Anda di halaman 1dari 58

TUMOR SSP

dr. Christina R.L. Aritonang, Sp.N


Departemen Neurologi FK UKI
TUMOR SSP

Tumor
Tumor Otak Medula
Spinalis
TUMOR OTAK
TUMOR OTAK

Tumor otak primer Tumor otak metastasis


š Tumor yang berasal dari jaringan š Tumor yang muncul di tempat lain di
otak atau sekitar otak. tubuh (seperti payudara atau paru-
paru) dan bermograsi ke otak,
š Tumor primer dikategorikan sebagai
biasanya melalui aliran darah.
glial (terdiri dari sel glial) atau non-
glial (berkembang dalam struktur š Tumor metastasis biasanya ganas.
otak, termasuk saraf, pembuluh
darah dan kelenjar)
š Jinak atau ganas.
TUMOR OTAK

š Kanker otak meliputi sekitar 85-90% dari seluruh


kanker susunan saraf pusat
š Di Amerika Serikat insidensi kanker otak ganas
dan jinak adalah 21.42 per 100.000 penduduk
per tahun
š Angka insidens untuk kanker otak ganas di
seluruh dunia berdasarkan angka standar
populasi dunia adalah 3.4 per 100.000
penduduk.
š Angka mortalitas adalah 4.25 per 100.000
penduduk per tahun.
š Mortalitas lebih tinggi pada pria.

http://kanker.kemkes.go.id/guidelines/PPKOtak.pdf
TUMOR OTAK

š Istilah “tumor otak” merujuk pada berbagai grup neoplasma yang berasal dari jaringan
intrakranial, termasuk meningen (contoh : meningioma) dengan berbagai derajat
keganasan, dimulai dari yang jinak hingga ganas atau agresif.
š Setiap jenis tumor memiliki gambaran biologi, tatalaksana, serta prognosis tersendiri yang
biasanya disebabkan oleh berbagai faktor risiko
š Prognosis pada tumor otak sangat bergantung pada lokasi, sifat infiltratif dan biologis
tumor
š Tumbuhnya tumor otak disebabkan oleh perubahan atau mutasi genetik di dalam sel
otak. Penyebab perubahan genetik ini masih belum diketahui. Namun, terdapat
beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena tumor otak, yaitu:
š Usia
š Keturunan
š Pernah menjalani radioterapi
TUMOR OTAK

š Tumor otak dapat dibagi menjadi tumor otak primer dan sekunder
š Tumor otak primer merupakan tumor otak yang berkembang dari sel otak itu sendiri.
Tumor otak primer berasal dari berbagai jaringan intrakranial termasuk neuron, sel glia, astrosit
dan termasuk meningen.
š Tumor otak sekunder merupakan tumor otak yang berkembang sekunder atau
metastasis dari tumor di bagian tubuh lain, biasanya berasal dari tumor primer ganas solid,
seperti kanker paru, payudara, melanoma dan ginjal, maupun keganasan hematologi .
š Metastasis ini dapat menyerang parenkim otak, leptomeningen maupun duramater
ETIOLOGI TUMOR OTAK
Penyebab pasti belum diketahui.

1. Bawaan : Dijumpai pada anggota sekeluarga à Meningioma


,astrositoma, neurofibroma.

2. Sisa jaringan embrional,mengalami degenerasi perubahan


neuroplastik, à kraniofaringioma, teratoma intrakranium,
kordoma ( berasal dari: kantung rathke, mesenkim-ektoderma
embrional, korda dorsalis)

8
ETIOLOGI TUMOR OTAK (2)

3. Radiasi : Dosis subterapi dapat merangsang pertumbuhan sel


mesenkim menjadi tumor.

4. Virus : Telah terbukti oleh Burkitt , bahwa limfoma pd


penduduk Afrika di – sebabkan oleh infeksi virus.

