Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

KLIEN DENGAN GLIOMA

DI CENDANA 3 RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

Untuk Memenuhi Tugas Individu


Praktik Profesi Keperawatan Stase Keperawatan Medikal Bedah

Disusun oleh :

Atikah Iffah Syakirah


18/438230/KU/21060

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN KESEHATAN MASYARAKAT DAN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
♠ Pendahuluan
Tumor otak merupakan sebuah lesi yang terletak pada intracranial yang
menempati ruang di dalam tengkorak. Tumor-tumor selalu bertumbuh sebagai
sebuah massa yang berbentuk bola tetapi juga dapat tumbuh menyebar, masuk ke
dalam jaringan. Neoplasma terjadi akibat dari kompresi dan infiltrasi jaringan.
Akibat perubahan fisik yang bervariasi, menyebabkan beberapa atau semua kejadian
patofisiologis sebagai berikut :
 Peningkatan tekanan intracranial (TIK) dan edema serebral
 Aktivitas kejang dan tanda-tanda neurologist fokal
 Hidrosefalus
 Gangguan fungsi hipofisis
Tumor-tumor otak primer menunjukkan kira-kira 20% dari semua penyebab
kematian karena kanker, dimana sekitar 20% sampai 40% dari semua kanker pasien
mengalami metastase ke otak dari tempat-tempat lain. Tumor-tumor otak jarang
bermetastase keluar system saraf pusat tetapi jejas metastase ke otak biasanya dari
paru-paru, payudara, saluran gastrointestinal bagian bawah, pancreas, ginjal dan
kulit (melanoma).
Pada usia dewasa, tumor otak banyak dimulai dari sel glia (sel glia membuat
struktur dan mendukung system otak dan medulla spinalis) dan merupakan
supratentorial (terletak diatas penutup serebelum). Jejas neoplastik didalam otak
akhirnya menyebabkan kematian yang menganggu fungsi vital seperti pernafasan
atau adanya peningkatan tekanan intracranial.

♠ Klasifikasi Tumor
Tumor-tumor otak dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok besar:
1. Tumor yang muncul dari pembungkus otak, seperti meningioma dura
2. Tumor di dalam atau di atas saraf cranial, misalnya neuroma akustik
3. Tumor yang berasal dari jaringan otak, seperti pada jenis glioma
4. Lesi metastatik yang berasal dari bagian tubuh lainnya.
Tumor mungkin jinak atau malignan. Namun, karena tumor jinak dapat terjadi di
dalam daerah vital, tumor ini mempunyai efek yang sama seriusnya dengan tumor
malignan.
♠ Glioma
Merupakan tumor yang berasal dari jaringan otak. Glioma merupakan tumor
penginflitrasi yang dapat menyerang beberapa bagian otak. Glioma malignan
biasanya banyak terjadi pada neoplasma otak yang jumlahnya kira-kira 45% dari
semua tumor otak. Biasanya tumor-tumor ini tidak dapat dibuang secara total,
karena tumor menyebar dengan infiltrasi ke dalam sekitar jaringan saraf dan hal ini
tidak dipertimbangkan untuk direseksi tanpa menyebabkan kerusakan sekali pada
struktur vital.

♠ Jenis- jenis glioma


Subklasifikasi glioma sesuai tipe sel:
1. Astrositoma (derajat 1 dan 2)
2. Glioblastoma (derajat 3 dan 4 astrositoma)
3. Ependimoma
4. Medulloblastoma
5. Oligodendroglioma
6. Kista koloid

