Anda di halaman 1dari 45

Saraf kranialis

dr. Christina R.L.Aritonang, Sp.N


Departemen Neurologi FK UKI

Sumber :
Lumbantobing S. Neurologi Klinik PF dan Mental. FK UKI. 2003
Frotscher M, Baehr M. Diagnostik topik Neurologi Duus ed. 5. Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2016
Estiasari R, et al. Pemeriksaan Klinis Neurologi Praktis ed. 1. Kolegium Neurologi Indonesia. PERDOSSI. 2018
§ Sistem saraf kranial memiliki fungsi sensorik dan motoric
§ Saraf kranialis memiliki 6 fungsi motoric dan sensorik yang
masing2 dikategorikan dalam 3 fungsi motoric dan sensori

§ Fungsi inilah yang akan dievaluasi melalui PF saraf kranialis.

SARAF
KRANIALIS
§ Serabut saraf olfaktorius berasal dari neuron bipolar
N. 1 yang terdapat dalam mukosa hidung

OLFAKTORIUS § Serabut aferen bersinaps di bulbus olfaktorius dan dari


sini keluar serabut yang menguhubungkan bulbus
dengan korteks

§ Reseptornya adalah serabut saraf yang terdapat di


mukosa hidung

§ Jaras penghidu adalah satu2nya jaras sensorik yang


mencapai korteks serebri tanpa melalui thalamus.
§ Gangguan penghidu kuantitatif : hyposmia
(berkurangnya bau) dan anosmia à disebabkan
oleh rusaknya nervus ofaktorius di perifer
(rhinitis, trauma, efek samping obat) atau
N. 1 kerusakan sentrak neuron kedua di bubus
OLFAKTORIUS olfaktorius (meningioma)
§ Gangguan penhidu kualitatif : parosmia
(kakosmia, hipersomia) à disebabkan oleh fungsi
sentral seperti epilepsy lobus temporal
§ Penyakit yang hanya melibatkan N 1 jarang
ditemukan
§ Kerusakan disebabkan oleh kelainan di sekitarnya
§ Bulbus dan traktus olfaktorius dapat terganggu oleh
tumor di sekitarnya, missal tumor lobus frontal

N. 1 § Sindrom foster kenedy :

OLFAKTORIUS § Anosmia ipsilateral à tekanan langsung pada


bulbus atau traktus
§ Atrofi optic ipsilateral
§ Papiledema kontralateral
§ Trauma kapitis à terputusnya serabut olfaktorius,
robekmya filamen olfaktorius à anosmia
Abnormalitas Penjelasan
Disosmia Gangguan penghidu
Parosmia Distorsi penghidu
fantosmia Persepsi bahwa bau terebut tidak nyata
Presbiosmia Penurunan fungsi penghidu terkait proses penuaan
kakosmia Bau busuk
Koprosmia Jenis kakosmia, intepretasi seperti bau feses
Agnosia olfaktorius Tidak bisa mengindentifikasi bau yang tercium
§ Objek yang terletak di lapang pandang kiri
membentuk gambaran pada separuh bagian nasal
retina kiri dan separuh bagian temporal retina kanan.

N.II § Serabut nervus optikus yang berasal dari separuh

OPTIKUS bagian nasal retina kiri menyilang ke sisi kiri kiasma


optikum dan bergabung dengan serabut dari separuh
bagian temporal retina kanan di traktis optikus kanan
§ Serabut itu melewati station penghubung di korpus
genikulatum lateral kanan, lalu melalui radiasio optic ke
korteks visual kanan.

§ Korteks visual kanan berperan untuk persepsi objek di


lapanng pandang kiri.
§ Semua impuls visual yang berkaitan dengan lapang
pandang kanan dihantarkan melalui traktus dan
radiasio optic kiri ke korteks visual kiri
Penyebab gangguan N. II :

§ Neuritis optika
§ Neuritis retrobulbaris

N.II § Palpilitis

OPTIKUS § Neuropati optic iskemik


§ Neuropati karena tekanan (tumor, aneurisma)
§ Defisiensi/intoksikasi (Vit B1,B12)
§ N III,IV,VI secara kesatuan dapat disebut sebagai
nervus ocular motor
§ Perjalanan nervus ini dimulai dari inti nervus di
N III, IV, VI batang otak hingga orbita
OKULOMOTORIUS § Setelah keluar dari batang otak, nervus ini akan
TROKLEAR melalui struktur2 secara berurutan mulai dari

ABDUSEN ruang subaraknoid, duramater, memasuki sinus


kavernosus, masuk ke intraorbita melalui fisura
orbitalis superior, dan berakhir di otot
ekstraokular
§ N. III terbagi 2 komponen, komponen eferen
somatic memberikan inervasi pada otot levator
palpebra superior bilateral dab 4 otot penggerak
bola mata ( rektus inferior ipsilateral, oblikus
inferior ipsilateral, rektus medial ipsilateral,
rektus superior kontralateral
N III, IV, VI § Otot penggerak bola mata sisanya, oblikus
OKULOMOTORIUS superior dan rektus lateral diinervasi oleh N IV
TROKLEAR dan VI

ABDUSEN
PUPIL

N III, IV, VI § Diameter pupil 3-4 mm

OKULOMOTORIUS § Pupil <2mm à miosis ; pupil >5mm à midriasis

TROKLEAR § Pupil anisokor jika perbedaan ≥ 2##


ABDUSEN § Dalam keadaaan norma pupil akan terletak pada
bagian tengah iris
REFLEKS CAHAYA
§ Komponen Aferen N II dan Eferen N III

N III, IV, VI § Sebagian serabut aferen yang melewati N II,


kiasma optikus dan traktus optikus akan menuju
OKULOMOTORIUS nucleus pretektales
TROKLEAR § Serabut aferen akan menuju nucleus Edinger-
ABDUSEN Westphal pada kedua sisi dan bersinaps dengan
serabut eferen dari N III yang menginervasi m.
sfingter pupil
REFLEKS AKOMODASI
Bila mata menatap sebuah objek yang bergerak
mendekat, maka akan terjadi :
§ Kontraksi m. rectus medialis kedua bola mata untuk
konvergensi kedua axis bola mata

N III, IV, VI § Penebalan lensa oleh m. ciliaris untuk meningkatkan


daya refraksi
OKULOMOTORIUS § Konstriksi pupil untuk membatasi cahaya yang
TROKLEAR masuk (hanya cahaya dari objek saja yang masuk
ABDUSEN melalui ketebalan lensa di tengah)

Refleks akomodasi positif bila terlihat pupil mengecil


Pada kelumpuhan N III reflex ini negative.
KELOPAK MATA
§ Pada paresis N III total akan dijumpai ptosis, bola
mata deviasi ke isis lateral, pupil midriasis

N III, IV, VI
OKULOMOTORIUS
TROKLEAR
ABDUSEN
DIPLOPIA
§ Dijumpai pada kelumpuhan otot penggerak bola
mata
N III, IV, VI § Kerusakan N VI mudah terganggu karena jalan
OKULOMOTORIUS sarafnya yang sangat Panjang, sehingga dapat
TROKLEAR lumpuh pada tekanan intracranial yang tinggi.
ABDUSEN § Di batang otak, letak inti-inti dan serabut
berdekatan sehingga jarang ada lesi yang berdiri
sendiri.
§ Terdiri dari bagian sensorik dan motoric
§ Bagian motoric à otot2 mengunyah,membuka
dan menutup mulut, menggerakkan rahang
§ Inti motoric N V mendapat persarafan dari kedua
hemisfer,lesi pada satu hemisfer tidak akan
N.V melumpuhkan otot2 mengunyah.
TRIGEMINUS § Bagian sensorik N V :
§ Cabang oftalmik
§ Cabang Maksilaris
§ Cabang Mandibularis
§ Inti sensorik N V merupakan inti nervus kranialis terbesar
karena terletak di sepanjang mesensefalon hingga ke arah
kaudal dan dapat mencapai medulla spinalis segmen C2

§ Inti memiliki 3 bagian yaitu mesensefalik, pons, traktus


spinalis.

§ Inti mesensefalik terdiri dari neuron sensorik yamg


N.V memproses informasi proprioseptif dari otot2 pengunyah,

TRIGEMINUS inti ini juga berhubungan dengan inti motorik N V untuk


mengontrol gerakan mengunyah.

§ Inti pons disebut juga inti sensorik utama,fungsi utamanya


berkaitan dengan penghantaran sensasi raba di wajah

§ inti traktus spinalis dari pons ke arah kaudal, bergabung


dengan substansia grisea MS hingga segmen C2, berperan
dalam mengolah impuls sensorik nyeri dan suhu daripada
raba
§ Inti motoric terletak pada pons bagian tengah
§ Inti ini mendapat sebagian besar input dari cabang
sensorik N V
§ Inti motoric sebagian kecil mendapat input dari

N.V korteks presentralis kedua hemisfer yang mengatur


gerakan mengunyah volunter
TRIGEMINUS § Lesi UMN tidak mengakibatkan perubahan signifikan
pada otot2 pengunyah karena inervasi bilateral kedua
hemisfer serebri
§ Lesi LMN menyebabkan paralisis dan atrofi otot
ipsilateral lesi sehingga memepengaruhi fungsi
mengunyah.
§ Memiliki fungsi motoric, sensorik dan otonom,paling dominan
adalah fungsi motoric.

§ Fungsi motoric à otot ekspresi wajah, kulit kepala,dll


§ Fungsi sensorik utama àfungsi pengecapan 2/3 depan lidah
§ Fungsi otonom à fungsi sekretorik parasimpatis, kelenjar liur,
N VII lakrimal, mukosa rongga hidung dan mulut

FASIALIS
§ Inti motorik N VII : pons
§ Otot2 bagian atas wajah mendapat persarafan dari 2
sisi,karena itu terdapat perbedaan antara gejala
kelumpuhan sentral dan perifer.

§ Pada gangguan sentral,mata dan dahi yang mendapat


persarafan dari 2 sisi tidak lumpuh,yang lumpuh
adalah bagian bawah dari wajah

§ Pada gangguan perifer (di bawah inti atau di serabut


saraf) maka semua otot sesisi wajah lumpuh

§ Bagian inti motoric yang mengurus wajah bagian


bawah mendapat persarafan dari korteks motoric
kontralateral, yang mengurus wajah bagian atas
mendapat persarafan dari kedua sisi korteks motoric
(bilateral)
§ Terbagi 2 : N.vestibularis dan N.Koklearis à bertanggung jawab
terhadap transmisi aferen dari telinga dalam ke SSP
§ N. Vestibularis mengkonduksi impuls saraf dari sakulus dan
utriculus sebagai sensor uamh memberikan informasi mengenai
posisi kepala.
§ Nervus ini juga menkonduksi impuls saraf dari kanalis
semisirkularis yang memberikan informasi menegnai perubahan
N VIII posisi kepala.

VESTIBULOKOKLEARIS § Nervus ini masuk ke anterior batang otak di perbatasan antara


pons dan MO
(Vestibularis) § Nukleus2 nervus ini menerima input dari serebelum melalui
pedunculus serebelar inferior dan MS membentuk traktus
vestibulospinal.
§ Jaras eferen juga menuju ke N III,IV, dan VI melalui fasikulus
longitudinalis medial.
§ Koneksi ini memungkinkan terjadinya koordinasi antara system
visual,organ keseimbangan dan otot.
Hubungan batang otak

§ Sistem vestibular mengurus gerak terkonjugasi bola mata yang


reflektoris terhadap geralan dan posisi kepala,membuat mata
dapat memfiksasi pada benda yang diam pada saat kepala dan
badan berada dalam keadaan bergerak

N VIII Hubungan dengan MS


VESTIBULOKOKLEARIS
§ Traktus vestibulospinalis lateral dan medial
(Vestibularis)
§ Ikut mengatur tonus otot ekstensor badan dan anggota gerak
terhadap gravitasi dan mempertahankan sikap tegak