5. Zat karsinogenik.

9
ISI KRANIUM

1. Isi kranium: selalu konstan, berisi:


otak, cairan serebrospinal,pembuluh
darah dg isinya

2. Otak mikroskopis t.d: NEURON ,


NEUROGLIA (Astrosit fibosa&
protoplasmatis, mikroglia,
oligodendroglia, dan sel ependim)
dan MENING, PEMBULUH DARAH.
10
•ISI KRANIUM (2)

š Volume otak : 1400 ml , cairan LCS : 150


ml, darah : 150 ml

š Hukum Monro Kellie: total volume dari ketiga


komponen selalu konstan

š Bila ada kenaikan volume salah satu


komponen ,akan terjadi kompresi
komponen lainnya.

11
TUMOR OTAK
KARAKTERISTIK TUMOR OTAK

1. Menurut Lokasi : Tumor otak mempunyai gejala khas sesuai gangguan fungsi
vital dimana tumor berada.

2. Menurut Jenis tumor: Tumor otak tertentu mempunyai sifat dan manifestasi klinik
ttt.

3. Menurut Ukuran tumor : Tumor otak yang besar menyebabkan kerusakan otak
yang lebih luas, dg gejala klinik yang lebih kompleks.

4. Menurut Jumlah tumor : tunggal – tumor primer, multiple biasanya metastasis.


13
TANDA DAN GEJALA UMUM

š Bergantung dari lokasi dan pertumbuhan tumor


š Pasien dengan tumor otak dapat datang
dengan keluhan akibat peningkatan tekanan
intrakranial (nyeri kepala, mual, muntah
proyektil), baik karena efek massa maupun
karena hidrosefalus yang dalam kondisi berat
dapat menyebabkan penurunan kesadaran
š Gejala lain yang mungkin ditemukan adalah
defisit neurologis yang bersifat progresif dan
bergantung lokasi tumor, kejang, penurunan
kognitif, gangguan keseimbangan dan
gangguan kepribadian
TANDA DAN GEJALA UMUM

GANGGUAN KESADARAN :
š Akibat tekanan intrakranial meninggi, timbul ancaman herniasi otak, dgn
akibat penurunan kesadaran.

š Misalnya : Sindroma unkus atau kompresi diensephalon ke lateral,


sindroma kompresi sentro rostrokaodal thd BO, Herniasi otak kecil ke
foramen magnum.

š Keadaan ini menyebabkan kegawatdaruratan medik.


15
TANDA DAN GEJALA UMUM

Tanda –tanda fisik diagnostik :

- Papil edema.

-Pembesaran kepala anak ,dgn pelebaran sutura

-Hipertensi yang progresif, sebagai mekanisme kompensasi, bradikardi.

-Irama dan frekwensi pernapasan yg berubah.

16
DIAGNOSIS TUMOR OTAK

ANAMNESIS ;

š Keluhan yang sifatnya kronis-progresif.

š Misalnya : Nyeri kepala makin lama main hebat dlm bbrp minggu / bulan.

š Atau nyeri kepala ,kmdn diikuti defisit neurologik yang lain mis :gangguan motorik,
sensorik,senibilitas.

17
DIANOSIS TUMOR OTAK

INGAT GEJALA UMUM:


1.Sefalgia : berdenyut, terasa pagi hari, meningkat bila mengejan, batuk atau angkat berat.
2. Muntah : pagi hari, sifatnya proyektil.
3.Kejang : fokal / umum, tumor dekat girus pre sentralis.
4. Perubahan mental: demensia,apatis,gangg. berpikir dan daya ingat.
5.Papiledema dgn pem funduskopi.
6.Pembesaran kepala anak.
7.Bradikardi dan hipertensi.
DIAGNOSIS TUMOR OTAK

INGAT SINDROM FOKAL/ LOKALISATORIK :


š Lobus Frontalis : sefalgia & gangg .mental
š Lobus Temporalis: tinitus,halusinasi auditorik, afasia.
š Daerah Pre sentralis:kejang dan hemiparesis , kontralateral.
š Lobus Parietalis : Gangg. Sensibilitas , asteriognosia ( tak mampu mengenal
barang yang dipegang.)
š Lobus Oksipitalis :sefalgia, gangguan penglihatan, agnosia visual.
š Serebelum :ataksia, disdiadokokinesis, dismetri, rebound phenomen, disartri.
š Batang Otak : gangg.kesadaran & gangg.saraf spinal.
19
DIAGNOSIS TUMOR OTAK

INGAT TANDA-TANDA LOKALISATORIK YANG MENYESATKAN :

š Kelumpuhan N III , IV , VI

š Refleks patologis positif.

