Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

“EKOLOGI TUMBUHAN”

DISUSUN OLEH :

LIDIA DESTRI RAHMADANI


NPM. 1984205008

Dosen Pengampu :

Drs.Santoso, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya


sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu, Desember 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i


KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 3
A. Pengertian Ekologi ........................................................................ 3
B. Sejarah dan perkembangan Ekologi Tumbuhan ........................... 5
C. Pendekatan Ekologi Tumbuhan .................................................... 9
D. Manfaat Terapan Dari Ekologi Tumbuhan .................................. 13
BAB III PENUTUP ................................................................................... 17
A. Kesimpulan ................................................................................... 17
B. Saran ............................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pertambahan penduduk dan kemajuan teknologi, yang semakin
membengkak menuntut ditingkatkannya persediaan bahan pangan dan bahan
baku energy. Fakta atau keadaan yang terjadi dilapangan adalah daya dukung
seumber daya alam semakin labil akibat pemanfaatan yang semakin eksplosit
tanpa mengindahkan kaidah-kaidah ekologis. Keadaan lingkungan juga yang
berdampak buruk seperti gagalnya pertanian akibat kekeringan , perusakan
lingkungan dan lainnya , hal seperti ini sudah merupakan bayangan suram
yang tak dapat lagi dipungkiri. Kerusakan alam yang terjadi dan berdampak
pada pertanian telah mengajarkan pada kita, bahwa alam merupakan sesuatu
yang liar, yang perlu dijinakkan dengan suatu teknologi tertentu dan
profesionalisme, namun pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan
tanpa diikuti oleh usaha-usaha yang menganut prinsip-prinsip ekologi akan
menambah rumitnya masalah lingkungan pertanian. Kurangnya kesadaran
oleh manusia juga tidak akan memberikan dampak yang baik pada keadaan
lingkungan yang semakin memburuk walau dengan pengguanaan metode
yang lebih baik. Oleh karena itu, pengkajian masalah lingkungan mulai dari
pengkajian interaksi antara manusia dengan lingkungannya, ekologi pertanian
, ekologi tanaman , ekologi pertanian dan ekologi kehutanan. Analisa dampak
lingkungan yang buruk memberikan gambaran bahwa, faktor lingkungan dan
kesadaran dari manusia sendiri untuk menjaga alam juga harus lebih
ditingkatkan.
Di negara-negara yang maju masalah lingkungan sudah lebih daripada
setengah abad menjadi pembicaraan masyarakat di luar maupun di dalam
sekolah dengan kehangatan yang mengalami pasang surut. Bahwa ilmu
lingkungan atau apapun namanya perlu diketahui oleh tiap warga negara,
lewat pendidikan formal , nonformal ataupun informal, hal ini diakui dengan
tulus ikhlas.

