Disusun oleh:
Erni Dwiwahyuni
16/406323/KU/19329
A. PENGERTIAN
Pneumonia adalah salah satu penyakit infeksi saluran pernafasan bagian
bawah, yaitu pada jaringan paru (parenkim) oleh mikroorganisme. Pneumonia
didefinisikan sebagai penyakit infeksi dengan gejala batuk dan disertai dengan
sesak nafas (WHO, 1989). Definisi lainnya adalah pneumonia merupakan
suatu sindrom (kelainan) yang disebabkan agen infeksius seperti virus,
bakteri, mycoplasma (fungi), dan aspirasi substansi asing, berupa radang paru-
paru yang disertai eksudasi dan konsolidasi
B. KLASIFIKASI
Berdasarkan rentang usianya, pneumonia diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Usia 0-2 bulan
a. Pneumonia berat, bila ada tarikan kuat dinding dada bagian bawah atau
nafas cepat yaitu frekuensi nafas 60 x/menit atau lebih.
b. Bukan pneumonia, batuk pilek biada, bila tidak ada tarikan kuat
dinding dada bagian bawah dan tidak ada nafas cepat.
2. Usia 2 bulan-5 tahun
a. Pneumonia berat, ditandai secara klinis oleh sesak nafas yang dilihat
dengan adanya tarikan dinding dada bagian bawah.
b. Pneumonia, ditandai secar aklinis oleh adanya nafas cepat yaitu pada
usia 2 bulan -1 tahun frekuensi nafas 50 x/menit atau lebih, dan pada
usia 1-5 tahun 40 x/menit atau lebih.
c. Bukan pneumonia, ditandai secara klinis oleh batuk pilek biasa dapat
disertai dengan demam, tetapi tanpa tarikan dinding dada bagian
bawah dan tanpa adanya nafas cepat.
Berdasarkan klinis dan epidemiloginya, pneumonia diklasifikan sebagai
berikut :
1. Pneumonia Komuniti (Community Acquired Pneumonia/CAP) adalah
infeksi terjadi di masyarakat, di luar setting rumah sakit.
2. Pneumonia Nosokomial (Hospital Acquired Pneumonia/HAP, Ventilator
Associated Pneumonia/VAP, Healthcare Associated Pneumonia/HCAP).
HAP disebut juga nosokomial pneumonia, merupakan pneumonia yang
muncul selama atau setelah seseorang menjalani hospitalisasi karena
penyakit atau prosedur tertentu dengan onset 72 jam pertama setelah
admisi.
VAP merupakan bagian dari HAP, yang terjadi paling sedikit 48 jam
setelah intubasi dan penggunaan ventilasi mekanik.
HCAP merupakan kondisi pasien yang bisa sudah mendapatkan infeksi
dari komunitas, tetapi memiliki kontak yang sering dengan lingkungan
tenaga kesehatan. HCAP dapat didefinisikan sebagai pneumonia dengan
salah satu faktor resiko berikut ini ;
a. Hospitalisasi perawatan akut selama 2 hari atau lebih selama 90 hari
terakhir
b. Tinggal di rumah perawatan (nursing home) atau mendapatkan
perawatan yang lama selama 30 hari terakhir
c. Menjalani perawatan luka di rumah 30 hari yang lalu
d. Menjalani rawat jalan terapi intravena antibiotic atau kemoterapi
selama 30 hari terakhir
e. Mengunjungi klinik kesehatan atau pusat dialysis selama 30 hari
terakhir
f. Memiliki anggota keluarga dengan MDR
3. Pneumonia Aspirasi
4. Pneumonia pada penderita immunocompromised
Berdasarkan bakteri penyebabnya, pneumonia diklasifikan sebagai berikut :
1. Pneumonia bakteri/tipikal
Akut, demam tinggi, menggigil, batuk produktif, nyeri dada. Radiologis
lobar atau segmental leukositosis, bakteri gram positif. Biasanya
disebabkan oleh bakteri ekstraseluler, S. Pneumonia, S piogenes, dan H.
Influenza
2. Pneumonia Atipikal
Tidak akut, demam tanpa menggigil, batuk kering, sakit kepala, nyeri otot,
ronkhi basah yang difus, leukositosis ringan. Penyebab biasanya :
Mycoplasma Pneumoniae, Legionella pneumophila, Chlamydia
pneumonia.
3. Pneumonia Virus
4. Pneumonia Jamur
Berdasarkan Predileksi Lokasi/Luasnya Infeksi:
1. Pneumonia Lobaris
2. Bronkopneumonia
3. Pneumonia Interstitialis
C. ETIOLOGI
Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme, yaitu
bakteri (Stretokokkus pneumonia, Stafilokukus aureus, Stafilokokus piogenes,
Klasiella pneumonia, Escherichia Coli, Pseudomonas aeruginosa), virus
(Influenza, Para influenza, Respiratory syncytial virus/RSV, Adenovirus),
jamur (Actinomyces Israeli, Aspergillus fumigates, Histoplasma capsulatum),
dan protozoa (Pneumocystis carinii, Toxoplasma gondii). Sebagian besar
pneumonia disebabkan oleh bakteri, yang terjadi secara primer atau sekunder
setelah infeksi virus. Penyebab tersering adalah bakteri gram positif,
Streptococcus pneumoniae yang menyebabkan pneumonia streptokokus.
Bakteri Staphylococcus aureus dan Streptococcus beta hemoliticus grup A
juga sering menyebabkan pneumonia, demikian juga Pseudomonas
aeruginosa. Pneumonia lainnya disebabkan oleh virus, mikoplasma, fungus,
klamidia, termasuk ke dalam sindrom pneumonia atipikal, misalnya infeksi
virus menyebabkan influenza. Pneumonia mikoplasma, jenis pneumonia yang
relatif sering dijumpai, disebabkan oleh mikroorganisme yang berdasarkan
beberapa aspeknya berada diantara bakteri dan virus. Individu yang mengidap
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) sering mengalami pneumonia
yang sangat jarang terjadi pada orang normal. Yaitu Pneumocytis carinii.
Individu yang terpajan aerosol dari air yang lama tergenang, sebagai contoh,
dari unit pendingin ruangan (AC) atau alat pelembab yang kotor, dapat
mengidap Pneumonia legionella.
Etiologi pneumonia berdasarkan umur adalah sebagai berikut :
1. Pada bayi baru lahir
Pneumonia sering terjadi karena aspirasi, infeksi virus Varicella zoster dan
infeksi bakteri gram negatif seperti bakteri Coli, TORCH, Streptokokus
dan Pneumokokus.
2. Pada bayi
Pneumonia biasanya disebabkan oleh berbagai virus yaitu Adenovirus,
Coxsackie, Parainfluenza A atau B, Respiratory Syncytial Virus /RSV, dan
bakteri yaitu B.Streptococci, E.Coli, P.Aerruginosa, Klebsiella,
S.Pneumoniae, S.Aureus, Chlamydia.
3. Pada batita dan anak prasekolah
Pneumonia disebabkan oleh virus yaitu Adeno, Parainfluenza, Influenza A
atau B, dan berbagai bakteri yaitu S.Pneumoniae,Hemophilus influenza,
Streptococci A, S.Aureus, Chlamidya.
4. Pada anak usia sekolah dan remaja
Pneumonia disebabkan oleh virus yaitu Adeno, Parainfluenza, Influenza A
atau B, dan berbagai bakteri yaitu S.Pneumoniae, Streptococcus A dan
Mycoplasma
E. PATOFISIOLOGI
Pneumonia bakterial menyerang baik ventilasi maupun difusi. Suatu reaksi
inflamasi yang dilakukan oleh pneumokokus terjadi pada alveoli dan
menghasilkan eksudat, yang mengganggu gerakan dan difusi oksigen serta
karbondioksida. Sel-sel darah putih, kebanyakan neutrofil, juga bermigrasi
kedalam alveoli dan memenuhi ruang yang biasanya mengandung udara. Area
paru tidak mendapat ventilasi yang cukup karena sekresi, edema mukosa, dan
bronkospasme, menyebabkan oklusi parsial bronki atau alveoli dengan
mengakibatkan penurunan tahanan oksigen alveolar. Darah vena yang
memasuki paru-paru lewat melalui area yang kurang terventilasi dan keluar
ke sisi jantung tanpa mengalami oksigenasi. Pada pokoknya, darah terpirau
dari sisi kanan ke sisi kiri jantung. Pencampuran darah yang teroksigenasi dan
tidak teroksigenasi ini akhirnya mengakibatkan hipoksemia arterial.
F. PATHWAY
Jamur, virus, bakteri, protozoa
Ketidakefektifan
bersihan jalan napas Konsolidasi jaringan
paru
Hipoksia
J. TERAPI
Penatalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab, sesuai yang
ditentukan berdasarkan pemeriksaan sampel sputum prapengobatan. Terapi
yang dapat dilakukan antara lain :
1. Antibiotik, terutama untuk pneumonia bakteri. Pneumonia lain dapat
diobati dengan antibiotik untuk mengurangi resiko infeksi bakteri
sekunder yang dapat berkembang dari infeksi asal.
2. Istirahat
3. Hidrasi untuk membantu mengencerkan sekresi.
4. Teknik napas dalam untuk meningkatkan ventilasi alveolus dan mengurasi
resiko atelektasis.
5. Pemberian obat lain yang spesifik untuk mikroorganisme yang
diidentifikasi dari hasil biakan sputum.
No Indikator Target
4 Napas cuping 5
hidung
5 Akumulasi 3
sputum
6 Suara napas 3
tambahan
7 Penggunaan 5
otot bantu
napas
Keterangan :
1 : berat
2 : substansial
3 : sedang
4 : ringan
5 : tidak ada
Ketidakefektifan Pola Napas Respiration Status :Airway Airway Management
Definisi : Patency Aktivitas :
Inspirasidan/atau ekspirasi Selama 3x24 jam klien akan a. Pelihara kepatenan jalan napas
yang tidak memberi vwntilasi menunjukkan termoregulasi b. Posisikan klien untuk ventilasi
adekuat ditandai dengan kriteria hasil maksimal
Batasan karakteristik : sebagai berikut : c. Posisikan klien untuk mencegah
a. Perubahan kedalaman Kriteria hasil Target dispnea
pernapasan Frekuensi respirasi 5 d. Monitor status respirasi dan
b. Dispnea Keterangan : oksigenasi
c. Pernapasan cuping hidung 1 : penyimpangan berat e. Auskultasi suara napas
d. Takipnea 2 : penyimpangan substansial f. Bantu perubahan posisi
Faktor yang berhubungan : 3 : penyimpangan sedang Oxygen Therapy
a. Hiperventilasi 4 : penyimpangan ringan Aktivitas :
b. Keletihan 5 : tidak ada penyimpangan a. Bersihkan sekresi oral, nasal
dan trakeal
b. Atur pemberian oksigenasi dan
administrasi melalui sistem
penghangat dan humidifier
c. Monitor aliran oksigen
d. Atur penggunaan oksigen yang
memfasilitasi mobilitas
e. Periksa pemberian oksigen
secara periodic untuk
memastikan konsentrasi sesuai
peresepan
Intoleransi aktivitas Energy Conservation Energy management
Definisi : Setelah dilakukan tindakan Aktivitas :
Ketidakcukupan energi minimal 3x24 jam klien mampu a. Tentukan persepsi klien/orang
fisiologis atau psikologis mengatur energy untuk memulai terdekat mengenai penyebab
untuk melanjutkan atau dan mempertahankan aktivitas kelelahan
menyelesaikan aktivitas dengan kriteria hasil berikut ini : b. Monitor asupan nutrisi untuk
kehidupan sehari-hari yang Kriteria hasil Target memastikan asupan nutrisi
harus atau ingin dilakukan. Keseimbangan 4 adekuat
Batasan karakteristik : aktivitas dan c. Konsultasi dengan ahli gizi
1. respon tekanan darah istirahat mengenai cara untuk
abnormal ethdap aktivitas meningkatkan makanan
Tidur siang untuk 5
2. respon frekuensi jantung berenergi tinggi
memulihkan energi
abnormal terhadap d. Dukung klien untuk tidur siang
aktivitas Mempertahankan 4
e. Hindari aktivitas perawatan
3. perubahan EKG yang nutrisi yang
selama waktu istirahat
mencerminkan aritmia adekuat f. Batasi jumlah pengunjung dan
4. Dispnea setelah Keterangan : gangguan yang dihasilkan
beraktivitas 1 : tidak pernah ditunjukan g. Ajarkan klien dan orang lain
5. Menyatakan merasa letih 2 : jarang ditunjukan yang berarti teknik ADL yang
6. Menyatakan merasa lelah 3 : kadang ditunjukan meminimalkan konsumsi
4 : sering ditunjukan oksigen
5 : selalu ditunjukan
Nyeri Akut Pain Level Pain Management
Definisi : Setelah dilakukan tindakan a. Kaji tingkat nyeri,meliputi :
Pengalaman sensori dan keperawatan minimal 1 x 30 lokasi,karakteristik,dan
emosional yang tidak menit klien menunjukkan tingkat onset,durasi,frekuensi,kualitas,
menyenangkan yang muncul nyeri berkurang yang ditandai intensitas/beratnya nyeri, faktor-
akibat kerusakan jaringan dengan indikator : faktor presipitasi
aktual atau potensial atau No Indikator Target b. Kontrol faktor-faktor
digambarkan dalam hal 1 Frekuensi 5 lingkungan yang dapat
sedemikian rupa; awitan yang nyeri mempengaruhi respon pasien