Hubungan dengan serebelum


§ Memepertahankan keseimbangan
Gangguan saraf vestibularis:
§ Vertigo

N VIII § nistagmus
VESTIBULOKOKLEARIS § Hilang keseimbangan
(Vestibularis) § Tidak stabil
Nistagmus
§ Adalah gerak bolak-balik mata yang involunter dan
ritmik.
§ Timbul karena lemahnya mata untuk mengadakan deviasi
konjugee yang volunter
§ Yang harus diperiksa :
N VIII § Jenisnya :vertikel,horizontal, rotatoar
VESTIBULOKOKLEARIS § Frekuensi :cepat atau lambat
(Vestibularis) § Amplitudo : besar,kecil,kasar,halus
§ Arah gerakan: yaitu arah dari komponen cepatnya ; Contoh :
nistgamus horizontal kanan,berarti komponen cepatnya ke
horizontal kanan, lesinya ada di komponen lambatnya
§ Lamanya
Nistagmus vestibular
Adalah nystagmus yang diserati rasa pusing (vertigo)
§ Nistagmus vertical : lesi di batang otak (mesensefalon atau
MO)
§ Nistagmus horizontal : lesi di tegmentum pons atau
N VIII mesensefalon
VESTIBULOKOKLEARIS § Nistagmus rotatoar : Lesi di MO
(Vestibularis)
§ N.koklearis mengkonduksikan impuls berupa suara
dari organ korti di koklea.
§ Masuk ke pons bagian bawah disisi latera N VII dan
N.vestibularis.

N VIII § Di pons akan bercabang dua menjadi nucleus


koklearis posterior dan anterior.
VESTIBULOKOKLEARIS
(Koklearis) § Kedua nucleus nantinya akan membentuk traktus
lemnikus lateral.
§ Saat mencapai mesensefalon,lemnicus lateral akan
bersinaps di nucleus kolikulus inferior dan menuju
korteks auditorik primer (area broadman 41 dan 42)
§ Gangguan saraf koklearis dapat menyebabkan tuli,
tinitus atau hiperakusis
§ Tuli : Tuli perseptif (tuli saraf) dan tuli konduktif
§ Tuli saraf disebabkan lesi di :
N VIII § Reseptor telinga dalam

VESTIBULOKOKLEARIS § N.koklearis
§ Inti dan serabut pendengaran di batang otak
§ Korteks auditif
§ Tuli konduktif : Gangguan telinga luar dan tengah,
disebabkan oleh sumbatan liang telinga luar
Tulis saraf Tulis konduktif
§ Konduksi udara dan konduksi tulang sama2 § Gangguan pada konduksi suara, konduksi
berkurang, sehingga perbandingan tulang tidak berubah à tes Rinne negative,
hantarannya biasanya tidak berubah à Tes Tes schwabach memendek dan tes weber
rinne positif, Tes Schwabach memendek lateralisasi ke sisi tuli
dan tes weber didapatkan lateralisasi ke
§ Gangguan pendengaran nada rendah
arah yang sehat
§ Tinitus
§ Terdapat kehilangan pendengaran pada
nada tinggi
§ Memiliki fungsi motoric,sensorik dan otonom
§ Pada fungsinya berkerja sama dengan N.X(Vagus)
§ Mempersarafi area lidah dan faring
§ Berperan dalam
§ proses motoric menelan,
N IX § sensorik umum dan pengecapan 1/3 posterior
GLOSOFARINGEUS lidah, faring, tonsil, serta aferen visceral dari
badan dan sinus karotis
§ Otonom mempersarafi kelenjar parotis
§ Refleks muntah àkomponen aferen N.IX,
komponen eferen N. IX dan X, dan pusat refleksi
di MO
§ Kelainan berupa disfagia,sering tersedak dan
disfoni
§ Disfagia terutama pada bahan berbentuk cair
§ Mempersarafi otot faring dan laring
§ Saat dilakukan pemeriksaan pada keadaan
istirahat,kelemahan unilateral akan menyebabkan
NX asimetri palatum, palatum sisi yang lemah akan
turun dan berkurang kelengkungannya àkarena
VAGUS kelemahan m. levator veli palatine dan otot uvula.
§ Pembentukan suara dilakukan oleh pita suara,
disarafi oleh n.laring rekurens (cabang N X),
kerusakan menyebabkan berkurangnya suara,dan
disfoni
Nukleus Ambiguus

§ Adalah kelompok nucleus motoric N IX dan X dan pars


kranial N XI

§ Aksonnya akan berjalan ke otot2 palatum mole,faring


dan laring, dan otot2 lurik esophagus bagian atas.

