OLEH :
RIZAL CAHYONO
A. PENGERTIAN
Tumor otak benigna adalah pertumbuhan jaringan abnormal di dalam otak,
tetapi tidak ganas. tumor otak maligna adalah kanker di dalam otak yang
berpotensi menyusup dan menghancurkan jaringan di sebelahnya atau yang
telah menyebar (metastase) ke otak dari bagian tubuh lainnya melalui aliran
darah.
Tumor ganas otak yang paling sering terjadi merupakan penyebaran dari
kanker yang berasal dari bagian tubuh yang lain. Kanker payudara dan kanker
paru-paru, melanoma maligna dan kanker sel darah (misalnya leukemia dan
limfoma) bisa menyebar ke otak. Penyebaran ini bisa terjadi pada satu area
atau beberapa bagian otak yang berbeda.
Tumor otak merupakan sebuah lesi yang terletak pada intracranial yang
menempati ruang di dalam tengkorak. Tumor-tumor selalu bertumbuh sebagai
sebuah massa yang berbentuk bola tetapi juga dapat tumbuh menyebar, masuk
ke dalam jaringan. Neoplasma terjadi akibat dari kompresi dan infiltrasi
jaringan. Akibat perubahan fisik bervariasi, yang menyebabkan beberapa atau
semua kejadian patofisiologis sebagao berikut :
Peningkatan tekanan intracranial (TIK) dan edema serebral
Aktivitas kejang dan tanda-tanda neurologist fokal
Hidrosefalus
Gangguanfungsihipofisis
Tumor-tumor otak primer menunjukkan kira-kira 20% dari semua
penyebab kematian karena kanker, dimana sekitar 20% sampai 40% dari
semua kanker pasien mengalami metastase ke otak dari tempat-tempat lain.
Tumor-tumor otak jarang bermetastase keluar system saraf pusat tetapi jejas
metastase ke otak biasanya dari paru-paru, payudara, saluran gastrointestinal
bagian bawah, pancreas, ginjal dan kulit (melanoma).
Pada usia dewasa, tumor otak banyak dimulai dari sel glia (sel glia
membuat struktur dan mendukung system otak dan medulla spinalis) dan
merupakan supratentorial (terletak diatas penutup serebelum). Jejas neoplastik
didalam otak akhirnya menyebabkan kematian yang menganggu fungsi vital
seperti pernafasan atau adanya peningkatan tekanan intracranial.
C. PATOFISIOLOGI
Tumor otak primer dianggap berasal dari sel atau koloni stem sel tunggal
dengan DNA abnormal. DNA abnormal menyebabkan pembelahan mitosis sel
yang tidak terkontrol. Sistem imun tidak mampu membatasi dan
menghentikan aberrant, pertumbuhan sel baru. Pada saat tumor meluas,
kompresi dan infiltrsi menyebabkan kematian jaringan otak. Tumor otak tidak
hanya menyebabkan lesi pada otak, tetapi juga menyebabkan edema otak.
Tengkorak bersifat rigid dan hanya memiliki sedikit tempat untuk ekspansi
isinya. Jika perawatan tidak berhasil, tumor otak akan menyebabkan
peningkatan tekanan intra kranial secara progresif yang akan menyebabkan
displacement struktur stem otak (herniasi). Tekanan pada stem otak
menyebabkan kerusakan pusat vital signs kritis yang mengontrol tekanan
darah, nadi, dan respirasi, yang akan memicu kematian.
Glioma merupakan tipe tumor yang paling banyak, menginfiltrasi
beberapa bagian otak. Glikoma malignan neoplasma otak yang paling banyak
terjadi, kurang lebih 45 % dari seluruh tumor otak. Glioma dibagi dalam
beberapa derajad I hingga IV, mengindikasikan derajad malignansi. Derajad
tergantung pada densisitas seluler, mitosis sel, dan penampakan. Biasanya
tumor menyebar dengan menginfiltrasi sekitar jaringan saraf sehingga sulit
diangkat secara total tanpa menimbulkan kerusakan pada struktur vital.
Astrositomas merupakan tipe glikoma yang paling banyak.