tiba-tiba atau lambat dari terhadap ketidaknyamanan
2 Ekspresi 5
intensitasringan hingga berat c. Tingkatkan tidur/istirahat yang
dengan akhir yang dapat
akibat nyeri
Keterangan : cukup
diantisipasi atau diprediksi dan d. Turunkan dan hilangkan faktor
berlangsung<6 bulan. 1. Berat
yang dapat meningkatkan nyeri
Batasan Karakteristik : 2. Substansial
3. Sedang
e. Lakukan teknik variasi untuk
a. Mengekspresikan perilaku mengurangi nyeri
b. Indikasi nyeri dapat 4. Ringan
Analgetic Administration
diamati 5. Tidak ada
a. Tentukan lokasi, karakteristik,
c. Perubahan frekuensi kualitas, dan derajat nyeri
pernapasan sebelum pemberian obat
d. Perubahan tekanan darah b. Monitor vital sign sebelum dan
e. Perubahan frekuensi sesudah pemberian analgetik
jantung c. Berikan analgetik yang tepat
Faktor yang berhubungan : sesuai dengan resep
Agen injuri biologis d. Catat reaksi analgetik dan efek
buruk yang ditimbulkan
e. Cek instruksi dokter tentang
jenis obat,dosis,dan frekuensi
Resiko Infeksi Risk control : Infection process Infection control
Definisi : Selama 3 x 24 jam klien Aktivitas :
Mengalami peningkatan resiko menunjukkan pengendalian a. Bersihkan ruang perawatan
terserang organism patogenik resiko yang ditandai dengan setelah digunakan pasien
Faktor resiko : kriteria hasil sebagai berikut ini : sebelumnya dengan tepat
Imunitas yang didapat tidak Kriteria hasil Target b. Batasi jumlah pengunjung
adekuat Mempertahankan 5 c. Ajarkan keluarga cara cuci
Prosedur invasive kebersihan tangan yang benar
Pertahanan tubuh sekunder lingkungan secara d. Anjurkan pengunjung untuk
yang tidak adekuat konsisten mencuci tangan saat memasuki
Mempraktekkan 5 dan meninggalkan ruang
cuci tangan dengan perawatan
benar secara e. Cuci tangan sebelum dan
konsisten sesudah melakukan tindakan
Menunjukkan 5 keperawatan pada setiap pasien
hygiene pribadi f. Monitor tanda-tanda vital
g. Monitor tanda-tanda infeksi
yang adekuat secara h. Ajarkan keluarga bagaimana
konsisten cara menghindari infeksi
Keterangan : i. Kolaborasi pemberian terapi
1: tidak pernah menunjukkan antibiotik
2 : jarang menunjukkan
3 : kadang menunjukkan
4 : sering menunjukkan
5 : selalu menunjukkan
DAFTAR PUSTAKA
I. IDENTITAS KLIEN
No. Rekam Medis : 01.30.xx.xx
Tgl Masuk RS : 5 Juli 2017
Nama Klien : An. HA
Nama Panggilan :H
Tempat/Tanggal Lahir : 16 November 2016
Umur : 7 bulan 19 hari
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Jawa
Bahasa yang dimengerti : Jawa, Indonesia
Orangtua/wali
Nama Ayah/Ibu/wali : Tn. MH / Ny.NA
Pekerjaan ayah/ibu/wali : Buruh tani / ibu rumah tangga
Pendidikan : SMA / SMA
Alamat ayah/ibu/wali : Magelang
II. KELUHAN UTAMA
Keluhan utama pasien yaitu sesak nafas. Pada tanggal 29 Juni 2017pasien demam
disertai batuk, namun tidak sesak nafas dan tidak muntah. Pada tanggal 30 Juni 2017,
pasien demam, batuk, dan sesak kemudian diperiksakan ke bidan dan mendapat
paracetamol. Pasien menetek kurang lalu dibawa ke IGD RSUD Muntilan dan mondok.
Tanggal 5 Juli 2017 keluhan masih dirasakan lalu dirujuk ke RSS. Pasien rewel dan
tampak sesak.
III. RIWAYAT KELUHAN SAAT INI
Pada tanggal 29 Juni 2017pasien demam disertai batuk, namun tidak sesak nafas dan
tidak muntah. Pada tanggal 30 Juni 2017, pasien demam, batuk, dan sesak kemudian
diperiksakan ke bidan dan mendapat paracetamol. Pasien menetek kurang lalu dibawa
ke IGD RSUD Muntilan dan mondok. Tanggal 5 Juli 2017 keluhan masih dirasakan
lalu dirujuk ke RSS. Pasien rewel dan tampak sesak.
IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
a. Prenatal
Ibu pasien mengatakan selama hamil, control rutin di bidan. Tidak ada sakit saat
hamil. Selama hamil meminum suplemen penambah darah dan vitamin
b. Perinatal dan post natal
Pasien lahir dari ibu P2A0. Pasien lahir di bidan secara spontan, lahir langsung
menangis, BBL 4000 gram, PBL 53 cm. Pasien memiliki riwayat penyakit jantung
bawaan
c. Penyakit yang pernah diderita
Pasien memiliki riwayat penyakit jantung bawaan
d. Hospitalisasi/tindakan operasi
Pasien ada riwayat mondok sebelum di rujuk ke RSS karena keluhan demam, batuk,
sesak, dan menetek kurang. Tidak ada riwayat tindakan operasi
e. Injury/kecelakaan
Tidak ada riwayat injury atau kecelakaan
f. Alergi
Pasien tidak memiliki alergi makanan, minuman, maupun obat
g. Imunisasi & Tes laboraturium
Imunisasi
BCG : 1 pada umur 1 bulan
DPT : 2 kali pada umur 2 bulan dan 4 bulan di puskesmas dan Sardjito
Polio : 2 kali pada umur 2 bulan dan 5 bulan di puskesmas dan Sardjito
Tes laboratorium
Komponen Hasil Pemeriksaan Nilai Normal Interpretasi
5 Juli 2017
Hb 9,7 gr/dl 10,4-15,6 gr/dl Di bawah normal
Al 75,9 10^3/ μL 4,50-11,0 10^3/ μL Di atas normal
Alb 3,51 gr/dl 3,97-4,94 gr/dl Di bawah normal
Hmt 28,% 35,0-51,0% Di bawah normal
AT 245 10^3/μL 150-450 10^3/μL Normal
Na 134 mmol/L 136-145 mmol/L Di bawah normal
K 4,9 mmol/L 3,50-5,10 mmol/L Normal
Cl 98 mmol/L 98-107 mmol/L Normal
Ca 2,18 2.10 – 2,50 mmol/L Normal
BUN 8,2 mg/dl 6,0-20,0 mg/dl Normal
Creatinin 0,39 mg/dl 0,60-1,20 mg/dl Di bawah normal
GDS 101 74 – 140 mg/dL Normal
h. Pengobatan
Nama Obat Rute Dosis
Cefotaxim IV 250 mg / 6 jam
Azitromisin PO 40 mg / 24 jam
Metilprednisolon IV 3 mg / 8 jam
Paracetamol IV 55 mg (k/p)
Captopril PO 6,25 mg / 12 jam
Sildenafil PO 5 mg / 8 jam
Spironolactone PO 12,5 mg / 12 jam
Furosemide IV 5 mg / 8 jam
Nebu ventolin 1 resp / 6 jam
Nabu Nacl 0,9 % 3 cc / 6 jam
Nebu iloprost 2,5 mcg / 8 jam
Fenobarbitol PO 15 mg / 12 jam
Diazepam PO 1 mg / 8 jam
V. RIWAYAT PERTUMBUHAN
BB : 5,5 kg
TB : 61 cm
LLA : 11 cm
LP : 37 cm
VI. RIWAYAT SOSIAL
a. Yang mengasuh: Pasien diasuh oleh orang tuanya sendiri
b. Hubungan dengan anggota keluarga: hubungan pasien dengan orang tua dan
kakanya baik, terkadang berantem dengan kakaknya namun masih wajar
c. Hubungan dengan teman sebaya: hubungan dengan teman sebaya dirasa baik,
pasien sering bermain dengan teman dekat rumahnya
d. Pembawaan secara umum: pasien tersedasi, tidak ada pergerakan yang dilakukan
pasien
62 th 57 th 60 th 45 th
66
43 th 37 th 35 th 33 th 26 th 26 th 23 th 27 th 23 th 20 th
2,5 th 5 th
XII. INFORMASI LAIN (mencakup rangkuman kesehatan klien dari gizi, fisioterapis,
medis, dll.)
1. Skrining nutrisi
BB: 5,5 kg
TB: 61 cm
IMT: 14,7
- Apakah IMT anak berada di bawah nilai cut of tabel IMT rujukan?
Jawab: tidak
- Apakah anak mengalami penurunan berat badan akhir-akhir ini?
Jawab: tidak
- Apakah asupan makan pasien kurang dalam 1 minggu terakhir?
Jawab: tidak
- Apakah status gizi anak akan dipengaruhi oleh penyakit/ kondisi kesehatan?
Jawab: ya
ANALISA DATA
TANGGAL DATA ETIOLOGI MASALAH
6 Juli 2017 DS: Perubahan irama jantung Penurunan curah jantung
DO: pasien terdiagnosa PJB asianotik, tekanan darah
pasien 55/25 mmHg, nadi: 130 x/menit, nampak
perubahan elektrokardiogram, nadi teraba lemah
6 Juli 2017 DS: Adanya jalan nafas buatan Ketidakefektifan bersihan
DO: - Pasien nampak terintubasi ETT 4,0 cuff sepanjang Sekresi yang tertahan jalan nafas
11 cm terhubung ventilator dengan mode P-CMV Mukus berlebihan
- Pasien terdiagnosa Community Acquired Pnemonia
- Pasien nampak terdapat lendir di mulut dan hidung
- Terdapat sedikit suara nafas tambahan
- RR: 50 x/menit
- SpO2: 80 % - 95 %
6 Juli 2017 DS: Prosedur invasive Risiko infeksi
DO: - Pasien nampak terpasang kateter Penurunan hemoglobin
- Pasien nampak terpasang infus pada tangan kanan
- Hemoglobin: 9,7 gr/dl
- Leukosit: 75,9 10^3/ μL
RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA NOC NIC RASIONAL
Penurunan curah jantung Status sirkulasi Perawatan jantung
berhubungan dengan perubahan Dalam waktu 3x24 jam, pasien Aktivitas:
irama jantung yang ditandai dapat menujukkan: 1. Monitor EKG pasien 1. Untuk mengetahui
dengan perubahan Indikator Awal Target 2. Monitor tanda-tanda vital perubahan irama jantung
elektrokardiogram Tekanan darah 1 2 pasien secara rutin pasien
sistol 3. Sediakan terapi antiaritmia 2. Untuk mengetahu status
Tekanan darah 1 2 sesuai kebijakan hemodinamik pasien
diastol 4. Lakukan penilaian 3. Untuk menangani aritmia
Tekanan nadi 2 3 komprehensif pada sirkulasi pada pasien
Saturasi 3 4 perifer 4. Untuk mengetahu status
oksigen 5. Secara rutin mengecek hemodinamik pasien
Keterangan pasien baik secara fisik dan 5. Untuk mengetahui respon
1: deviasi berat dari kisaran normal psikologis sesuai dengan pasien terhadap kegawatan
2: deviasi cukup besar dari kisaran kebijakan
normal
3: deviasi sedang dari kisaran
normal
4: deviasi ringan dari kisaran
normal
5: tidak ada deviasi dari kisaran
normal
Ketidakefektifan bersihan jalan Status pernapasan: kepatenan jalan Penghisapan lendir pada jalan
nafas berhubungan dengan adanya nafas nafas
jalan nafas buatan, sekresi yang Dalam waktu 3x24 jam, pasien Aktivitas:
tertahan, mukus berlebihan dapat menujukkan: 1. Lakukan tindakan cuci 1) Untuk tindakan pencegahan
ditandai dengan sputum dalam Indikator Awal Target tangan infeksi
jumlah yang berlebihan dan tidak Akumulasi 3 4 2. Masukkan nasopharyngeal 2) Untuk menghisap lendir
ada batuk sputum airway untuk melakukan yang terdapat di jalan nafas
Suara nafas 3 4 suction sesuai dengan pasien
tambahan kebutuhan 3) Memonitor respon pasien
Keterangan: 3. Monitor status oksigenasi 4) Mengetahui produk secret
1: sangat berat pasien
2: berat 4. Monitor dan catat warna,
3: cukup jumlah dan konsistensi
4: ringan secret
5: tidak ada
Risiko infeksi dengan faktor risiko Keparahan infeksi Perlindungan infeksi
prosedur invasif dan penurunan Dalam waktu 3x24 jam, pasien Aktivitas:
hemoglobin dapat menujukkan: 1. Monitor adanya tanda dan 1. Untuk mengetahu lebih awal
Indikator Awal Target gejala infeksi sistemik dan adanya infeksi
Kemerahan 5 5 lokal 2. Untuk meningkatkan daya
Nanah dalam 5 5 2. Tingkatkan asupan nutrisi tahan tubuh
urin yang cukup 3. Untuk mencegah
Keterangan: 3. Pertahankan asepsis untuk perpindahan pathogen yang
1: berat pasien dapat menyebabkan infeksi
2: cukup berat 4. Periksa kulit dan selaput 4. Untuk mengetahui tanda dan
3: sedang lendir untuk adanya gejala infeksi
4: ringan kemerahan, kehangatan 5. Untuk membantu
5: tidak ada ekstrim, atau drainase meningkatkan daya tahan
5. Jaga penggunaan antibiotik tubuh
dengan bijaksana
CATATAN PERKEMBANGAN
DIAGNOSA TANGGAL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
Penurunan curah jantung 6 Juli 2017 09.00 Mengkaji masalah yang berhubungan S: gambaran EKG pasien aritmia, nadi
berhubungan dengan dengan juntung pada pasien teraba lemah
perubahan irama jantung Mengidentifikasi monitor jantung O: TD: 55/25 mmHg, N: 130 x/menit,
yang ditandai dengan 10.00 Mencuci tangan sat: 90%
perubahan elektrokardiogram Mengidentifikasi nadi pasien A:
Memberikan captopril 6,25 mg (PO) Indikator Awal Target Capaian
Memberikan injeksi furosemide 5 mg Tekanan 1 2 1
11.00 Mengidentifikasi tekanan darah pasien darah sistol
Mengidentifikasi nadi pasien Tekanan 1 2 1
darah
Mengidentifikasi tekanan darah pasien
diastol
Mengidentifikasi saturasi oksigen pasien
12.00 Tekanan 2 3 2
Mengidentifikasi nadi pasien
nadi
Memberikan sildenafil 5 mg (PO)
Saturasi 3 4 3
Memberikan spironolactone 12,5 mg (PO)
oksigen
P: monitor KU/VS, lanjutkan terapi
7 Juli 2017 10.00 Mencuci tangan S: gambaran EKG pasien aritmia, nadi
Mengidentifikasi monitor jantung teraba lemah
Mengidentifikasi nadi pasien O: TD: 72/50 mmHg, N: 125 x/menit,
Memberikan captopril 6,25 mg (PO) sat: 92%
Memberikan injeksi furosemide 5 mg A:
Mengidentifikasi tekanan darah pasien Indikator Awal Target Capaian
Mengidentifikasi nadi pasien Tekanan 1 2 1
Mengidentifikasi saturasi oksigen pasien darah sistol
11.00 Tekanan 1 2 1
Mengidentifikasi tekanan darah pasien
Mengidentifikasi saturasi oksigen pasien darah
Mengidentifikasi nadi pasien diastol
Memberikan sildenafil 5 mg (PO) Tekanan 2 3 2
12.00 Memberikan spironolactone 12,5 mg (PO) nadi
Mengidentifikasi tekanan darah pasien Saturasi 3 4 3
13.30 Mengidentifikasi nadi pasien oksigen
Mengidentifikasi saturasi oksigen pasien P: monitor KU/VS, lanjutkan terapi
8 Juli 2017 09.00 Mencuci tangan S: gambaran EKG pasien aritmia, nadi
Mengidentifikasi monitor jantung teraba lemah
Mengidentifikasi nadi pasien O: TD: 85/60 mmHg, N: 135 x/menit,
10.00 Memberikan captopril 6,25 mg (PO) sat: 94%
Memberikan injeksi furosemide 5 mg A:
Mengidentifikasi tekanan darah pasien Indikator Awal Target Capaian
Mengidentifikasi nadi pasien Tekanan 1 2 2
Mengidentifikasi saturasi oksigen pasien darah sistol
Tekanan 1 2 2
Mengidentifikasi tekanan darah pasien
11.00 darah
Mengidentifikasi saturasi oksigen pasien
diastol
Mengidentifikasi nadi pasien
Tekanan 2 3 2
Memberikan sildenafil 5 mg (PO)
nadi
12.15 Memberikan spironolactone 12,5 mg (PO)
Saturasi 3 4 3
Mengidentifikasi tekanan darah pasien
oksigen
13.30 Mengidentifikasi nadi pasien P: monitor KU/VS, lanjutkan terapi
Mengidentifikasi saturasi oksigen pasien
Ketidakefektifan bersihan 6 Juli 2017 09.00 Mengidentifikasi masalah jalan nafas S: terdapat sekret pada mulut, hidung,
jalan nafas berhubungan pasien dan ETT pasien, pasien tersedasi,
dengan adanya jalan nafas 10.00 Mengidentifikasi status oksigenasi pasien masih terdengar sedikit suara
buatan, sekresi yang tertahan, Mencuci tangan tambahan nafas
mukus berlebihan ditandai Melakukan penghisapan lendir pada mulut O: RR: 50 x/menit, SpO2: 90%, nampak
dengan sputum dalam jumlah pasien sekret terhisap dari mulut, hidung,
yang berlebihan dan tidak 10.15 Melakukan penghisapan lendir pada hidung dan ETT pasien berwarna putih
ada batuk pasien A:
Melakukan penghisapan lendir dari Indikator Awal Target Capaian
12.00 ventilator Akumulasi 3 4 3
Mencuci tangan sputum
Mengidentifikasi status oksigenasi pasien Suara nafas 3 4 3
Memberikan terapi nebu ventolin dan NaCl tambahan
0,9% P: monitor secret pasien, melakukan
Mengidentifikasi status oksigenasi pasien suction, memberikan terapi nebu,
monitor status oksigenasi pasien
7 Juli 2017 09.45 Memeriksa status oksigenasi pasien S: terdapat sekret pada mulut, hidung,
Memeriksa suara nafas tambahan dan ETT pasien, suara tambahan
Memeriksa sputum pasien nafas berkurang setelah dilakuakan
11.00 Mencuci tangan suction
Melakukan penghisapan lendir pada mulut O: RR: 47 x/menit, SpO2: 92%, nampak
pasien sekret terhisap dari mulut, hidung,
Melakukan penghisapan lendir pada hidung dan ETT pasien berwarna putih
pasien keruh
A:
Melakukan penghisapan lendir dari
ventilator Indikator Awal Target Capaian
11.15 Akumulasi 3 4 3
Mencuci tangan
sputum
Mengidentifikasi status oksigenasi pasien
Suara nafas 3 4 3
12.00 Memberikan terapi nebu ventolin dan NaCl
tambahan
0,9%
P: monitor secret pasien, melakukan
Mengidentifikasi status oksigenasi pasien
suction, memberikan terapi nebu,
monitor status oksigenasi pasien
8 Juli 2017 09.30 Memeriksa status oksigenasi pasien S: terdapat sekret pada mulut, hidung,
Memeriksa suara nafas tambahan dan ETT pasien, suara tambahan
Memeriksa sputum pasien nafas berkurang setelah dilakukan
10.00 Mencuci tangan suction
Melakukan penghisapan lendir pada mulut O: RR: 52 x/menit, SpO2: 94%, secret
pasien pasien berwarna putih keruh
Melakukan penghisapan lendir pada hidung A:
pasien Indikator Awal Target Capaian
Melakukan penghisapan lendir dari Akumulasi 3 4 4
ventilator sputum
Mencuci tangan Suara nafas 3 4 4
Mengidentifikasi status oksigenasi pasien tambahan
10.30 P: monitor secret pasien, melakukan
Memberikan terapi nebu ventolin dan NaCl
12.00 suction, memberikan terapi nebu,
0,9%
Mengidentifikasi status oksigenasi pasien monitor status oksigenasi pasien
Risiko infeksi dengan faktor 6 Juli 2017 08.00 Mencuci tangan S: area insersi tidak terdapat kemerahan,
risiko prosedur invasif dan Memandikan pasien tidak terdapat bau, tidak terdapat
penurunan hemoglobin Membersihkan lipatan-lipatan tubuh pasien nanah pada produk urin
Mengidentifikasi area insersi infus pasien O: suhu: 37,3 0C
Mengidentifikasi area genetalia pasien A:
(terpasang DC) Indikator Awal Target Capaian
Mengganti sprei pasien Kemerahan 5 5 5
08.30 Nanah 5 5 5
Memeriksa produk urin
Mencuci tangan dalam urin
10.30 Mencuci tangan P: monitor KU/VS, monitor tanda dan
Memberikan injeksi cefotaxime 250 mg gejala infeksi, monitor area insersi
13.00 Mengukur suhu pasien
Mengukur suhu pasien
7 Juli 2017 08.30 Mencuci tangan S: area insersi tidak terdapat kemerahan,
Mengukur suhu pasien tidak terdapat bau, tidak terdapat
Memandikan pasien nanah pada produk urin
Membersihkan lipatan-lipatan tubuh pasien O: suhu: 37,7 0C
Mengidentifikasi area insersi infus pasien A:
Indikator Awal Target Capaian
Mengidentifikasi area genetalia pasien Kemerahan 5 5 5
(terpasang DC) Nanah 5 5 5
09.00 Mengganti sprei pasien dalam urin
Memeriksa produk urin P: monitor KU/VS, monitor tanda dan
Mencuci tangan gejala infeksi, monitor area insersi
10.30 Mencuci tangan
Memberikan injeksi cefotaxime 250 mg
Memberikan injeksi paracetamol 55 mg
12.00
Mengukur suhu pasien
Mengukur suhu pasien
8 Juli 2017 08.00 Mencuci tangan S: area insersi tidak terdapat kemerahan,
Mengukur suhu pasien tidak terdapat bau, tidak terdapat
Memandikan pasien nanah pada produk urin
Membersihkan lipatan-lipatan tubuh pasien O: suhu: 37,2 0C
Mengidentifikasi area insersi infus pasien A:
Mengidentifikasi area genetalia pasien Indikator Awal Target Capaian
(terpasang DC) Kemerahan 5 5 5
Mengganti sprei pasien Nanah 5 5 5
09.00
Memeriksa produk urin dalam urin
Mencuci tangan P: monitor KU/VS, monitor tanda dan
10.00 Mencuci tangan gejala infeksi, monitor area insersi
Memberikan injeksi cefotaxime 250 mg
Mengukur suhu pasien
12.30 Mengukur suhu pasien