi klien.
g

-   Timbang
berat
badan
klien tiap
hari.

-   Monitor
mual dan
muntah
klien
 
3.  Resiko syok Setelah Syo       
berhubungan dilakukan k prevention - Memantau
dengan tindakan -  Monitor kondisi klien
hipovolemik. keperawatan keadaan selama masa
selama ... x 24 umum perawatan
jam, pasien akan klien. terutama saat
: terjadi perdarahan
       TTV dalam    sehingga tanda pra
batas normal syok, syok dapat
       Natrium ditangani.
serum, kalium        - Tanda vital
serum, kalsium  - Observasi dalam batas
serum, tanda-tanda normal
magnesium vital menandakan
serum dalam keadaan umum
batas normal. klien baik
       Hematokrit    - Monitor      -  Mengetahui
dalam batas input dan balance cairan dan
normal  output klien elektrolit dalam
       - Keterlibatan
    - Anjurkan keluarga untuk
pada klien/ segera melaporkan
keluarga jika terjadi
untuk perdarahan
segera terhadap klien
melapor jika sangat membantu
ada tanda- tim perawatan
tanda untuk segera
perdarahan. melakukan
tindakan yang
tepat
     
 Syok
manageme
n - Untuk acuan
melakukan tindak
-  Cek lanjut terhadap
hemoglobin perdarahan.
,     - Untuk
hematokrit, mengetahui adanya
trombosit asodosis
      -  Monitor metabolik.
gas darah
dan
oksigenasi

3.
DAFTAR PUSTAKA

Dongoes, E.Marlyn ,dkk. 2010. .Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman nutuk


Perawatan
Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.Jakarta : EGC.Meilani. 2010. Penyakit
Menular
di Sekitar Kita. Klaten: PT Intan Sejati.
Warsidi, E. 2009. Bahaya dan Pencegahan DBD. Bekasi: Mitra Utama.
Wilkinson, Judith. M. 2011. Buku saku diagnosa keperawatan: diagnosis NANDA,
Intervensi NIC, kriteria hasil NOC. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai