Disusun Oleh:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat hidup
di dunia,tampa mempersoalkan penyebabnya,dimana kandungan seorang
perempuan hamil dengan spontan gugur. Jadi perlu dibedakan antara
“ abortus yang disengaja” dan “abortus spontan” (Manuaba, 2011).
Menurut World Health Organization (WHO) bahwa aborsi
termasuk dalam masalah kesehatan reproduksi yang perlu mendapatkan
perhatian dan merupakan penyebab penderitaan wanita di seluruh
dunia.”Masalah aborsi menjadi suatu pokok perhatian dalam kesehatan
masyarakat karena pengaruhnya terhadap mobiditas dan ortalitas maternal”
(Sarwono, 2014: 7).
Adapun penyebab langsung kematian ibu di Indonesia pada tahun
2007 adalah perdarahan yang mencapai 28%, pre eklamsi dan eklamsi
24%, infeksi 11% dan aborsi tidak aman sebesar 5%, sedangkan penyebab
tidak langsung adalah rendahnya akses pada perempuan dalam
mendapatkan layanan, terlalu tua saat melahirkan 13,9%, terlalu muda
0,3%, terlalu sering melahirkan 37%, dan terlalu pendek waktu melahirkan
9,4%.
Penanganan yang terpenting dalam menangani masalah abortus
adalah bidan mampu mengetahui dari gejala-gejala abortus agar dalam
mendiagnosa suatu masalah tepat dan sebaiknya dalam hal ini bidan
melakukan kolaborasi dengan dokter dan di tunjang oleh fasilitas yang
memadai.
B. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian abortus?
2) Apa penyebab abortus?
3) Apa saja klasifikasi abortus?
4) Bagaimana manifestasi klinis abortus?
5) Bagaimana penatalaksanaan abortus?
6) Bagaimana pathways/WOC abortus?
7) Bagaimana membuat asuhan keperawatan tentang abortus?
8) Apa Evidence Based Practice abortus?
C. Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian abortus.
2) Untuk mengetahui penyebab abortus.
3) Untuk mengetahui klasifikasi abortus.
4) Untuk mengetahui manifestasi klinis abortus.
5) Untuk mengetahui penatalaksanaan abortus.
6) Untuk memahami pathways/WOC abortus.
7) Untuk memahami asuhan keperawatan tentang abortus.
8) Untuk mengetahui Evidence Based Practice abortus.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi
Abortus dibagi dua, yaitu abostus spontan dan abortus buatan. Abortus spontan
adalah abortus yng terjadi secara alamiah tanpa intervensi luar(buatan) untuk
mengakhiri kehamilan tersebut. Terminologi umum untuk masalah kehamilan ini
adalah keguguran atau miscarriage. Sementara itu, abortus buatan adalah abortus
yang terjadi akibat intervensi tertentu yang bertujuan untuk mengkhiri proses
kehamilan. Terminologi untuk masalah ini adalah pengguguran, aborsi, atau
abortus provokatus.
2. Etiologi
Etiologi yang menyebabkan terjadinya abortus:
a. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi: kelainan kromosom, lingkungan
nidasi kurang sempurna, dan pengaruh luar.
b. Infeksi akut, pneumonia, pielitis, demam tifoid, toksoplasmosis, dan HIV.
c. Abnormalitas traktur genitalis, serviks, inkompeten, dilatasi serviks
berlebihan, robekan serviks, dan retroversio uterus.
d. Kelainan plasenta.
3. Klasifikasi
a. Abortus Imiens adalah peristiwa terjadinya pendarahan dari uterus pada
kehamilan sebelum 20 minggu, saat hasil konsepsi masih dalam uterus
tanpa adanya dilatasi serviks.
b. Abortus insipiens adalah peristiwa pendarahan uterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uterus yang meningkat,
tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus.
c. Abortus inkompletus adalah pengeluaran hasil konssepsi pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan masih adanya sisa yang tertinggal dalam
uterus.
d. Abortus kompletus adalah abortus yang hasil komsepsinya sudah
dikeluarkan.
e. Abortus servikalis adalah keluarnya hasil konsepsi dari uterus dihalangi
oleh ostium uterus eksternum yang tidak membuka, sehingga semuanya
terkumpul dalam kanalis servikalis uterus menjadi besar, bentuknya
bundar dengan dinding menipis.
f. Missed abortion adalah kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi
janin itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.
g. Abortus habitualis adalah abortus yang berulang dengan frekuensi lebih
dari 3 kali.
h. Abortus septik adalah abortus infeksius berat disertai penyebaran kuman
atau toksin ke dalam peredaran darah atau peritonium.
