GASTROENTERITIS
1
2
1.1.3 Patofisiologi
Menurut Muttaqin (2013), secara umum kondisi peradangan
pada gastrointestinal disebabkan oleh infeksi dengan melakukan
invasi pada mukosa, memproduksi enterotoksin dan atau
memproduksi sitotoksin. Mekanisme ini menghasilkan peningkatan
sekresi cairan dan atau menurunkan absorpsi cairan sehingga akan
terjadi dehidrasi dan hilangnya nutrisi dan elektrolit. Mekanisme
dasar yang menyebabkan diare atau gastroenteritis meliputi hal-hal
sebagai berikut :
a. Gangguan Osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat
diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus
meninggi sehingga terjadi penggeseran air dan elektrolit kedalam
rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang
usus untuk untuk mengeluarkanya sehingga timbulnya diare.
b. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding
usus akan terjadi pengikatan sekresi, air dan elektrolit kedalam
usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi
rongga usus.
c. Gangguan Usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya
kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare.
5
gastroenteritis
Kulit disekitar anus Cairan keluar Frekuensi Agen Mual dan muntah
Lecet/iritasi banyak defekasi pirogenic
Kurang pengetahuan
1.1.5 Komplikasi
Menurut Ngastiyah (2008), komplikasi gastroenteritis adalah
sebagai berikut :
a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat hipotrik, isotosik, hipertonik)
b. Penjataan hipovolemik
c. Hipokalimea (dengan gejalah metodismus, hipotonik otot,
lemah brakikardi, perubahan elektro kardiogram)
d. Syok hipovolemik
e. Kejang
f. Malnutrisi Energi protein
g. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus.
b. Dehidrasi Sedang
Kehilangan cairan 5 – 8 % dari berat badan dengan gambaran
klinik turgor kulit jelek, suara serak, penderita jatuh pre syok nadi
cepat dan dalam. gelisah, sangat haus, pernafasan agak cepat,
ubun-ubun dan mata cekung, kencing sedikit dan minum normal.
c. Dehidrasi Berat
Kehilangan cairan 8 - 10 % dari berat badan dengan gambaran
klinik seperti tanda-tanda dehidrasi sedang ditambah dengan
kesadaran menurun, apatis sampai koma, otot-otot kaku sampai
sianosis, denyut jantung cepat, nadi lemah, tekanan darah turun,
warna urine pucat, pernafasan cepat dan dalam, turgor sangat jelek,
ubun-ubun dan mata cekung sekali, dan tidak mau minum.
Atau yang dikatakan dehidrasi bila:
a. Dehidrasi ringan: kehilangan cairan 2-5% atau rata-rata
25ml/kgBB.
b. Dehidrasi sedang: kehilangan cairan 5-10% atau rata-rata
75ml/kgBB.
c. Dehidrasi berat: kehilangan cairan 10-15% atau rata-rata
125ml/kgBB.
1.1.10 Penatalaksanaan
Menurut Ngastiyah (2008), Penatalaksanaan
Gastroenteritis adalah :
a. Pemberian cairan
1). Belum ada dehidrasi
Per oral sebanyak penderita mau minum (ad libitum)
seperti cairan air tajin, cairan gula dan garam, air putih
matang biasa dan oralit 1 gelas tiap defekasi.
2). Dehidrasi ringan
a) Jam pertama : 25 – 50 ml/gBB per oral (ontragastrik)
b) Selanjutnya : 125 ml/kgBB /hari ad libitum
3) Dehidrasi sedang
a) Jam pertama : 50 – 100 ml/kgBB per oral / intragastrik
(sonde)
b) Selanjutnya : 125 ml/kgBB/hari ad libitum
4) dehidrasi berat
a). 1 jam pertama: Berikan 40 ml/kg BB/jam = 10
tetes/kg BB/menit (set infus berukuran 1 ml = 15
12
b. Keluhan utama
Klien mengeluh BAB cair lebih dari 3 kali (diare) yang
mendadak dan berlangsung singkat dalam beberapa jam kadang
disertai muntah.
c. Riwayat penyakit sekarang
Pada umumnya didapatkan keluhan utama pada penderita, yaitu
peningkatan frekuensi BAB dari biasanya dengan konsistensi
cair, naurea, muntah, nyeri perut sampai kejang perut, demam,
lidah kering, turgor kulit menurun serta suara menjadi serah, bisa
disebabkan oleh terapi obat terakhir, masukan diit, atau adanya
masalah psikologis (rasa takut dan cemas).
d. Riwayat penyakit dahulu
Biasanya dikaitkan dengan riwayat medis lalu berhubungan
dengan : perjalanan kearea geogratis lain.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Meliputi susunan keluarga penyakit keturunan atau menular yang
pernah di derita anggota keluarga.
2. Pola-pola fungsi kesehatan
a. Pola Eliminasi urin.
Biasanya pada diare ringan fliminasnya normal, sedang (oliguri),
berat (anuria).
b. Pola Eliminasi Alvi.
Pada klien dengan diare akut biasanya BAB cair lebih banyak
atau sering dari kebiasaan sebelumnya.
c. Pola Natrisi dan metabolisme.
Pada klien diare akut terjadi peningkatan bising usus dan
peristaltik usus yang menyebabkan terganggunya absorbsi
makanan akibat adanya gangguan mobilitas usus. Sehingga
menimbulkan gejala seperti rasa kram pada perut, perut terasa
mual atau tidak enak dan malas makan, maka kebutuhan nutrisi
menjadi terganggunya karena asupan yang kurang.
14
k. Sistem musculoskeletal
Tidak ada gangguan.
l. Sistem persarafan
Pada kasus ini biasanya kesadaran gelisah, apatis / koma.
1.3.3 Perencanaan
Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk
mencegah, mengurangi atau mengoreksi masalah-masalah yang
diidentifikasi pada diagnosa keperawatan. Secara tradisional, rencana
keperawatan diartikan sebagai suatu dokumen tulisan tangan dalam
menyelesaikan masalah, tujuan dan intervensi (Moraira, 2011).
1. Gangguan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan frekuensi diare yang meningkat dari biasanya, rasa haus,
muntah, mukosa bibir kering, turgor kulit menurun.
Tujuan : Volume cairan terpenuhi dalam waktu 6 – 8 jam.
Kriteria Hasil :
a. Penderita tidak diare lagi, tidak haus.
b. Tidak muntah.
c. Mukosa bibir lembab.
d. Turgor kulit normal.
Rencana Tindakan :
1. Lakukan pendekatan pada penderita dan keluarganya.
Rasionalisasi : Dengan komunikasi terapeutik penderita
diharapkan lebih kooperatif.
2. Catat frekuensi, jumlah dan konsistensi feces yang keluar.
Rasionalisasi : Memudahkan membuat asuhan keperawatan
secara tepat untuk intervensi selanjutya.
3. Anjurkan penderita untuk minum banyak (sedikit-sedikit sering).
Rasionalisasi : Untuk mengganti cairan yang hilang.
17
1.3.4 Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana keperawatan oleh
perawat dan klien. Perawat bertanggung jawab terhadap asuhan
keperawatan yang berfokus pada klien dan berorientasi pada hasil,
sebagaimana digambarkan dalam perencanaan. Fokus utama dari
komponen implementasi adalah pemberian asuhan keperawatan yang
aman dan individual dengan pendekatan multifokal (Christensen &
Kenney, 2009).
1.3.5 Evaluasi
Evaluasi adalah suatu proses yang terencana dan sistematis
dalam mengumpulkan, mengorganisasi, menganalisis, dan
membandingkangkan status kesehatan klien dengan kriteria hasil yang
21