š Gangguan mental < demensia dll.

š Gangguan endokrin.

20
TUMOR OTAK

GLIOMA à berasal dari sel-sel glia


• Astrositoma
• Ependimoma
• Oligodendroglioma
• Meduloblastoma
• Neruoastrositoma

Non-GLIOMA
• Meningioma
• Adenoma hipofisis
• Neurofibroma
• Hemangioblastoma
• Khordoma

Neoplasma Metastatik
ASTROSITOMA

š Astrositoma intracranial adalah tumor otak


primer yang sering ditemukan
š Paling sering pada umur 40 sampai 60 tahun
š Berkembang sekitar jaringan ependimal dan
subependimal yang dapat meluas ke dalam
ventrikel
š Astrositoma ditemukan pada lobus frontal,
temporal dan parietal, tapi jarang di lobus
oksipital.
ASTROSITOMA

š Berasal dari jaringan astrosit


š Ada empat grade pada tumor astrositoma ( Kernohan I-IV)
š Low grade astrocytoma (grade I-II) sering didapatkan pada anak-anak/
dewasa muda rata2 35 tahun
š Malignant astrocytoma (grade III)
š Glioblastoma multiformis (GBM- grade IV) àpaling ganas, sering pada
dewasa >50 tahun
š Paling sering terletak di lob.frontal dan temporal
š Pada MRI : lesi hiperintens atau isoontens inhomogen yamg dikelilingi oleh
daerah hipointens pada T1 dan hiperintens pada T2 sebagai daerah edema
yang mengelillingi massa tumor,dengan pemberian kontras tumor akan
menyengat
LOW GRADE ASTROSITOMA
=BENIGN ASTROSITOMA

1. Incidence : 25-30 % of Astrositomas


2. Age : rata-rata 30-40 tahun
3. CT scan : Typically well- delinated
Low density mass, With little or no
enhancement
4. Survival : 3 -10 years
ANAPLASTIC ASTROSITOMA
= MALIGNANT ASTROSITOMA

š Incidence :25-30% Astrositoma

š Age :Greater than 40 years

š Radiolgy: Compared with LG Astrositoma

š Less well defined

š More mass effect

š More contrast enhancement

š Survival : 2 – 3 years
25
GLIOMA MULTIFORME

š Incidence : 50 % of Astrocytoma
š Age : 5th-7th decades
: Worse prognosis
š Radiolgy : Compared with Benign
Astrocytoma :
- Greater mass effect
- Vasogenic edema
- Heterogeneity and enhancement
OLIGODENDROGLIOMA

š Incidence: 5% of Primary brain tumor


š Age: Adult : Children à 8:1 Peak age : 35-
40 years
š Location: 85% Supratentorial
š Radiology/CT scan: Heterogenous mass,
Usually partially calcfied, With variable
enhancement , Edema in less than one
third.

27
EPENDIMOMA

š Incidence : 5% of Intracranial tumor, but third most common intra


cranial neoplasma in children.
š Age: Children and Adolescent 50% younger than 5 years, much
smaller in adult 30-40 years 0ld
š Location: 60-70% infratentorial (mostly in children), 70% from
fourth vertricle. 30-40% supratentorial.
š Radiology/ CT scan: Isodense, calcified in 50%.
š Surival : 25-50% : 5 years survival.

28
MEDULOBLASTOMA

š Incidence: 6% of primary intracranial tumor.


