I. Konsep Penyakit
A. DEFINISI
Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun besar, kistik
maupun solid, jinak maupun ganas (Wiknjosastro, 2007: 346). Kista ovarium
(kista indung telur) berarti kantung berisi cairan, normalnya berukuran kecil,
yang terletak di indung telur (ovarium) (Nugroho, 2010: 101). Kista ovarium
(atau kista indung telur) berarti kantung berisi cairan,normalnya berukuran kecil,
yang terletak di indung telur (ovarium). Kistaindung telur dapat terbentuk kapan
(Bilotta. K, 2012).
dalam jaringan ovarium. Kista ini disebut juga kista fungsional karena terbentuk
banyak ditemukan. Kista ini berasal dari sel telur dan korpus luteum, terjadi
Kista fungsional akan tumbuh setiap bulan dan akan pecah pada
masa subur, untuk melepaskan sel telur yang pada waktunya siap dibuahi
oleh sperma. Setelah pecah, kista fungsional akan menjadi kista folikuler
dan akan hilang saat menstruasi. Kista fungsional terdiri dari: kista folikel
minggu.
1) Kistadenoma
Merupakan kista yang berasal dari bagian luar sel indung telur.
menimbulkan nyeri.
kehitaman.
3) Kista dermoid
4) Kista endometriosis
dan infertilitas.
5) Kista hemorhage
haematoma.
Sumber : http://www.ladycarehealth.com/causes-of-different-ovarian-cysts/
Merupakan kista yang terjadi karena kista tidak dapat pecah dan
C. ETIOLOGI
dari FSH dan LH yang gagal mengalami involusi atau mereabsorbsi cairan. Kista
granulosa lutein yang terjadi didalam korpus luteum indung telur yang fungsional
dan dapat membesar bukan karena tumor, disebabkan oleh penimbunan darah
yang berlebihan saat fase pendarahan dari siklus menstruasi. Kista theka-lutein
biasanya bersifay bilateral dan berisi cairan bening, berwarna seperti jerami.
Penyebab lain adalah adanya pertumbuhan sel yang tidak terkendali di ovarium,
misalnya pertumbuah abnormal dari folikel ovarium, korpus luteum, sel telur.
D. MANIFESTASI KLINIS
kebanyakan wanita yang memiliki kista ovarium tidak memiliki gejala sampai
6. Siklus menstruasi tidak teratur, bisa juga jumlah darah yang keluar banyak.
E. PATOFISIOLOGI
yang terbentuk secara tidak sempurna didalam ovarium. Folikel tersebut gagal
mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur, terbentuk secara tidak
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut
Folikel de Graff. Pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari
2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang ruptur akan menjadi korpus
luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista
ditengah- tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum
akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi
akan mengecil selama kehamilan. Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi
Etiologi :
Ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron
Pertumbuhan folikel tidak seimbang
Degenerasi ovarium
Infeksi ovarium
Gangguan reproduksi
Konservatif :
Observasi 1-2 bulan
Laparatomi Laparoskopi
Keluhan tetap :
Aktivitas hormon Ovarian Salpingo-
Discomfort cystectomy oophorectomy
G. KOMPLIKASI
yang lebih besar tetapi terletak bebas di rongga perut kadang-kadang hanya
menimbulkan rasa berat dalam perut serta dapat juga mengakibatkan edema
pada tungkai.
` Tumor ovarium tidak mengubah pola haid kecuali jika tumor itu
perdarahan terjadi dalam jumah yang banyak akan terjadi distensi yang
yang tidak melekat atau yang dapat muncul pada ovarium normal. Torsi
Terjadi pada torsi tangkai, akan tetapi dapat pula sebagai akibat
trauma, seperti jatuh atau pukulan pada perut dan lebih sering pada saat
e. Perubahan keganasan
cermat dan analisis yang tajam dari gejala-gejala yang ditemukan dapat
1. Laparaskopi
berasal dari ovarium atau tidak, serta untuk menentukan sifat-sifat tumor itu.
