Anda di halaman 1dari 1

PROGNOSIS ABORTUS

Abortus Imminens
• Prognosis :
Kehamilan 1 – 3 bulan paling beresiko → sering terjadi abortus o/k plasenta belum terbentuk
sehingga hasil konsepsi mudah terganggu oleh kegiatan-kegiatan fisik. Sehingga kehamilan < 3
bulan ♀ hamil tidak boleh capek & harus hati-hati, jangan sampai terjatuh & tidak boleh
memakai hak tinggi.
Mengetahui hasil konsepsi masih baik / tidak dengan :
 DJJ
 Pemeriksaan laboratorium :
- Grave index atau plano test
 Baik : HCG (+) pada urin dengan pengenceran 1/10 → kehamilan bisa dipertahankan.
 Jelek : HCG (-) pada urin dengan pengenceran 1/10.
 HCG (-) 2 minggu setelah kuretase
• Tanda uterus yang baik :
 Kulit ketukan tegang & rata
 Masih ada tanda-tanda kehidupan :
- DJJ (+) dengan USG pada kehamilan minggu ke-8 atau 2 bulan.
- DJJ (+) dengan stetoskop Doppler pada kehamilan 11 minggu.
- DJJ (+) dengan stetoskop Laennec pada kehamilan 16 minggu.
• Mengetahui hasil konsepsi masih baik / tidak dengan :
 DJJ
 Pemeriksaan laboratorium :
- Grave index atau plano test
- Positif pada air kencing tanpa pengenceran
- Pada pengenceran urin 1/10 masih tetap (+) → prognosa baik (bisa dipertahankan).
 Tapi jika pada pengenceran 1/10 masih (-) → prognosa jelek.
 Jangan sampai tercampur darah, lebih baik memakai kateter.

Abortus Insipiens
• Prognosis :
 Kehamilan sudah tidak dapat dipertahankan o/k posisi janin sudah berubah akibat lepas dari
dinding rahim
• Terapi :
 < 3 bulan → kuretase
 > 4 bulan – 4,5 bulan (sudah terbentuk kepala) → diinduksi dengan uterotonika → u/
membuka leher rahim → janin keluar.
Intoto : semua hasil konsepsi keluar (bakal janin, uterus).

Abortus Habitualis
• Prognosis :
 Prognose kehamilan berikutnya  jelek
 Dicari penyebabnya.

Anda mungkin juga menyukai