Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN TUMOR OTAK

Untuk memenuhi tuga mata kuliah

Keperawatan Medikal Bedah III

Dosen Pembimbing:

Yuan Guruh P, S.Kep

NAMA KELOMPOK
1. Febri Diah Siswanti (10217026)
2. Gilang Eko Bayu S (10217029)
3. Maria Ines Azi Goo (10217040)
4. Nanda Wikrama P (10217044)
5. Sindy Maulanisa V (10217054)

S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
2019
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Tumor Otak” dengan baik dan
tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan maternitas 2. Selain
itu, makalah ini disusun untuk memperluas ilmu tentang “Tumor Otak”.
Kami mengakui masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini karena
pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki masih kurang. Oleh karena itu, kami berharap
kepada pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam rangka menambah
pengetahuan juga wawasan tentang Tumor Otak.

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tumor otak adalah tumor yang menyerang otak, baik dari otak itu sendiri, central nervus
system, maupun selaput pembungkus otak (selaput meningen). Penyakit tumor atau kanker
merupakan penyakit yang sangat berbahaya dan penyebab kematian utama kedua yang
memberikan kontribusi 13% kemaian dari 22% kematian akibat penyakit tidak menular
utama di dunia( Potter & Perry,2005). Tumor otak merupakan penyebab kematian kedua
pada kasus kanker yang terjadi pada anak-anak yang berusia dibawah 20 tahun. Tumor otak
juga merupakan penyebab kematian yang kedua dari semua kasus kanker yang terjadi pada
pria berusia 20-39 tahun. Selain itu tumor otak merupakan penyebab kematian nomor lima
dari seluruh pasien kanker pada wanita yang berusia 20-39 tahun (American Brain Tumor
Association, 2012). Tumor otak terus mengalami peningkatan insidensi selama satu dekade
terakhir di beberapa negara. Angka harapan penderita tumor otak seperti glioma dipengaruhi
oleh beberapa faktor,yaitu usia,stadium,jenis histo PA,ada atau tidaknya defisit neurologi dan
modalitas terapi (Satria,2011).
Hampir semua kanker disebabkan oleh materi genetik abnormal dan transformasi sel
yang abnormal pula. Keabnormalan tersebut bisa jadi disebabkan oleh karsinogen efek
seperti kebiasaan merokok,radiasi,zat-zat kimia dan agen infeksi. Efek karsinogen tersebut
dapat berakibat pada perkembangan sel dari sel normal menjadi sel kanker/tumor karena
terjadi kesalahan dalam replikasi DNA. Pengetahuan mengenai kanker/tumor,yang jua
meliputi kanker/tumor otak penting untukmeningkatkan kepedulian dan kewaspadaan yang
lebih baik terhadap kanker/tumor, sehingga pencegahan dan pengobatan terhadap kanker
akan leih mudah dilakukan.
1.2.Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari tumor otak?
2. Bagaimana manifestasi klinis dari tumor otak?
3. Apa etiologi dari tumor otak ?
4. Bagaimana patofisiologi dari tumor otak ?
5. Bagaimana WOC dari tumor otak ?
6. Apa pemeriksaan penunjang dari tumor otak ?
7. Apa penatalaksanaan dari tumor otak ?
8. Apa saja komplikasi dari tumor otak?
9. Bagaimana pencegahan dari tumor otak ?