♠ Manifestasi Klinik
a. Gejala peningkatan tekanan intrakranial
Disebabkan oleh tekanan yang berangsur-angsur terhadap otak akibat
pertumbuhan tumor. Gejala yang biasanya banyak terjadi adalah sakit kepala,
muntah, papiledema (“choken disc” atau edema saraf optic), perubahan
kepribadian dan adanya variasi penurunan fokal motorik, sensorik dan disfungsi
saraf cranial.
b. Gejala terlokalisasi
Lokasi gejala-gejala terjadi spesifik sesuai dengan gangguan daerah otak yang
terkena, menyebabkan tanda-tanda yang ditunjukkan local, seperti pada
ketidaknormalan sensori dan motorik, perubahan penglihatan dan kejang.
Karena fungsi-fungsi otak berbeda-beda di setiap bagiannya maka untuk
mengindentifikasi lokasi tumor dapat ditentukan dari perubahan yang terjadi,
seperti :
1. Tumor korteks motorik memanifestasikan diri dengan menyebabkan gerakan
seperti kejang yang terletak pada satu sisi tubuh, yang disebut kejang
Jacksonian.
2. Tumor lobus oksipital menimbulkan manisfestasi visual, hemianopsia
homonimus kontralateral (hilangnya penglihatan pada setengah lapang
pandangan, pada sisi yang berlawanan dari tumor) dan halusinasi penglihatan.
3. Tumor serebellum menyebabkan pusing, ataksia (kehilangan keseimbangan)
atau gaya berjalan sempoyongan dengan kecenderungan jatuh ke sisi yang lesi,
otot-otot tidak terkoordinasi dan nistagmus (gerakan mata berirama tidak
disengaja) biasanya menunjukkan gerakan horisontal.
4. Tumor lobus frontal sering menyebabkan gangguan kepribadian, perubahan
status emosional dan tingkah laku, dan disintegrasi perilaku mental. Pasien
sering menjadi ekstrem yang tidak teratur dan kurang merawat diri dan
menggunakan bahasa cabul.
5. Tumor sudut serebopontin biasanya diawali pada sarung saraf akustik dan
memberi rangkaian gejal yang timbul dengan semua karakteristik gejala pada
tumor otak.
 Pertama, tinnitus dan kelihatan vertigo, segera ikuti perkembangan saraf-
saraf yang mengarah terjadinya tuli (gg saraf cranial ke-8).
 Berikutnya, kesemutan dan rasa gatal-gatal pada wajah dan lidah (b.d saraf
cranial ke-5).
 Selanjutnya, terjadi kelemahan atau paralysis (keterlibatan saraf cranial ke-
7).
 Akhirnya, karena pembesaran tumor menekan serebelum, mungkin ada
abnormalitas pada fungsi motorik.
6. Tumor intracranial dapat menghasilkan gg kepribadian, konfusi, gg fungsi
bicara dan gaya berjalan, terutama pada pasien lansia. Tipe tumor yang paling
sering adalah meningioma, glioblastoma dan metastase serebral dari bagian lain.

Beberapa tumor tidak selalu mudah ditemukan lokasinya, karena tumor-tumor


tersebut berada pada daerah tersembunyi (silent areas) dari otak (daerah yang di
dalam fungsinya tidak dapat ditentukan dengan pasti). Perkembangan tanda dan
gejala adalah menentukan apakah tumor berkembang atau menyebar.
♠ Penatalaksanaan
1. Craniotomy ( insisi tulang)
Untuk mengobati pasien meningioma, neuroma akustik, astrositoma kistik pada
serebelum, kista koloid pada ventrikel ketiga, tumor congenital seperti kista
dermoid dan beberapa granuloma. Untuk pasien-pasien glioma malignan,
pengangkatan tumor secara menyeluruh dan pengobatan tidak mungkin. Tetapi
tindakan tersebut mungkin saja yang mencakup pengurangan TIK, mengangkat
jaringan nekrotik dan mengurangi bagian yang besar dari tumor yang secara
teori meninggalkan sedikit sel yang tertinggal atau menjadi resisten terhadap
radiasi atau kemoterapi.
2. Pendekatan Stereotaktik
Penggunaan kerangka 3 dimensi yang mengikuti lokasi tumor yang sangat tepat,
kerangka stereotaktik dan studi pencitraan multiple (sinar-x, CT) yang lengkap
digunakan untuk menentukan lokasi tumor dan memeriksa posisinya. Laser atau
radiasi dapat dilepaskan dengan pendekatan stereotaktik. Radioisotope (131I)
dapat juga ditempelkan langsung ke dalam tumor untuk menghasilkan dosis
tinggi pada radiasi tumor (brakhiterapi) sambil meminimilkan pengaruh pada
jaringan otak disekitarnya.
3. Penggunaan pisau gamma
Dilakukan pada bedah radio sampai dalam, untuk tumor yang tidak dapat
dimasukkan obat, tindakan tersebut sering dilakukan sendiri.
4. Kemoterapi dan sinar radiasi eksternal.

♠ Diagnosa keperawatan
1. Deficit self care b.d kehilangan atau kerusakan fungsi motorik dan sensorik serta
penurunan kemampuan kognitif.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari keb. tubuh b.d kakeksia akibat
pengobatan dan pengaruh tumor, intake yang kurang dan malabsorbsi.
3. Ansietas b.d kemungkinan kematian, ketidakpastian, perubahan dalam
penampilan, perubahan gaya hidup.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8 volume 3,
EGC, Jakarta
Haryani dan Siswandi, 2004, Nursing Diagnosis: A Guide To Planning Care, available
on: www.Us.Elsevierhealth.com

Komite Medik RSUP dr Sardjito, 1999, Standar Pelayanan Medis RSUP dr Sardjito,
MEDIKA FK UGM, Yogyakarta

McCloskey, 1996, Nursing Interventions Classification (NIC), Mosby, USA


Ralph & Rosenberg, 2003, Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2005-2006,
Philadelphia USA

Anda mungkin juga menyukai