2. Ultrasonografi (USG)
kistik atau solid, dan dapat pula dibedakan antara cairandalam rongga perut
4. Parasintesis
I. PENATALAKSANAAN
1. Observasi
sendirinya setelah satu atau dua siklus haid. Tindakan ini diambil jika tidak
Bila tumor ovarium disertai gejala akut misalnya torsi, maka tindakan
operasi harus dilakukan pada waktu itu juga, bila tidak ada 22 gejala akut,
memiliki resiko cukup besar terkena kenker jenis ini. Bila hanya kistanya
yang diangkat, maka operasi ini disebut ovarian cystectomy. Bila pembedahan
mengangkat seluruh ovarium termasuk tuba fallopi, maka disebut salpingo
oophorectomy.
tergantung pada usia pasien, keinginan pasien untuk memiliki anak, kondisi
pada dinding perut, yaitu sayatan searah dengan garis rambut kemaluan.
A. PENGKAJIAN
1. Langkah I (pertama) :
semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi klien. Perawat mengumpulkan data dasar awal yang lengkap. Bila
115).
a. Data subyektif
1) Identitas pasien
reproduksi.
gangguan reproduksi.
dengan pendidikannya.
sosial ekonominya.
diperlukan.
a) Keluhan Utama
kesehatan reproduksi.
b) Riwayat Kesehatan
pasien.
c) Riwayat Perkawinan
d) Riwayat menstruasi
disminorhoe atau tidak dan flour albus atau tidak. Dikaji untuk
dengan menstruasi.
f) Riwayat KB
Dikaji untuk mengetahui alat kontrasepsi yang pernah dan saat ini
(1) Nutrisi
sebaliknya.
(4) Istirahat
atau tidak.
(6) Aktivitas
kesehatannya.
b. Data Objektif
1) Pemeriksaan umum
a) Keadaan umum
c) Vital sign
2) Pemeriksaan Fisik
pembesaran perut.
baik atau tidak, sianosis atau tidak, oedem atau tidak, reflek
atau tidak.
3) Pemeriksaan khusus
a) Inspeksi
b) Palpasi
4) Pemeriksaan Penunjang
penyakit.
2. Langkah II (kedua): Interpretasi Data Dasar
benar atas data-data yang telah dikumpulkan (Muslihatun, dkk. 2009: 115).
a. Diagnosa Keperawatan
ibu, umur ibu dan keadaan gangguan reproduksi. Data dasar meliputi:
1) Data Subyektif
ibu.
2) Data Obyektif
b. Masalah
meliputi:
1) Data Subyektif
2) Data Obyektif
(Purwandari, 2008:79).
dari seorang dokter. Situasi lainya bisa saja tidak merupakan kegawatan tetapi
2009: 117).
Pada langkah ini informasi atau data dasar yang tidak lengkap dapat
sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang
Dengan kata lain, asuhan terhadap wanita tersebut sudah mencakup setiap
hal yang berkaitan dengan semua aspek asuhan. Setiap rencana asuhan harus
disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu perawat dan klien, agar dapat
rencana tersebut. Oleh karena itu, pada langkah ini tugas perawat adalah
Perencanaan ini bisa dilakukan oleh perawat atau sebagian dilakukan oleh
bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan yang lain. Jika
waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dari asuhan klien (Muslihatun,
Pada langkah ke-7 ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang
asuhan ini merupakan suatu kontinum, perlu mengulang kembali dari awal
setiap asuhan yang tidak efektif melalui proses manajemen tidak efektif serta
82).
dalam situasi klinis dan dua langkah yang terakhir tergantung pada klien dan
situasi klinis, tidak mungkin manajemen ini dievaluasi dalam tulisan saja
Data Perkembangan
1) S (Subjektif)
2) O (Objektif)
(pengkajian data, terutama data yang diperoleh dari pemeriksaan fisik pasien,
3) A (Assessment)
4) P (Planning)
Berisi tentang rencana asuhan yang disusun berdasarkan hasil analisis dan
kesejahteraannya.