1.3.Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi dari tumor otak.
2. Mengetahui manifiestasi klinis dari tumor otak.
3. Megetahui etiologi dari tumor otak.
4. Mengetahui patofisiologi dari tmuor otak.
5. Mengetahui WOC dari tumor otak.
6. Mengetahui pemeriksaan penunjang dari tumor otak.
7. Megetahui pentalaksanaan dari tuor otak.
8. Mengetahui komplikasi dari tumor otak.
9. Mengetahui pencegahan dari tumor otak.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Tumor otak atau tumor intracranial adalah neoplasma atau proses desak
ruangyang timbul di dalam rongga tengkorak baik di dalam kompartemen
supratentorial maupun infratentorial (Satyanegara,2010).
Neoplasma merupakan setiap pertumbuhan sel-sel baru dan abnormal; secara
khusus dapat diartikan sebagai suatu pertumbuhan yang tidak terkontrol dan
progresif. Neoplasma ganas dibedakan dengan neoplasma jinak; neoplasma ganas
menunjukan derajat anaplasia yang lebih besar dan mempunyai sifat invasi serta
metastasis.Disebut juga tumor. Brain tumor merupakan neoplasma, baik yang jinak
maupun ganas, dan lesi-lesi desak ruang yang lain, yang berasal dari inflamasi kronik
yang tumbuh dalam otak, meningen atau tengkorak ( David Ovedoff, (2002)).
Gambaran diagnosis etiologis dapat ditegakkan dari petunjuk epidemiologi,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus, manifestasi klinik maupun pengetahuan
tentang patology.Neoplasma intracranial dapat timbul dari berbagai struktur atau tipe
sel di dalam kubah cranial, meliputi cerebrum, selaput otak, kelenjar pituitary,
tengjorak dan bahkan residual jaringan embrionik. Brain tumor memiliki rentang usia
yang dapat diibaratkan seperti sebuah piramida dengan puncaknya yang kecil pada
populasi anak dan jumlahnya meningkat dimulai pada rentang usia 20 tahun dan
mencapai jumlah maximum 20 kasus per 100000 populasi antara usia 75 hingga 84
tahun. Pengobatan yang dapat dilakukan untuk penderita dapat berupa Supportive
Therapy maupun Definitive Theraphy.

2.2 Manifestasi klinis

1. Gejala dan tanda non spesifik


Meliputi sakit kepala, yang ditemukan pada sekitar separuh pasien, mual dan
muntah yang disebabkan oleh bertambahnya tekanan intracranial. Karena
semakin berkembangnya kemampuan CT Scan dan MRI, sekarang
papiledema dapat dilihat pada kurang dari 10% pasien, bahkan ketika
symptoms tekanan intracranial meningkat.
2. Gejala dan tanda spesifik
Biasanya menunjukan pada keterangan lokasi intracranial tumor. Tanda-tanda
lateral, meliputi hemiparesis, aphasia, dan visual-field deficits nampak pada
sekitar 50% pasien. Kejang, merupakan gejala yang biasa nampak, terjadi
pada sekitar 25% pasien dengan high-grade glioma dan pada sekurangnya
50% dengan low-grade tumor. Seizure dapat terjadi pada keseluruhan maupun
parsial.Stroke-like presentation, Hemorrhage dalam tumor dapat terlihat
seperti stroke, walaupun sakit kepala dan perubahan kesadaran yang
menyertai biasanya lebih berkesan intracranial hemorrhage. Hemorrhage
biasanya berhubungan dengan high-grade glioma, terjadi pada 5%-8% pasien
penderita glioblastoma. Bagaimanapun juga oligodendroglioma memiliki
kecenderungan untuk berdarah, dan hemorrhage terjadi pada 7%-14% low-
grade neoplasma ini. Gangguan sensorik dan fatigue secara tiba-tiba dapat
dilihat pada pituitary tumor, disebut juga pituitary apoplexy.

2.3 Etiologi

Penyebab dari brain tumor belum dapat diketahui secara pasti, walaupun genetik
dan faktor lingkungan dapat berperan dalam perkembangannya. Faktor resiko
meliputi :

