Disusun oleh :
♠ Klasifikasi Tumor
Tumor-tumor otak dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok besar:
1. Tumor yang muncul dari pembungkus otak, seperti meningioma dura
2. Tumor di dalam atau di atas saraf cranial, misalnya neuroma akustik
3. Tumor yang berasal dari jaringan otak, seperti pada jenis glioma
4. Lesi metastatik yang berasal dari bagian tubuh lainnya.
Tumor mungkin jinak atau malignan. Namun, karena tumor jinak dapat terjadi di
dalam daerah vital, tumor ini mempunyai efek yang sama seriusnya dengan tumor
malignan.
♠ Glioma
Merupakan tumor yang berasal dari jaringan otak. Glioma merupakan tumor
penginflitrasi yang dapat menyerang beberapa bagian otak. Glioma malignan
biasanya banyak terjadi pada neoplasma otak yang jumlahnya kira-kira 45% dari
semua tumor otak. Biasanya tumor-tumor ini tidak dapat dibuang secara total,
karena tumor menyebar dengan infiltrasi ke dalam sekitar jaringan saraf dan hal ini
tidak dipertimbangkan untuk direseksi tanpa menyebabkan kerusakan sekali pada
struktur vital.
♠ Manifestasi Klinik
a. Gejala peningkatan tekanan intrakranial
Disebabkan oleh tekanan yang berangsur-angsur terhadap otak akibat
pertumbuhan tumor. Gejala yang biasanya banyak terjadi adalah sakit kepala,
muntah, papiledema (“choken disc” atau edema saraf optic), perubahan
kepribadian dan adanya variasi penurunan fokal motorik, sensorik dan disfungsi
saraf cranial.
b. Gejala terlokalisasi
Lokasi gejala-gejala terjadi spesifik sesuai dengan gangguan daerah otak yang
terkena, menyebabkan tanda-tanda yang ditunjukkan local, seperti pada
ketidaknormalan sensori dan motorik, perubahan penglihatan dan kejang.
Karena fungsi-fungsi otak berbeda-beda di setiap bagiannya maka untuk
mengindentifikasi lokasi tumor dapat ditentukan dari perubahan yang terjadi,
seperti :
1. Tumor korteks motorik memanifestasikan diri dengan menyebabkan gerakan
seperti kejang yang terletak pada satu sisi tubuh, yang disebut kejang
Jacksonian.
2. Tumor lobus oksipital menimbulkan manisfestasi visual, hemianopsia
homonimus kontralateral (hilangnya penglihatan pada setengah lapang
pandangan, pada sisi yang berlawanan dari tumor) dan halusinasi penglihatan.
3. Tumor serebellum menyebabkan pusing, ataksia (kehilangan keseimbangan)
atau gaya berjalan sempoyongan dengan kecenderungan jatuh ke sisi yang lesi,
otot-otot tidak terkoordinasi dan nistagmus (gerakan mata berirama tidak
disengaja) biasanya menunjukkan gerakan horisontal.
4. Tumor lobus frontal sering menyebabkan gangguan kepribadian, perubahan
status emosional dan tingkah laku, dan disintegrasi perilaku mental. Pasien
sering menjadi ekstrem yang tidak teratur dan kurang merawat diri dan
menggunakan bahasa cabul.
5. Tumor sudut serebopontin biasanya diawali pada sarung saraf akustik dan
memberi rangkaian gejal yang timbul dengan semua karakteristik gejala pada
tumor otak.
Pertama, tinnitus dan kelihatan vertigo, segera ikuti perkembangan saraf-
saraf yang mengarah terjadinya tuli (gg saraf cranial ke-8).
Berikutnya, kesemutan dan rasa gatal-gatal pada wajah dan lidah (b.d saraf
cranial ke-5).
Selanjutnya, terjadi kelemahan atau paralysis (keterlibatan saraf cranial ke-
7).
Akhirnya, karena pembesaran tumor menekan serebelum, mungkin ada
abnormalitas pada fungsi motorik.
6. Tumor intracranial dapat menghasilkan gg kepribadian, konfusi, gg fungsi
bicara dan gaya berjalan, terutama pada pasien lansia. Tipe tumor yang paling
sering adalah meningioma, glioblastoma dan metastase serebral dari bagian lain.
♠ Diagnosa keperawatan
1. Deficit self care b.d kehilangan atau kerusakan fungsi motorik dan sensorik serta
penurunan kemampuan kognitif.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari keb. tubuh b.d kakeksia akibat
pengobatan dan pengaruh tumor, intake yang kurang dan malabsorbsi.
3. Ansietas b.d kemungkinan kematian, ketidakpastian, perubahan dalam
penampilan, perubahan gaya hidup.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8 volume 3,
EGC, Jakarta
Haryani dan Siswandi, 2004, Nursing Diagnosis: A Guide To Planning Care, available
on: www.Us.Elsevierhealth.com
Komite Medik RSUP dr Sardjito, 1999, Standar Pelayanan Medis RSUP dr Sardjito,
MEDIKA FK UGM, Yogyakarta