Pemeriksaan penunjang
• Foto polos
Untuk menggambarkan :
– Kalsifikasi : glioma meningioma, malformasi arteriovenosa, focus
pasca infeksi
– Pembesaran fossa hipofisis
– Kelainan tulang : lusen, sklerotik
– Fraktur
• Ultrasonografi
Melalui fontanela mayor yang masih terbuka, menggambarkan
– Perdarahan intraventricular
– Hidrocephalus, dll
Doppler : mendiagnosis stenosis karotis
• Computed tomography
– Tebal potongan 5 – 10mm
– Untuk pmx mendetail, tebal potongan 1-2mm,
terutama untuk MAI, fossa hipofisis, orbita
– Indikasi HCTS terutama : trauma, stroke
– Indikasi CT spinal : stenosis kanal, prolaps
diskus
• Magnetic resonance imaging
MRI mendemostrasikan otak dengan fasilitas multiplanar
(potongan axial, coronal, sagital) dg gambaran yg sangat
baik pd fossa posterior (krn tdk terdapat artefak dr
tulang)
Merupakan pemeriksaan yg sensitif utk mendeteksi tumor,
mis : adenoma hipofisis, neurinoma acoustica.
Keunggulan MRI dibanding CT :
– Lesi di fossa hipofisis
– Medulla spinalis
– Plaque demyelinisasi pd sklerosis multipel
– Differensiasi grey-white matter
– Indentifikasi lesi pd epilepsi
• Arteriography
Mengevaluasi anerurisma dan malformasi arteriovenosa,
memakai bahan kontras
Magnetic resonance angiography (MRA) dpt
memperlihatkan aliran arteri & vena serebral, tanpa
bahan kontras
• Myelography
Bahan kontras larut air dimasukkan ke subaracnoid space
mll lumbal punctie, memperlihatkan gambaran medulla
spinalis dan radix.
Setelah ada MRI, pmx ini sangat jarang digunakan
Prinsip dasar CT scan :
• Menggunakan berkas tipis sinar X untuk
membuat potongan axial dari tubuh
• Sinar X menembus tubuh, ditangkap detector
• Detektor bersifat sebagai scintillation counter,
menangkap data-data koefisien attenuasi tubuh
• Ada 2 macam detector: Xenon dan Solid state
• Data-data ini diubah oleh komputer menjadi
gambar
Komponen CT scan: