PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumor ialah Istilah umum yang mencakup setiap pertumbuhan benigna (jinak) dalam
setiap bagian tubuh. Pertmbuhan ini tidak bertujuan, bersifat parasit dan berkembang
dengan mengorbankan manusia yang menjadi hospesnya. (Sue Hinchliff, kamus
Keperawatan, 1997).
Tumor otak adalah tumor jinak pada selaput otak atau salah satu otak (Rosa Mariono,
MA, Standart asuhan Keperawatan St. Carolus, 2000).
Tumor susunan saraf pusat ditemukan sebanyak ± 10% dari neoplasma seluruh tubuh,
dengan frekwensi 80% terletak pada intrakranial dan 20% di dalam kanalis spinalis. Di
Amerika di dapat 35.000 kasus baru dari tumor otak setiap tahun, sedang menurut
Bertelone, tumor primer susunan saraf pusat dijumpai 10% dari seluruh penyakit
neurologi yang ditemukan di Rumah Sakit Umum. Di Indonesia data tentang tumor
susunan saraf pusat belum dilaporkan.Insiden tumor otak pada anak-anak terbanyak
dekade 1, sedang pada dewasa pada usia 30-70 dengan puncak usia 40-65 tahun.
Penderita tumor otak lebih banyak pada laki-laki (60,74 persen) dibanding perempuan
(39,26 persen) dengan kelompok usia terbanyak 51 sampai ≥60 tahun (31,85 persen);
selebihnya terdiri dari berbagai kelompok usia yang bervariasi dari 3 bulan sampai usia
50 tahun. Dari 135 penderita tumor otak, hanya 100 penderita (74,1 persen) yang
dioperasi penulis dan lainnya (26,9 persen) tidak dilakukan operasi karena berbagai
alasan, seperti; inoperable atau tumor metastase (sekunder). Lokasi tumor terbanyak
berada di lobus parietalis (18,2 persen), sedangkan tumor-tumor lainnya tersebar di
beberapa lobus otak, suprasellar, medulla spinalis, cerebellum, brainstem,
cerebellopontine angle dan multiple. Dari hasil pemeriksaan Patologi Anatomi (PA),
jenis tumor terbanyak yang dijumpai adalah; Meningioma (39,26 persen), sisanya
terdiri dari berbagai jenis tumor dan lain-lain yang tak dapat ditentukan.
Tumor disebabkan oleh mutasi DNA di dalam sel. Akumulasi dari mutasi-mutasi
tersebut menyebabkan munculnya tumor. Sebenarnya sel kita memiliki mekanisme
perbaikan DNA (DNA repair) dan mekanisme lainnya yang menyebabkan sel merusak
dirinya dengan apoptosis jika kerusakan DNA sudah terlalu berat. Apoptosis adalah
proses aktif kematian sel yang ditandai dengan pembelahan DNA kromosom,
kondensasi kromatin, serta fragmentasi nukleus dan sel itu sendiri. Mutasi yang
menekan gen untuk mekanisme tersebut biasanya dapat memicu terjadinya kanker.
Komplikasi tumor otak yang paling ditakuti selain kematian adalah gangguan fungsi
luhur. Gangguan ini sering diistilahkan dengan gangguan kognitif dan neurobehavior
sehubungan dengan kerusakan fungsi pada area otak yang ditumbuhi tumor atau
terkena pembedahan maupun radioterapi. Neurobehavior adalah keterkaitan perilaku
dengan fungsi kognitif dan lokasi / lesi tertentu di otak. Pengaruh negatif tumor otak
adalah gangguan fisik neurologist, gangguan kognitif, gangguan tidur dan mood,
disfungsi seksual serta fatique.
Tumor otak termasuk penyakit yang sulit terdiagnosa secara dini. Secara klinis sukar
membedakan antara tumor otak yang benigna atau yang maligna, karena gejala yang
timbul ditentukan pula oleh lokasi tumor, kecepatan tumbuhnya, kecepatan terjadi
tekanan tinggi intrakranial dan efek masa tumor ke jaringan otak. Dipikirkan menderita
tumor otak bila didapat adanya gangguan cerebral umum yang bersifat progresif,
adanya gejala tekanan tinggi intrakranial dan adanya gejala sindrom otak yang spesifik
Pemeriksaan radiologi, dalam hal ini CT Scan berperan dalam diagnosa tumor otak,
sedang diagnosa pasti tumor otak benigna atau maligna dengan pemeriksaan patologi-
anatomi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari Tumor intrakranial ?
2.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Tumor otak adalah pertumbuhan sel-sel abnormal di dalam atau di sekitar organ
otak. Tumor otak dapat menyerang siapa saja, namun sebagian besar kasusnya terjadi
pada orang dewasa.
Ada bermacam-macam jenis tumor otak yang dibedakan ke dalam dua kelompok
berdasarkan perkembangannya, yaitu tumor jinak (tidak bersifat kanker) dan tumor
ganas (bersifat kanker). Tumor yang tumbuh di otak dikenal dengan istilah tumor otak
primer, sedangkan tumor yang tumbuh di bagian lain dari tubuh dan menyebar hingga
ke otak disebut dengan tumor otak sekunder atau metastatik.
Tumor intrakranial termasuk juga lesi desak ruang, (lesi/berkas organ ang karena
proses pertumbuhannya dapat mendesak organ yang ada disekitarnya, sehingga organ
tersebut dapat mengalami gangguan) jinak maupun ganas, yang tumbuh diotak
meningen dan tengkorak (Ariani, 2012)
Tingkatan tumor otak terbagi dari tingkat 1 hingga tingkat 4. Pengelompokan ini
didasari oleh perilaku tumor itu sendiri, seperti lokasi tumbuhnya tumor, kecepatan
pertumbuhan, dan cara penyebarannya. Tumor otak yang tergolong jinak dan tidak
berpotensi ganas berada pada tingkat 1 dan 2. Sedangkan pada tingkat 3 dan 4, biasanya
sudah berpotensi menjadi kanker dan sering disebut sebagai tumor otak ganas atau
kanker otak.
B. Etiologi
Penyebab Tumor Otak
ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan tumor otak, diantaranya adalah:
1. Keturunan genetik: hanya sekitar 5 hingga 10 persen dari semua kanker yang
diwariskan secara genetis, atau keturunan. Sangat jarang tumor otak diturunkan
secara genetik.
2. Usia: risiko tumor otak meningkat seiring bertambahnya usia.
3. Ras: tumor otak secara umum lebih umum di kalangan orang Kaukasia.
4. Paparan Bahan kimia: terpapar bahan kimia tertentu, seperti yang ditemukan di
lingkungan kerja ataupun lingkungan tempat tinggal dapat meningkatkan risiko
kanker otak.
5. Paparan radiasi: orang yang telah terpapar radiasi memiliki peningkatan risiko
tumor otak.
Gejala Tumor Otak
Gejala tumor otak tergantung pada lokasi dan ukuran tumor. Beberapa tumor
menyebabkan kerusakan langsung dengan menyerang jaringan otak dan beberapa tumor
menyebabkan tekanan pada otak di sekitarnya. Kita akan memiliki gejala yang nyata
ketika tumor yang sedang tumbuh memberi tekanan pada jaringan otak Anda.
Masih dari sumber yang sama, sakit kepala adalah gejala umum tumor otak. Untuk
sakit kepala, biasanya kita akan mengalami sakit kepala yang lebih buruk di pagi hari
ketika bangun tidur, dan diperburuk dengan batuk, bersin, atau olahraga.
Gejala tumor otak lebih lanjut adalah:
1. Muntah
2. Penglihatan kabur atau penglihatan ganda
3. Kebingungan
4. Kejang (terutama pada orang dewasa)
5. Kelemahan anggota tubuh atau bagian wajah
6. Perubahan dalam fungsi mental
7. Kecanggungan
8. Hilang ingatan/Kebingungan
9. Kesulitan menulis atau membaca
10. Perubahan kemampuan mendengar, rasa, atau bau
11. Penurunan kewaspadaan, yang mungkin termasuk mengantuk dan kehilangan
kesadaran
12. Kesulitan menelan
13. Vertigo
14. Gerakan tak terkendali
15. Tremor tangan
16. Kehilangan keseimbangan
17. Kehilangan kontrol kandung kemih atau usus
18. Mati rasa atau kesemutan di satu sisi tubuh
19. Kesulitan berbicara atau memahami apa yang dikatakan orang lain
20. Perubahan suasana hati, kepribadian, emosi, dan perilaku
21. Kesulitan berjalan
22. Kelemahan otot di wajah, lengan, atau kaki
Pengobatan Tumor Otak
Perawatan pada tumor otak tergantung pada jenis tumor, ukuran tumor, lokasi tumor,
dan kesehatan umum pada pasien.
Healthline menulis, perawatan yang paling umum untuk tumor otak ganas adalah
operasi. Tujuan operasi ini sendiri untuk mengangkat sebanyak mungkin kanker tanpa
menyebabkan kerusakan pada bagian otak yang sehat.
Sementara lokasi beberapa tumor memungkinkan untuk pengangkatan yang mudah dan
aman, tumor lain mungkin terletak di daerah yang membatasi berapa banyak tumor
dapat dihapus. Bahkan pengangkatan sebagian kanker otak bisa bermanfaat.
Risiko operasi otak termasuk infeksi dan pendarahan. Tumor jinak yang berbahaya
secara klinis juga diangkat secara operasi. Tumor otak metastatik diperlakukan sesuai
dengan pedoman untuk jenis kanker asli.
Pembedahan dapat dikombinasikan dengan perawatan lain, seperti terapi radiasi dan
kemoterapi. Terapi fisik, terapi okupasi, dan terapi wicara dapat membantu Anda pulih
setelah bedah saraf.
C. Manifestasi Klinis
a. Nyeri Kepala
Merupakan gejala awal pada 20% penderita dengan tumor otak yang kemudian
berkembang menjadi 60%. Nyerinya tumpul dan intermitten. Nyeri kepala berat juga
sering diperhebat oleh perubahan posisi, batuk, maneuver valsava dan aktivitas fisik.
Muntah ditemukan bersama nyeri kepala pada 50% penderita. Nyeri kepala ipsilateral
pada tumor supratentorial sebanyak 80 % dan terutama pada bagian frontal. Tumor
pada fossa posterior memberikan nyeri alih ke oksiput dan leher.
c. Seizure
Adalah gejala utama dari tumor yang perkembangannya lambat seperti astrositoma,
oligodendroglioma dan meningioma. Paling sering terjadi pada tumor di lobus frontal
baru kemudian tumor pada lobus parietal dan temporal.
d. Edema Papil
Gejala umum yang tidak berlangsung lama pada tumor otak, sebab dengan teknik
neuroimaging tumor dapat segera dideteksi. Edema papil pada awalnya tidak
menimbulkan gejala hilangnya kemampuan untuk melihat, tetapi edema papil yang
berkelanjutan dapat
menyebabkan perluasan bintik buta, penyempitan lapangan pandang perifer dan
menyebabkan penglihatan kabur yang tidak menetap.
e. Muntah
Muntah sering mengindikasikan tumor yang luas dengan efek dari massa tumor tersebut
juga mengindikasikan adanya pergeseran otak. Muntah berulang pada pagi dan malam
hari, dimana muntah yang proyektil tanpa didahului mual menambah kecurigaan
adanya massa intracranial.
f. Vertigo
Pasien merasakan pusing yang berputar dan mau jatuh.
Peningkatan tekanan intrakranial akan membahayakan jiwa, bila terjadi secara cepat
akibat salah satu penyebab yang telah dibicarakan sebelumnya. Mekanisme kompensasi
memerlukan waktu berhari-hari/berbulan-bulan untuk menjadi efektif dan oelh karena
itu tidak berguna apabila tekanan intrakranial timbul cepat. Mekanisme kompensasi ini
antara lain bekerja menurunkan volume darahintra kranial, volume cairan
serebrospinal, kandungan cairan intrasel dan mengurangi sel-sel parenkim. Kenaikan
tekanan yang tidak diobati mengakibatkan herniasi ulkus atau serebulum. Herniasi
timbul bila girus medialis lobus temporals bergeser ke inferior melalui insisura tentorial
oleh massa dalam hemisfer otak. Herniasi menekan men ensefalon menyebabkab
hilangnya kesadaran dan menenkan saraf ketiga. Pada herniasi serebulum, tonsil
sebelum bergeser ke bawah melalui foramen magnum oleh suatu massa posterior.
Kompresi medula oblongata dan henti nafas terjadi dengan cepat. Intrakranialyang
cepat adalah bradicardi progresif, hipertensi sistemik (pelebaran tekanan nadi dan
gangguan pernafasan).
E. Patway/COC
F. Penata laksanaan Medis
Faktor –faktor Prognostik sebagai Pertimbangan Penatalaksanaan
1. Usia
2. General Health
3. Ukuran Tumor
4. Lokasi Tumor
5. Jenis Tumor
Untuk tumor otak ada tiga metode utama yang digunakan dalam penatalaksaannya,
yaitu
a. Surgery
Terapi Pre-Surgery :
Steroid ® Menghilangkan swelling, contoh dexamethasone
Anticonvulsant ® Untuk mencegah dan mengontrol kejang, seperti carbamazepine
Shunt ® Digunakan untuk mengalirkan cairan cerebrospinal
Pembedahan merupakan pilihan utama untuk mengangkat tumor. Pembedahan pada
tumor otak bertujuan utama untuk melakukan dekompresi dengan cara mereduksi
efek massa sebagai upaya menyelamatkan nyawa serta memperoleh efek paliasi.
Dengan pengambilan massa tumor sebanyak mungkin diharapkan pula jaringan
hipoksik akan terikut serta sehingga akan diperoleh efek radiasi yang optimal.
Diperolehnya banyak jaringan tumor akan memudahkan evaluasi histopatologik,
sehingga diagnosis patologi anatomi diharapkan akan menjadi lebih sempurna.
Namun pada tindakan pengangkatan tumor jarang sekali menghilangkan gejala-
gelaja yang ada pada penderita.
b. Radiotherapy
Glioma dapat diterapi dengan radioterapi yang diarahkan pada tumor sementara
metastasis diterapi dengan radiasi seluruh otak. Radioterapi jyga digunakan dalam
tata laksana beberapa tumor jinak, misalnya adenoma hipofisis.
c. Chemotherapy
Pada kemoterapi dapat menggunakan powerfull drugs, bisa menggunakan satu atau
dikombinasikan. Tindakan ini dilakukan dengan tujuan untuk membunuh sel tumor
pada klien. Diberikan secara oral, IV, atau bisa juga secara shunt. Tindakan ini
diberikan dalam siklus, satu siklus terdiri dari treatment intensif dalam waktu yang
singkat, diikuti waktu istirahat dan pemulihan. Saat siklus dua sampai empat telah
lengkap dilakukan, pasien dianjurkan untuk istirahat dan dilihat apakah tumor
berespon terhadap terapi yang dilakukan ataukah tidak.
G. Pemeriksaan Penunjang
Peningkatan cairan otak yang berlebih yang menumpuk disekitar lesi sehingga
menambah efek masa yang mendesak (space-occupying). Edema Serebri dapat terjadi
ekstrasel (vasogenik) atau intrasel (sitotoksik).
b. Hidrosefalus
Peningkatan intracranial yang disebabkan oleh ekspansin massa dalam rongga cranium
yang tertutup dapat di eksaserbasi jika terjadi obstruksi pada aliran cairan serebrospinal
akibat massa.
c. Herniasi Otak
Peningkatan intracranial yang terdiri dari herniasi sentra, unkus, dan singuli.
d. Epilepsi
I. Askep Teorits
1. Pengkajian
a) Identitas
- Identitas Penanggung jawab
1. Identitas Klien :
Nama Klien :
Alamat:
Pendidikan :
Pekerjaan :
Umur :
Agama :
- Penanggung Jawab :
Nama :
Alamat:
Pendidikan :
Pekerjaan :
Umur :
Agama :
b) Riwayat Kesehatan
- Keluhan Utama
Hal yang sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan
biasanya berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial dan adanya
gangguan fokal, seperti nyeri kepala hebat muntah-muntah, kejang, dan
penurunan tingkat kesadaran.
- Riwayat Penyakit Sekarang
Kaji adanya keluhan nyeri kepala, mual, muntah, kejang, dan penurunan
tingkat kesadaran dengan pendekatan PQRST. Adanya penurunan atau
perubahan pada tingkat kesadaran dihubungkan dengan perubahan di dalam
intrakranial. Keluhan perubahan perilaku juga umum terjadi. Sesuai
perkembangan penyakit, dapat terjadi letargik, tidak responsif, dan koma.
- Riwayat Penyakit dahulu
Kaji adanya riwayat nyeri kepala pada masa sebelumnya. Pengkajian
riwayat ini dapat mendukung pengkajian dari riwayat penyakit sekarang
dan merupakan data dasar untuk mengkaji lebih jauh dan untuk
memberikan tindakan selanjutnya.
- Riwayat Penyakit Keluarga
Kaji adanya hubungan keluhan tumor intrakranial pada generasi terdahulu
- Pemeriksaan Fisik
Bl (Breathing)
Inspeksi: Pada keadaan lanjut yang disebabkan adanya kornpresi pada
medula oblongata didapatkan adanya kegagalan pernapasan.
Pada klien tanpa kornpresi medula oblongata pada pengkajian inspeksi
pernapasan tidak ada kelainan. Palpasi toraks didapatkan taktil premitus
seimbang kanan dan kiri. Auskultasi tidak didapatkan bunyi napas
tambahan.