a. Herediter
Faktor keturunan memainkan peran yang kecil dalam penyebab brain
tumor.Dibawah 5% penderita glioma mempunyai sejarah keluarga yang
menderita brain tumor.Beberapa penyakit warisan seperti tuberous sclerosis,
neurofibriomatosis tipe I, Turcot syndrome danLi-Fraumeni cancer syndrome,
mempengaruhi pasien menjadi penderita glioma.Bagaimanapun juga, tumor-
tumor tersebut cenderung terjadi pada anak-anak dan orang dewasa dan tidak
terjadi pada mayoritas penderita glioma.
b. Sisa sisa sel embrional
Bangunan- bangunan embrional berkembang menjadi bangunan bangunan
yang mempunyai morfologi dan fungsi yang terintegrasi dalam tubuh.Tetapi
adakalanya sebagian dari bangunan- bangunan embrional tertinggal dalam
tubuh, menjadi ganas dan merusak bangunan di sekitarnya.
c. Radiasi
Jaringan alam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapat mengalami
perubahan degenerasi, namun belum ada bukti radiasi dapat memicu
terjadinya suatu giloma.Pernah dilaporkan bahwa meningioma terjadi setelah
timbulnya suatu radiasi.
d. Lingkungan
Prior cranial irradiation adalah satu-satunya yang beresiko menyebabkan
neoplasma intrakranial
e. Karakteristik gaya hidup
Brain tumor tidak berhubungan dengan gaya hidup seperti merokok, minuman
beralkohol atau penggunaan ponsel.

2.4 Patofisiologi

Tubuh manusia terdiri dari sel- sel. Sel- sel ini tumbuh dan berkembang dengan cara
yang tersusun untuk membentuk sel- sel baru. Apabila sel- sel ini kehilangan
kemampuan untuk mengawal pertumbuhannya, ia akan tumbuh dengan bebasnya.
Sel- sel yang tumbuh berlebihan tanpa dikontrol ini akhirnya menjadi tumor.Tumor
otak menyebabkan gangguan neurologis.Gejala neurologic pada tumor otak ini
biasanya disebabkan oleh 2 faktor gangguan fokal, disebabkan oleh tumor dan
tekanan intracranial.Gangguan fokal terjadi apabila penekanan pada jaringan otak dan
infiltrasi/ infasi langsung pada parenkim otakdan kerusakan jaringan neuron.
Perubahan suplay darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang tumbuh
menyebabkan nekrosis jaringan otak .gangguan suplay darah arteri pada umumnya
bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan mungkin dapat dikacaukan
dengan gangguan cerebrovaskuler primer. Beberapa tumor yang membentuk kista
yang juga menekan parenkim otak sekitarnya sehingga memperberat gangguan
neurologis fokal. Peningkatan tekanan intra kranial dapat diakibatkan oleh beberapa
factor: bertambahnya massa dalam tengkorak, terbentuknya oedema sekitar tumor dan
perubahan sirkulasi serebrospinal. Pertumbuhan tumor menyebabkan bertambahnya
massa, karena tumor akan mengambil ruang yang relative dari ruang tengkorak yang
kaku. Tumor ganas menimbulkan oedema dalam jaringan otak.Obstruksi vena dan
oedema yang disebabkan kerusakan sawar darah otak, semuanya menimbulkan
kenaikan volume intracranial.observasi sirkulasi cairan serebrospinal dari ventrikel
laseral ke ruang sub arachnoid menimbulkan hidrosepalus.

2.5 Pemeriksaan penunjang

1 Arterigrafi atau venticolugram untuk mendeteksi kondisi patologi pada sistem


ventrikel dan cisterna
2 CT- SCAN dasar dalam menentukan diagnose
3 Radiogram, memberikan informasi yang sangat berharga mengenai struktur,
penebalan dan klasifikasi, posisi kelenjar pinelal yang mengapur dan posisi
selatursika.
4 EEG, memberi informasi tentang perubahan kepekaan neuron
5 Ekoensefalogram, memeberi informasi mengenai pergeseran kandungan intra
serebral

2.6 Penatalaksanaan

Pengobatan pada brain tumor dapat berupa initial supportive dan definitive therapy.