N IX dan X § Nukleus ini memerima input aferen dari nucleus


spinalis N V dan traktus solitarius

§ Impuls merupakan lengan aferen dari lengkung reflex


yang penting, missal iritasi mukosa pada saluran
pernapasan dan saluran cerna menyebabkan
batuk,tersedak dan muntah.
Nukleus dorsalis nervus vagus
§ Stimulasi pada serabut parasimpatis vagal menyebabkan
perlambatan denyut jantung, komstriksi otot polos bronkus dan
sekresi kelenjar bronkial, peristaltik di saluran cerna
meningkat
§ Nukleus ini menerima input aferen dari hipotalamus,system
olfaktori,pusat otonom di formasio retikularis dan nucleus
N IX dan X traktus solitarius.
§ Hubungan ini merupakan komponen penting lengkung reflex
yang mengontrol fungsi kardiovaskular, respirasi dan
pencernaan
§ Impuls dari baroreseptor di dinding sinus karotis yg mencapai
nucleus ini melalui N IX berfungsi mengatur tekanan darah
arteri.
§ Reseptor lain di arkus aorta mengirimkan impuls aferen ke
nucleus ini melalui N X dan memiliki fungsi yang sama
§ Keluhan yang dapat ditemukan antara lain gangguan
posisi kepala dan posisi bahu serta kelemahan otot
leher dan bahu

§ N XI merupakan nervus motoric yang dibentuk dari


kumpulan radiks nerus kranialis dan radiks spinalis.

§ Radiks nervus kranialis dibentuk oleh akson-akson dari


N XI nucleus ambigus.

AKSESORIUS § Inti N XI menerima serabut kortikobulbar dari kedua


hemisfer serebri

§ Radiks spinalis N XI berasal dari akson di nucleus


spinalis di 4 segmen servikal teratas.

§ Nukleus spinal menerima serabut kortikobulbar dari


kedua hemisfer serebri
§ Pasein dengan kelumpuhan N XII akan mengeluhkan
bicara pelo/ gangguan artiulasi dalam berbicara dan
kesulitan dalam memanipulasi makanan dalam mulut

§ N XII merupakan saraf motoric yang mempersarafi


N XII semua otot2 intrinsic lidah dan juga m. stiloglosus,
HIPOGLOSUS hipoglusus, dan genioglossus.

§ Inti N XII menerima persarafan dari kedua hemisfer


serebri tapi otot genioglossus hanya menerima dari
hemisfer kontralateral
§ Pada keadaan normal lidah terletak di tengah rongga mulut dan
cukup kuat menahan tekanan dari luar pipi, jika terdapat
kelemahan unilateral, saat lidah berada dalam mulut,lidah akan
terdeviasi ke sisi yang sehat karena kerja m.stiloglosus pada sisi
yang sehat.

§ Pada saat dijulurkan lidah akan terdeviasi ke sisi yang lemah


karena kerja m. genioglossus sisi sehat

N XII § Pada pemeriksaan motoric, adanya kelemahan unilateral

HIPOGLOSUS mengakibatkan ketidakmampuan lidah untuk melakukan deviasi


ke sisi sehat pada saat lidah terjulur. Hal ini mengakibatkan
pasien tidak dapat mendorong lidah ke arah dinding pipi sisi
yang sehat.
§ Pasien dengan kelemahan juga akan kesulitan dalam melakukan
gerakan lidah dengan cepat.

§ Pada kelemahan bilateral, lidah akan sulit dijulurkan atau tidak


dapat dijulurkan sama sekali
§ Kelemahan N XII perifer terjadi bila ada lesi sepanjang
n.hipoglosus dari inti nervus di MO hingga organ efektor yaitu
otot lidah.
N XII § Pada inspeksi lidah ditemukan atrofi papil, fasikulasi dan atau
HIPOGLOSUS tremor saat lidah dujulurkan

§ Tremor akan hilang saat kondisi lidah istirahat, fasikulasi akan


menetap.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai