PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumor otak mencakup sekitas 7-9% dari semua jenis kanker dan dapat terjadi pada
semua usia. Pria lebih banyak terkena penyakit ini dari pada wanita. Tumor otak di
klasifikasikan menjadi jinak dan ganas, primer dan sekunder.
Penyebab pasti pembentukan tumor otak tidak diketahui. Diduga, radiasi ionisasi
dapat menyebabkan pertumbuhan tumor. Radiasi ionisasi adalah energi radiasi tinggi yang
menyebabkan kerusakan pada molekul dna, sehingga menyebabkan mutasi yang
menyebabkan kanker.
B. Tujuan
C. Rumusan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
Tumor otak adalah proliferasi dan pertumbuhan tak terkendali sel-sel di dalam dan
sekitar jaringan otak. Tumor otak mencakup sekitas 7-9% dari semua jenis kanker dan
dapat terjadi pada semua usia. Pria lebih banyak terkena penyakit ini dari pada wanita.
Tumor otak di klasifikasikan menjadi jinak dan ganas, primer dan sekunder.
Klasifikasi
1. Tumor medula spinalis di klasifikasikan menurut lokasi tumor terhadap dura dan
medula spinalis. Klasifikasi utama membedakan tumor ekstradural dan intradural.
Tumor intradular kemudian di bagi lagi menjadi ekstramedular dan intramedular.
2. Tumor ekstradural pada umunya berasal dari kolumna vertebralis atau dari dalam
ruangan ekstradural. Sembilan puluh persen tumorekstradural adalah ganas.
2
3. Tumor kolumna vertebralis yang paling umum adalah karsinoma metastasis.
Neoplasma ekstradural dalam ruangan ekstradural biasanya karsinoma dan
limfoma metastasis.
Akibat organisasi anatomis dalam medula spinalis, maka kompresi lesi lesi di luar
medula spinalis biasanya menimbulkan gejala di bawah tingkat lesi. Tingkat gangguan
sensorik naik secara berangsur-angsur bersama dengan menngkatnya kompresi dan
melibatkan daerah yang lebih dalam. Lesi yang terletak jauh di dalam medula spinalis
mungkin tidak menyerang serabut –sebaut yang terletak superfisial serta hanya
menimbulakan disosiasi sensorik ketika sensasi nyeri dan suhu menjadi hilang,
sedangkan sensasi raba masih utuh.
Tumor otak dinamai menurut jaringan otak yang terkenal antara lain sebagai berikut :
1) Glioma : pada sel-sel glia atau neuroglia tisu yang mengelilingi dan mendukung
neuron atau sel-sel saraf otak. Glioma adalah yang paling umum meliputi 50% tumor
otak primer
2) Astrocytoma : pada sel-sel neuroglia astrosit yang berbentuk bintang.
3) Ependymoma : pada ependyma atau membran epital yang meliputi ventrikel otak dan
kanal tulang belakang.
4) Glioma batang otak : pada bagian otak yang berisi medulla oblongata, pons varolii,
dan otak tengah, bagian otak yang menghubungkan sumsum tulang belakang ke otak.
5) Medulloblastoma : pada otak kecik dan menyebar dengan cepat kejaringan sekitarnya
terutama di cairan serebrospinal dan batang otak. Medulloblastoma adalah tumor
ganas yang paling sering terjadi pada anak.
6) Meningioma : pada meninges atau membran otak dan sumsum tulang belakang.
Meningoma biasanya jinak tumbuh lambat sehingga sering terlambat terdeteksi.
7) Neurinoma : biasanya terjadi pada fosa posterior. Saraf kranial ke delapan yang
menyampaikan indra pendengaran dan keseimbangan paling sering terpengaruh.
Neurinoma tidak membentuk metastasis.
8) Limfoma : pada limfosit (sel yang bertanggung jawab untuk pertahanan tubuh). Ini
adalah tumor ganas, yang berasal dari jaringan limfoid. Tumor ini sering terjadi pada
pasien dengan AIDS dan pasien imunosepresi.
9) Adenoma hipofisis : pada kelenjar hipofisis dan dasar otak. Ini adalah jenis tumor
otak yang jinak.
3
Tumor otak mencakup sekitar 20% dari seluruh kanker anak dan memengaruhi 3 dari
setiap seratus ribu anak-anak. Kejadian tumor tertinggi sebelum usia 12 tahu. Bentuk
paling umum tumor otak pada anak-anak adalah astrocytoma, medulloblastoma,
ependymoma dan glioma batang otak.
Tumor otak bisa mengenai segala usia, tapi umumnya pada usia dewasa muda
atau pertengahan, jarang dibawah usia 10 tahun atau diatas 70 tahun. Sebagian ahli
mengatakan insiden pada laki-laki lebih banyak dibandingkan wanita, tapi sebagian
lagi menyatakan tak ada perbedaan antara pria dan wanita.
Gejala umum yang terjadi disebabkan gangguan fungsi cerebra akibat edema
otak dan tekanan intra krania yang meningkat. Gejala spesifik terjadi akibat destruksi
dan kompresi jaringan syaraf bisa berupa nyeri kepala, muntah, kejang, penurunan
kesadaran, gangguan fishura, gangguan mental, dan sebagainya. Edema papil dan
defisit neurologis lainnya biasanya ditemukan pada stadium yang lebih lanjut. Berikut
ini adalah gejala tumor otak:
2. Muntah
Lebih jarang dibanding dengan nyeri kepala. Muntah biasanya proyektil
(menyemprot)tanpa diahului rasa mual, dan jarang terjadi tanpa disertai nyeri kepala
3. Edema papil
Kedaan ini bisa terlihat dengan pemeriksaan fundus copy menggunakan
oftalmoskop. Gambarannya berupa kaburnya batas papil, warna papil berubah
4
menjadi lebih kemerahan dan pucat, dan pembuluh darah menyebar atau kadang
kadang tanpak terputus putus. Untuk mengetahui gambaran papil seharusnya kita
sudah mengetahui gambaran papil normal terlebih dahulu. Penyebab edema papil ini
masi diperdebatkan tapi diduga akibat penekanan terhadap fena centralis retinae.
Biasanya terjadi bila tumor yang dilokasi atau pembesarannya menekankan jalan
aliran likuor sehingga mengakibatkan bendungan bibro cepalus
4. Kejang
Ini terjadi bila tumor berada dihemisfer cerebri serta merangsang korteks
motorik. Kejang yang bersifat lokal sukar dibedakan dengan kejang akibat lesi otak
lainnya, sedangkan kejang yang sifatnya umum atau general sukar dibedakan dengan
kejang karena epilepsi. Tapi, bila kejang terjadi pertama kali pada usia dekade 3 dari
kehidupan harus diwaspadai adanya tumor otak.
Refleks memegang (grasp reflex) juga khas untuk tumot di lobus frontalis ini.
Pada stadium yang lebih lanjut bisa terjadi gangguan pembauan (anosmia), gangguan
visul, gangguan keseimbangan dalam berjalan,gangguan bola mata karena
kelumpuhan sarafnya serta edema papil.
Tumor di daerah presentral bisa menimbulkan gejala kejang fokal pada sisi
kontralateral.kemampuan motorik timbul bila terjadi destruksi atau penekanan oleh
tumor terhadap jalur kortikospinal. Tumor di kelenjar hipofisis akan memberi gejala
sesuai dengan sel kelenjar endokrin yang terkena. Adenoman eosinofil pada anak
akan menyebabkan pertumbuhan raksasa, sehingga lebih besar dan tinggi di banding
anak seumurnya. Sedangkan pada orang dewasa akan menyebabkan pembesaran
tangan,kaki,jari-jari,madibuls,penebalan kulit dan lidah (akromegali).
5
Bila lesinya estruktif akan menimbulkan ganguan pembauan dan pengecapan
walau tidak sampai total. Tumor di lobus temporan bagian media bisa menimbulkan
gejala “seperti pernah mengalami kejadian semacam ini sebelumnya”. Bisa juga
terjadi gangguan kesadaran sesaat , misalnya selagi penderita berjalan kaki , tapi
tidak sampai terjatuh. Gangguan emosi berupa rasa takut / panik bisa juga muncul.
Berkurangnya pendengaran bisa terjadi pada tumor yang mengenai korteks di bagian
belakang lobus terporal.
Tumor pada girus angularis kiri bisa menimbulkan gejala yang di sebut aleksia
( kehilangan kemampuan memahami kata-kata tertulis). Sedang pada yang kanan
menyebabkan gelaja berupa gangguan dalam menyadari adanya sisi sebelah dari
tubuh.
6
Tumor di daerah pons dan medula oblongta biasanya menimbulkan gejala
fokal permulaan berupa paresis n.VI unilateral sehingga bola mata tidak bisa melirik
ke sisi lesi, di sertai diplopia (melihat dobel). Nyeri kepala dan pusing (vertigo) yang
di perberat oleh rotasi kepala juga merupakan gejala yang umum terjadi . mengingat
daerah ini merupakan tempat beradanya beberapa inti saraf kranial, maka akan timbul
pula beberapa gejala akibat disfungsi saraf kranial tersebut. Hemiparesis ulternans
merupakan salah satu ciri lesi di daerah ini.
Pengobatan tumor otak tergantung pada jenis ,lokasi dan kepekaan terhadap radiasi
dan agen kimia. Tujuan perawatan adalah menghilangkan tumor jika mungkin, atau jika
tidak, maka untuk menguranginya, meringankan gejala dan mencegah kerusakan otak lebih
lanjut . pilihla terapi tumor otak seperti halnya pada kanker jenis lain, yaitu operasi,
kemotrapi dan radioterapi.
7
Tumor Otak
Lobus oksipitalis
Lobus parietalis
Somnolensia, diabetes
Papiladema dini dan insipidus, obesitas, Papiledema
sering menibulkan dan Gg pengaturan
nyeri kepala suhu 8
nukal,Gg pergerakan
Asuhan Keperawatan Dengan Tumor Otak
A. PENGKAJIAN
1) Keluhan utama
Hal yang sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan
kesehatan biasanya berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial dan
adanya gangguan fokal, seperti nyeri kepala hebat, muntah-muntah, kejang,
dan penurunan tingkat kesadaran.
5) Pengkajian psikososiospiritual
9
266.masyarakat. Apakah ada dampak yang timbul pada klien yang
timbul seperti ketakutan akan kecacatan, rasa cemas, rasa ketidakmampuan,
untuk melakukan aktivitas secara optimal, dan pandangan terhadap dirinya
yang salah (gangguan citra tubuh).
6) Pemeriksaan fisik
a) B1 (Breathing)
Inspeksi : pada keadaan lanjut yang disebabkan adanya kompresi pada
medula oblongata didapatkan adanya kegagalan pernafasan.
Pada klien tanpa kompresi medula oblongata pada pengkajian inspeksi
pernafasan tidak ada kelainan. Palpasi toraks didapatkan taktil premitus
seimbang kanan dan kiri. Auskultasi tidak didapatkan bunyi nafas
tambahan.
b) B2 (Blood)
Pada keadaan lanjut yang disebabkan adanya kompresi pada medula
oblongata didapatkan adanya kegagalan sirkulasi. Pada klien tanpa
kompresi medula oblongata pada pengkajian tidak ada kelainan. Tekanan
darah biasanya normal, dan tidak ada peningkatan heart rate.
c) B3 (Brain)
Tumor intrakarnial sering menyebabkan berbagai defisit neurologis,
bergantung pada gangguan fokal dan adanya peningkatan intrakarnial.
Pengkajian B3 (Brain) merupakan pemeriksaan fokus dan lebih lengkap
dibandingkan pengkajian pada sistem lainya. Trias klasik tumor otak
adalah nyeri kepala, muntah, dan papiledema.