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan neurologist
2. CT scan
3. MRI
4. Biopsy
5. Cerebral angiography
6. EEG
7. Pemeriksaan sitologi menggunakan CSF
E. KOMPLIKASI
1. Herniasi
2. Peningkatan Tekanan Darah
3. Kejang
4. Defisit neurorogis
5. Peningkatan TIK
6. Perubahan fungsi pernafasan
7. Perubahan dalam kesadaran
8. Perubahan kepribadian
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Operasi pengangkatan atau menghancurkan tumor tanpa menimbulkan
defisit neuroligis yang mungkin terjadi.
Operasi konvensional dengan craniotomy
2. Terapi radiasi stereotaktik
Terapi radiasi termasuk Gamma Knife atau terapi sinar proton, mungkin
dilakukan pada kasus tumor yang tidak mungkin di operasi atau tidak
mungkin di reseksi atau jika tumor menunjukan transformasi maligna.
Focus radiasi mungkin akan sangat membantu pada tumor kecil yang
terdapat dasar tengkorak.
3. Terapi modalitas termasuk kemo terapi konvensional terapi radiasi
eksternal beam
a. Kemo terapi konvensional
b. Brachy teraphy
c. Transplantasi sumsum tulang belakang autologous intra venus
d. Corticosteroid
e. Terapi transfer gen
DAFTAR PUSTAKA
Brunner, Suddarth. 2010. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol. 3.
EGC. Jakarta
Indikasi
Dilakukan pada pasien dengan kasus:
a. Trauma kepala yang mengalami penurunan kesadaran secara tiba-
tiba.
b. Adanya tanda herniasi/ lateralisasi.
c. Adanya cedera sistemik yang memerlukan operasi emergency, di
mana CT Scan kepala tidak bisa dilakukan.
Kontra Indikasi
Khusus untuk tindakan cranioplasty tidak boleh dilakukan pada:
- Pasien dengan GCS (Glass Gow Coma Scale) di bawah 15.
- Kondisi luka post operasi trepanasi yang mengalami infeksi.
Persiapan
1.1 Persiapan Pasien
1) Pasien dipersiapkan dalam kondisi bersih dan mengenakan pakaian
khusus masuk kamar operasi.
2) Pasien harus puasa.
3) Pasien telah menandatangani persetujuan tindakan kedokteran.
4) Skirent rambut kepala.
5) Lepas gigi palsu dan semua perhiasan bila ada.
6) Vital sign dalam batas normal.
7) Pasien dibaringkan di meja operasi dengan posisi supine dengan
kepala miring ke sebelah kiri di meja operasi.
8) Pasien dilakukan tindakan pembiusan dengan general anesthesi.
9) Memasang plat diatermi pada tungkai kaki kanan.
1.2 Persiapan Lingkungan
1) Mengatur dan mengecek fungsi mesin suction, mesin couter,
lampu operasi, meja mayo dan meja instrument.
2) Memasang U- Pad steril dan doek pada meja operasi.
3) Mempersiapkan linen dan instrument steril yang akan
dipergunakan.
4) Mempersiapkan dan menempatkan tempat sampah medis agar
mudah dijangkau.