1
Adanya interaksi dan hubungan antara manusia dengan lingkungannya
disebut ekologi. Ilmu lingkungan dapat juga dianggap sebagai titik pertemuan
“ilmu murni” dan “ilmu terapan”. Ilmu lingkungan sebenarnya ialah ekologi
(ilmu murni yang mempelajari pengaruh faktor lingkungan terhadap jasad
hidup), yang menerapkan berbagai asas dan konsepnya kepada masalah yang
lebih luas, yang menyangkut pula hubungan manusia dengan lingkungannya.
Dalam ilmu lingkungan, seperti dalam halnya ekologi, jasad hidup pada
dasarnya dipelajari dalam unit populasi. Populasi dapat dikatakan sebagai
kumpulan individu spesies organisme hidup yang sama. Menentukan populasi
memang sukar, kalau anggotanya terpisah-pisah dalam sebuah wilayah,
dimana jarak menjadi sebagai penghalang antar individu, seperti halnya gajah
atau harimau di Asia, pohon cemara di Eropa, bahkan manusia di dunia.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah yang
dapat kami susun adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dan tujuan ekologi tumbuhan?
2. Bagaimana sejarah dan perkembangan ekologi tumbuhan?
3. Apa saja pendekatan ekologi tumbuhan?
4. Apa saja mafaat dari terapan ekologi tumbuhan?
5. Bagaimana pengoptimalisasian RTH (Ruang Terbuka Hijau)?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ekologi
1. Pengertian Ekologi secara Umum
Istilah Ekologi diciptakan oleh sarjana jerman ernst
haeckel, seorang biologiawan jerman, pada tahun 1869. Istilah ini terdiri
atas dua suku kata yunani oikos yang pertama kali berasal dari seorang
biologi Jerman Ernest Haeckel, 1869. Berasal dari bahasa Yunani
“Oikos” (rumah tangga) dan “logos” (ilmu), secara harfiah ekologi
berarti ilmu tentang rumah tangga makhluk hidup. Yang merupakan
makhluk hidup adalah lingkungan hidupnya.
Miller dalam Darsono (1995:16) ”Ekologi adalah ilmu tentang
hubungan timbal balik antara organisme dan sesamanya serta dengan
lingkungan tempat tinggalnya” Odum dalam Darsono (1995: 16)
“Ekologi adalah kajian struktur dan fungsi alam, tentang struktur dan
interaksi antara sesama organisme dengan lingkungannya dan ekologi
adalah kajian tentang rumah tangga bumi termasuk flora, fauna,
mikroorganisme dan manusia yang hidup bersama saling tergantung satu
sama lain”. Soemarwoto dalam Darsono (1995:16) “Ekologi adalah ilmu
tentang hubungan timbal balik  antara makhluk hidup dengan
lingkungannya”. Resosoedarmo dkk, (1985:1)[3] “ekologi adalah ilmu
yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya”. Subagja dkk, (2001:1.3). “Ekologi merupakan bagian
ilmu dasar” Dalam ilmu lingkungan manusia mempunyai hak khusus,
semuanya dipandang dari kepentingan manusia, tetapi manusia juga
harus mempunyai tanggung jawab yang paling besar terhadap
lingkungannya dimana tanggung jawab ini tidak mungkin diserahkan
kepada makhluk hidup lain. Manusia memandang alam dari sudut
pandang manusia, yaitu antroposentrik. Manusia menganggap alam
diciptakan untuk kepentingan dirinya. Secara implisit bahwa sudah sejak

3
lama telah dibutuhkan bangun alam agar tercipta lingkungan yang sesuai
dengan kehidupan manusia. Ilmu dan teknologi diciptakan untuk
menguasai alam. Dengan pandangan antroposentrik yang disertai dengan
keinginan taraf hidup yang makin tinggi dan perkembangan ilmu dan
teknologi yang amat pesat, eksploitasi lingkungan semakin meningkat.
Kecenderungan peningkatan itu ditambah pula oleh anggapan adanya
sumber daya umum yang dimiliki bersama atau boleh dikatakan tidak ada
yang memiliki. Oleh karena itu perlunya mempelajari ilmu lingkungan
hidup agar dapat menempatkan diri sesuai dengan porsinya di dalam
lingkungan yang harus kita jaga.

2. Pengertian Ekologi Tumbuhan


Ekologi tanaman mengandung dua pengertian, yaitu ekologi
sebagai ilmu dan tanaman sebagai obyek. Ekologi berasal dari kata eikos
= rumah, dan logos = ilmu. Tanaman mengandung arti tumbuhan yang
telah dibudidayakan untuk maksud tertentu, sehingga hasilnya dijadikan
sebagai alat pemenuhan kebutuhan yang memiliki nilai ekonomi. Secara
etimologis, ekologi tanaman berarti ilmu tentang tanaman di rumah
(lingkungan) sendiri. Ekologi Tanaman yaitu ilmu yang membicarakan
tentang spektrum hubungan timbal balik yang terdapat antara tanaman
dan lingkungannya serta antara kelompok-kelompok tanaman. Dalam hal
ini penting disadari bahwa tanaman tidak terdapat sebagai individu atau
kelompok individu yang terisolasi. Semua tanaman berinteraksi satu
sama lain dengan lingkungan sejenisnya, dengan tanaman lain dan
dengan lingkungan fisik tempat hidupnya. Dalam proses interaksi ini,
tanaman saling mempengaruhi satu dengan lainnya dan dengan
lingkungan sekitarnya, begitu pula berbagai faktor lingkungan
mempengaruhi kegiatan hidup tanaman. Ciri khas ekologi tanaman (plant
ecology) adalah tanaman dapat mengubah energi kimia menjadi energi
potensial dan mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik.

