Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

HERNIA INGUINAL LATERAL DENGAN TINDAKAN


HERNIOTOMY HERNIORAPY

RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

Disusun Oleh

RIZAL CAHYONO

RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG

INSTALASI PELATIHAN INSTALASI BEDAH SENTRAL

2022

Jl. Jaksa Agung Suprapto No. 2 Malang


Telp. (0341) 362101, Ext 1025
LEMBAR PENGESAHAN

TUGAS LAPORAN PENDAHULUAN HERNIA

DAN INSTEK HERNIOTOMY HERNIORAPY

Oleh : Rizal Cahyono

Pembimbing :

Pada Tanggal :

Malang, November 2022


Pembimbing
LAPORAN PENDAHULUAN

1. Definisi
Istilah hernia berasal dari bahasa Latin, yaitu herniae, yang berarti
penonjolan isi suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah pada
dinding rongga. Dinding rongga yang lemah itu membentuk suatu kantong
dengan pintu berupa cincin. Gangguan ini sering terjadi di daerah perut
dengan isi yang keluar berupa bagian dari usus (Giri Made Kusala, 2009).
Hernia merupakan prostrusi atau penonjolan suatu rongga melalui
defek atau lubang atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan.
Pada hernia abdomen isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah
dari lapisan muskulo-aponeorotik dinding perut (Nurarif & Kusuma,
2015).
Berikut adalah penjelasan hernia menurut letaknya:
a. Hernia hiatal: kondisi dimana kerongkongan (pipa tenggorokan) tutup,
melewati diafragma melalui celah yang disebut hiatus sehingga
sebagian perut menonjol ke dada.
b. Hernia epigastrik: terjadi diantara pusar dan bagian bawah tulang rusuk
di garis tengah perut. Hernia epigastrik biasanya terdiri dari jaringan
lemak dan jarang yang berisi usus. Terbentuk di bagian dinding perut
yang relatif lemah, hernia ini sering menimbulkan rasa sakit dan tidak
dapat didorong kembali ke dalam perut ketika pertama kali ditemukan.
c. Hernia inguinalis: hernia yang paling umum terjadi dan muncul
sebagai tonjolan di selangkangan atau skrotum. Orang awam biasa
menyebutnya “turun bero” atau “hernia”. Hernia inguinalis terjadi
ketika dinding abdomen berkembang sehingga usus menerobos
kebawah melalui celah. Jika anda merasa ada benjolan dibawah perut
yang lembut, kecil, dan mungkin sedikit nyeri dan bengkak, anda
mungkin terkena hernia ini. Hernia tipe ini lebih sering terjadi pada
laki-laki daripada perempuan.
d. Hernia femoralis: muncul sebagai tonjolan di pangkal paha. Tipe ini
lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pada pria.
e. Hernia insisional: dapat terjadi melalui luka pasca operasi perut.
Hernia ini muncul sebagai tonjolan di sekitar pusar yang terjadi ketika
otot sekitar pusar tidak menutup sepenuhnya.
f. Hernia nukleus pulposi (HNP): hernia yang melibatkan cakram tulang
belakang. Di antara setiap tulang belakang ada diskus intervertebralis
yang menyerap guncangan cakram dan meningkatkan elastisitas dan
mortilitas tulang belakang. Karena aktivitas dan usia, terjadi hernia
diskus intervertebralis yang menyebabkan saraf terjepit (sciastica).
HNP umumnya terjadi di punggung bawah pada tiga vertebra lumbar
bawah.
Sedangkan menurut sifatnya, hernia dibagi menjadi:
a. Hernia reponibel: yaitu isi hernia masih dapat dikembalikan ke kavum
abdominalis lagi tanpa operasi.
b. Hernia ireponibel: yaitu isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan ke
dalam rongga.
c. Hernia akreta: yaitu perlengketan isi kantong pada peritonium kantong
hernia.
d. Hernia inkarserata: yaitu bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia

2. Etiologi
Hernia dapat di sebabkan oleh beberapa hal, di antaranya adalah
sebagai berikut :
a. Congenital
Resiko lebih besar jika ada keluarga terdekat yang pernah terkena
hernia.
b. Umur
Penyakit ini dapat diderita oleh semua kalangan tua, muda, pria
maupun wanita. Pada Pasien – pasien penyakit ini disebabkan karena
kurang sempurnanya procesus vaginalis untuk menutup seiring dengan
turunnya testis. Pada orang dewasa khususnya yang telah berusia lanjut
disebabkan oleh melemahnya jaringan penyangga usus atau karena
adanya penyakit yang menyebabkan peningkatan  tekanan dalam
rongga perut (Giri Made Kusala, 2009).
c. Obesitas
Berat badan yang berlebih menyebabkan tekanan berlebih pada
tubuh, termasuk di bagian perut. Ini bisa menjadi salah satu pencetus
hernia. Peningkatan tekanan tersebut dapat menjadi pencetus terjadinya
prostrusi atau penonjolan organ melalui dinding organ yang lemah.
d. Ibu hamil
Kehamilan dapat melemahkan otot di sekitar perut sekaligus
memberi tekanan lebih di bagian perut. Kondisi ini juga dapat menjadi
pencetus terjadinya hernia.
e. Pengangkatan beban berat
Beberapa jenis pekerjaan yang membutuhkan daya fisik dapat
menyebabkan terjadinya hernia. Contohnya, pekerjaan buruh angkat
barang. Aktivitas yang berat dapat mengakibatkan peningkatan tekanan
yang terus-menerus pada otot-otot abdomen. Peningkatan tekanan
tersebut dapat menjadi pencetus terjadinya prostrusi atau penonjolan
organ melalui dinding organ yang lemah.

3. Patofisiologi dan Pathways


Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus pada bulan ke-
8 kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal tersebut, akan menarik
perineum ke daerah scrotum sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang
disebut dengan prosesus vaginalis peritonei, pada bayi yang baru lahir
umumnya prosesus ini telah mengalami obliterasi sehingga isi rongga
perut tidak dapat melalui kanalis tersebut, namun dalam beberapa hal
seringkali kanalis ini tidak menutup karena testis kiri turun terlebih
dahulu, maka kanalis inguinalis kanan lebih sering terbuka, bila kanalis
kiri terbuka maka biasanya yang kanan juga terbuka dalam keadaan
normal, kanalis yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan.
Bila prosesus terbuka terus (karena tidak mengalami obliterasi) akan
timbul hernia inguinalis lateralis congenital pada orang tua kanalis tersebut
telah menutup namun karena merupakan lokus minoris persistence, maka
pada keadaan yang menyebabkan tekanan intra abdominal meningkat,
kanalis tersebut dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis lateral
akuisita keadaan yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan intra
abdominal adalah kehamilan, batuk kronis, pekerjaan mengangkat beban
berat, mengejan pada saat defekasi, miksi misalnya pada hipertropi
prostate.
Apabila isi hernia keluar melalui rongga peritoneum melalui anulus
inguinalis internus yang terletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior
kemudian hernia masuk ke dalam hernia kanalis inguinalis dan jika cukup
panjang, menonjol keluar dari anulus inguinalis eksternus, dan bila
berlanjut tonjolan akan sampai ke scrotum yang disebut juga hernia
scrotalis (Mansjoer, 2000, hal 314; Sjamsuhidajat, Jong, 1997, hal 704).
Kelemahan dinding abdominalis memperparah terjadinya penipisan
dinding abdominalis sehingga fungsi otot organ abdominalis berkurang.
ketika adanya penahanan maka usus akan memasuki atau menembus
dinding abdominalis yang tipis, sehingga usus dapat bertempat bukan pada
tempatnya dan bergeser kebawah atau keatas sesuai celah kelemahan
dingding abdominalis. Usus yang menembus dinding akan terjepit
sehingga menimbulkan asam laktat meningkat yang membuat penderita
merasakan mual dan muntah dan sakit di daerah perut.
Pathways
Faktor pencetus:
Aktivitas berat, bayi prematur, kelemahan Hernia
dinding abdominal, tekanan intraabdominal
tinggi.

