MIOMA UTERI
Disusun oleh:
Rike Rizqilah
119810045
Penguji:
dr. Nunung Nurbaniwati, Sp.OG(K)
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR....................................................................................... 2
BAB I LAPORAN KASUS............................................................................... 3
1. Identitas Pasien................................................................................... 3
2. Anamnesis.......................................................................................... 3
3. Pemeriksaan Fisik............................................................................... 6
4. Pemeriksaan Penunjang...................................................................... 8
5. Resume............................................................................................... 8
6. Diagnosis............................................................................................ 10
7. Penatalaksanaan.................................................................................. 10
8. Prognosis............................................................................................ 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 30
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya, sehingga saya bisa menyelesaikan laporan
kasus ujian ginekologi ini dengan judul “Mioma Uteri“. Laporan kasus ujian
ginekologi ini diajukan untuk memenuhi ujian dalam Kepaniteraan Klinik Ilmu
Kebidanan dan Penyakit Kandungan di Rumah Sakit Umum Daerah Waled
Kabupaten Cirebon.
Dalam penulisan laporan kasus ujian ginekologi ini penulis banyak
menemukan kesulitan. Namun berkat dorongan dan bimbingan dari berbagai
pihak, akhirnya laporan kasus ujian ginekologi ini dapat diselesaikan. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Nunung Nurbaniwati,
Sp.OG(K), selaku penguji. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam
laporan kasus ujian ginekologi ini.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan berbagai kritik dan saran yang
bersifat membangun dalam tema dan judul yang diangkat dalam laporan kasus
ujian ginekologi ini. Akhir kata semoga laporan kasus ujian ginekologi ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pihak-pihak yang membutuhkan
umumnya.
Penulis
3
BAB I
LAPORAN KASUS
1. IDENTITAS
Nama : Ny. S
Umur : 43 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan Terakhir : SD
Alamat : Desa Picungpugur Dusun Manis RT 09/02
Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon
pukul 12.00 WIB dengan keluhan nyeri perut bagian bawah sejak satu
minggu yang lalu dan keluar darah dari jalan lahir bersamaan dengan nyeri
perut. Nyeri perut dirasakan seperti diremas di perut bagian bawah
menjalar sampai ke atas. Nyeri perut dirasakan hilang timbul. Darah (flek)
muncul bersamaan dengan rasa nyeri perut. Darah berwarna merah segar,
gumpalan (-), lendir (-), keputihan (-), dan gatal (-). Pasien mengaku
mengetahui darah keluar pada saat BAK. Satu bulan yang lalu pasien
sempat di rawat di RSUD Waled karena keluar darah dari jalan lahir, saat
itu pasien sedang haid hari ke empat menurut pasien biasanya haid hanya
dua hari. Saat itu darah yang keluar banyak sehari pasien ganti 4-5
pembalut. Pada saat pulang pasien di lakukan USG terlebih dahulu di
RSUD Waled. Hasil pemeriksaan USG didapatkan massa pada mioma
uteri menunjukkan bahwa pasien terdiagnosis mioma uteri. Pasien saat ini
mengaku hanya mengonsumsi obat antinyeri dari mantri. Keluhan BAK
dan BAB (-), penurunan nafsu makan (-), dan penurunan berat badan (-).
c. Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat keluhan yang sama : satu bulan yang lalu di rawat di
RSUD Waled karena keluar darah
dari jalan lahir.
- Riwayat DM : Disangkal
- Riwayat HT : Riwayat hipertensi sejak 5 tahun
- Riwayat penyakit jantung : Disangkal
- Riwayat penyakit ginjal : Disangkal
- Riwayat alergi obat/ makanan : Disangkal
- Riwayat asma : Disangkal
- Riwayat trauma : Disangkal
- Riwayat kanker/ tumor : Disangkal
d. Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat keluhan yang sama : Disangkal
- Riwayat DM : Disangkal
- Riwayat HT : Disangkal
- Riwayat penyakit jantung : Disangkal
5
j. Riwayat kontrasepsi
Pasien tidak pernah menggunakan kontrasepsi.
k. Riwayat ginekologi
Riwayat penyakit kanker, kista ovarium, mioma uteri, dan perdarahan
pervaginam di luar menstruasi disangkal pasien.
3. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum : Tampak sakit sedang
b. Kesadaran : Composmetis
c. Vital sign :
i. Tekanan darah : 130/90 mmHg
ii. Nadi : 85x/menit
iii. Respirasi : 20x/menit
iv. Suhu : 36,4° C
d. Berat badan : 67 kg
e. Tinggi badan : 150 cm
f. Status generalis :
i. Kepala : Normocephal, rambut berwarna hitam, dan tidak mudah
rontok.
ii. Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-).
iii. Hidung : Deviasi (-), sekret (-), darah (-).
iv. Telinga : Darah (-), sekret (-).
v. Mulut : Sianosis bibir (-), gusi berdarah (-), karies gigi (-).
vi. Leher : Pembesaran KGB (-), peningkatan JVP (-).
vii. Thoraks :
- Inspeksi : Simetris, retraksi ICS (-), otot bantu pernapasan (-),
ictus cordis tidak tampak
- Palpasi : Nyeri tekan (-), fremitus taktil (+)
- Perkusi : Sonor seluruh lapang paru, batas kanan jantung di ICS
II linea parasternalis dextra, batas pinggang jantung di
ICS III linea parasternalis sinistra, apeks jantung di
ICS V linea 2 cm medial midclavicula
7
- Auskultasi :
Cor : Bunyi jantung I-II regular, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : VBS (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
viii. Abdomen :
- Inspeksi : Datar, jejas (-), jejas (-), tanda peradangan (-)
- Auskultasi : Bising usus (+)
- Palpasi : Teraba benjolan di region pubis (+), konsistensi lunak,
mobile, ukuran 6x6 cm, nyeri tekan (+)
- Perkusi : Timpani pada seluruh lapang abdomen
ix. Ekstremitas : Refleks patella (+/+), edema tungkai (-/-), CRT<2 detik
xi. Status Ginekologi:
- Inspeksi : Tampak perut datar, terlihat adanya benjolan di region
pubis, tanda peradangan (-), bekas operasi (-).
- Auskultasi : Bising usus (+).
- Palpasi : Teraba benjolan di region pubis (+), konsistensi padat,
mobile, ukuran 6x6 cm, nyeri tekan (+).
- Perkusi : Timpani pada seluruh lapang abdomen.
- Pemeriksaan dalam : V/V tidak ada kelainan, tidak nampak
perdarahan aktif, perdarahan hanya
menempel di pembalut
- Inspekulo : tidak dilakukan
- VT : tidak dilakuka
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG
8
5. RESUME
Seorang perempuan berusia 43 tahun dengan P5A0 datang ke poli
Kebidanan & Kandungan RSUD Waled pada tanggal 8 Februari 2021 pukul
12.00 WIB dengan keluhan nyeri perut bagian bawah sejak satu minggu yang
lalu dan keluar darah dari jalan lahir bersamaan dengan nyeri perut. Nyeri
perut dirasakan seperti diremas di perut bagian bawah menjalar sampai ke
atas. Nyeri perut dirasakan hilang timbul. Darah (flek) muncul bersamaan
dengan rasa nyeri perut. Darah berwarna merah segar, gumpalan (-), lendir
(-), keputihan (-), dan gatal (-). Pasien mengaku mengetahui darah keluar
pada saat BAK. Satu bulan yang lalu pasien sempat di rawat di RSUD Waled
karena keluar darah dari jalan lahir, saat itu pasien sedang haid hari ke empat
menurut pasien biasanya haid hanya dua hari. Saat itu darah yang keluar
banyak sehari pasien ganti 4-5 pembalut. Pada saat pulang pasien di lakukan
USG terlebih dahulu di RSUD Waled. Hasil pemeriksaan USG didapatkan
massa pada mioma uteri menunjukkan bahwa pasien terdiagnosis mioma
uteri. Pasien saat ini mengaku hanya mengonsumsi obat antinyeri dari mantri.
9
Keluhan BAK dan BAB (-), penurunan nafsu makan (-), dan penurunan berat
badan (-).
Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 5 tahun yang lalu, Riwayat
DM, penyakit jantung, penyakit ginjal, alergi obat/ makanan, asma, trauma,
kanker/ tumor disangkal maupun riwayat dari keluarga disangkal oleh pasien.
Riwayat operasi disangkal oleh pasien. Pasien sering mengkonsumsi makanan
yang berlemak, pedas, dan gurih. Makanan yang dibakar jarang. Pasien
mengaku jarang mengonsumsi buah dan sayur. Minum air putih jarang, tidak
sampai 8 gelas/ hari. Olahraga jarang dilakukan hanya aktivitas sehari-hari.
Riwayat merokok dan minum alkohol disangkal oleh pasien. Pasien juga
mengaku jarang mengganti celana dalam 2x/ hari.
Pasien mengaku bahwa pertama kali menstruasi pada usia 12 tahun
dengan siklus yang teratur selama 5 hari disertai nyeri pada saat menstruasi
(dismenorea) dan mengganti pembalut 2-3 kali dalam sehari. Pasien belum
menopause.
Pasien mengaku bahwa ini merupakan pernikahan yang kedua dengan.
Pasien mengaku sebelumnya tidak memakai kontrasepsi KB (-). Pernikahan
yang pertama pasien di karunia 4 anak pada pernikahan yang ke 2 pasien
dikaruniai 1 anak. Anak pertama perempuan usia 22 tahun lahir di bian
dengan persalinan spontan dan berat badan lahir tidak diketahui. Anak kedua
perempuan usia 21 tahun lahir di bidan dengan persalinan spontan dan berat
badan lahir tidak diketahui. Anak ketiga perempuan usia 18 tahun lahir di
bidan dengan persalinan spontan dan berat badan lahir tidak diketahui. Anak
keempat usia 14 tahun lahir di bidan dengan persalinan spontan dan berat
badan lahir tidak diketahui. Anak kelima usia 5 tahun lahir di RS UMC
dengan persalinan spontan dan berat badan lahir 2000 gr. Anak ke lima lahir
dengan penyulit hipertensi. Riwayat abortus, infeksi nifas, disangkal oleh
pasien. Riwayat penyakit kanker, kista ovarium, mioma uteri, dan perdarahan
pervaginam di luar menstruasi disangkal pasien.
Pada pemeriksaan fisik keadaan umum pasien tampak sakit sedang
dengan kesadaran composmentis, tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 85
x/menit, respirasi 20 x/menit, suhu 36,4°C, berat badan 67 kg, dan tinggi
10
badan 150 cm. Status generalis pasien dalam batas normal. Pada status
ginekologi, pada pemeriksaan inspeksi tampak perut datar, terlihat adanya
benjolan di region pubis, tanda peradangan (-), bekas operasi (-). Pemeriksaan
auskultasi bising usus (+). Pemeriksaan palpasi teraba benjolan di region
pubis (+), konsistensi padat, mobile, ukuran 6x6 cm, nyeri tekan (+).
Pemeriksaan perkusi timpani pada seluruh lapang abdomen. Pemeriksaan
dalam: V/V tidak ada kelainan, tidak nampak perdarahan aktif, perdarahan
hanya menempel di pembalut. dan untuk pemeriksaan inspekulo dan VT tidak
dilakukan.
6. DIAGNOSIS
P5A0 dengan Mioma uteri
7. PENATALAKSANAAN
a) Umum
Anti nyeri (ibuprofen 3x1)
Advice dr. Deni, Sp.OG
b) Khusus
Pro Histerektomi
8. PROGNOSIS
- Ad vitam : Ad Bonam
- Ad functionam : Ad Bonam
- Ad Sanationam : Ad Bonam
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2.2 EPIDEMIOLOGI
Data epidemiologi menunjukkan bahwa mioma terjadi pada 50-
60% wanita dengan 70% kasus terjadi pada usia 50 tahun, di mana 30-
40% kasus pada masa perimenopause dan 20-25% kasus pada wanita
usia reproduksi. 1,9
a. Global
Mioma uteri dapat mengenai semua ras, paling banyak pada
18% ras kulit hitam, 10% pada wanita Hispanik, 8% menyerang
wanita kulit putih, dan paling jarang mengenai wanita Asia.
Sebagian besar kasus tidak bergejala sama sekali, hanya 30% kasus
12
2.2.3 ETIOLOGI
Mioma uteri berasal dari sel otot polos miometrium, menurut
teori onkogenik maka patogenesa mioma uteri dibagi menjadi 2 faktor
yaitu inisiator dan promotor. Faktor-faktor yang menginisiasi
pertumbuhan mioma uteri masih belum diketahui dengan pasti. Dari
penelitian menggunakan glucose-6-phosphatase dihydrogenase
diketahui bahwa mioma berasal dari jaringan yang uniseluler.
Transformasi neoplastik dari miometrium menjadi mioma melibatkan
mutasi somatik dari miometrium normal dan interaksi kompleks dari
hormone steroid seks dan growth factor lokal. Mutasi somatik ini
merupakan peristiwa awal dalam proses pertumbuhan tumor.2,3,4
Etiologi mioma uteri adalah abrnomalitas gen karena mutasi
genetik HMG1, HMG1-C, HMG1 (Y) HMGA2, COL4A5, COL4A6,
dan MEDI2. Kelainan kromosom terjadi akibat gangguan translokasi
kromosom 10, 12, dan 14, delesi kromosom 3 dan 7 serta aberasi
kromosom 6. 1
Tidak didapat bukti bahwa hormon estrogen berperan sebagai
penyebab mioma, namun diketahui estrogen berpengaruh dalam
pertumbuhan mioma. Mioma terdiri dari reseptor estrogen dengan
konsentrasi yang lebih tinggi dibanding dari miometrium sekitarnya
13
e. Overweight/Obesitas
Setiap pertambahan berat badan sebesar 10 kg, akan
meningkatkan risiko mioma uteri sebesar 21%. Penumpukan
jaringan lemak >30% juga menjadi pemicu karena peningkatan
konversi androgen menjadi estrogen dan penurunan sex hormone
binding globulin (SHBG).
f. Menarche Prematur dan Menopause Terlambat
Menarche dini pada usia kurang dari 10 tahun dan menopause
terlambat akan meningkatkan risiko mioma uteri akibat sel rahim
terus terpapar estrogen. Nulipara Wanita yang belum pernah hamil
berisiko terkena mioma uteri; dikaitkan dengan pengaruh paparan
hormon seks, estrogen, dan progesteron.
g. Kontrasepsi Hormonal
Prevalensi mioma uteri akan meningkat pada penggunaan
kontrasepsi hormonal mengandung hormon estrogen baik estrogen
murni maupun kombinasi.
h. Penyakit Komorbid
Hipertensi, polycystic ovary syndrome (PCOS), dan diabetes
merupakan tiga penyakit yang umumnya berasosiasi dengan
kejadian mioma. Peningkatan insulin dan IGF-I serta
hiperandrogen menjadi faktor pemicu PCOS dan diabetes, pada
hipertensi terjadi pelepasan sitokin yang merangsang proliferasi
jaringan tumor.
i. Infeksi/Iritasi
Infeksi, iritasi, atau cedera rahim akan meningkatkan risiko
mioma uteri melalui induksi growth factor.
j. Stres
Pada stres terjadi pelepasan kortisol dan perangsangan
hypothalamo-pituitaryadrenal gland axis yang akan menyebabkan
peningkatan estrogen dan progesteron.
2.2.5 PATOFISIOLOGI
15
2.2.6 PATOLOGI
Mioma uteri umumnya bersifat multiple, berlobus yang tidak
teratur maupun berbentuk sferis. Mioma uteri biasanya berbatas jelas
dengan miometrium sekitarnya, sehingga pada tindakan enukleasi
mioma dapat dilepaskan dengan mudah dari jaringan miometrium di
sekitarnya. Pada pemeriksaan makroskopis dari potongan transversal
berwarna lebih pucat dibanding miometrium di sekelilingnya, halus,
berbentuk lingkaran dan biasanya lebih keras dibanding jaringan
sekitar, dan terdapat pseudocapsule. 1
2.2.7 KLASIFIKASI
Berdasarkan lokasinya mioma diklasifikasikan atas beberapa
tipe antara lain: 1
20
2.2.9 PENATALAKSANAAN
Penatalaksaaan mioma uteri atau tumor jinak otot rahim
mencakup observasi, medikamentosa, atau pembedahan. 1
a. Observasi
Observasi dilakukan jika pasien tidak mengeluh gejala
apapun karena diharapkan saat menopause, volume tumor akan
mengecil dan jika uterus diameternya kurang dari ukuran uterus
pada masa kehamilan 12 minggu tanpa disertai penyulit.1
b. Medikamentosa
Diberikan untuk mengurangi perdarahan, mengecilkan
volume tumor, dan sebagai prosedur pre-operatif. 1
3. Laparotomi miomektomi:
Bila fungsi reproduksi masih diperlukan dan secara teknis
memungkinan untuk dilakukan tindakan tersebut. Biasanya
untuk mioma intramural, subserosa, dan subserosa bertangkai,
tindakan tersebut telah cukup memadai. Miomektomi dapat
dengan teknik laparotomi, mini laparotomi, laparoskopi, dan
histeroskopi. Teknik laparotomi dan mini laparotomi adalah
tindakan yang paling sering dilakukan, sedangkan laparoskopi
paling jarang dilakukan karena lebih sulit. Histeroskopi
direkomendasikan pada mioma submukosa dengan ukuran
tumor. 1
4. Laparotomi histerektomi:
Direkomendasikan untuk pasien berusia di atas 40 tahun
dan tidak berencana memiliki anak lagi. Histerektomi dapat
dilakukan dengan metode laparotomi, mini laparotomi, dan
laparoskopi. Histerektomi vagina lebih dipilih karena
komplikasi lebih rendah serta durasi hospitalisasi lebih singkat. 1
Indikasi:
Bila fungsi reproduksi tak diperlukan lagi,
Pertumbuhan tumor sangat cepat.