4
B. Sejarah dan perkembangan Ekologi Tumbuhan
1. Sejarah Ekologi Tumbuhan
Bila ditinjau dari peristilahannya, telah diperkenalkan oleh
seorang ekologiwan Jerman yang bernama Ernest Haeckle (1866).
Ekologi berasal dari kata Latin “oekologie” yang berasal dari kata oikos
yang berarti rumah dan logos yang berarti kajian atau ilmu. Jadi ekologi
berarti kajian organisme di habitatnya atau di tempat hidupnya. Menurut
Ernest Haeckle ekologi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk
ekonomi alam, suatu kajian hubungan anorganik serta lingkungan
organik di sekitarnya. Menurut C. Elton (1927) ekologi adalah ilmu yang
mengkaji sejarah alam atau perkehidupan alam (natural history) secara
ilmiah, dan menurut Andrewartha (1961) ekologi adalah ilmu yang
membahas penyebaran (distribusi) dan kemelimpahan organisme.
Sedangkan Eugene P. Odum (1963) menyatakan bahwa ekologi adalah
ilmu pengetahuan tentang struktur dan fungsi alam. Charles J. Krebs
(1978) menyatakan ekologi adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji
interaksi-interaksi yang menentukan penyebaran dan kemelimpahan
organisme. Sekarang definisi ekologi adalah ilmu yang mempelajari
interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya, baik lingkungan biotik
maupun lingkungan abiotik. Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan
abiotiknya, bagaimana lingkungan mempengaruhinya, dan bagaimana
makhluk hidup merespon pengaruh tersebut.
Sedangkan interaksinya dengan sesama biotik menyebabkan
terjadinya simbiotik dari berbagai makhluk hidup. Kajian ekologi
komunitas berkembang ke dalam dua kutub, yaitu di Eropa yang
dipelopori oleh Braun-Blaunquet (1932) yang kemudian dikembangkan
oleh para ahli lainnya. Mereka tertarik untuk mempelajari komposisi,
struktur, dan distribusi dari komunitas. Kutub lainnya di Amerika, seperti
Cowles (1899), Clements (1916), dan Gleason (1926) yang mempelajari
perkembangan dan dinamika komunitas tumbuhan. Sedangkan Shelford
(1913,1937), Adams (1909), dan Dice (1943) di Amerika dan Elton di

5
Inggris mengungkapkan hubungan timbal balik antara tumbuhan dan
hewan.
Pada saat yang bersamaan perhatian terhadap dinamika populasi
juga banyak dikembangkan para ahli. Pendekatan secara teoritis
dikembangkan oleh Lotka (1925), dan Voltera (1926) menstimuli
pendekatan secara eksperimen. Pada tahun 1940-an dan 1950-an Lorenz
dan Tinbergen mengembangkan konsep-konsep tingkah laku yang
bersifat instink dan agresif. Sedangkan tingkah laku sosial dalam regulasi
populasi dikembangkan oleh Wynne dan Edward (1960) secara
mendalam di Inggris. Berdasarkan penemuan-penemuan dari Darwin
(1859) dan Wight (1931) ekologi berkembang kearah kajian genetika
populasi, kajian evolusi, dan adaptasi. Leibig (1840) mengkaji pengaruh
lingkungan nonbiotik terhadap organisme, sehingga ekologi berkembang
ke arah eko-klimatologi dan ekofisiologi.

2. Perkembangan Ekologi Tumbuhan


Ahli-ahli ekologi tumbuhan mencoba menemukan faktor-faktor
yang men-dukung dan berperanan dalam kehidupan vegetasi. Mereka
terus menerus mencoba melakukan penelitian ke arah yang lebih baik,
sebagaimana ahli biologi lainnya dengan mengikuti perkembangan
kemajuan bidang kimia dan fisika, seperti ditemukannya DNA, ikatan
hidrogen dan partikel sub atom dan lain-lain. Manusia selalu berusaha
untuk mengetahui hasil penemuan yang sudah ada, dan dalam rangka
untuk menggali penemuan yang akan datang. Ahli ekologi tumbuhan
sangat berkeinginan untuk mengetahui hubungan yang lengkap antara
tumbuhan yang satu dengan yang lainnya dan dengan lingkungannya.
Secara lebih mendasar, ekologiwan tumbuhan ingin menjawab
beberapa perta-nyaan seperti; Bagaimana tumbuhan mengatasi masalah
dispersal, perkecambahan pada tempat yang cocok, kompetisi, nutrien
dan pembebasan energi? Bagaimana tumbuhan dapat bertahan terhadap
keadaan yang kurang baik atau yang membahayakan, seperti api, banjir,

6
kemarau panjang dan lain-lain? Bagaimana tumbuhan dapat menjelaskan
keberadaannya, kekuatan tumbuh dan jumlahnya pada masa yang lalu,
sekarang dan masa yang akan datang pada habitat mereka?
Dengan mengembangkan pertanyaan tersebut di atas, maka
banyak sekali informasi yang bisa digali dari hubungan sesama tumbuhan
dan dengan lingkungannnya. Ada ekologiwan yang tertarik kepada
masalah-masalah yang bersifat mendasar dalam melakukan deskripsi
vegetasi, tetapi ada juga ekologiwan yang yang tertarik pada masalah
penerapan informasi dasar tersebut, sehingga memunculkan ekologi
terapan. Ekologiwan tumbuhan terapan banyak dikenal sebagai manajer
penggembalaan ternak, rimbawan atau agronomiwan. Mereka berusaha
untuk mengetahui bagaimana tumbuhan beradaptasi dengan
lingkungannya, sehingga tumbuhan tersebut dapat tetap berada pada
habitatnya. Peletak dasar ekologi tumbuhan adalah Friedrich Heinrich
Alexander von Humbolt (1769-1859) ahli botani. Ia banyak meneliti
tentang botani, dan memperkenalkan term assosiasi, fisiognomi,
hubungan antara distribusi tipe vegetasi dengan faktor-¬faktor
lingkungan seperti elevasi, ketinggian, dan temperatur. Humbolt juga
dikenal sebagai tokoh geografi tumbuhan.
Anton Kerner von Marilaun (1831-1898) dikenal setelah dia
menerbitkan hasil penelitiannya yang berjudul Plant Life of the Danube
Basin (1863), dengan tuntas ia menjelaskan pengertian dari suksesi.
August Grisebach (1814-1879) telah melakukan perjalanan yang luas dan
telah mendeskripsikan lebih dari 50 tipe-tipe vegetasi utama dalam term
fisiognomi modern. Ia menjelaskan hubungan distribusi tumbuhan
dengan faktor-faktor lingkungan. Tokoh biologi lain yang mempunyai
kontribusi dalam perkembangan ekologi tumbuhan adalah Oscar Drude
(1890 dan 1896), Adolf Engler (1903), George Marsh (1864), Asa Gray
(1889) dan Charles Darwin yang terkenal dengan bukunya Origin of
Species.

7
Ekologi tumbuhan berkembang dengan cepat setelah beberapa
ahli botani juga tertarik meneliti ekologi tumbuhan. Johannes Warming
(1841-1924) berhasil mengidentikasi 2600 spesimen tumbuhan dan
menulis sebuah buku tentang vegetasi (1982), dimana di dalamnya
diuraikan tentang geologi, tanah dan iklim, tipe-tipe vegetasi dan
komunitas, dominan dan subdominan, nilai adaptasi bermacam-macam
life form, pengaruh api terhadap komposisi komunitas dari suksesi serta
fenologi dari komunitas dan taxa. Andreas Franz Wilhelm Shimper
(1856-1901) ahli botani Jerman, ia menerbitkan buku yang berjudul Plant
Geography on a Physiological Basis (1898 dan 1903), sebagai pemula
ekofisiologi. Selanjutnya Jozep Paczoski (1864-1941) dan Leonid
Ramensky (1884-1953) telah menulis hal-hal yang berkenaan dengan
fito-sosiologi dan fitocoenocis. Clinton Hart Merriam (1855-1942) dari
Universitas Columbia, juga telah melakukan ekspedisi yang panjang
dalam melakukan penelitian vegetasi dalam hubungannya dengan zona
elepasi.
Ahli ekologiwan yang sangat terkenal Frederick Edward
Clements (1874-1945) besar sekali sumbangannya terhadap kemajuan
Ekologi Tumbuhan. Pada tahun 1898 ia telah menerbitkan sebuah karya
yang berjudul The Phytogeography of Nebraska. Ia juga banyak menulis
keadaan vegetasi di Amerika Utara, tentang formasi dan suksesi, varian
lokal dan lain-lain.  Sejak tahun 1925, ekologi tumbuhan terus
berkembang dengan pesat, hal ini terjadi karena sumbangan yang sangat
besar dari para ekologiwan dari Eropa dan Amerika. Di antara
ekologiwan tersebut adalah Henry Gleason yang tahun 1926 dengan
panjang lebar menulis tentang asosiasi dan komunitas tumbuhan.
Ekofisiologi telah dikembangkan sekitar tahun 1940 dan 1950 an.