Hernia umbilikalis Hernia para umbilikalis Hernia


inguinalis
Kongenital

Masuknya omentum organ Kantung hernia melewati Kantung hernia


Intestinal ke kantung dinding abdomen memasuki celah
Umbilikus inguinal
Prostusi hilang timbul
Gangg. Suplai darah ke Dinding
posterior
Intestinal Ketidaknyamanan canalis
inguinal
abdominal yang lemah
Nekrosis intestinal
Intervensi bedah Diatas
ligamentum
Relative/konservatif inguinal
mengecil
bila
berbaring
Pembedahan

Insisi bedah Asupan gizi kurang Mual

Resti Perdarahan Peristaltic usus menurun


Nafsu
makan menurun
Resti infeksi
Intake makanan inadekuat
Terputusnya jaringan
syaraf

Ketidakseimbangan
nutrisi
Nyeri kurang dari kebutuhan
tubuh
4. Manifestasi Klinis
a. Berupa benjolan keluar masuk atau keras dan yang tersering tampak
benjolan di lipatan paha.
b. Adanya rasa nyeri pada daerah benjolan bila isinya terjepit di sertai
perasaan mual
c. Terdapat gejala mual dan muntah atau distensi bila telah ada
komplikasi
d. Bila terjadi hernia inguinalis tragulata perasaan sakit akan bertambah
hebat serta kulit di atasnya menjadi merah dan panas
e. Hernia femoralis kecil mungkin berisi dinding kandungan kencing
sehingga menimbulkan gejala sakit kencing atau disuria di sertai
hematuria ( kencing darah ) di samping benjolan di bawah sela paha
f. Hernia diafragmatika menimbulkan persaan sakit di daerah perut di
sertai sesak nafas
g. Bila pasien mengejan atas batuk maka benjolan hernia akan bertambah
besar
h. Berupa benjolan keluar masuk atau keras dan yang tersering tampak
benjolan di lipatan paha.
i. Adanya rasa nyeri pada daerah benjolan bila isinya terjepit di sertai
perasaan mual
j. Terdapat gejala mual dan muntah atau distensi bila telah ada
komplikasi
k. Bila terjadi hernia inguinalis tragulata perasaan sakit akan bertambah
hebat serta kulit di atasnya menjadi merah dan panas
l. Hernia femoralis kecil mungkin berisi dinding kandungan kencing
sehingga menimbulkan gejala sakit kencing atau disuria di sertai
hematuria ( kencing darah ) di samping benjolan di bawah sela paha
m. Hernia diafragmatika menimbulkan persaan sakit di daerah perut di
sertai sesak nafas
n. Bila pasien mengejan atas batuk maka benjolan hernia akan bertambah
besar
5. Pemeriksaan Penunjang dan Diagnostik
a. Sinar X menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus / obstruksi
usus
b. Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan
hemokonsentrasi
1) ( peningkatan hematokrit ), peningkatan sel darah putih (10000-
18000/ul ) dan
2) ketidakseimbangan elektrolit
c. Laparoskopi : Untuk menentukan adanya hernia inguinal lateralis
apakah ada sisi yang berlawanan atau untuk mengevaluasi terjadi
hernia berulang atau tidak.
d. EKG: terjadi peningkatan nadi akibat adanya nyeri
e. USG abdomen : untuk menentukan isi hernia
f. Radiografi : terdapat banyangan udara pada thoraks
6. Komplikasi
Komplikasi hernia bergantung pada keadaan yang dialami oleh isi
hernia. Isi hernia dapat tertahan dalam kantong, pada hernia ireponibel ini
dapat terjadi kalau isi hernia terlalu besar, misalnya terdiri atas omentum,
organ ekstraperitonial. Disini tidak timbul gejala klinis kecuali berupa
benjolan. Dapat pula terjadi isi hernia tercekik oleh cincin hernia sehingga
terjadi hernia strangulata yang menimbulkan gejala obstruksi usus yang
sederhana. Sumbatan dapat terjadi total atau parsial. Bila cincin hernia
sempit, kurang elastis, atau lebih kaku, lebih sering terjadi jepitan parsial.
Jarang terjadi inkarserasi retrograd, yaitu dua segmen usus terperangkap di
dalam kantong hernia dan satu segmen lainnya berada dalam rongga
peritonium, seperti huruf “W”.
Jepitan cincin hernia akan menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi
hernia. Pada permulaan terjadi bendungan vena sehingga terjadi udem
organ atau struktur di dalam hernia dan transudasi ke dalam kantong
hernia. Timbulnya udem menyebabkan jepitan pada cincin hernia makin
bertambah, sehingga akhirnya peredaran darah jaringan terganggu. Isi
hernia terjadi nekrosis dan kantong hernia berisi transudat berupa cairan
serosanguinus. Kalau isi hernia terdiri atas usus, dapat terjadi perforasi
yang akhirnya dapat menimbulkan abses local, fistel, atau peritonitis, jika
terjadi hubungan dengan dengan rongga perut (Jong, 2004).
Gambaran klinis hernia inguinalis lateralis inkarserata yang
mengandung usus dimulai dengan gambaran obstruksi usus dengan
gangguan keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa. Bila sudah
terjadi strangulasi karena gangguan vaskularisasi, terjadi keadaan toksik
akibat gangren dan gambaran klinis menjadi kompleks dan sangat serius.
Penderita mengeluh nyeri lebih hebat di tempat hernia. Nyeri akan
menetap karena rangsangan peritoneal.
Pada pemeriksaan local ditemukan benjolan yang tidak dapat
dimasukkan kembali disertai nyeri tekan dan tergantung keadaan isi
hernia, dapat dijumpai tanda peritonitis atau abses local. Hernia strangulata
merupakan keadaan gawat darurat. Oleh karena itu, perlu mendapat
pertolongan segera (Jong 2004).