B. DIAGNOSA
Herdman (2011), kemungkinan diagnosa yang muncul pada pasien dengan kista
ovarium adalah :
Pre Operasi
Post Operasi
Pre Operasi
RENCANA KEPERAWATAN
DIANGOSA
NO TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama NIC :
cidera biologi 3x24 jam diharapkan nyeri pasien berkurang Pain Management
NOC : - Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
Pain Level, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
Pain control, kualitas dan faktor presipitasi
Comfort level - Observasi reaksi nonverbal dari
Kriteria Hasil : ketidaknyamanan
- Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab - Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
nyeri, mampu menggunakan tehnik mengetahui pengalaman nyeri pasien
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, - Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
mencari bantuan) - Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
- Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan - Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain
menggunakan manajemen nyeri tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa
- Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, lampau
frekuensi dan tanda nyeri) - Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan
- Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri menemukan dukungan
- Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi
berkurang nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan
- Tanda vital dalam rentang normal kebisingan
- Kurangi faktor presipitasi nyeri
- Pilih dan lakukan penanganan nyeri
(farmakologi, non farmakologi dan inter
personal)
- Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
intervensi
- Ajarkan tentang teknik non farmakologi
- Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
- Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
- Tingkatkan istirahat
- Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan
dan tindakan nyeri tidak berhasil
2. Kecemasan bd diagnosis Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama NIC :
dan pembedahan 3x 24 jam diharapakan cemasi terkontrol Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
NOC : - Gunakan pendekatan yang menenangkan
Anxiety control - Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku
Coping pasien
Kriteria Hasil : - Jelaskan semua prosedur dan apa yang
- Klien mampu mengidentifikasi dan dirasakan selama prosedur
mengungkapkan gejala cemas - Temani pasien untuk memberikan keamanan
- Mengidentifikasi, mengungkapkan dan dan mengurangi takut
menunjukkan tehnik untuk mengontol - Berikan informasi faktual mengenai diagnosis,
cemas tindakan prognosis
- Vital sign dalam batas normal - Dorong keluarga untuk menemani anak
- Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh - Lakukan back / neck rub
dan tingkat aktivitas menunjukkan - Dengarkan dengan penuh perhatian
berkurangnya kecemasan - Identifikasi tingkat kecemasan
- Bantu pasien mengenal situasi yang
menimbulkan kecemasan
- Dorong pasien untuk mengungkapkan
perasaan, ketakutan, persepsi
- Instruksikan pasien menggunakan teknik
relaksasi
- Barikan obat untuk mengurangi kecemasan
Post Operasi
RENCANA KEPERAWATAN
DIANGOSA
NO TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
KEPERAWATAN
Bobak, Lowdermilk, & Jensen. (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas, alih
bahasa Maria A. Wijayarini, Peter I. Anugrah (Edisi 4). Jakarta: EGC.
Benson Ralp C dan Martin L. Pernoll. 2008. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi.
Jakarta: EGC
Bilotta, Kimberli. 2012. Kapita Selekta Penyakit: Dengan Implikasi Keperawatan. Edisi 2.
Jakarta : EGC
Heardman. (2011). Diagnosa Keperawatan. Jakarta. EGC.
Heffner, Linda J. & Danny J.Schust. (2008). At a Glance Sistem Reproduksi Edisi II.
Jakarta : EMS, Erlangga Medical Series.
Lowdermil, Perta. 2005. Maternity Women’s Health Care. Seventh edit.
Muslihatun, Nur Wafi. 2009. Dokumentasi Keperawatan. Yogyakarta: Fitramaya
Nugroho, Taufan. 2010. Kesehatan Wanita, Gender dan Permasalahannya. Yogyakarta :
Nuha Medika
Purwandari Atik. 2008. Konsep Keperawatan. Jakarta: EGC
Wilkinson, Judith M. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 9. Jakarta : EGC
Winkjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kandungan Ed.2. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwomo Prawirohardjo
Yatim, Faisal. 2005. Penyakit Kandungan, Myom, Kista, Indung Telur, Kanker
Rahim/Leher Rahim, serta Gangguan lainnya. Jakarta: Pustaka Populer Obor