Second most common childhood brain tumor.
š Age: 75% < 15 years . 50% < 10 years. Second peak
at 20- 30 years
š Location: Exclusively cerebellar
š Radiology/CT : Approximately 90% are well
defined, hiperdense, midline posterior fossa mass.
Enhancement strong. Hemorrhage rare.
Calcification in 10-15%. Hidrocephalus in 90%.
MENINGIOMA

š Incidence : 15-20% of primary


intracranial tumor, most common non
glial neoplasm.
š Age: Peak incidence: 40-60 years,
Female: Male = 2:1 (brain), 4:1 (spine)
š Location : convexity: 30-40% , Sphenoid
wing : 15-20% , Olfactory groove/
planum sphenoid: 10 %, Suprasellar :
10% , Falx 5% 30
MENINGIOMA (b)

š Radiology : Skull film ( sclerosis, increased


vascular channel , calcification, bone destruction
š CT scan: Sharply delinated ,
š 75% homogeneusly hyperdense on non
enhanced CT
š 25% isodense.

31
Adenoma Hipofisis

š 90% dari tumor adenohipofisis adalah adenoma


khromofob
š Pada foto X lateral dari tengkorak akan didapatkan
suatu sela balon
š Bila menekan ke atas akan meninmbulkan hemianopsia
bitemporalis
š Funduskopi à atrofi papil primer
š Jika membesar akan menimbulkan nyeri kepala
Neurinoma Akustik

š Nama lain : Schwanoma Vestibular


š Berasal dari sel schwan pada N VIII terutama bagian
vestiubular
š Termasuk tumor jinak, insiden 3-8%
š Usia 50 tahunan
š Terutama terletak di CPA (Cerebello-pontine angle)
PEMERIKSAAN PENUNJANG TUMOR OTAK

1. X FOTO KRANIUM:
-sejak 1895 : William Roentgent
-Gambaran destruksi sella tursika
- Kalsifikasi (+) pada astrositoma
- Sutura kepala anak : melebar
2. EEG: kumpulan gelombang lambat, menunjukkan lokasi tumor.
3. ARTERIOGRAFI:
- sejak 1927 : Monitz
- tampak pbl.darah di otak sebagai : neovaskularisasi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG TUMOR OTAK

4. BRAIN CT SCAN (non kontras dan kontras)

-Dapat melihat : letak tumor,besar, jumlah,


adanya edema otak, kalsifikasi .

5. MAGNETIC RESONANCE IMAGING(MRI).

-Ditemukan sejak 1980, masuk Indonesia1990.


Hasilnya lebih unggul dari CT Scan, terutama
tumor otak yang letaknya di fossa kranii
posterior.
TATALAKSANA TUMOR OTAK

SIMPTOMATIK

PALIATIF DEFINITIF
TERAPI SIMPTOMATIK

Tatalaksana Penurunan Tekanan Intrakranial


š peningkatan tekanan intrakranial diakibatkan oleh efek desak ruang dari edema
peritumoral atau edema difus.
š Edema serebri (edema vasogenic) disebabkan oleh efek tumor langsung maupun terkait
terapi, seperti pasca operasi atau radioterapi dimana terjadi kebocoran plasma melalui
dinding pembuluh darah ke rongga interstisial akibat terganggunya sawar darah otak
š Terapi medikamentosa yang diberikan untuk tumor otak berupa steroid, salin hipertonik,
dan anti kejang
TERAPI SIMPTOMATIK

Tatalaksana Penurunan Tekanan Intrakranial


š Pemberian steroid sangat efektif untuk mengurangi edema serebri dan
memperbaiki gejala yang disebabkan oleh edema serebri, yang efeknya sudah
terlihat dalam 24-36 jam. Steroid yang direkomendasikan dan menjadi pilihan
adalah deksametason dosis tinggi, loading 10mg iv dilanjutkan dosis rumatan 16-
20 mg/hari
š Kejang merupakan komplikasi yang sering terjadi dan memberikan efek yang
merugikan, terjadi pada 20-40% pasien dengan tumor otak. Pasien yang
mengalami kejang karena tumor otak harus segera diberikan antikonvulsan atau
obat antiepilepsi (OAE) untuk mencegah kejang berulang yang dapat
menyebabkan perburukan kondisi. Contoh OAE seperti fenitoin,asam
valproat,Levetiracetam
TERAPI SIMPTOMATIK