1.3 Persiapan Alat
1.3.1 Instrument Operasi
a. Instrument Dasar
NO NAMA ALAT JUMLAH
1 Handvat mess no. 3/ 7 1/ 1
2 Pincet anatomis/ chirurgis tanggung 2/ 2
3 Pincet manis/ bebek (adzon) 1
4 Gunting metzenboum 1
5 Gunting jaringan kasar 1
5 Desinfeksi Klem 1
6 Towel Klem 4
7 Mosquito Klem bengkok 2
8 Klem Pean Bengkok 2
9 Klem kocher bengkok 2
10 Nald voeder 2
11 Gunting Benang 1
b. Instrument Tambahan
NO NAMA ALAT JUMLAH
1 Dendi klem 6
c. 2 Spring hook/ skin flap hook 2
3 Haak gigi tajam 2
4 Langen beck 2
5 Desector 1
6 Raspatorium 1
7 Elevator 1
8 Canule suction B/ K 1/ 1
9 Bor (mata bor dan tangkainya) 1 set
10 Screw driver 1 set
11 Mini plate 4
12 Screw 8
13 Gigli saw/ handle gigli 1/ 2
14 Konduktor 1
Instrument Penunjang
1) Instrument Penunjang Steril
2 Underpad steril 3
3 Mess no. 22/ 15 1/ 1
4 Spuit 3cc/ 10cc 1/ 2
5 Wootjes/ softban sesuai
kebutuhan
6 Folley catheter no 8/ urobag 1/ 1
7 Kasa 40/ sesuai
kebutuhan
8 Deppers 5
9 Povidon Iodine 10% 100cc
10 Alkohol 100cc
11 Lidocaine 2 ampul
12 Adrenalin 1 ampul
13 Cairan NS 0,9% 1 liter
NO NAMA ALAT JUMLAH
14 Opsite besar 1
15 Metilen blue secukupnya
16 Sofratule 1
17 Tensocrepe 10cm 1
18 Surgicel 3
19 Lyostypt 2
20 Vycril 3-0 2
21 Vycril 2-0 2
22 Mersilk 2-0 cutting 1
23 Premiline 3-0 2
24 Redon drain no 12 1
25 Hepavix Secukupnya
2.
2. Instrumentasi Tehnik
Sign In
1. Pasien datang, cek kelengkapan data pasien.
2. Menulis identitas pasien di buku register dan buku kegiatan.
3. Bantu memindahkan pasien ke meja operasi yang sudah dialasi
underpad on steril di bawah kepala, dengan posisi supine.
4. Pasang arde di tungkai kaki sebelah kanan.
5. Tim anesthesi melakukan induksi (general anesthesi).
6. Kepala pasien dimiringkan ke sebelah kiri, fiksasi dengan bantal cincin.
Fiksasi tubuh pasien dengan sabuk pengaman.
7. Mencuci daerah yang akan dilakukan operasi dengan alkohol 70%,
kemudian dikeringkan.
8. Dokter operator memberi tanda/ marker garis insisi.
9. Mencuci daerah yang akan dilakukan operasi dengan larutan desinfeksi.
10. Perawat instrument melakukan cuci tangan, memakai gaun operasi,
dan memakai sarung tangan steril.
11. Perawat instrument memakaikan gaun operasi dan sarung tangan steril
kepada tim operasi.
12. Antisepsis area operasi dengan povidon iodine 10% dalam cucing yang
berisi deppers dengan menggunakan desinfeksi klem, ulangi dengan
menggunakan kasa alkohol keringkan.
13. Melakukan drapping:
a) Berikan 2 duk kecil dan U-Pad steril di bawah kepala, lingkarkan duk
bagian atas menutupi kepala, telinga, leher. dan fiksasi dengan towel
klem.
b) Pasang duk besar (1) untuk menutup bagian bawah kepala sampai kaki.
c) Pasang duk sedang pada bagian atas secara melingkar.
14. Pasang op site pada daerah operasi. Ambil U- Pad steril, gulung, dan
gulungan itu diatur sedemikian rupa untuk menampung perdarahan.
Time Out
15. Time out dipimpin oleh perawat sirkuler dilanjutkan berdoa yang
dipimpin oleh dokter operator.
16. Berikan kepada operator injeksi infiltrasi dengan oplosan lidocain,
adrenalin, dan cairan NS 0,9%.
17. Dekatkan meja mayo dan meja instrument ke dekat area operasi,
pasang kabel bipolar dan monopolar, slang suction, ikat dengan kasa
lalu fiksasi dengan towel klem. Pasang canule suction, cek fungsi
kelayakan couter dan suction.
18. Berikan mess 1 (handvat mees dan paragon mess no 22) untuk insisi.
19. Rawat perdarahan dengan menggunakan couter bipolar, berikan kepada
asisten spulling (cairan NS 0,9% dalam spuit 10cc), suction. Pasang
dandy klem atau hemostatik clip.