10
d) B4 (Bladder)
Intontinensia urine yang berlanjut menunjukkan kerusakan neurologis luas.
e) B5 (Bowel)
Didapatkan adanya keluhan kesulitan menelan, nafsu makan menurun, mual muntah
pada fase akut. Mual dan muntah terjadi sebagai akibat rangsangan pusat muntah pada
medulla oblongata. Muntah paling sering terjadi pada anak-anak dan berhubungan
dengan peningkatkan tekanan intracranial disertai pergeseran barang otak. Muntah
dapat terjadi tanpa didahului mual dan dapat berupa muntah proyektil.
f) B6 (Bone)
Adanya kesulitan untuk beraktivitas karena kelemahan, kehilangan sensori, dan
mudah lelah menyebabkan masalah pada pola aktivitas dan istirahat.
Pada keadaan lanjut tingkat kesadaran klien tumor intra kranial biasanya berkisar pada
tingkat lateralgi, stupor, dan semikomatosa. Jika klien sudah mengalami koma, penilaian
GCS sangat penting untuk menilai tingkat kesadaran klien dan bahan evaluasi.
Pengkajian fungsi Serebral. Pengkajian ini mencakup tatus mental, funsi intelektual, dan
lobus frontal.
Status Mental. observasi penampilan, tingkah laku, gaya bicara, ekspresi wajah, dan
aktivitas motorik klien. Pada klien tumor intrakranial tahap lanjut normal status
mental klien mengalami perubahan.
Fungsi Intelektual. Didapatkan penurunan dalam ingatan dan memori, baik jangka
pendek maupun jangka panjang. Penurunan kemampuan berhitung dan kalkulasi.
Pada beberapa kasus klien mengalami 'kerusakan badut yang sulit untuk diketahui
persamaan dan perbedaan yang tidak begitu
Lobus Frontal. Tumor lobus frontalis memberi gejala perubahan mental, hemiparesis,
ataksia, dan gangguan bicara.
Perubahan mental bermanifestasi sebagai perubahan ringan dalam
kepribadian. Beberapa klien mengalami periode depresi, bingung, atau masa ketika
tingkah laku klien menjadi aneh.
Perubahan yang paling sering adalah perubahan dalam memberi argumentasi
yang sulit dari perubahan dalam memberi penilaian tentang benar dan salah,
Hemiparesis yang disebabkan oleh tekanan pada area daniintasan motorik di dekat
11
tumot. Jika daerah motorik yang terlibat, akan terjadi epilepsi Jackson dan kelemahan
motorik yang jelas, Tumor yang menyerang ujung bawah konteks prasentralis
menyebabkan kelemahan pada wajah, lidah. dan ibu jari, sedangkan tumor pada
lobulus parasentralis menyebabkan kelemahan padakaki dan ekstremitas bawah.
Tumor pada lobusfrontalis dapat mengakibatkan gaya berjalan yang tidak mantap,
sering menyerupai ataksia serebelum. Jika lobuis frontalis kiri atau yang dominan
terkena, akan terlihat adanya afasia dan apraksia
Kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologis didapat jika kerusakan yang
sudah terjadi pada lobus frontal kapasitas, memory, atau fungsi intelektual kortikal
yang lebih tinggi mungkin rusak. Disfungsi ini dapat ditunjukkan dalam lapang
perhatian terbatas, kesulitan dalam pemahaman, lupa, dan kurang motivasi,yang
menyebabkan pasien ini menghadapi masalah frustasi dalam program rehabilitasi
mereka.
Masalah psikologis lain juga umum terjadi dan dimanifestasikan oleh emosi
yang labil, bermusuhan, frustrasi, dendam, dan kurang kerja sama.
Pengkajian saraf kranial. Pengkajian ini mengulas pengkajian saraf kranial I-XII.
Saraf I. Pada klien tumor intrakranial yang tidak mengalami kompresi saraf ini tidak
memiliki kelainan pada fungsi penciuman.