Tatalaksana Penurunan Tekanan Intrakranial


š Pada tumor otak ganas, nyeri yang muncul à nyeri kepala.
š Nyeri kepala bisa disebabkan akibat traksi langsung tumor terhadap reseptor
nyeri di sekitarnya.
š Nyeri kepala tersering à peningkatan tekanan intrakranial, jika bersifat akut
disebabkan oleh edema peritumoral à Tatalaksana utama golongan
glukokortikoid seperti deksametason intravena atau oral sesuai dengan derajat
nyerinya.
š Pada tumor tertentu, gejala klinis nyeri biasanya bersifat lokal atau radikular ke
sekitarnya, Pada kasus ini pilihan obat nyeri adalah analgesik yang tidak
menimbulkan efek sedasi atau muntah karena dapat mirip dengan gejala tumor
otak pada umumnya
TERAPI DEFINITIF

TERAPI PEMBEDAHAN.
š Tujuannya adalah dekompresi , mereduksi efek massa , penyelamatan
jiwa.
š Tujuan secara umum operasi pengangkatan tumor adalah maksimal eksisi tanpa
menyebabkan kerusakan fungsi otak jangka panjang
š Craniotomy , diupayakan pengangkatan secara intoto , pembedahan
Paliatif dilakukan utk mengurangi TIK tinggi, bila terjadi hidrosefalus,
dengan pemasangan VP shunt, sebelum operasi tumor dillaksanakan.
š Pembedahan berupa reseksi partial ,sering memerlukan radioterapi
pada tumor yg radiosensitif.
TERAPI DEFINITIF

RADIOTERAPI :

- Untuk tumor radioresponsif, post kraniotomi atau yg tak mungkin dioperasi.

- Perhatikan toleransi jar. otak sehat.

- Diperlukan tehnik pemberian radiasi dg. presisi yang tinggi, steriostaksik.

- 6000 rad dg dosis terbagi.

41
TERAPI DEFINITIF

Kemoterapi

š Lebih terbatas, karena harus dapat menembus sawar darah otak

š Tujuan : menghambat pertumbuhan tumor dan meningkatkan kualitas hidup

š Pilihan : temozolamid (glioblastoma dan metastasis)

š Selain kemoterapi terdapat beberapa golongan targerted therapy seperti


Nimotuzumab (astrositoma derajat tinggi dengan mutase EGFR) dan
bervacizumab
42
TERAPI PALIATIF

Tidak dapat
Setelah
dilakukan terapi
melakukan Dapat diberikan
definitive,
terapi definitive terapi
karena tumor
masih ada psikoterapi
teralu besar, KU
keluhan akibat suportif dan
buruk, dan
gejala sisa relaksasi
beresiko untuk
tumor
terapi definitive
TUMOR MEDULA SPINALIS
Tumor MS

Prevalensi leih sedikit Terutama pada usia


dibandingkan Tumor dewasa muda atau Umunya bersifat jinak
otak, rasio 1:4 pertengahan,jarang
pada anak

Tipe sel mirip tumor Segmen yang paling


otak,yaitu dari sel sering adalah torakal
parenkim serabut (50%), servikal (25%)
saraf, selaput mielin, dan lumbosacral
kolumna verterabralis (20%)
Tumor MS
Tumor ekstradural (55%)

• Merupakan metastasis dari tempat lain


• Paling sering

Tumor Intradural-ekstramedular
(40%)
• meningioma
• neurofibroma

Tumor Intrameduler (5%)

• berasal dari sel glia


• asrtositoma
• ependimoma
Gejala Klinis

Sindroma intrameduler-
Sindrom traktus Sensorimotor Sindroma radikuler
syringomieli
• Disebakan oleh • Rasa nyeri seperti diirisi, • Diseut juga sindrom
kompresi,invasi, dan tumpul dan menjalar ke substansia grisea
destruksi traktus MS distal sesuai daerah distribusi • disosiasi sensorik
• Kelemahan spastik asimetri saraf, bertambah berat jika
pada tungkai batuk, bersin atau
(torakolumbal), lengan dan mengedan
kaki (servikal)
• Menurunnya sensibilitas nyeri
dan suhu di bawah lesi
• Tanda-tanda kolumna
posterior
• Spastic bladder
Tumor Ekstradural

Tumor Primer
š Termasuk dalam kumpulan tumor tulang
š Tumor jinak : hemangioma, osteoma osteosid
š Tumor ganas : Kordoma, sarcoma ewing,
kondrosarkoma,osteoblastoma
š Mendestruksi tulang vertebrae àdeformitas pada
tulang
š Nyeri + pada tulang belakang, biasanya pada
malam hari, tidak dipengaruhi perubahan posisi,
dirasakan saat istirahat.
Tumor Ekstradural

Metastasis
š Biasanya tumor metas dari payudara , paru-paru , prostat , gastrointestinal
š Lokasi : korpus vertebrae, ruang paravertebrae, ruang epidural
š Paling sering segmen torakal – cervical- lumbosacral
Tumor intradural Ekstramedular

š Berlokasi di dalam duramater, tapi diluar MS


š Palling sering timbul di radiks posterior
š Awalnya menimbulkan nyeri radilkuler dan parstesia, jika bertambah besar menimbulkan
kompresi pada radiks posterior dan medulla spinalis
š Paresis spastik yang berat dan progresif pada ekstremitas bawah dan parastesia di kedua
tungkai bawah disertai gangguan sensibilitas awalnya ipsilateral lalu bilateral
š Hipestesia ditemukan sesuai dermatome yang dioersarafi oleh radik saraf yang terkena
š Terdapat nyeri di spinal saat perkusi di radiks saraf setinggi lesi,memberat ketika batuk dan
bersin
Tumor intradural Ekstramedular

Nerve sheath
Tumor Ependimoma
Meningioma
(Neurofibroma filum terminal
dan Schwanoma
Tumor Intramedular

80% tergolong dalam tumor glial

Desifist sensorik disosiasi dapat menjadi temuan dini

Jarang menimbukan nyeri radikuler,tapi menimbulkan nyeri atipikal


(terbakar, tumpul) dengan lokasi difus

Disfungsi miksi dan defekasi timbul di awal pertumbuhan tumor


Pemeriksaan

š Foto Polos Vertebrae sesuai temuan saat


pemeriksaan klinis dan neurologis à akan
terlhat destruksi tulang
š Mielografi dan CT Mielografi (invasive)à
untuk membedakan letak tumor
ekstradural, intradural-ekstrameuduler atau
intramedular, dan menentukan adanya
blok partial atau total
š MRI (non invasive) à paling dianjurkan
pada kasus Tu.intramedular
Tatalaksana

Medikamentosa
Radioterapi
Operatif
Rehabilitasi
Medikamentosa

Kortokosteroid (deksametason atau


Methylprednisolon) diberikan untuk
kompresi MS

Tatalaksana nyeri untuk nyeri neuropatik


dan nyeri kanker pada umumnya
Radioterapi

Rekomendasi
: radioterapi
Termasuk Tujuan :
eksternal
tumor yang mengecilkan
pasca
radiosensitive massa tumor
operasi
reseksi tumor
Tatalaksana

Operatif Rehabilitasi
š Pilihan utama upaya dekompresi š Untuk kualitas hidup pasien yang lebih
mencegah deficit neurologis yang lebih baik
berat
š Pemberikan korset spinal
š Untuk mengetahui diagnosis
š Terapi fisik dan okupasi
histopatologis

Anda mungkin juga menyukai