4. Manifestasi Klinis
Adanya dugaan klien hamil mengalami abortus jika mengalami pendarahan
segar per vagina, rasa nyeri perut bagian bawah dan kemungkinan keluar massa
hasil konsepsi. Apabila pendarahan banyak maka dapat menyebabkan rasa lemas
dan perubahan kesadaran ibu akibat kekurangan cairan.
5. Penatalaksanaan
a. Ibu hamil sebaiknya segera periksa apabila terjadi perdarahan.
b. Ibu harus beristirahat total dan dianjurkan untuk relaksasi.
c. Terapi intravena atau transfusi darah dapat dilakukan apabila diperlukan.
d. Pada kasus aborsi inkomplet diusahakan untuk mengosongkan uterus
melalui pembedahan. Begitu juga dengan kasus missed abortion jika janin
tidak keluar spontan.
e. Jika penyebab abortus adalah infeksi, evakuasi isi uterus sebaiknya
ditunda sampai mendapatkan penyebab yang pasti untuk memulai terapi
antibiotik.
6. Pathways/WOC
7. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
Jika selama kehamilan ditemukan pendarahan, maka identifikasi :
1) Umur kehamilan
2) Kapan terjadi perdarahan, berap lama, banyaknya, dan aktivitas yang
memengaruhinya.
3) Karakteristik darah: merah terang, kecoklatan, adanya gumpalan darah,
dan lendir.
4) Sifat dan lokasi ketidaknyamanan, seperti kejang, nyeri tumpul atau
tajam, mulas, serta pusing.
5) Gejala-gejala hipovolemia, seperti sinkop.
b. Diagnosis keperawatan
Beberapa kemungkinan diagnosis keperawatan yang muncul, yaitu :
1) Kurangnya volume cairan yang berhubungan dengan kehilangan
vaskular dalam jumlah berlebih
2) Perubahan perfusi jaringan yang berhubungan dengan hipovolemia
3) Ketakutan yang berhubungan dengan ancaman kematian pada diri
sendiri dan janin
4) Nyeri yang berhubungan dengan dilatasi serviks, trauma jaringan, dan
kontraksi uterus
5) Resiko tinggi terjadi infeksi yang berhubungan dengan penahanan
hasil konsepsi.
c. Intervensi keperawatan
1) Diagnosis 1: Kurangnya volume cairan yang berhubungan dengan
kehilangan vaskular yang berlebihan.
NOC :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama …x 20 menit klien
menunjukkan keseimbangan nutrisi dengan kriteria hasil:
1. Tanda-tanda vital stabil
2. Pengisian kapiler cepat
3. Sensorium tepat
4. Pengeluaran, dan berat jneis urine adekuat secara individual.
e. Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan penilaian perkembangan ibu
hasil implementasi keperawatan dengan berpedoman kepada hasil dan
tujuan yang hendak dicapai.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Abortus adalah berakhirnya kehamilan dengan pengeluaran hasil
konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan dengan usia gestasi
kurang dari 20 minggu dan berat janin kurang dari 500 gram (Murray
2002). Etiologi yang menyebabkan terjadinya abortus adalah kelainan
pertumbuhan hasil konsepsi, infeksi akut, abnormalitas traktur genitalis,
kelainan plasenta. Kelasifikasi abortus adalah abortus imiens, abortus
insipiens, abortus inkompletus, abortus kompletus, abortus servikalis,
abortus septik.
Pengkajian jika selama kehamilan ditemukan pendarahan, maka
identifikasi umur kehamilan, kapan terjadipendarahan, karakteristik darah.
Diagnosa, intervensi dan implementasi bisa dilakukan menurut NANDA
NIC&NOC. Evaluasi perkembangan ibu hasil implementasi keperawatan
dengan berpedoman kepada hasil dan tujuan yang hendak dicapai.
DAFTAR PUSTAKA
Pribadi, Adi dkk. 2015. Kehamilan Resiko Tinggi. Jakarta : CV Sagung Seto