Saraf II. Gangguan lapang pandang disebabkan lesi pada bagian tertentu dari lintasan
visual.
Papilderna disebabkan oleh stasis vena yang menyebabkan pembengkakan papila
saraf oprikus. Jika terlihat pada pemeriksaan funduskopi, tanda ini mengisyaratkan
peningkatan tekanan intrakranial. Sering kali sulit untuk menggunakan tanda ini
sebagai diagnosis tumor otak karena pada beberapa individu fundus tidak
memperlihatkan edema meskipun tekanannya sangat tinggi. Menyertai papiledema
dapat gangguan penglihatan, termasuk pembesaran bintik buta amaurosis fugaks (saat
ketika penglihatan berkurang).
Saraf Ill, IV, dan VI. Adanya kelumpuhan unilateral atau bilateral dari saraf Vi
memberikan manifestasi pada suatu tanda adanya glioblastoma multiformis Gambar
9.3).
Saraf V. Pada keadaan tumor intrakranial yang tidak menekan saraf trigeminus, tidak
ada kelainan pada fungsi saraf ini. Pada neurolema yang menekan saraf ini akan
didapatkan adanya paralisis wajah unilateral.
Saraf VII. Persepsi pengecapan dalam batas normal, wajah asimetris, dan otot wajah
tertarik kebagian sisi yang sehat.
Saraf VIII. Pada neurolema diperoleh adanya tuli persepsi. Tumor lobos temporals
menyebabkananitus dan lusinasi pendengaran mungkin diakibatkan iritas yang
konteks atau korteks yang berbatasan.
Saraf IX dan X . kemempuan menelan kurang baik, dan ada kesulitan membuka
mulut.
12
Saraf XI. Tidak ada atrofi otot sternokleidomastoideus dan trapezius.
Saraf XII. Lidah simetris, terdapat deviasi pada satu sisi dan fasikulasi.
Indra pengecapan normal.
Pengkajian Sistem Motorik. Keseimbangan dan koordinasi, lesi serebelum
mengakibatkan gangguan pergerakan. Gangguan ini bervariasi, bergantungan pada
ukuran dan lokasi spesifik tumor dalam serebelu. Gangguan yang paling sering
dijumpai yang kurang mencolok tetapi memiliki karakteristik yang sama dengan
tumor serebelum adalah hipotonia (tidak adanya resistensi normal terhadap regangan
atau perpindahan anggota tubuh dari sikap aslinya) dan hiperekstensibilitas sendi.
Gangguan dalam koordinasi berpakaian merupakan ciri khas pada klien dengan tumor
pada lobus temporalis.
Pengkajian Refleks. Gerakan involunter : pada lesi tertentu yang memberikan
tekanan pada area fokal kortikal tertentu, biasanya menyebabkan kejang umum,
terutama pada tumor lobus oksipital.
Pengkajian Sistem Sensorik. Mungkin nyeri kepala merupakan gejala umum yang
paling sering dijumpai pada klien tumor otak. Nyeri dapat di gambarkan bersifat
dalam, terus-menerus, tumpul, dan kadang-kadang hebat sekali. Nyeri ini paling hebat
waktu pagi hari dan menjadi lebih hebat oleh aktivitas yang biasanya meningkatkan
tekanan intracranial., seperti membungkuk, batuk, atau mengedan pada waktu buang
air besar. Nyeri kepala sedikit berkurang jika diberi aspirin dan kompres dingin pada
tempat yang sakit. Nyeri kepala yang dihubungkan dengan tumor otak disebabkan
oleh traksi dan pergeseran struktur peka-nyeri dalam rongga intrakranial.
Lokasi nyeri kepala cukup bernilai oleh karena sepertiga dari nyeri kepala ini
terjadi pada tempat tumor sedangkan dua pertiga lainnya terjadi di dekat atau di atas
tumor.
Nyeri kepala oksipital merupakan gejala pertama pada tumor fosa posterior.
