Disusun Oleh :
Nama : Lathifah Diana
NIM : 62019040207
B. ETIOLOGI
Hernia dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantanya adalah sebagai berikut :
1. Congenital
2. Obesitas
3. Ibu hamil
4. Mengejan
5. Mengangkat beban berat
C. MANIFESTASI KLINIK
1. Berupa benjolan keluar masuk / keras dan yang tersering tampak benjolan di lipat paha
2. Adanya rasa nyeri di daerah benjolan bila isinya terjepit disertai perasaan mual
3. Terdapat gejala mual dan muntah atau disertai bila telah ada komplikasi
4. Bila terjadi hernia inguinalis strangulate perasaan sakit akan bertambah hebat serta kulit
diatasnya menjadi merah dan panas
5. Hernia femoralis kecil mungkin berisi dinding kandung kencing sehingga menimbulkan
gejala sakit kencing ( dysuria ) disertai hematuria, disamping benjolan dibawah sela paha
6. Hernia diafrgamatika menimbulkan perasaan sakitdidaerah perut disertai sesak nafas.
7. Bila pasien mengejan atau batuk maka benjolan hernia akan bertam,bah besar.
D. PATOFISIOLOGI
Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan tekanan seperti
tekanan pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang air besar atau batuk yang
kuat atau bersin dan perpindahan bagian usus kedaerah otot abdominal, tekanan yang
berlebihan pada daerah abdominal itu tentu saja akan menyebabkan suatu kelemahan mungkin
disebabkan dinding abdominal yang tipis atau tidak cukup kuatnya pada daerah tersebut
dimana kondisi itu ada sejak atau terjadi dari proses perkembangan yang cukup lama,
pembedahan abdominal dan kegemukan. Pertama-tama terjadi kerusakan yang sangat kecil
pada dinding abdominal, kemudian terjadi hernia. Karena organ-organ selalu selalu saja
melakukan pekerjaan yang berat dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama, sehingga
terjadilah penonjolan dan mengakibatkan kerusakan yang sangat parah.sehingga akhirnya
menyebabkan kantung yang terdapat dalam perut menjadi atau mengalami kelemahan jika
suplai darah terganggu maka berbahaya dan dapat menyebabkan ganggren (Oswari, E. 2000).
Hernia inguinalis dapat terjadi karena kongenital atau karena sebab yang didapat.
Insiden hernia meningkat dengan bertambahnya umur karena meningkatnya penyakit yang
meninggikan tekanan intra abdomen dan jaringan penunjang berkurang kekuatannya. Dalam
keadaan relaksasi otot dinding perut, bagian yang membatasi anulus internus turut kendur.
Pada keadaan ini tekanan intra abdomen tidak tinggi dan kanalis inguinalis berjalan lebih
vertikal. Bila otot dinding perut berkontraksi kanalis inguinalis berjalan lebih transversal dan
anulus inguinalis tertutup sehingga dapat mencegah masuknya usus ke dalam kanalis
inguinalis. Pada orang dewasa kanalis tersebut sudah tertutup, tetapi karena kelemahan daerah
tersebut maka akan sering menimbulkan hernia yang disebabkan keadaan peningkatan
tekanan intra abdomen (Nettina, 2001).
E. PATHOFLOW
Faktor Pencetus :
Aktifitas berat, Bayi premature, kelemahan dinding abdominal, Hernia
intra abdominal tinggio, Adanya tekanan
Pembedahan
Ketidakseimbangan nutrisi
Nyeri kurang dari kebutuhan
tubuh
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan ada dua macam:
1. Konservatif ( Townsend CM )
Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian
penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi. Bukan
merupakan tindakan difinitif sehingga dapat tumbuh kembali, terdiiri dari :
a. Reposisi
Reposisi adalah suatu usaha untuk mengembalikan isis haernia kedalam cavum
peritonii atau abdomen. Reposisi dilakukan secara bimanual. Reposisi dilakukan pada
psien dengan hernia reponibel dengan cara memakai dua tangan. Reposisi tidak pada
hernia inguilnalis strangulate kecuali apada anak anak.
b. Suntikan
Dilakukan penyuntikan cairan sklerotik berupa alcohol atau kinin didaerah sekitar
hernia, yang menyebabkan pintu hernia mengalami sclerosis atau penyempitan
sehingga isi hernia keluar dari cavum peritonii.
c. Sabuk hernia
Diberikan pada pasien yang hernia masih kecil dean menolak dilakukan operasi.
2. Operatif
Operasi merupakan tindakan yang paling baik dialkukan pada : ( Norton JA)
a. Hernia reponibel
b. Hernia Irreponibel
c. Hernia Strangulasi
d. Hernia Incarserata
Opersi hernia dilakukan dalam 3 tahap :
a. Herniotomy
Membuka dan memotong kantong hernia serta mengembalikan isi hernia ke cavum
abdominalis.
b. Hernioraphy
Mulai dari mngikat leher hernia dan menggantungkannya pada conjoint tendon (
penebalan antara tepi bebas m. obliquus intraabdominalis dan m.tranversus abdominis
yang berinsersio di tuberculum pubicum ).
c. Hernioplasthy
Menjahitkan conjoint tendon pada ligamentum inguinal agar LMR hilang / tertutup
dan dinding perut jadi lebih kuat karena tetutup otot. Hernioplasthy pada hernia
inguinalis lateralis ada bermacam macam menurut kebutuhannya ( furgosan, Bassini,
Halstedt, hernioplasty pada hernia inguinalis media dan hernia femoralis dikerjakan
dengan cara Mc. Vay)
Operasi hernia pada anak dilakukan tanpa hernioplasthy, dibagi menjadi 2 yaitu ;
a. Anak berumur kurang dari 11 tahun : menggunakan tehnik Michele Benc
b. Anak berumur lebih dari 1 tahun : menghunakan tehnik POTT
H. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah tahap awal proses keperawatan dan suatu proses yang sistematis dalam
pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi
status kesehatan klien. Pengkajian meliputi :
a. Identitas ( Nama, Usia, Alamat, Agama, Pekerjaan, Pendidikan Dll).
b. Riwayat kesehatan
c. Keluhan utama
d. Riwayat penyakit sekarang
e. Riwayat penyakit dahulu
f. Riwayat penyakit keluarga
g. Pengkajian fisik ROS
Kedaan umum
Sistem respirasi
Sistem kardiovaskuler
Sistem urogenital : ada ketegangan kandung kemih dan keluhan sakit pada
skortum.tidak bisa mengeluarkan urin secara lancar , adanya disuria.
Sistem muskuloskeletal : ada kesulitan dalam pergerakkan karena adanya
benjolan diselangkangan .
Abdomen :
h. Pengkajian fungsional Gordon
Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting, jika ada keluarga yang
sakit maka akan segera dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat.
i. Pola nutrisi dan metabolik
j. Pola eliminasi
k. Pola aktivitas dan latihan
l. Pola istirahat tidurPasien tidak bisa istirahat total seperti biasanya karena ada nyeri di
selangkangan
m. Pola persepsi sensori dan kognitif
n. Pola hubungan dengan orang lain
o. Pola reproduksi / seksual
p. Pola persepsi diri dan konsep diri
q. Pola mekanisme koping
r. Pola nilai kepercayaan / keyakinan
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Neri akut berhubungan dengan Agen injuri fisik
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
muntah
c. Gangguan rasa nyaman
d. Resiko perdarahan
e. Resiko infeksi berhubungan dengan luka bedah / insisi
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
1 Nyeri Akut b.d Setelah dilakukan tindakan Pain managemen
discontinuitas keperawatan 2x24 jam, pain 1. Lakukan pengkajian nyeri
jaringan akibat level, pain control, comfort secara komprehensif
operasi level 2. Observasi reaksi nonverbal
Kriteria hasil : dari ketidaknyamanan
Mampu mengontrol 3. Observasi TTV
nyeri mampu 4. Gunakan tehnik komunikasi
menggunakan tehnik terapeutik untuk
non farmakologi untuk mengetahui pengalaman
mengurangi nyeri nyeri pasien
Melaporkan bahwa 5. Ajarkan tehnik non
nyeri berkurang, farmakologi untuk
dengan menggunakan mengurangi nyeri
mangemen nyeri 6. Kolaborasi pemberian
Menyatakan rasa anlgetik untuk mengurangi
nyaman setelah nyeri nyeri
berkurang
3 Ketidakseimbangan Nutritional status : food and Nutrition managemen
nutrisi kurang dari fluid intake 1. Anjurkan pasien
kebutuhan tubuh b.d Menunjukkan fungsi meningkatkan intake
intake yang tidak pengecapan dan menelan protein
adekuat Tidak terjadi penurunan 2. Monitor jumlah nutrisi
berat badan yang berarti dan kandungan kalori
3. Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
4. Kaji kemampuan pasien
untuk mendapatkan
nutrisi yang dibutuhkan
Mutrision monitoring
1. Monitor lingkungan
selama makan
2. Monitor turgor kulit
3. Monitor mual muntah
4. Monitor kalori dan intake
nutrisi
4. DIASCHARGE PLANNING
a. Menggunakan korset / penyangga
b. Hindari hal hal yang memicu tekanan didalam rongga perut
c. Tindakan operasi dan pemberian anlgetik pada hernia yang menyebbkan nyeri sesuia
resep dokter
d. Hindari mengejan, mendorong atau mengangkat berat
e. Jaga balutan luka operasi tetap kering dan bersih, mengganti balutan steril setiap hari
dan kalau perlu
f. Hindari factor pendukung seperti konstipasi dengan mengkonsumsi diet tinggi serat
dan masukan cairan adekuat.
DAFTAR PUSTAKA
Amin Huda Nur Artif,Hardhi Kusuma, “Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan
NANDA NIC-N)C, MediAction Jogjakarta, 2015
Moorhead, “ Nursing Outcome Clasifikasion Edisi Bahasa Indonesia Edisi Kelima
Bulechek,” Nursing Intervensions Clasification Edisi Bahasa Indonesia Edisi Keenam