a) Supportive therapy
Supportive treatment berfokus pada meringankan gejala dan meningkatkan
fungsi neuroligik pasien.Supportive treatment yang utama digunakan adalah
anticonvulsants dan corticosteroid.Anticonvulsants Anticonvulsants diberikan
pada pasien yang menunjukan tanda-tanda seizure.Phenytoin (300-400mg/d)
adalah yang paling umum digunakan, tapi carbamazepine (600-1000mg/h),
Phenobarbital (90-150mg/h), dan valproic acid (750-1500mg/h) juga dapat
digunakan.Corticosteroids Corticosteroid mengurangi edema peritumoral dan
mengurangi tekanan intracranial.Efeknya mengurangi sakit kepala dengan
cepat.Dexamethasone adalah corticosteroid yang dipilih karena aktivitas
mineralocorticoid yang minimal.Dosisinya dapat diberikan mulai dari 16
mg/h, tetapi dosis ini dapat ditambahkan maupun dikurangi untuk mencapai
dosis yang dibutuhkan untuk mengontrol gejala neurologik.
b) Definitive therapy
Definitive treatment intracranial tumor meliputi pembedahan, radiotherapy,
kemoterapi dan yang sedang dikembangkan yaitu immunotherapy.
❖ Pembedahan
Berbagai pilihan pembedahan telah tersedia, dan pendekatan
pembedahan yang dipilih harus berhati-hati untuk meminimalisir
resiko deficit neurologic setelah operasi. Tujuan pembedahan : (1)
menghasilkan diagnosis histologic yang akurat, (2) mengurangi tumor
pokok, (3) memberikan jalan untuk CSF mengalir, (4) mencapai
potensial penyembuhan. Terapi Radiasi Terapi radiasi memainkan
peran penting dalam pengobatan brain tumor pada orang dewasa.
❖ Terapi radiasi
adalah terapi nonpembedahan yang paling efektif untuk pasien
denganmalignant glioma dan juga sangat penting bagi pengobatan
pasien dengan low-grade glioma. Kemoterapi Kemoterapi hanya
sedikit bermanfaat dalam treatment pasien dengan malignant glioma.
❖ Kemoterapi
tidak memperpanjang rata-rata pertahanan semua pasien, tetapi sebuah
subgroup tertentu nampaknya bertahan lebih lama dengan penambahan
kemoterapi dan radioterapi. Kemoterapi juga tidak berperan banyak
dalam pengobatan pasien dengan lowgrade astrocytoma.Sebaliknya,
kemoterapi disarankan untuk pengobatan pasien dengan
oligodendroglioma.
❖ Imunoterapi
Imunoterapi merupakan pengobatan baru yang masih perlu diteliti
lebih lanjut.Dasar pemikiran bahwa sistem imun dapat menolak tumor,
khususnya allograft, telah didemonstrasikan lebih dari 50 tahun yang
lalu.Hal itu hanya sebuah contoh bagaimana sistem imun dapat
mengendalikan pertumbuhan tumor. Tumor umumnya menghasilkan
level protein yang berbeda (dibandingkan protein normal) disekitar
jaringan, dan beberapa protein mengandung asam amino substitusi
atau deletions, atau mengubah phosphorylation atau glycosylation.
Beberapa perubahan protein oleh tumor sudah mencukupi bagi sistem
imun untuk mengenal protein yang dihasilkan tumor sebagai antigenik,
dan memunculkan imun respon untuk melawan protein-protein
tersebut.

2.7 Komplikasi

a. Edema serebral
Peningkatan cairan otak yang berlebihan yang menumpuk disekitar lesi
sehingga menambah efek massa yang mendesak. Edema serebri dapat terjadi
ekstrasel dan intrasel
b. Hidrosefalus
Peningkatan intracranial yang disebabkan oleh ekspansin massa dalam rongga
cranium yang tertutup dapat di eksaserbasi jika terjadi obstruksi pada aliran
cairan serebrospinal akibat massa
c. Herniasi otak
Peningkatan intracranial yang terdiri dari herniasi sentra, unkus, dan singuli
d. Kematian
Kematian adalah gangguan fungsi luhur.Gangguan ini sering diistilahkan
dengan gangguan kognitif dan neurobehavior sehubungan dengan kerusakan
fungsi pada area otak yang ditumbuhi tumor atau terkena pembedahan
maupun radioterapi.
e. Gangguan kognitif dan neurobehavior
Sehubungan dengan kerusakan fungsi pada area otak yang ditumbuhi tumor
atau terkena pembedahan maupun radioterapi.Neurobehavior adalah
keterkaitan perilaku dengan fungsi kognitif dan lokasi / lesi tertentu di otak.
f. Disartria
Gangguan wicara karena kerusakan di otak atau neuromuschular perifer yang
bertanggung jawab dalam proses bicara
g. Disfagi
Merupakan komplikasi lain dari penderita ini yaitu ketidakmampuan menelan
makanan karena hilangnya refleks menelan. Gangguan bias terjadi di fase
oral, pharyngeal atau oesophageal. Komplikasi ini akan menyebabkan
terhambatnya asupan nutrisi bagi penderita serta beresiko aspirasi pula karena
muntahnya makanan ke paru
h. Kelemahan otot
Terjadi pada pasien tumor otak umumnya dan yang mengenai saraf khususnya
ditandai dengan hemiparesis, paraparesis dan tetraparesis.