C. Pendekatan Ekologi Tumbuhan

8
Pada saat berbicara tentang ekologi hutan maka perbincangannya
tidak akan lepas dari autekologi dan sinekologi.
1. Autekologi, yaitu ekologi yang mempelajari suatu spesies organisme
atau organisme secara individu yang berinteraksi dengan
lingkungannya. Contoh autekologi misalnya mempelajari sejarah hidup
suatu spesies organisme, perilaku, dan adaptasinya terhadap
lingkungan. Jadi, jika kita mempelajari hubungan antara pohon Pinus
merkusii dengan lingkungannya, maka itu termasuk autekologi. Contoh
lain adalah mempelajari kemampuan adaptasi pohon merbau (Intsia
palembanica) di padang alang-alang, dan lain sebagainya.
2. Sinekologi, yaitu ekologi yang mempelajari kelompok organisme yang
tergabung dalam satu kesatuan dan saling berinteraksi dalam daerah
tertentu. Misalnya mempelajari struktur dan komposisi spesies
tumbuhan di hutan rawa, hutan gambut, atau di hutan payau,
mempelajari pola distribusi binatang liar di hutan alam, hutan wisata,
suaka margasatwa, atau di taman nasional, dan lain sebagainya.

Ekologi tumbuhan berusaha untuk menerangkan rahasia kehidupan


pada tahapan individu, populasi dan komunitas. Ketiga tingkat utama ini
membentuk sistem ekologi yang dikaji dalam ekologi tumbuhan. Masing-
masing tingkatan adalah bersifat nyata, tidak bersifat hipotetik seperti spesies,
jadi dapat diukur dan diobservasi struktur dan operasionalnya. Individu dan
populasi tidak terpisah-pisah, mereka membentuk asosiasi dan terorganisasi
dalam pemanfaatan energi dan materi membentuk suatu masyarakat atau
komunitas dan berintegrasi dengan faktor lingkungan di sekitarnya
membentuk ekosistem.

1. Sinekologi (Ekologi komunitas)


Sinekologi adalah tingkatan lebih besar dalam ekologi tanaman,
perluasan populasi berdasarkan perbanyakan dan persebaran. Sinekologi
tidak melihat individu secara sendiri, melainkan perilaku populasi baik

9
secara spasial maupun temporal, terdiri dari pertumbuhan populasi,
homeostasis. Umumnya, vegetasi alami terdiri dari keanekaragaman
spesies yang memanfaatkan sumberdaya yang ada. Dalam sinekologi,
spektrum yang luas dari respon di tingkat selular dan seluruh tanaman
tergantikan oleh keanekaragaman yang besar pada spesies (350.000
spesies tanaman vaskular) yang menentukan komposisi proporsi yang
berbeda pada vegetasi permukaan bumi. Beberapa hal yang menjadi pokok
bahasan dalam sinekologi adalah:
1. Interaksi antara tanaman dan lingkungannya
2. Interaksi antara tanaman dengan hewan
3. Interaksi antar tanaman
Dari segi sinekologi, dapat dipelajari berbagai kelompok jenis
tumbuhan sebagai suatu komunitas, misalnya mempelajari pengaruh
keadaan tempat tumbuh terhadap komposisi dan struktur vegetasi, atau
terhadap produksi hutan. Dalam ekosistem bisa juga dipelajari pengaruh
berbagai faktor ekologi terhadap kondisi populasi, baik populasi tumbuhan
maupun populasi binatang liar yang ada di dalamnya. Akan tetapi pada
prinsipnya dalam ekologi tumbuhan, kajian dari kedua segi (autekologi
dan sinekologi) itu sangat penting.
Sinekologi berkembangan dari Geografi Tumbuhan, yang mengkaji
pada tingkat komunitas. Sinonim dari Sinekologi adalah Ekologi
komunitas, Filososiologi, Geobotani, Ilmu Vegetasi dan Ekologi Vegetasi.
Sinekologi mengkaji komunitas tumbuhan dalam hal:
1. Sosiologi Tumbuhan, yaitu deskripsi dan pemetaan tipe vegetasi dan
komunitas.
2. Komposisi dan struktur komunitas
3. Pengamatan dinamika komunitas, yang mencakup proses seperti
transfer nutrien dan energi antar anggota, hubungan antagonistis dan
simbiotis antara anggota, dan proses, dan suksesi (perubahan
komunitas menurut waktu).