20. Berikan haak tajam untuk membuka flap kulit kepala dan berikan
kepada operator mess II no.15 untuk memperlebar area insisi. rawat
perdarahan dengan bipolar, semprot dengan NS 0,9%.
21. Berikan raspatorium untuk membebaskan jaringan yang melekat pada
tulang (perios).
22. Berikan kassa basah kepada operator untuk membungkus kulit kepala
(flap), kemudian gantung dengan spring hook dan ujungnya diklem
dengan towel klem.
23. Berikan couter kepada operator untuk marker pada tulang.
24. Berikan bor kepada operator, langen back pada asisten, spuling dengan
NS. Dokter operator membuat lubang buurhole pada temporo parietal
dextra, dilanjutkan sampai ke dasar tulang. Siapkan bone wax untuk
hemostasis pada tulang.
25. Buurhole 4 sisi, berikan konduktor untuk memasang gigli saw.
Sambungkan handle gigli saw, gergaji pelan- pelan, spulling dengan NS
0,9%.
26. Berikan elevator dan kockher kepada operator untuk membuka tulang.
Simpan tulang dalam bengkok yang berisi NS 0,9%.
27. Dokter operator melakukan eksplorasi haematom. Terdapat lebih
kurang 40cc stolsel (haematom).
28. Dokter operator mengambil stolsel, berikan spatel dura dan bipolar,
sambil dilakukan spulling NS 0,9%.
29. Berikan wootjes kepada operator untuk melakukan suction, siapkan
surgicel dan lyostyps untuk hemostasis.
30. Rawat perdarahan dengan bipolar, jahit hit sthich dura, berikan nald
voeder dengan benang vycril 3-0 kepada operator dan mosquito serta
gunting benang kepada asisten.
31. Operasi dilanjutkan dengan cranioplasty. Ambil tulang, dibersihkan,
dan dicocokkan lagi pada skull defect post craniectomi. Kemudian
marker dengan metilen blue pada daerah yang akan dipasang plate.
Siapkan plate, screw driver dan screw kepada operator untuk
mengembalikan tulang.
32. Dokter operator melakukan fiksasi dengan pemasangan plate dan screw
pada 4 sisi bagian luar. Dan pada bagian tengah dilakukan bor di dua
tempat untuk gantung dura dengan benang vycril 3-0. .
33. Kemudian cuci dengan NS 0,9% sampai bersih.
34. Rawat perdarahan, pasang redon drain. Berikan ujung yang runcing
kepada operator untuk melubangi daerah yang akan dipasang drain,
fiksasi, berikan nald voeder dengan benang seide 2-0 cutting.
Sign Out
35. Hitung jumlah alat dan kassa sebelum area operasi ditutup. Pastikan
semua dalam keadaan lengkap.
36. Jahit luka operasi lapis demi lapis. Lepaskan pring hook. Siapkan
naldvoeder dan pincet chirurgis, berikan kepada operator. Bagian
subcutis dijahit dengan benang vycril 2-0, dan bagian kulit dijahit
dengan menggunakan benang premiline 3-0. Berikan mosquito dan
gunting benang kepada asisten.
37. Bersihkan luka dengan kassa basah dan keringkan.
38. Tutup luka dengan sofratul, kassa kering, fiksasi dengan hepavix dan
tensocrep.
39. Operasi selesai, bereskan semua instrument, selang suction dan kabel
couter dilepas.
40. Rapikan pasien, bersihkan bagian tubuh pasien dari bekas betadin
yang masih menempel dengan menggunakan kassa basah dan
keringkan.
41. Pindahkan pasien ke brankart, dorong ke ruang recovery.
42. Semua instrument didekontaminasi menggunakan larutan presep,
rendam selama 10 menit, lalu cuci dengan menggunakan cairan cidexim
dengan konsentrasi 8cc dalam 1 liter air, bersihkan, bilas dan keringkan,
kemudian semua alat diinventaris dan diset kembali bungkus dengan
kain siap untuk disterilkan.
43. Bersihkan ruangan dan lingkungan kamar operasi, rapikan dan
kembalikan alat- alat yang dipakai pada tempatnya.
44. Inventaris bahan habis pakai pada depo farmasi