B2 (Blood)
Pada keadaan lanjut yang disebabkan adanya kornpresi pada medula
oblongata didapatkan adanya kegagalan sirkulasi. Pada klien tanpa
kornpresi medula oblongata pada pengkajian tidak ada kelainan. Tekanan
darah biasanya normal, dan tidak ada peningkatan heart rate.
B3-(Brain)
Tumor intrakranial sering menyebabkan berbagai defisit neurologis,
bergantung pada gangguan fokal dan adanya peningkatan intrakranial.
Pengkajian B3 \Brain) merupakan pemeriksaan fokus dan lebih lengkap
dibandingkan pengkajian pada sistem lainnya. Trias klasik tumor otak
adalah nyeri kepala, muntah, dan papiledema.
Pengkajian Tingkat Kesadaran. Kualitas kesadaran klien merupakan
parameter yang paling mendasar dan parameter yang paling penting yang
membutuhkan pengkajian. Tingkat keterjagaan klien dan respons terhadap
lingkungan adalah indikator paling sensitif untuk disfungsi sistem
persarafan. Beberapa sistem digunakan untuk membuat peringkat
perubahan dalam kewaspadaan dan keterjagaan.
Pada keadaan lanjut tingkat kesadaran klien tumor intrakranial biasanya
berkisar pada tingkat letargi, stupor, dan semikomatosa. Jika klien sudah
mengalami koma, penilaian GCS sangat penting untuk menilai tingkat
kesadaran klien dan bahan evaluasi untuk pemantauan pemberian asuhan.
Pengkajian Fungsi Serebral. Pengkajian ini meliputi status mental, fungsi
intelektual, dan lobus frontal.
B4 (Bladder)
Inkontinensia urine yang berlanjut menunjukkan kerusakan neurologis luas.
B5 (Bowel)
Didapatkan adanya keluhan kesulitan menelan, nafsu makan menurun, mual
munrah pada fase akut. Mual dan muntah rerjadi sebagai akibat rangsangan
pusat muntah pada rnedula oblongata. Muntah paling sering terjadi pada
anak-anak dan berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial
disertai pergeseran batang otak. Muntah dapat terjadi tanpa didahului mual
dan dapat berupa muntah proyektil.
B6 (Bone)
Adanya kesulitan untuk beraktivitas karena kelemahan, kehilangan sensori,
dan mudah lelah menyebabkan masalah pada pola aktivitas dan istirahat.
Pemeriksaan Diagnostik
Setiap kasus yang dicurigai menderita lesi intrakranial harus menjalani
evaluasi medis lengkap dengan perhatian khusus pada pemeriksaan
neurologis.
Penyelidikan diagnostik spesifik dilakukan setelah pemeriksaan neurologis
dan dimulai dari tindakan non-invasif yang menimbulkan risiko paling kecil
sampai tindakan yang mempergunakan teknik invasif dan yang lebih
berbahaya.
Radiogram tengkorak
Memberikan informasi yang sangat berharga mengenai struktur, penebalan,
dan kalsifikasi; posisi kelenjar pineal yang mengapur; dan posisi seta
tursika.
Elektroensefalogram
Memberikan informasi mengenai perubahan kepekaan neuron. Pergeseran
kandungan intraserebral dapat dilihat pada ekoensefalogram. Pencitraan
radioaktif memperlihatkan area akumulasi abnormal dari zat radioaktif.
Tumor otak maupun oklusio vaskular, infeksi, dan trauma mengakibatkan
kerusakan barier darah otak yang menyebabkan akumulasi abnormal zat
radioaktif.
Tujuan : Tidak terjadi peningkatan TIK pada klien dalam waktu 3 - 24 jam.
Kriteria : klien tidak gelisah. klien tidak mengeluh nyeri kepala, mual mual dan muntah, CSG: 4,
5, 6, tidak terdapal papiledoma. TTV dalam batas normal.
INTERVENSI RASIONAUSASI
Kaji faktor penyebab dari situasi/keadaan Deteksi dini untuk memprioritaskan intervensi,
individu/penyebab koma/ penurunan perlusi mengkaji status neurologic tanda-tanda
jaringan dan kemungkinan penyebab peningkatan kegagalan untuk menentukan perawatan
TIK. kegawatan atau tindakan pembedahan.
Memonitor tanda-tanda vital tiap 4 jam. Suatu keadaan normal bila sirkulasi serebral
terpelihara dengan baik atau fluktuasi ditandai
dengan tekanan darah sistemik, penurunan dari
outoregulator kebanyakan merupakan tanda
penurun difusi lokal vaskularisasi darah serebral.
Dengan peningkatan tekanan darah (diatolik)
maka dibarengi dengan peningkatan tekanan
darah intrakranial. Adanya peningkatan TO,
bradikardi, disritmia. dispneu merupakan tanda
terjadinya peningkatan TIK.
Evaluasi pupil. Reaksi pupil dan pergerakan kembali dari bola
mata merupakan tanda dari gangguan nervus/
saraf jika balang otak terkoyak. Keseimbangan
saraf antara simpatis dan parasunpatis merupakan
respons refleks nervus kranial.
Monitor temperatur dan pengaturan suhu Panas merupakan refleks dari hipotalamus.
lingkungan. Peningkatan kebutuhan metabolisme dan O2
akan menunjang peningkatan TIK.
Berikan periode istirahat antara tindakan Tindakan yang terus menerus dapat
perawatan dan batasi lamanya prosedur. meningkatkanTIK oleh elek rangsangan
kumulatif.
Kurangi rangsangan ekstra dan berikan rasa Memberikan suasana yang tanang {colming
nyaman seperti masase punggung, lingkungan efect) dapat mengurangi respons psikologis dan
yang tenang. sentuhan yang ramah. dan suasana/ memberikan istirahat untuk mempertahankan
pembicaraan yang tidak gaduh. TIK yang rendah.
Bantu pasien jika batuk atau muntah. Aktivitas ini dapat meningkatkan intra
torak/tekanan dalam torak dan tekanan dalam
abdomen di mana aktivitas ini dapat
meningkatkan tekanan TIK.
Kaji peningkatan istirahat dan tingkah laku pada Tingkah nonverbal ini dpat merupakan indikasi
pagi hari. peningkatan TIK alau memberikan refleks nyeri
di mana pasien tidak mampu mengungkapkan
keluhan secara verbal dan nyeri yang tidak
menurun dapat meningkatkan TIK.
Palpasi pada pembesaranlpelebaran blader, Dapat meningkatkan respons automatik yang
pertahankan drainage urine secara paten jika potensial menaikkan TIK.
digunakan dan juga monitor terdapatnya
konstipasi.
Berikan penjelasan pada klien (jika sadar) dan Meningkatkan kerja sama dalam meningkatkan
keluarga tentang sebab-akibat TIK meningkat. perawatan klien dan mengurangi kecemasan.
Kolaborasi:
• berikan obat diuretik osmotic, contohnya Diuretik mungkin digunakan pada fase akut untuk
mannitol. furoscide; mengalirkan air dari brain cells, dan mengurangi
edema serebral dan TIK.
Kriteria: secara subjektif melaporkan nyeri berkurang atau dapat diadaptasi. Dapat
mengindentifikasi aktivitas yang meningkatkan atau menurunkan
INTERVENSI RASIONAL
nyeri. Klien tidak gelisah, Skata nyeri 1 (0-4).
Jelaskan dan bantu klien dengan tindakan Pendekatan dengan menggunakan relaksasi dan
pereda nyeri nonfarmakologi dan non invasif. nonfarmakologi lainnya telah menunjukkan
keefektifan dalam mengurangi nyeri.
A. Kesimpulan
Tumor intrakranial termasuk juga lesi desak ruang, (lesi/berkas organ ang karena
proses pertumbuhannya dapat mendesak organ yang ada disekitarnya, sehingga organ
tersebut dapat mengalami gangguan) jinak maupun ganas, yang tumbuh diotak
meningen dan tengkorak (Ariani, 2012)
Tingkatan tumor otak terbagi dari tingkat 1 hingga tingkat 4. Pengelompokan ini
didasari oleh perilaku tumor itu sendiri, seperti lokasi tumbuhnya tumor, kecepatan
pertumbuhan, dan cara penyebarannya. Tumor otak yang tergolong jinak dan tidak
berpotensi ganas berada pada tingkat 1 dan 2. Sedangkan pada tingkat 3 dan 4, biasanya
sudah berpotensi menjadi kanker dan sering disebut sebagai tumor otak ganas atau
kanker otak.
DAFTAR PUSTAKA
https://yuliasafwati23.wordpress.com/2013/06/19/makalah-tumor-intrakranial/
https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/jenis-tumor-otak-jinak-ganas/
http://yunivalentri.blogspot.com/2016/07/pemeriksaan-penunjang-kanker.html
https://hellosehat.com/penyakit/kanker-otak/