10
4. Mencoba untuk mendeduksi tema evolusioner yang menentukan
bentuk komunitas secara evolusioner. 

2. Autekologi (Ekologi Spesies)

Subyek dari autekologi adalah hasil dari proses tersebut, yaitu


untuk menemukan ciri yang memungkinkan individu tanaman untuk
berkembang di bawah kondisi tertentu. Tanggapan yang mungkin terhadap
lingkungan adalah reaksi biokimia sampai dengan perubahan morfologi.
Tanaman terdiri dari berbagai macam bentuk, dari tumbuhan raksasa yang
berusia ratusan tahun di hutan hujan tropis dengan siklus hidup yang
dimulai dari perkecambahan untuk pembentukan biji dalam hitungan abad,
sampai pada spesies tahunan di daerah kering yang membentuk biji hanya
dalam waktu beberapa hari. Ciri yang dimilki oleh tanaman untuk
menanggapi keadaan lingkungan adalah pada struktur dan fisiologi.
Keseluruhan ekologi tanaman dapat dibagi dalam beberapa cara.
Individu tanaman akan mengatur berbagai komponen dan menjaga
keseimbangan mereka, antara lain:
a. Keseimbangan suhu, suhu yang diperlukan tidak berlebihan
b. Keseimbangan air, kondisi aktif dimungkinkan jika sel dalam kondisi
air yang cukup
c. Keseimbangan nutrisi, pertumbuhan akan terjadi hanya dengan adanya
elemen esensial dalam nutrisi
d. Keseimbangan karbon, diperlukan untuk mensuplai organ yang ada
untuk pertumbuhan dan reproduksi.
Dari segi autekologi, maka bisa dipelajari pengaruh suatu faktor
lingkungan terhadap hidup dan tumbuhnya suatu jenis pohon yang sifat
kajiannya mendekati fisiologi tumbuhan, dapat juga dipelajari pengaruh
suatu faktor lingkungan terhadap hidup dan tumbuhnya suatu jenis
binatang liar atau margasatwa. Bahkan dalam autekologi dapat dipelajari

11
pola perilaku suatu jenis binatang liar, sifat adaptasi suatu jenis binatang
liar, maupun sifat adaptasi suatu jenis pohon.
Sinekologi, berdasarkan falsafah dasar bahwa tumbuhan secara
keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang dinamis. Masyarakat
tumbuhan dipengaruhi oleh dua hal, yaitu keluar masuknya unsur-unsur
tumbuhan dan turun naiknya berbagai variabel lingkungan hidup. Dalam
sinekologi komunitas tumbuhan atau vegetasi mempunyai perilaku sebagai
suatu organisma utuh. Vegetasi bisa lahir, tumbuh, matang dan akhirnya
mati. Dua bidang kajian utama dalam sinekologi adalah bidang kajian
tentang klasifikasi komunitas tumbuhan dan bidang kajian tentang analisis
ekosistem.
Autekologi, falsafah yang mendasarinya adalah dengan
memandang tumbuhan sebagai ukuran yang menggambarkan kondisi
lingkungan sekitarnya. Clements menyatakan bahwa setiap tumbuhan
adalah alat pengukur bagi keadaan lingkungan hidup tempat ia tumbuh.
Dalam hal ini paling sedikit yang dimaksud dengan alam lingkungannya
adalah iklim dan tanah. Dari kajian ini lahir bidang kajian yang menilai
bahwa tumbuhan adalah sebagai indikator alam atau indikator lingkungan
hidup. Bidang kajian ini dikenal dengan ekologi fisiologi. Perbedaan dari
kedua bidang kajian ini adalah:
Sinekologi Autekologi
Bersifat filosifis Bersifat eksperimental
Deduktif Induktif
Deskriptif Kuantitatif
Dapat dilakukan berdasarkan
Sulit dengan pendekatan rancangan
rancangan percobaan atau
percobaan atau eksperimental design
eksperimental design

