Disusun Oleh
RIZAL CAHYONO
2022
Pembimbing :
Pada Tanggal :
1. Definisi
Istilah hernia berasal dari bahasa Latin, yaitu herniae, yang berarti
penonjolan isi suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah pada
dinding rongga. Dinding rongga yang lemah itu membentuk suatu kantong
dengan pintu berupa cincin. Gangguan ini sering terjadi di daerah perut
dengan isi yang keluar berupa bagian dari usus (Giri Made Kusala, 2009).
Hernia merupakan prostrusi atau penonjolan suatu rongga melalui
defek atau lubang atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan.
Pada hernia abdomen isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah
dari lapisan muskulo-aponeorotik dinding perut (Nurarif & Kusuma,
2015).
Berikut adalah penjelasan hernia menurut letaknya:
a. Hernia hiatal: kondisi dimana kerongkongan (pipa tenggorokan) tutup,
melewati diafragma melalui celah yang disebut hiatus sehingga
sebagian perut menonjol ke dada.
b. Hernia epigastrik: terjadi diantara pusar dan bagian bawah tulang rusuk
di garis tengah perut. Hernia epigastrik biasanya terdiri dari jaringan
lemak dan jarang yang berisi usus. Terbentuk di bagian dinding perut
yang relatif lemah, hernia ini sering menimbulkan rasa sakit dan tidak
dapat didorong kembali ke dalam perut ketika pertama kali ditemukan.
c. Hernia inguinalis: hernia yang paling umum terjadi dan muncul
sebagai tonjolan di selangkangan atau skrotum. Orang awam biasa
menyebutnya “turun bero” atau “hernia”. Hernia inguinalis terjadi
ketika dinding abdomen berkembang sehingga usus menerobos
kebawah melalui celah. Jika anda merasa ada benjolan dibawah perut
yang lembut, kecil, dan mungkin sedikit nyeri dan bengkak, anda
mungkin terkena hernia ini. Hernia tipe ini lebih sering terjadi pada
laki-laki daripada perempuan.
d. Hernia femoralis: muncul sebagai tonjolan di pangkal paha. Tipe ini
lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pada pria.
e. Hernia insisional: dapat terjadi melalui luka pasca operasi perut.
Hernia ini muncul sebagai tonjolan di sekitar pusar yang terjadi ketika
otot sekitar pusar tidak menutup sepenuhnya.
f. Hernia nukleus pulposi (HNP): hernia yang melibatkan cakram tulang
belakang. Di antara setiap tulang belakang ada diskus intervertebralis
yang menyerap guncangan cakram dan meningkatkan elastisitas dan
mortilitas tulang belakang. Karena aktivitas dan usia, terjadi hernia
diskus intervertebralis yang menyebabkan saraf terjepit (sciastica).
HNP umumnya terjadi di punggung bawah pada tiga vertebra lumbar
bawah.
Sedangkan menurut sifatnya, hernia dibagi menjadi:
a. Hernia reponibel: yaitu isi hernia masih dapat dikembalikan ke kavum
abdominalis lagi tanpa operasi.
b. Hernia ireponibel: yaitu isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan ke
dalam rongga.
c. Hernia akreta: yaitu perlengketan isi kantong pada peritonium kantong
hernia.
d. Hernia inkarserata: yaitu bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia
2. Etiologi
Hernia dapat di sebabkan oleh beberapa hal, di antaranya adalah
sebagai berikut :
a. Congenital
Resiko lebih besar jika ada keluarga terdekat yang pernah terkena
hernia.
b. Umur
Penyakit ini dapat diderita oleh semua kalangan tua, muda, pria
maupun wanita. Pada Pasien – pasien penyakit ini disebabkan karena
kurang sempurnanya procesus vaginalis untuk menutup seiring dengan
turunnya testis. Pada orang dewasa khususnya yang telah berusia lanjut
disebabkan oleh melemahnya jaringan penyangga usus atau karena
adanya penyakit yang menyebabkan peningkatan tekanan dalam
rongga perut (Giri Made Kusala, 2009).
c. Obesitas
Berat badan yang berlebih menyebabkan tekanan berlebih pada
tubuh, termasuk di bagian perut. Ini bisa menjadi salah satu pencetus
hernia. Peningkatan tekanan tersebut dapat menjadi pencetus terjadinya
prostrusi atau penonjolan organ melalui dinding organ yang lemah.
d. Ibu hamil
Kehamilan dapat melemahkan otot di sekitar perut sekaligus
memberi tekanan lebih di bagian perut. Kondisi ini juga dapat menjadi
pencetus terjadinya hernia.
e. Pengangkatan beban berat
Beberapa jenis pekerjaan yang membutuhkan daya fisik dapat
menyebabkan terjadinya hernia. Contohnya, pekerjaan buruh angkat
barang. Aktivitas yang berat dapat mengakibatkan peningkatan tekanan
yang terus-menerus pada otot-otot abdomen. Peningkatan tekanan
tersebut dapat menjadi pencetus terjadinya prostrusi atau penonjolan
organ melalui dinding organ yang lemah.