7. Penatalaksanaan
Penanganan hernia ada dua macam :

a. Konservatif
1) Istirahat di tempat tidur dan menaikkan bagian kaki, hernia ditekan
secara perlahan menuju abdomen (reposisi), selanjutnya gunakan
alat penyokong.
2) Jika suatu operasi daya putih isi hernia diragukan, diberikan
kompres hangat dan setelah 5 menit di evaluasi kembali.
3) Celana penyangga
4) Istirahat baring
5) Pengobatan dengan pemberian obat penawar nyeri, misalnya
Asetaminofen, antibiotic untuk membasmi infeksi, dan obat
pelunak tinja untuk mencegah sembelit.
6) Diet cairan sampai saluran gastrointestinal berfungsi lagi,
kemudian makan dengan gizi seimbang dan tinggi protein untuk
mempercepat sembelit dan mengedan selama BAB, hindari kopi
kopi, teh, coklat, cola, minuman beralkohol yang dapat
memperburuk gejala-gejala.
b. Pembedahan (Operatif) :
1) Hernioplasty : memperkecil anulus inguinalis internus dan
memperkuat dinding belakang.
2) Herniotomy : pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya,
kantong dibuka dan isi hernia dibebas kalau ada perlekatan,
kemudian direposisi, kantong hernia dijahit ikat setinggi lalu