2.8 Pencegahan

a) Hindari stress dan terapkan koping yang efektif terhadap stress


b) Terapkan pola hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi
seimbang dan olahraga secara teratur
c) Hindari menggunakan telepon seluler yang terlalu lama dan penggunaan
headset ketika berkomunikasi dengan orang lin melalui telepon
d) Hindari rokok
2.9 WOC

Herediter trauma Virus radiasi


onkogenik(rotavirus)

Peregangan epidural

Mengenai lobus
Pertumbuhan sel yang Obstruksi cairan
abnormal serebrospinal dari ventrikel
Nyeri kepala
lateral ke subarachnoid

Gangguan visual
Tumor otak
hidrosephalus Papil edema

Penambahan massa otak dan atau cairan otak

Bergesernya ginus
Kerusakan pembuluh Kompresi jaringan otak Mengenai lobus Mengenai batang otak medialis lobus temporal
darah otak terhadap sirkulasi darah frontalis ke inferior melalui insisura
dan O2 tentorial

Perpindahan cairan
intrafaskuler ke jaringan Penurunan suplai O2 ke Kompresi daerah
serebral motorik Iritasi pusat vegal di Herniasi medulla
jaringan otak akibat
medulla oblongata oblongata
obstruksi
Volume intracranial naik iskemik hemiparesis
Mual dan muntah Menekan pusat saraf
(PTIK) napas

Mengganggu fungsi Gangguan Nutrisi kurang dari


Gangguan perfusi Ketidakefektifan pola
spesifik bagian otak mobilitas fisik kebutuhan tubuh
jaringan serebral napas
tempat tumor

Nyeri kronis Mengenai lobus


parietalis

Kejang fokal Resiko tinggi cedera


BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

Kasus

Tn. A datang ke RS.BW tanggal 10 september 2019 pukul 22.00 dengan keluhan nyeri kepala
yang sangat berat hingga mual&muntah, serta ada riwayat kejang.berdasarkan hasil pemeriksaan
ttv RR:30X/mnt TD:140/100mmHg Nadi: 100x/mnt Suhu 40°C CRT 4 detik. Terdengar suara
ronchi pernafasan klien tampak tersengal-sengal dan tidak nafsu makan akhir-akhir ini akral
klien teraba hangat dan teraba pucat. Pasien berjalan tidak seimbang selama satu bulan. Terdapat
papilledema, penglihatan kabur. Pasien mengalami penurunan kesadaran dengan GCS 4,4,5 dan
terlihat lemah. Pada bulan lalu pasien dirujuk ke rumah sakit karena jatuh dari sepeda motor
pasien melakukan pmeriksaan CT Scan karena dicurigai adanya perdarahan di otak akibat trauma
kepala. Hasil CT Scan didapatkan suatu massa yang dicurigai sebagai tumor otak di kepala
bagian kiri. Tn A menolak dilakukan tindakan operasi dan pulang paksa.
NO DIAGNOSA KRITERIA HASIL INTERVENSI
KEPERAWATAN
1. Nyeri Kronis b.d kerusakan ➢ Tujuan : 1. Kaji nyeri secara
pada pembuluh darah otak Setelah dilakukan komprehensif
perawatan selama 3x 24 (lokasi,karateristik,durasi,frekuen
jam hasil yang si,kualitas,&faktor presipitasi)
diharapkan sesuai 2. Gunakan teknik komunikasi
dengan kriteria. terapeutik untuk mengetahui
➢ Kriteria hasil : pengalaman nyeri klien
1. Keluhan nyeri sebelumnya
menurun (1) 3. Kontrol faktor lingkungan
2. Px tidak terlihat yang mempengaruhi nyeri
meringis (1) 4. Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologis&nonfarmakologis)
5. Kolaborasi pemberian
analgetik untuk mengurangi nyeri