Kira-kira sepertiga lesi supratentorial menyebabkan nyeri kepala frontal. Jika keluhan
nyeri kepala yang terjadi menyeluruh maka nilai lokasinya kecil dan pada umumnya
menunjukkan pergeseran ekstensif kandungan intracranial yang meningkatkan
tekanan intracranial.
13
Tumor pada lobus parietalis korteks sensorik parietalis mengakibatkan
hilangnya fungsi sensorik kortikalis, gangguan lokalisasi sensorik, diskriminasi dua-
titik, grafestesia, kesan posisi, dan stereognosis.
Pemeriksaan Diagnostik
Setiap kasus yang dicurigai menderita lesi intracranial harus menjalani evaluasi
medis lengkap dengan perhatian khusus pada pemeriksaan neurologis.
B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Risiko perfusi serebral tidak efektif yang hubungan dengan desak ruang oleh
massa tumor intracranial.
2. Pola napas tidak efektif yang berhubungan dengan kompres pada pusat
pernapasan di medulla oblongata, kelemahan otot-otot pernapasan, dan
kegagalan fungdi pernapasan.
3. Nyeri kepala yang berhubungan dengan traksi dan pergeseran struktur peka-
nyeri dalan rongga intracranial.
4. Risiko tinggi trauma yang berhubungan dengan serangan kejang dan
penurunan tingkat kesadaran.
5. defisit perawatan b/d penurunan kesadaran dan kehilangan kontrol koordinasi
gerakan.
14
6. gangguannutrisi kurang dari kebutuhan b/d peningkatan pemakaian snergi
untuk metabolisme serta asupan nutrisi yang kurang sekunder dari mual-
muntah.
7. kurang pengetahuan b/d misinterpestasi informasi.
8. Ansietas b/d prognosis penyakit yang tidak jelas.
B. PERENCANAAN
15
7. Cegah/ hindarkan 7. Mengurangi
terjadinya valsava tekanan
manuvar inttratorakal dan
intraabdominal
8. Bantuk pasien jika sehingga
batuk dan muntah menghindari
peningkatan TIK
9. Kaji peningkatan
istrahat dan 8. Mengurangi
tingkah laku pada aktivitas
pagi hari. peningkatan
intratorak/ tekanan
10. Palpasi pada dalam abdomen
pembesaran/peleb yang akan dapat
aran blader, meningkatkan TIK.
pertahankan
drainage urine 9. Tingkat nonverbal
secara paten jika ini dapat
di gunakan dan merupakan indikasi
juga monitor peningkatan TIK.
terdapat
konstipasi. 10. Dapat
meningkatkan
11. Observasi tingkat respon automatik
kesadaran dengan yang akan
GCS meningkatkan TIK.
17
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Tumor otak adalah proliferasi dan pertumbuhan tak terkendali sel-sel di dalam dan
sekitar jaringan otak. Tumor otak mencakup sekitas 7-9% dari semua jenis kanker dan
dapat terjadi pada semua usia. Pria lebih banyak terkena penyakit ini dari pada wanita.
Tumor otak di klasifikasikan menjadi jinak dan ganas, primer dan sekunder.
Tumor otak bisa mengenai segala usia, tapi umumnya pada usia dewasa muda atau
pertengahan, jarang dibawah usia 10 tahun atau diatas 70 tahun. Sebagian ahli mengatakan
insiden pada laki-laki lebih banyak dibandingkan wanita, tapi sebagian lagi menyatakan
tak ada perbedaan antara pria dan wanita.
Gejala umum yang terjadidisebabkan gangguan fungsi cerebra akibat edema otak dan
tekanan intra krania yang meningkat. Gejala spesifik terjadi akibat destruksi dan kompresi
jaringan syaraf bisa berupa nyeri kepala, muntah, kejang, penurunan kesadaran, gangguan
fishura, gangguan mental, dan sebagainya. Edema papil dan defisit neurologis lainnya
biasanya ditemukan pada stadium yang lebih lanjut. Berikut ini adalah gejala tumor otak:
B. Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
Arif muttaqin. 2015. Asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem saraf. Jakarta.
Salemba medika.
19