Ketidakseimbangan
nutrisi
Nyeri kurang dari kebutuhan
tubuh
4. Manifestasi Klinis
a. Berupa benjolan keluar masuk atau keras dan yang tersering tampak
benjolan di lipatan paha.
b. Adanya rasa nyeri pada daerah benjolan bila isinya terjepit di sertai
perasaan mual
c. Terdapat gejala mual dan muntah atau distensi bila telah ada
komplikasi
d. Bila terjadi hernia inguinalis tragulata perasaan sakit akan bertambah
hebat serta kulit di atasnya menjadi merah dan panas
e. Hernia femoralis kecil mungkin berisi dinding kandungan kencing
sehingga menimbulkan gejala sakit kencing atau disuria di sertai
hematuria ( kencing darah ) di samping benjolan di bawah sela paha
f. Hernia diafragmatika menimbulkan persaan sakit di daerah perut di
sertai sesak nafas
g. Bila pasien mengejan atas batuk maka benjolan hernia akan bertambah
besar
h. Berupa benjolan keluar masuk atau keras dan yang tersering tampak
benjolan di lipatan paha.
i. Adanya rasa nyeri pada daerah benjolan bila isinya terjepit di sertai
perasaan mual
j. Terdapat gejala mual dan muntah atau distensi bila telah ada
komplikasi
k. Bila terjadi hernia inguinalis tragulata perasaan sakit akan bertambah
hebat serta kulit di atasnya menjadi merah dan panas
l. Hernia femoralis kecil mungkin berisi dinding kandungan kencing
sehingga menimbulkan gejala sakit kencing atau disuria di sertai
hematuria ( kencing darah ) di samping benjolan di bawah sela paha
m. Hernia diafragmatika menimbulkan persaan sakit di daerah perut di
sertai sesak nafas
n. Bila pasien mengejan atas batuk maka benjolan hernia akan bertambah
besar
5. Pemeriksaan Penunjang dan Diagnostik
a. Sinar X menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus / obstruksi
usus
b. Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan
hemokonsentrasi
1) ( peningkatan hematokrit ), peningkatan sel darah putih (10000-
18000/ul ) dan
2) ketidakseimbangan elektrolit
c. Laparoskopi : Untuk menentukan adanya hernia inguinal lateralis
apakah ada sisi yang berlawanan atau untuk mengevaluasi terjadi
hernia berulang atau tidak.
d. EKG: terjadi peningkatan nadi akibat adanya nyeri
e. USG abdomen : untuk menentukan isi hernia
f. Radiografi : terdapat banyangan udara pada thoraks
6. Komplikasi
Komplikasi hernia bergantung pada keadaan yang dialami oleh isi
hernia. Isi hernia dapat tertahan dalam kantong, pada hernia ireponibel ini
dapat terjadi kalau isi hernia terlalu besar, misalnya terdiri atas omentum,
organ ekstraperitonial. Disini tidak timbul gejala klinis kecuali berupa
benjolan. Dapat pula terjadi isi hernia tercekik oleh cincin hernia sehingga
terjadi hernia strangulata yang menimbulkan gejala obstruksi usus yang
sederhana. Sumbatan dapat terjadi total atau parsial. Bila cincin hernia
sempit, kurang elastis, atau lebih kaku, lebih sering terjadi jepitan parsial.
Jarang terjadi inkarserasi retrograd, yaitu dua segmen usus terperangkap di
dalam kantong hernia dan satu segmen lainnya berada dalam rongga
peritonium, seperti huruf “W”.
Jepitan cincin hernia akan menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi
hernia. Pada permulaan terjadi bendungan vena sehingga terjadi udem
organ atau struktur di dalam hernia dan transudasi ke dalam kantong
hernia. Timbulnya udem menyebabkan jepitan pada cincin hernia makin
bertambah, sehingga akhirnya peredaran darah jaringan terganggu. Isi
hernia terjadi nekrosis dan kantong hernia berisi transudat berupa cairan
serosanguinus. Kalau isi hernia terdiri atas usus, dapat terjadi perforasi
yang akhirnya dapat menimbulkan abses local, fistel, atau peritonitis, jika
terjadi hubungan dengan dengan rongga perut (Jong, 2004).
