LAPORAN KASUS
Imunologi
Anti HIV Non Reaktif
TPHA Non Reaktif
HbsAg Non Reaktif
Sars-Cov Negatif
1.5. Diagnosis
G1P0A0 parturien 29-30 minggu preterm kala 1 fase laten gemeli dengan prematur
kontraksi
1.6. Penatalaksanaan
Advice Sp.OG :
Infus futrolit
Nifedipine 3x10 mg
Dexametason inj 2 x 5 mg
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
GEMELI
2.1 Definisi
Kehamilan kembar atau kehamilan multiple adalah suatu kehamilan dengan dua
janin atau lebih. Kehamilan multiple dapat berupa kehamilan ganda / gemelli (2 janin),
triplet (3 janin), kuadruplet (4 janin), quintuplet (5 janin) dan seterusnya. Kehamilan
multiple terjadi jika dua atau lebih ovum dilepaskan dan dibuahi (dizigotik) atau jika
satu ovum yang dibuahi membelah secara dini hingga membentuk dua embrio
(monozigotik). 2 Superfetasi adalah fertilisasi dan perkembangan ovum ketika janin
telah berada di dalam uterus, atau fertilisasi 2 buah telur tidak pada siklus yang sama.1
Superfetasi masih belum dibuktikan pada manusia. Sedangkan superfekundasi
adalah fertilisasi ovum melalui inseminasi setelah ovum difertilisasi, atau fertilisasi
telur pada waktu berdekatan tapi tidak pada koitus yang sama. Superfekundasi dapat
terjadi pada manusia, karena dalam kepustakaan diceritakan mengenai seorang ibu kulit
putih yang melahirkan anak seorang kulit putih dan seorang anak mulato pada suatu
persalinan kembar.1
2.2 Etiologi
Kehamilan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: 2
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah : bangsa, umur dan paritas sering
mempengaruhi kehamilan 2 telur
b. Faktor obat-obat induksi ovulasi profertil, domid dan hormon gonadotropin dapat
menyebabkan kehamilan dizigotik dan kembar lebih dari dua
c. Faktor keturunan
d. Faktor yang lain belum diketahui : Bangsa, hereditas, umur dan paritas hanya
mempunyai pengaruh terhadap kehamilan kembar yang berasal dari 2 telur, juga
hormon gonadotropin yang dipergunakan untuk menimbulkan ovulasi dilaporkan
menyebabkan kehamilan dizigotik.
Faktor-faktor tersebut dan mungkin pula faktor lain dengan mekanisme tertentu
menyebabkan matangnya 2 atau lebih folikel de graff atau terbentuknya 2 ovum atau
lebih dalam satu folikel. Kemungkinan pertama dibuktikan dan ditemukan 21 korpora
lutea pada kehamilan kembar. Pada fertilisasi in vitro dapat pula terjadi kehamilan
kembar, jika telur-telur yang diperoleh dapat dibuahi lebih dari satu, jika semua
embrio yang kemudian dimasukan kedalam rongga rahim ibu tumbuh berkembang
lebih dari satu. Pada kembar yang berasal dari satu telur, faktor bangsa, hereditas,
umur dan paritas tidak atau sedikit sekali mempengaruhi kehamilan kembar itu.
Diperkirakan disini sebabnya ialah faktor penghambat pada masa pertumbuhan dini
hasil konsepsi.2
Faktor penghambat yang mempengaruhi segmentasi sebelum blastula
terbentuk,menghasilkan kehamilan kembar dengan 2 amnion, 2 korion dan 2 plasenta
seperti pada kehamilan kembar dizigotik.2
2.3 Epidemologi
Frekuensi kembar monozigotik relative konstan di suluruh dunia, yaitusekitar 4
per 1000 kelahiran. Sebaliknya, frekuensi kembar dizigotik bervariasi dalam setiap ras
di suatu negara dan dipengaruhi oleh usia ibu (meningkat dari 3 per 1000 kelahiran
pada ibu berusia di atas 20 tahun hingga 14 per 1000 kelahiran pada ibu berusia 35 – 40
tahun) serta paritas.3,4
2.4 Patofisiologi
Kehamilan kembar dibagi menjadi dua. Monozigot, kembar yang berasal dari
satu telur dan dizigot kembar yang berasal dari dua telur. Dari seluruh jumlah kelahiran
kembar, sepertiganya adalah monozigot. Kembar dizigot berarti dua telur matang dalam
waktu bersamaan, lalu dibuahi oleh sperma. Akibatnya, kedua sel telur itu mengalami
pembuahan dalam waktu bersamaan. Sedangkan kembar monozigot berarti satu telur
yang dibuahi sperma, lalu membelah dua. Masa pembelahan inilah yang akan
berpengaruh pada kondisi bayi kelak.5
Masa pembelahan sel telur terbagi dalam empat waktu, yaitu 0 – 72 jam, 4 – 8
hari, 9-12 dan 13 hari atau lebih. Pada pembelahan pertama, akan terjadi diamniotik
yaitu rahim punya dua selaput ketuban, dan dikorionik atau rahim punya dua plasenta.
