Hari/tanggal: Senin,13-09-2021
Kelas: D3kp2b
Di Susun Oleh:
2020/2021
KATA PENGANTAR
Meskipun penulis berharap isi dari tugas ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar tugas ini dapat
lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar tugas ini bermanfaat bagi
semua pembaca.
RESUME TUMOR PADA SARAF PUSAT DAN TETANUS
b) ETIOLOGI
Tumbuhnya tumor otak disebabkan oleh perubahan atau mutasi genetik
di dalam sel otak. Penyebab perubahan genetik ini masih belum diketahui.
Namun, terdapat beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko
seseorang terkena tumor otak, yaitu::
a. Herediter
b. Sisa-sisa embrional
c. Radiasi
d. Virus
e. Substansi-substansi Karsinogenik
c) PATOFISIOLOGI
Tumor otak menyebabkan gangguan neurologik progresif. Gangguan
neurologik pada tumor otak biasanya dianggap disebabkan oleh dua
faktor :
d) GEJALA KLINIS
Gejala Serebral Umum
Nyeri Kepala
e) DIAGNOSA
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang:
Elektroensefalografi (EEG)
Arteriografi
• Abses intraserebral
• Epidural hematom
• Meningitis kronik
B. TETANUS
a) PENGERTIAN
Tetanus adalah kondisi kaku dan tegang di seluruh tubuh
akibat infeksi kuman. Kaku dan tegang seluruh tubuh ini
terasa menyakitkan dan dapat menyebabkan kematian.
Gejala tetanus akan muncul dalam 4-21 hari setelah
terinfeksi.Kuman atau bakteri tetanus masuk ke dalam tubuh
melalui luka pada kulit, dan akan mengeluarkan racun untuk
menyerang saraf. Bakteri ini bernama Clostridium tetani,
yang banyak ditemukan pada tanah, debu, atau kotoran
hewan. Tetanus didefinisikan sebagai penyakit akut yang
ditandai dengan spasme dan rigiditas otot yang disebabkan
oleh infeksi Clostridium tetani. Gejala tetanus bervariasi
mulai dari kesulitan membuka mulut (trismus), kesulitan
menelan (disfagia), kaku kuduk, opistotonus, hingga spasme
laring yang dapat menimbulkan gagal napas. Gejala-gejala
tersebut ditimbulkan akibat toksin yang diproduksi oleh
bakteri anaerob Clostridium Tetani yang masuk melalui luka.
b) ETIOLOGI
c) PATOFISIOLOGI
Patofisiologi tetanus dimulai dengan masuknya spora bakteri Clostridium
Tetani melalui luka sebagai port d’entree. Luka tusuk, jaringan nekrotik
dan luka yang terinfeksi merupakan luka yang lebih berisiko menimbulkan
tetanus. Pada luka-luka tersebut tercipta kondisi anaerob yang kemudian
menjadi lingkungan optimal bagi proses germinasi (spora berubah menjadi
bentuk vegetatif) dan multiplikasi bakteri Clostridium Tetani. Pada proses
tersebut bakteri Clostridium Tetani akan memproduksi 2 jenis toksin, yakni
tetanospasmin dan tetanolisin.Clostridium Tetani juga merupakan bakteri
yang menyebabkan terjadinya tetanus neonatorum. Peran Tetanospasmin
dalam Patofisiologi Tetanus yaitu tetanospasmin merupakan toksin yang
menimbulkan gejala klinis pada pasien tetanus. Tetanospasmin
merupakan polipeptida yang terdiri dari rantai berat (100.000 Da) dan
rantai ringan (50.000 Da). Rantai berat akan memfasilitasi masuknya
toksin ke dalam sel saraf, sedangkan rantai ringan akan bekerja pada
presinaps. Tetanospasmin akan berikatan dan melalui proses internalisasi
dengan ujung saraf motor perifer kemudian akan memasuki akson dan
ditranspor secara retrograd ke inti sel saraf di dalam batang otak dan
medula spinalis.
d) GEJALA KLINIS
-Demam
-Pusing
-Berkeringat berlebihan
-Jantung berdebar
Terlebih lagi sudah muncul gejala yang khas untuk tetanus, antara lain:
-Sulit menelan
-Sulit bernapas
e) DIAGNOSA