Gambaran klinis hernia inguinalis lateralis inkarserata yang
mengandung usus dimulai dengan gambaran obstruksi usus dengan
gangguan keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa. Bila sudah
terjadi strangulasi karena gangguan vaskularisasi, terjadi keadaan toksik
akibat gangren dan gambaran klinis menjadi kompleks dan sangat serius.
Penderita mengeluh nyeri lebih hebat di tempat hernia. Nyeri akan
menetap karena rangsangan peritoneal.
Pada pemeriksaan local ditemukan benjolan yang tidak dapat
dimasukkan kembali disertai nyeri tekan dan tergantung keadaan isi
hernia, dapat dijumpai tanda peritonitis atau abses local. Hernia strangulata
merupakan keadaan gawat darurat. Oleh karena itu, perlu mendapat
pertolongan segera (Jong 2004).
7. Penatalaksanaan
Penanganan hernia ada dua macam :
a. Konservatif
1) Istirahat di tempat tidur dan menaikkan bagian kaki, hernia ditekan
secara perlahan menuju abdomen (reposisi), selanjutnya gunakan
alat penyokong.
2) Jika suatu operasi daya putih isi hernia diragukan, diberikan
kompres hangat dan setelah 5 menit di evaluasi kembali.
3) Celana penyangga
4) Istirahat baring
5) Pengobatan dengan pemberian obat penawar nyeri, misalnya
Asetaminofen, antibiotic untuk membasmi infeksi, dan obat
pelunak tinja untuk mencegah sembelit.
6) Diet cairan sampai saluran gastrointestinal berfungsi lagi,
kemudian makan dengan gizi seimbang dan tinggi protein untuk
mempercepat sembelit dan mengedan selama BAB, hindari kopi
kopi, teh, coklat, cola, minuman beralkohol yang dapat
memperburuk gejala-gejala.
b. Pembedahan (Operatif) :
1) Hernioplasty : memperkecil anulus inguinalis internus dan
memperkuat dinding belakang.
2) Herniotomy : pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya,
kantong dibuka dan isi hernia dibebas kalau ada perlekatan,
kemudian direposisi, kantong hernia dijahit ikat setinggi lalu
dipotong.
Indikasi:
Herniotomi dan hernioplastik dilakukan pada pasien yang
mengalami hernia dimana tidak dapat kembali dengan terapi
konservatif
Proses tindakan Herniotomi Membuat sayatan miring dua jari
diatas sias, kemudian Kanalis inguinalis dibuka, memisahkan
funikulus, dan kantong hernia dilepaskan dari dalam tali sperma,
dilakukan duplikasi (pembuatan kantong hernia),kemudian isi
hernia dibebaskan jika ada perlengketan, kemudian direposisi.
Kantong hernia dijahit-ikat setinggi mungkin lalu
dipotong.Henioplastik Memperkecil angulus internus dengan
jahitan terputus, menutup dan memperkuat fascia transversa dan
memjahitkan pertemuan m.transversus internus abdominis dan
m.oblikuus internus abdominis keligamentum inguinalis. Ini
merupakan metode Basini. Sedangkan untuk metode Mc Vay yaitu
menjahitkan fascia transversa, m.tranversus abdominis, m.oblikuus
internus abdominis ke ligamentum Cooper.
3) Hernioraphy : mengembalikan isi kantong hernia ke dalam
abdomen dan menutup celah yang terbuka dengan menjahit
pertemuan transversus internus dan muskulus ablikus internus
abdominus ke ligamen inguinal.
Suatu tindakan pembedahan dengan cara memotong kantong
hernia, menutup defek dan menjahit pintu hernia.
Benjolan di daerah inguinal dan dinding depan abdomen yang
masih bisa dimasukan kedalam cavum abdomen. Kadang benjolan
tidak bisa dimasukkan ke cavum abdomen disertai tanda-tanda
obstruksi seperti muntah, tidak bisa BAB, serta nyeri.
DAFTAR PUSTAKA
A. DEFINISI
Herniotomy adalah membuka dan memotong kantong hernia serta
mengembalikannya isi kantong hernia ke dalam cavum abdominalis,
sedangkan hernioraphy yaitu mengikat leher hernia dan menggantungkannya
ke conjoint tendon.
B. Tujuan
1. Mengatur alat secara sisternatis di meja instrumen
2. Memperlancar handling instrumen
3. Mempertahankan kesterilan alat-alat instrumen selama operasi.
C. Petugas
1. Perawat instrumen kamar operasi
D. Pengkajian
1. Identitas pasien
2. Kondisi lokasi operasi
3. Kondisi fisik dan psikis
4. Kelengkapan dari instrumen