Sedangkan pada pembelahan kedua, selaput ketuban tetap dua, tapi rahim hanya punya
satu plasenta. Pada kondisi ini, bisa saja terjadi salah satu bayi mendapat banyak
makanan, sementara bayi satunya tidak. Akibatnya, perkembangan bayi bisa terhambat.
Lalu, pada pembelahan ketiga, selaput ketuban dan plasenta masing-masing hanya
sebuah, tapi bayi masih membelah dengan baik.2,6
Pada pembelahan keempat, rahim hanya punya satu plasenta dan satu selaput
ketuban, sehingga kemungkinan terjadinya kembar siam cukup besar. Pasalnya waktu
pembelahannya terlalu lama, sehingga sel telur menjadi berdempet. Jadi kembar siam
biasanya terjadi pada monozigot yang pembelahannya lebih dari 13 hari. Dari keempat
pembelahan tersebut, tentu saja yang terbaik adalah pembelahan pertama, karena bayi
bisa membelah dengan sempurna. Namun, keempat pembelahan ini tidak bisa diatur
waktunya. Faktor yang mempengaruhi waktu pembelahan, dan kenapa bisa membelah
tidak sempurna sehingga mengakibatkan dempet, biasanya dikaitkan dengan infeksi,
kurang gizi, dan masalah lingkungan.6
2.5 Jenis Kehamilan Gemelli
Kehamilan kembar dibagi menjadi 3 macam, adalah sebagai berikut:1
a. Gemelli dizigotik = kembar dua telur , heterolog, biovuler dan praternal :
Kedua telur berasal dari :
a. 1 ovarium dan dari
b. ovurium dan dari 1 folikel
c. dari ovarium kanan dan satu lagi dari ovarium kiri.
b. Gemelli monozigotik = kembar satu telur, homolog, uniovuler, identik, dapat terjadi
karena :
1) Satu telur dengan 2 inti, hambatan pada tingkat blastula
2) Hambatan pada tingkat segmentasi
3) Hambatan setelah amnion dibentuk, tetapi sebelum primitif steak
c. Conjoined twins, superfekkundasi 2 superfetasi
Conjoined twins atau kembar siam adalah kembar dimana janin melengket satu
dengan yang lainnya. Misalnya torakopagus (dada dengan dada), abdominopagus
(perlengketan antara kedua abdomen), kraniopagus (kedua kepala) dan sebagainya.
Banyak kembar siam telah dapat dipisahkan secara operatif dengan berhasil.
Superfekundasi adalah pembuahan dua telur yang dikeluarkan dalam ovulasi yang
sama pada dua kali koitus yang dilakukan pada jarak waktu yang pendek.
2.6 Diagnosis
a. Gejala dan tanda
Hidramnion banyak ditemukan pada kehamilan ganda, sehingga adanya
hidramnion harus menimbulkan kewaspadaan. Gangguan yang biasanya muncul pada
kehamilan akan meningkat pada kehamilan kembar. Efek kehamilan kembar, yaitu:
tekanan pada pelvis yang lebih berat dan lebih awal, nausea, sakit punggung, varises,
konstipasi, hemoroid, distensi abdominal dan kesulitan bernafas. Aktivitas fetus lebih
banyak dan persisten. Diagnosis kehamilan kembar 75% ditemukan secara fisik. Tanda-
tanda yang harus diperhatikan pada kehamilan kembar antara lain:7,8
1. Anamnesis
Perut lebih buncit dari semestinya sesuai dengan umur kehamilan
Gerakan janin lebih banyak dirasakan ibu hamil
Uterus terasa lebih cepat membesar
Penggunaan obat fertilitas, pernah hamil kembar atau ada riwayat keturunan
kembar
2. Pemeriksaan Fisik Inspeksi dan palpasi
Uterus lebih besar (>4cm) dibandingkan usia kehamilannya;
Gerakan janin terasa lebih sering
Berat badan ibu bertambah secara signifikan, namun bukan disebabkan oleh
edema atau obesitas;
Polihidramnion;
Ballotement lebih dari satu fetus;
Banyak bagian kecil yang teraba;
Uterus terdiri dari tiga bagian besar janin.
3. Auskultasi
Terdengarnya denyut jantung janin yang letaknya berjauhan dengan perbedaan
kecepatan setidaknya 10 dpm
b. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
Nilai hematokrit dan hemoglobin serta jumlah sel darah merah menurun, berhubungan
dengan peningkatan volume darah. Anemia mikrositik hipokrom sering kali muncul
pada kehamilan kembar. Pada trimester kedua, kebutuhan fetus terhadap besi (Fe)
melebihi kemampuan maternal untuk mensuplai Fe.
Pada kehamilan kembar, chorionic gonadotropin pada urin, estriol dan pregnanendiol
meningkat. Kehamilan kembar juga dapat didiagnosis dengan pemeriksaan
peningkatan serum alfa fetoprotein ibu, meskipun pemeriksaan ini tidak berdiri
sendiri.
2. Ultrasonografi
Kemungkinan suatu kehamilan kembar dapat diketahui sejak usia 5 minggu, dengan
melihat jumlah kantung gestasi di dalam kavum uteri. Diagnosis definitif kehamilan
kembar baru boleh ditegakkan bila terlihat lebih dari satu mudigah yang menunjukkan
aktivitas denyut jantung. Jenis korionisitas dan amnionisitas kehamilan paling mudah
diketahui pada kehamilan trimester I. sampai kehamilan 10 minggu, bila terlihat 2
kantung gestasi yang masing-masing berisi mudigah hidup, maka kehamilan
tergolong dikorionik-diamniotik (DK-DA). Bila hanya terlihat 1 kantung gestasi yang
berisi 2 mudigah hidup, maka kehamilan kembar tergolong monokorionik (MK). Bila
pada kembar MK terlihat 2 kantung amnion yang saling terpisah dan masing-masing
berisi mudigah hidup, kehamilan kembar tergolong monokorionik-diamniotik (MK-
DA); dan bila hanya terlihat 1 kantung amnion yang berisi 2 mudigah hidup,
kehamilan kembar tergolong monokorionik monoamniotik (MK-MA).
Pada kehamilan trimester II, korionisitas kehamilan kembar dapat diketahui dengan
memeriksa jenis kelamin kedua janin, jumlah plasenta, dan sekat pemisah kedua
janin. Bila jenis kelamin berbeda atau terdapat 2 plasenta yang letaknya terpisah,
menunjukkan kehamilan kembar DK-DA; akan tetapi bila dijumpai keadaan yang
sebaliknya belum berarti kehamilan kembar MK. Pada kehamilan DK, sekat pemisah
terlihat tebal (terdiri atas 2 lapisan amnion dan 2 lapisan korion); sedangkan pada
kembar MK-DA sekat pemisah terlihat tipis (hanya terdiri atas 2 lapisan amnion).
Sekat pemisah pada MK-DA seringkali sangat tipis sehingga sulit diidentifikasi.
2.7 Screening
Diagnosis pasti gemelli adalah jika ditemukan:9
Terabanya 2 kepala, 2 bokong, dan satu/dua punggung;
Terdengarnya dua denyut jantung yang letaknya berjauhan dengan perbedaan
kecepatan minimum 10 denyut per menit;
Sonogram pada trimester pertama
Roentgen foto abdomen. Namun cara ini sudah jarang dilakukan karena adanya
bahaya penyinaran
Hubungan antara kehamilan ganda dan persalinan prematur telah diketahui dengan
baik, dengan >50% dari kelahiran kembar melahirkan sebelum 37 minggu. Kehamilan ganda
berkontribusi secara tidak proporsional terhadap kelahiran prematur. Secara keseluruhan
52,2% dari kelahiran kembar melahirkan sebelum 37 minggu dan 10,7% sebelum 32 minggu.