Sebagai tindakan hemostatis, yakni dimana terjadi perdarahan
terus menerus dan banyak serta tidak membaik dengan
pengobatan
5. Laparoskopi cryomyolysis dan termokoagulasi
Tujuannya untuk mengurangi atau menekan suplai darah
primer dan menginduksi penyusutan mioma dengan cara
degenerasi sklerohyalin (menggunakan suhu yang sangat rendah
atau sangat tinggi).9
6. Laparoskopi oklusi arteri uterin
29
2.2.10 KOMPLIKASI
komplikasi mioma yang paling meresahkan adalah infertilitas.
Berdasarkan data di Amerika Serikat, infertilitas dapat terjadi pada 2-
3% kasus mioma uteri. Pada kehamilan, tumor akan memicu
keguguran, gangguan plasenta dan presentasi janin, prematuritas serta
perdarahan pascapersalinan. Komplikasi pembedahan meliputi
perdarahan, infeksi, dan trauma pada organ sekitar. Akibat embolisasi
dapat terjadi sindrom pasca-embolisasi yang ditandai dengan keluhan
nyeri, demam, dan ekspulsi tumor dari vagina. Setelah miolisis dapat
terjadi nyeri dan perdarahan. 1
2.2.11 PROGNOSIS
Prognosis mioma asimptomatis umumnya baik karena tumor
akan mengecil dalam 6 bulan sampai 3 tahun, terutama saat
menopause. Mioma simptomatis sebagian besar berhasil ditangani
dengan pembedahan tetapi rekurensi dapat terjadi pada 15- 33%
pasca-tindakan miomektomi. Setelah 5-10 tahun, 10% pasien akhirnya
menjalani histerektomi. Pasca-embolisasi, tingkat kekambuhan
mencapai 15-33% kasus dalam 18 bulan sampai 5 tahun setelah
tindakan. Konsepsi spontan dapat terjadi pascamiomektomi atau
setelah radioterapi. Pada penelitian retrospektif, kejadian sectio
caesaria meningkat pada wanita hamil dengan mioma uteri karena
kejadian malpresentasi janin, ketuban pecah dini, prematuritas, dan
kematian janin dalam kandungan. Mioma uteri bersifat jinak, risiko
menjadi keganasan sangat rendah, hanya sekitar 10-20% mioma
berkembang menjadi leiomyosarcoma. Keganasan umumnya dipicu
oleh riwayat radiasi pelvis, riwayat penggunaan tamoksifen, usia lebih
30
DAFTAR PUSTAKA
1. Lubis PN. Diagnosis dan Tatalaksana Mioma Uteri. CDK-284. Vol. 47 (3);
2020: 196-200.
2. Hoffman, Barbara, John, O. Schroge, Joseph I. Schaffer, Lisa M. Halvorson,
Karen D. Bradshaw FGC. Williams Gynecology. 3rd ed. (Calver LE, ed.).
Dallas: Mc Graw Hill Medical; 2016.
3. Bieber, E. J. JSH. Clinical Gynecology. Churcill: Elsevier Saunders; 2006.
4. Prawiroharjo S. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawiroharjo. Edisi ke 4. Jakarta:
P.T. Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo; 2016.
31