dipotong.
Indikasi:
Herniotomi dan hernioplastik dilakukan pada pasien yang
mengalami hernia dimana tidak dapat kembali dengan terapi
konservatif
Proses tindakan Herniotomi Membuat sayatan miring dua jari
diatas sias, kemudian Kanalis inguinalis dibuka, memisahkan
funikulus, dan kantong hernia dilepaskan dari dalam tali sperma,
dilakukan duplikasi (pembuatan kantong hernia),kemudian isi
hernia dibebaskan jika ada perlengketan, kemudian direposisi.
Kantong hernia dijahit-ikat setinggi mungkin lalu
dipotong.Henioplastik Memperkecil angulus internus dengan
jahitan terputus, menutup dan memperkuat fascia transversa dan
memjahitkan pertemuan m.transversus internus abdominis dan
m.oblikuus internus abdominis keligamentum inguinalis. Ini
merupakan metode Basini. Sedangkan untuk metode Mc Vay yaitu
menjahitkan fascia transversa, m.tranversus abdominis, m.oblikuus
internus abdominis ke ligamentum Cooper.
3) Hernioraphy : mengembalikan isi kantong hernia ke dalam
abdomen dan menutup celah yang terbuka dengan menjahit
pertemuan transversus internus dan muskulus ablikus internus
abdominus ke ligamen inguinal.
Suatu tindakan pembedahan dengan cara memotong kantong
hernia, menutup defek dan menjahit pintu hernia.
Benjolan di daerah inguinal dan dinding depan abdomen yang
masih bisa dimasukan kedalam cavum abdomen. Kadang benjolan
tidak bisa dimasukkan ke cavum abdomen disertai tanda-tanda
obstruksi seperti muntah, tidak bisa BAB, serta nyeri.
DAFTAR PUSTAKA

Charlene J. Reeves, Bayle Roux, Robin Lockhart. 2002. Keperawatan Medikal


Bedah.  Penerbit Salemba Media. Edisi I.
Dongoes, E Marylin. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC. 1992
Kapita Selekta Kedokteran. Edisi II. Medica Aesculaplus FK UI. 1998.
Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Bagian Bedah Staf Pengajar UI. FK UI.
Mansjoer, Arif dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media
Aesculapius.
Sabiston, David C. 1999. Buku Ajar Bedah I. Jakarta: EGC.
Sjamsuhidayat . 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: ECG
Swearingen. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi II. Jakarta: EGC.
HERNIOTOMY HERNIORAPHY (HTHR)

A.      DEFINISI
Herniotomy adalah membuka dan memotong kantong hernia serta
mengembalikannya isi kantong hernia ke dalam cavum abdominalis,
sedangkan hernioraphy yaitu mengikat leher hernia dan menggantungkannya
ke conjoint tendon.

B.       Tujuan
1.      Mengatur alat secara sisternatis di meja instrumen
2.      Memperlancar handling instrumen
3.      Mempertahankan kesterilan alat-alat instrumen selama operasi.
C.      Petugas
1.      Perawat instrumen kamar operasi
D.      Pengkajian
1.      Identitas pasien
2.      Kondisi lokasi operasi
3.      Kondisi fisik dan psikis
4.      Kelengkapan dari instrumen

E.       Persiapan pasien dan lingkungan


1.      Persetujuan operasi.
2.      Alat-alat dan obat-obatan.
3.      Puasa
4.      Lavement
5.      Skiren
6.      Setelah penderita dilakukan anaesthesi mengatur posisi terlentang
7.      Memasang plat diatermi di bawah paha penderita
F.       PERSIAPAN ALAT
1.        Alat On Steril
     Meja operasi
     Lampu operasi
     Mesin suction dan mesin coutter
     Tempat sampah
2.        Alat Steril
a.   Di Meja Linen
             Duk besar :2
             Duk sedang :4
             Duk kecil :4
             Gaun steril :4
             Handuk steril / perlak : 4/2
             Instrumen steril :1
b.  Di Baskom Steril
             Baskom besar :2
             Bengkok / kom / cucing : 2/2/1
             kabel coutter :1
c.    Di Meja Mayo
             Handle Mess no 3 : 1
             Gunting Metzenbaum / gunting jaringan : 1/1
             Pinset anatomis / pinset cirurgis : 2/2
             Disinfeksi klem / duk klem / mosquito  :1/5/2
             Pean bengkok sedang / kokher bengkok sedang : 4/8
             Kokher lurus / Needle holder / gunting benang : 3/2/1
             Langenbeck / krop sonde / staples kulit :2/1/1

3.      Bahan Habis Pakai


   Handscone steril / Mess no 10 : 4/1
   Kassa / deepers / deepers ”kacang” / rol pita :2/5/1/30cm
   Povidon iodine 10% / NS 0,9 % : 100 cc/ 500 cc
   Vicryl no 2-0 / plain no 2-0 / proline 2-0 :1/1/1
merslin mesh / klip kulit :1/secukupnya

G.      TEKNIK INSTRUMENTASI


1.       Setelah pasien diberikan anestesi SAB dan diposisikan supinasi,
kemudian pasang bough di atas dada lalu pasang arde dibawah kaki.
2.       Perawat sirkuler membersihkan lapang operasi dengan povidon iodine
10% dan kassa kering (antisepsis), perawat instrumen melakukan surgical
scrubing.
3.       Perawat instrumen mengenakan gaun steril dan handscone steril
kemudian membantu operator dan asisten untuk mengenakan gaun dan
handscone.
4.       Berikan disinfeksi klem (1), deepers dan povidon iodine 10% dalam
cucing pada asisten untuk melakukan disinfeksi pada lap operasi.
5.        Lakukan drapping dengan memberikan:
a.    Duk besar (2) untuk bagian atas+bawah
b.    Duk sedang (2) untuk bagian kanan/kiri, Fiksasi dengan duk klem
(4).
c.    Duk kecil (1) untuk bawah simpisis
6.       Dekatkan meja mayo dan linen lalu pasang kabel coutter dan fiksasi
dengan duk klem (1).
7.       Berikan kassa basah dan kering pada operator untuk membersihkan lap
operasi dari povidon iodine.
8.       Berikan pada operator pinset cirugis untuk menandai area insisi.
9.       Berikan Handvat Mess no 10 pada operator untuk dilakukan insisi pada
kulit dan berikan kassa kering+mosquito pada asisten dan rawat
perdarahan dengan coutter. Insisi dengan coutter pada fat.
10.    Berikan langenbeck (2) untuk melebarkan lap operasi. Pada lapisan fasia
berikan hanvat mess (1) dan kokher lurus (2) untuk menjepit fasia
proximal dan distal, dan berikan gunting jaringan untuk melebarkan
incisi.
11.   Setelah fasia dilebarkan ditemukan muskulus, kemudian di split dengan
stiil deepers (kacang yang dibasahi NS lalu dijepit dengan kokher lurus)
12.   Berikan pinset anatomis (2) dan kassa basah untuk mencari kantong dan
menemukan preperitonial fat.
13.   Setelah kantong ditemukan kemudian di buka dengan gunting
metsembum, dengan memberikan kokher (2) + gunting metzenbaum
untuk memotong kantong.
14.    Setelah itu berikan klem kokher + pean di temukan omentum dalam
kantong lalu di lakukan Omintektomi dan di jahit dengan Slik 2-0,
Operator membebaskan perlengketan dengan pinset anatomis (1) dan
kassa basah pada kantong proximal.
15.    Operator mengangkat kokher+pean serta melakukan penjahitan. Berikan
needle holder dan vicryl 2-0 untuk melakukan jahitan tabagzaknat pada
kantong proximal, lalu potong sisa kantong dengan coutter
(herniotomy)
16.    Kemudian Merselin mess di bentuk seperti contong / roll lalu di masukan
ke dalam lubang kantong dan di jahit proline 2-0 dikaitkan dengan
conjoint tendon (hernioraphy)
17.    Setelah itu dilakukan jahitan dalam (musculus s/d fat) dengan vicryl 2-0
18.    Berikan pinset cirurgis (1) + staples kulit untuk menjepit kulit.
19.    Luka tertutup bersihkan dengan kassa basah dan kering lalu tutup
dengan supratule + kassa kering + hipavik.
20.    Operasi selesai, rapikan pasien. Perawat instrumen menginventaris alat-
alat dan bahan habis pakai pada depo farmasi, kemudian mencuci dan
menata kembali alat-alat pada intrumen set (yang akan disterilkan), serta
merapikan kembali ruangan.

Anda mungkin juga menyukai