Angka kematian neonatus kembar enam sampai tujuh kali lipat dari kehamilan tunggal, yaitu
18 per 1000 kelahiran hidup, sedangkan kematian neonatus kembar tiga dan kehamilan ganda
tingkat tinggi mencapai 39,6 per 100 kelahiran hidup. Ketika klasifikasi pediatrik fikation
kematian neonatal diperiksa,> 50% kematian neonatal di antara kelahiran ganda jelas
disebabkan oleh prematuritas.14
Kelahiran prematur dapat terjadi setelah persalinan spontan atau akibat intervensi
obstetrik. Kehamilan ganda memiliki risiko komplikasi obstetrik yang lebih tinggi, sehingga
sebagian besar kelahiran prematur pada kehamilan ganda di negara maju diindikasikan secara
medis.14
Karena kehamilan ganda tetap menjadi faktor risiko yang kuat untuk kelahiran
prematur, tidak jelas apakah faktor risiko lain yang terkait dengan kelahiran prematur pada
kehamilan tunggal juga berlaku untuk kehamilan ganda. Studi Prediksi Prematur adalah studi
kohort prospektif besar tentang kelahiran prematur spontan, yang mencakup 147 kehamilan
kembar, di antaranya 80 (54,4%) melahirkan secara spontan sebelum 37 minggu selesai, 47
(32%) sebelum 35 minggu dan 13 (8,8%) sebelum 32 minggu. Ketika faktor risiko kelahiran
prematur pada bayi kembar dianalisis, infeksi saluran kemih ditemukan terkait dengan
persalinan prematur sebelum 35 minggu.8
Kehamilan, dan kelahiran prematur sebelumnya dikaitkan dengan kelahiran prematur
spontan sebelum 37 minggu. Tidak ada faktor risiko ibu lain yang diperiksa terkait dengan
persalinan prematur, termasuk ras, usia, merokok, indeks massa tubuh rendah, komplikasi
medis dan obstetrik, dan gejala persalinan prematur. Namun, jumlah yang termasuk dalam
bagian penelitian ini relatif kecil.8
Ada beberapa bukti bahwa anak kembar yang dikandung setelah fertilisasi invitro
(IVF) memiliki insiden kelahiran prematur yang lebih tinggi daripada konsepsi ganda
spontan. Sebuah meta-analisis studi observasional menemukan peningkatan kelahiran
prematur.8
Prediktor yang lebih baru dimaksudkan untuk membedakan antara wanita dengan
kehamilan ganda yang berisiko melahirkan prematur dan wanita yang tidak mungkin untuk
melahirkan prematur termasuk pengukuran ultrasonografi panjang serviks dan janin serviks.
fibronektin. janinfibronektin adalah glikoprotein yang biasanya tidak ditemukan dalam
sekresi serviks pada kehamilan, tetapi keberadaannya antara 22 dan 35 minggu.6
Mekanisme persalinan prematur pada kehamilan ganda :1,4
Respon yang berbeda terhadap pengobatan seperti progesteron pada kehamilan
kembar dan kehamilan tunggal menyiratkan bahwa mekanisme yang berbeda dapat
menyebabkan timbulnya persalinan prematur. Mekanisme yang mengontrol awitan partus
pada manusia belum sepenuhnya dipahami, bahkan pada kehamilan tunggal. Namun
demikian, sekarang ada banyak bukti bahwa ketenangan uterus dipertahankan sepanjang
sebagian besar kehamilan oleh penghambatan yang dimediasi reseptor progesteron dan
progesteronflsinyal inflamasi dan supresi gen kontraktil.
Awitan persalinan berhubungan dengan migrasi makrofag dan neutrofil ke uterus
dengan pelepasan kemokin dan sitokin dan aktivasi inflsinyal inflamasi. Hal ini menyebabkan
peningkatan regulasi protein yang memediasi pematangan serviks dan pecahnya membran,
termasuk prostaglandin dan matriks metaloproteinase, peningkatan ekspresi gen yang
mempromosikan kontraksi miometrium seperti gap junction dan reseptor oksitosin, dan
represi fungsi reseptor progesteron. Berbagai proses patologis dapat memulai proses ini
sebelum waktunya, termasuk infeksi, insufisiensi serviksfipenyakit, fenomena alergi, stres,
overdistensi uterus dan iskemia uterus.
Namun, pada persalinan normal yang terjadi saat aterm, perubahan ini kemungkinan
diinduksi oleh sinyal yang dihasilkan oleh janin yang matang, yang meliputi peningkatan
regangan uterus, peningkatan produksi corticotrophinreleasing hormone (CRH) oleh plasenta
dan peningkatan sekresi protein dan lipid surfaktan oleh paru-paru janin ke dalam ketuban
fluid. Masuk akal bahwa pada kehamilan ganda, rangsangan fisiologis ini mungkin
bertambah karena ukuran janin yang lebih besar dan plasenta serta amnion yang lebih besar.
Volume cairan ini suprafisiologis rangsangan dapat mengakibatkan kecenderungan universal
untuk melahirkan lebih awal pada kehamilan ganda.
Peran peregangan
Eksperimen pada hewan telah menunjukkan bahwa peregangan mekanis
meningkatkan ekspresi miometrium dari gap junction, reseptor oksitosin, dan infl protein
sinyal inflamasi.Protein terkait tenaga kerja juga diregulasi oleh peregangan mekanis yang
diterapkan pada sel miometrium manusia in vitro, dan peregangan selaput janin menyebabkan
peningkatan produksi prostaglandin, interleukin-8 dan kolagenase. Studi-studi ini
memberikan bukti kuat untuk peran peregangan dalam inisiasi persalinan, dan distensi uterus
sering diasumsikan menjadi salah satu faktor terpenting yang menyebabkan persalinan
prematur pada kehamilan ganda. Namun, ada sangat sedikit bukti untuk ini. Sebuah studi
baru-baru ini membandingkan ketebalan miometrium yang diukur secara ultrasonografi pada
wanita yang mengandung kembar dan lajang tidak menemukan perbedaan antara kelompok
meskipun ada peningkatan substansial dalam perkiraan volume uterus pada kembar.
Penipisan progresif segmen bawah rahim terlihat pada bayi tunggal dan kembar menjelang
trimester ketiga, tetapi penipisan terjadi pada kehamilan awal pada kembar yang melahirkan
prematur. Para penulis' berhipotesis bahwa ini bisa mewakili gangguan adaptasi untuk
meningkatkan volume intrauterin, dan akhirnya mempengaruhi kelahiran prematur. Namun
demikian, kurangnya korelasi dengan panjang serviks pada wanita ini membuat mereka
menyimpulkan bahwa penipisan miometrium bukan satu-satunya penyumbang partus.
Beberapa in vitro penelitian telah membandingkan miometrium kehamilan tunggal dan
ganda. Sebuah studi yang meneliti miometrium non-persalinan dari kehamilan tunggal dan
ganda tidak menemukan perbedaan dalam protein gap junction, dan ekspresi subunit protein
gapGSalpha tidak diubah oleh peregangan in vitro. Quenby dkk. melaporkan bahwa oksitosin
meningkatkan kontraksi lebih besar pada miometrium dari kehamilan kembar daripada
miometrium dari lajangin vitro, tetapi tidak jelas apakah ini tergantung pada peregangan.
Peran CRH
Faktor lain yang berkontribusi terhadap predisposisi persalinan prematur bisa
berhubungan dengan peningkatan sekresi mediator dari massa plasenta yang lebih besar.
Kadar CRH yang diproduksi oleh plasenta lebih tinggi pada kehamilan kembar dibandingkan
pada kehamilan tunggal dan pada kehamilan manusia, peningkatan eksponensial dalam
konsentrasi plasma ibu dari CRH berkorelasi dengan permulaan partus. CRH menurunkan
produksi progesteron plasenta in vitro, dan mungkin juga, secara tidak langsung,
meningkatkan estriol plasenta (E3), yang pada konsentrasi tinggi berubah dari penghambat
estradiol (E2) menjadi agonis yang efektif. Dengan demikian telah dihipotesiskan bahwa
CRH mengubah keseimbangan hormon progestasional dan estrogen yang penting dalam
mempertahankan kehamilan, yang mengarah ke lingkungan estrogenik yang mendorong
kontraksi miometrium. Sebuah makalah baru-baru ini memeriksa lintasan hormon plasma
pada kehamilan melaporkan bahwa kadar CRH dan E3 berhubungan positif pada akhir
kehamilan, danfimelaporkan bahwa rasio progesteron:E3 menurun dan rasio E3:E2
meningkat pada bulan sebelum persalinan, dan bahwa tingkat perubahan CRH lebih besar
pada 26 minggu pada wanita yang melahirkan prematur. Sebagian besar data berasal dari
kehamilan tunggal, tetapi penelitian ini mencakup sebagian dari 10 kehamilan kembar.
Menariknya konsentrasi plasma temadian CRH, E3, E2 dan progesteron, dan persentase
perubahan harian CRH pada 26 minggu tampaknya lebih tinggi pada kembar dibandingkan
pada tunggal, meskipun rasio P:E3 dan E3:E2 serupa sampai trimester ketiga kehamilan. .
Para penulis menyarankan bahwa dosis progesteron yang lebih tinggi akan diperlukan untuk
menormalkan rasio ini pada kehamilan kembar daripada pada kehamilan tunggal, mungkin
menjelaskan mengapa pengobatan progesteron sejauh ini gagal mencegah persalinan
prematur pada kembar.
Faktor-faktor yang dihasilkan oleh paru-paru janin
Telah diusulkan bahwa faktor-faktor yang dihasilkan dari paru-paru janin yang
matang, seperti surfaktan protein-A (SP-A)25 atau faktor pengaktif trombosit (PAF),40
mungkin memberikan stimulus hormonal untuk meningkatkan kontraktilitas miometrium
yang mengarah ke partus. Tidak jelas apakah ada peningkatan produksi faktor-faktor tersebut
pada kehamilan ganda, atau apakah ini memiliki efek pada miometrium. Namun, ada bukti
bahwa pematangan paru terjadi lebih awal pada kembar daripada lajang, dengan
amnionflrasio lesitin:sfingomielin cair sering melebihi 2 pada sekitar 32 minggu pada
kembar, dibandingkan dengan sekitar 36 minggu pada kehamilan tunggal.
Mekanisme patologis persalinan prematur
Persalinan prematur adalah multifaktorial, dan proses patologis yang terlibat dalam
kelahiran prematur pada bayi tunggal dapat terjadi pada kehamilan ganda. Infeksi ditemukan
berhubungan dengan proporsi kasus persalinan preterm pada bayi kembar, dan kantung
ketuban terdepan paling sering terkena. Disfungsi plasenta lebih sering terjadi pada
kehamilan ganda daripada pada kehamilan tunggal, dan hal ini telah dikaitkan dengan
persalinan prematur. Stres dan insuf serviksficiency mungkin juga memiliki peran.
Mekanisme patologis yang terpisah ini dapat bertindak bersama dengan rangsangan untuk
persalinan yang unik untuk kehamilan ganda yang diuraikan di atas, meningkatkan risiko
kelahiran prematur.1,4
Sampai saat ini, belum ada pengobatan yang diidentifikasi yang dapat mencegah
persalinan prematur pada kehamilan ganda.6
BAB IV
KESIMPULAN
Wanita dengan kehamilan ganda berada pada risiko tinggi persalinan prematur, yang
mengakibatkan beban morbiditas dan mortalitas neonatus yang tidak proporsional, dan
masalah kesehatan jangka panjang. Namun, kurangnya pemahaman tentang mekanisme yang
mengarah pada kelahiran prematur pada kehamilan kembar yang lebih tinggi berarti bahwa
metode prediksi dan pencegahan kelahiran prematur masih terbatas. Terapi yang dapat
mencegah kelahiran prematur pada bayi tunggal tidak berhasil pada kehamilan ganda; atau
lebih buruk, terapi semacam itu mungkin berbahaya. Bahkan perawatan mapan pada
kehamilan tunggal, seperti steroid antenatal, belum sepenuhnya dinilai pada kembar.
Penelitian lebih lanjut tentang penyebab kelahiran prematur pada kehamilan ganda dan
manajemen persalinan yang optimal pada bayi kembar diperlukan untuk meningkatkan
pilihan intervensi dan hasil pada kelompok berisiko tinggi ini.
DAFTAR PUSTAKA