D. Manfaat Terapan Dari Ekologi Tumbuhan  


1. Ekologi Pertanian

12
Pada tahun 1230 sampai 1307 terbit buku yang berjudul
OPUSRURALIUM COMMODORUM oleh Pietro De Crecenzi, yang
berisi tentang masalah-masalah lingkungan pertanian. Terbitnya buku
tersebut membuka sejarah baru di bidang pertanian, terutama yang
bersangkutan dengan masalah lingkungan tanaman, hingga menjelma
menjadi ilmu lingkungan tanaman yang lazim disebut dengan ekologi
tanaman. Ekologi merupakan salah satu ilmu dasar bagi ilmu
lingkungan. Berbicara ekologi pasti berbicara mengenai semua makhluk
hidup dan benda-benda mati yang ada di dalamnya termasuk tanah, air,
udara dan lain - lain. Dimana lingkungan yang ditempati berbagai jenis
makhluk hidup tersebut saling mempengaruhi dan dipengaruhi.
Makhluk hidup dalam memenuhi kebutuhannya tidak terlepas dari
bantuan makhluk hidup lain, contohnya makhluk hidup membutuhkan
pelepas dahaga yaitu air, manusia membutuhkan energy yaitu makanan
baik sumber makanannya dari tumbuhan-tumbuhan maupun hewan, dan
sebagainya.
Adanya interaksi dan hubungan antara manusia dengan
lingkungannya disebut ekologi. Ilmu lingkungan dapat juga dianggap
sebagai titik pertemuan “ilmu murni” dan “ilmu terapan”. Ilmu
lingkungan sebenarnya ialah ekologi (ilmu murni yang mempelajari
pengaruh faktor lingkungan terhadap jasad hidup), yang menerapkan
berbagai asas dan konsepnya kepada masalah yang lebih luas, yang
menyangkut pula hubungan manusia dengan lingkungannya. Dalam
ilmu lingkungan, seperti dalam halnya ekologi, jasad hidup pada
dasarnya dipelajari dalam unit populasi. Populasi dapat dikatakan
sebagai kumpulan individu spesies organism hidup yang sama.
Menentukan populasi memang sukar, kalau anggotanya terpisah-pisah
dalam sebuah wilayah, dimana jarak menjadi sebagi penghalang antar
individu, seperti halnya gajah atau harimau di Asia, pohon cemara di
Eropa, bahkan manusia di dunia.

13
2. Ekologi Hutan

Adapun ekologi hutan adalah cabang dari ekologi yang khusus


mempelajari ekosistem hutan. Hutan dipandang sebagai suatu ekosistem
karena hubungan antara masyarakat tumbuh-tumbuhan pembentuk
hutan dengan binatang liar dan alam lingkungannya sangat erat. Hutan
dipandang sebagai suatu ekosistem adalah sangat tepat, mengingat
hutan itu dibentuk atau disusun oleh banyak komponen yang masing-
masing komponen tidak bisa berdiri sendiri, tidak bisa dipisah-
pisahkan, bahkan saling memengaruhi dan saling bergantung. Berkaitan
dengan hal tersebut, perlu diperhatikan beberapa definisi tentang hutan
sebagai berikut:
a. Hutan adalah kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi
sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam
persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak
dapat dipisahkan (UU RI No. 41 Tahun 1999).
b. Hutan adalah lapangan yang ditumbuhi pepohonan yang secara
keseluruhan merupakan persekutuan hidup alam hayati beserta
alam lingkungannya atau ekosistem (Kadri dkk., 1992).
c. Hutan adalah masyarakat tumbuh-tumbuhan yang dikuasai atau
didominasi oleh pohon-pohon dan mempunyai keadaan lingkungan
yang berbeda dengan keadaan diluar hutan (Soerianegara dan
Indrawan, 1982).