2. Ketidakefektifan pola nafas b.d ➢ Tujuan : 1. Manajemen jalan nafas


adanya ronchi Setelah dilakukan 2. Pemantauan respirasi
perawatan selama 1x24 3. Dukungan ventilasi
jam masalah pasien 4. Manajemen energi
dapat teratasi. 5. Dukungan emosional
➢ Kriteria hasil :
1. Ventilasi semenit (2)
2. Kapasitas vital (2)

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan ➢ Tujuan : 1. Identifikasi status nurisi


tubuh b.d adanya mual muntah Setelah dilakukan 2. Monitor asupan makanan
perawatan selama 3x24 3. Identifikasi makanan yang
jam nutrisi pasien dapat disukai
seimbang 4. Monitor berat badan
➢ Kriteria hasil : Im
1. Asupan cairan (4)
2. Energi untuk makan (4)
3. Asupan nutrisi (4)
Implementasi

No Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi


1. Nyeri Kronis b.d kerusakan 1. Mengkaji nyeri secara S: pasien mengatakan nyeri
pada pembuluh darah otak komprehensif berkurang sedikit
2. Menggunakan teknik O: pasien sedikit merintih kesakitan
komunitas terapeutik A : masalah teratasi sebagian
3. Mengkontrol faktor P : lanjutkan intervensi 5, 2, 1
lingkungan yang
mempengaruhi nyeri
4. Memilih dan melakukan
penanganan nyeri
5. Mengkolaborasi
pemberian analgesik
untuk mengurangi nyeri
2. Ketidakefektifan pola nafas 1. Manajemen jalan nafas S : pasien mengatakan sudah tidak
b.d adanya ronchi 2. Memantau respirasi merasakan sesak
3. Mendukung ventilasi O : pasien tidak terlihat sesak
4. Manajemen energi A : masalah teratasi
5. Memberikan dukungan P : intervensi dihentikan
emosional kepada pasien

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan 1. mengidentifikasi status S : pasien mengatakan masih mual
tubuh b.d adanya mual muntah nurtisi O : berat badan tetap
2. memonitor asupan A : masalah teratasi sebagian
makanan P : lanjutkan intervensi 1, 2, 4
3. mengidentidentifikasi
makanan yang disukai
4. memonitor berat badan
BAB IV

PENUTUP

4.1 kesimpulan

Tumor otak adalah tumor yang menyerang otak, baik dari otak itu sendiri, central nervus system,
maupun selaput pembungkus otak (selaput meningen). Penyakit tumor atau kanker merupakan
penyakit yang sangat berbahaya dan penyebab kematian utama kedua yang memberikan
kontribusi 13% kemaian dari 22% kematian akibat penyakit tidak menular utama di dunia( Potter
& Perry,2005). Tubuh manusia terdiri dari sel- sel. Sel- sel ini tumbuh dan berkembang dengan
cara yang tersusun untuk membentuk sel- sel baru. Apabila sel- sel ini kehilangan kemampuan
untuk mengawal pertumbuhannya, ia akan tumbuh dengan bebasnya. Sel- sel yang tumbuh
berlebihan tanpa dikontrol ini akhirnya menjadi tumor.Tumor otak menyebabkan gangguan
neurologis.
DAFTAR PUSTAKA

Nuranif,Amin Huda,dkk.2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Beradsarkan Diagnosa Medis


dan NANDA NIC-NOC. Yogyakarta. Mediaction.

American Brain Tumor Association (ABTA). 2012. About Brain Tumors a Primer for
Patients and Caregivers. Chicago : ABTA. Pp. 76 – 78.

Satyanegara.(2010).Ilmu Bedah Saraf Edisi 4. Jakarta. Penerbit Gramedia Pustaka Utama

Anda mungkin juga menyukai