14
Autekologi

Sinekologi
Gambar. Bidang Kajian Ekologi Hutan

Dari segi autekologi, maka di hutan bisa dipelajari pengaruh


suatu faktor lingkungan terhadap hidup dan tumbuhnya suatu jenis
pohon yang sifat kajiannya mendekati fisiologi tumbuhan, dapat juga
dipelajari pengaruh suatu faktor lingkungan terhadap hidup dan
tumbuhnya suatu jenis binatang liar atau margasatwa. Bahkan dalam
autekologi dapat dipelajari pola perilaku suatu jenis binatang liar, sifat
adaptasi suatu jenis binatang liar, maupun sifat adaptasi suatu jenis
pohon. Dari segi sinekologi, dapat dipelajari berbagai kelompok jenis
tumbuhan sebagai suatu komunitas, misalnya mempelajari pengaruh
keadaan tempat tumbuh terhadap komposisi dan struktur vegetasi, atau
terhadap produksi hutan. Dalam ekosistem hutan itu bisa juga dipelajari
pengaruh berbagai faktor ekologi terhadap kondisi populasi, baik
populasi tumbuhan maupun populasi binatang liar yang ada di
dalamnya. Akan tetapi pada prinsipnya dalam ekologi hutan, kajian dari
kedua segi (autekologi dan sinekologi) itu sangat penting karena
pengetahuan tentang hutan secara keseluruhan mencakup pengetahuan
semua komponen pembentuk hutan, sehingga kajian ini diperlukan
dalam pengelolaan sumber daya hutan.

15
Dahulu berlaku suatu ketentuan , bahwa hutan harus tetap
merupakan 60% dari luas suatu wilayah atau suatu negara. Jikalau
orang mau membangun rumah dusuatu pekarangan, pembangunan tidak
boleh mengambil tempat lebih daripada 30% luas pekarangan.
Dibeberapa negara maju yang tidak megalami masalah ledakan
penduduk, misalnya negara-negara skandivania, ketentuan itu dipegang
teguh. Pekarangan, halaman yang ada disekitar rumah merupakan
lingkungan untuk memberi kesegaran para penghuni rumah. Bagi suatu
negara, hutan diharapkan berfungsi seperti halnya suatu penyegar bagi
kehidupan penduduknya. Selain itu hutan merupakan sumber kekayaan
alam yang pemanfaatannya dapat menunjang kesejahteraan hidup
masyarakat (dwidjoseputro, 1994).

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ekologi merupakan salah satu ilmu dasar bagi ilmu lingkungan.
Berbicara ekologi pasti berbicara mengenai semua makhluk hidup dan benda-
benda mati yang ada di dalamnya termasuk tanah, air, udara dan lain - lain.
Dimana lingkungan yang ditempati berbagai jenis makhluk hidup tersebut
saling mempengaruhi dan dipengaruhi. Ekologi tanaman mengandung dua

16
pengertian, yaitu ekologi sebagai ilmu dan tanaman sebagai obyek. Ekologi
berasal dari kata eikos = rumah, dan logos = ilmu. Tanaman mengandung arti
tumbuhan yang telah dibudidayakan untuk maksud tertentu, sehingga
hasilnya dijadikan sebagai alat pemenuhan kebutuhan yang memiliki nilai
ekonomi Secara etimologis, ekologi tanaman berarti ilmu tentang tanaman di
rumah (lingkungan) sendiri.

B. Saran
Dengan membaca makalah ini, pembaca disarankan agar bisa
mengambil manfaat tentang pentingnya mempelajari sejarah dan
perkembangan ekologi tumbuhan. Sehingga, Para pendidik dan peserta didik
mampu mengetahui tentang hakekat ekologi tumbuhan secara diskriptif,
prospektif, dan berwawasan global.

DAFTAR PUSTAKA

Arief, A. 1994, Hutan Hakekat dan Pengaruhnya Terhadap Lingkungan. Yayasan


Obor Indonesia Jakarta.

Dwidjoseputro, 1994. Ekologi manusia dengan lingkungannya. Penerbit erlangga,


jakarta.
Hardi. 2009. Ekologi Tumbuhan. http://hardibio.blogspot.com/. [22 september
2010]

17
Hardjosuwarn, Sunarto. 1990. Dasar-Dasar Ekologi Tumbuhan.
Yogyakarta:  Fakultas Biologi UGM.
Indriyanto, 2006. Ekologi Hutan. PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Riyadi, Slamet. 1981. Ecology : Ilmu Lingkungan Dasar dan Pengertiannya.
Surabaya : Usaha Nasional

18

Anda mungkin juga menyukai